Anda di halaman 1dari 10

KHOIRUL ANAM

Jawaban

I. A. Benar
B. Prinsip-prinsip dalam manajemen risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Perumusan tujuan
Kejelasan visi dan misi perusahaan menjadi pedoman untuk menentukan langkah-
langkah rasional dan strategi yang harus ditempuh, salah satunya yaitu tujuan yang
hendak dicapai dalam pengelolaan risiko perusahaan melalui langkah-langkah
antisipasi risiko secara umum yang bertujuan untuk menghindari segala bentuk
pemborosan.
2. Kesatuan arah
Dalam menjalankan suatu kegiatan dalam perusahaan, maka harus mempunyai
tujuan yang sama dengan yang diarahkan oleh pimpinan. Dalam buku prinsip-prinsip
manajemen dikatakan, seorang karyawan yang bekerja di salah satu bagian hanya
menerima instruksi mengenai kegiatan tertentu dari seorang kepala bagian yang
menjadi atasannya.
3. Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang dalam sebuah perusahaan perlu
dilakukan sehingga setiap unit mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung
jawab yang diembannya. Tujuan dari pendelegasian wewenang adalah untuk
mencapai hasil akhir yang maksimal sesuai yang diinginkan dengan mendelegasikan
sebagian tugasnya pada bawahan.
4. Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen atau proses pengintegrasian,
sinkronisasi, serta penyederhanaan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara
terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi
diharapkan tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa koordinasi, maka
sulit didapatkan tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
5. Pengawasan
Dengan adanya prinsip pengawasan, maka dapat diketahui tentang hasil yang telah
dicapai. Pengawasan dapat berfungsi untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
telah dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan harus
dilakukan guna menghindari penyalahgunaan wewenang.
II. A. Benar
B. Terdapat empat prasyarat utama manajemen resiko, yaitu:
1. Kebijakan Manajemen Risiko
Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari
kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan komitmennya.
Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan
organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut.
Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat
diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.
2. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil
A. Komitmen Manajemen; Organisasi harus dapat memastikan bahwa:
 Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai
dengan standar
 Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen
organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai
dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.
B. Tanggung jawab dan kewenangan; Tanggung jawab, kekuasaan dan hubungan
antar anggota yang dapat menunjukkan dan membedakan fungsi kerja didalam
manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya untuk hal-hal sebagai
berikut:
 Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
 Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas
yang masih dapat diterima.
 Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan
manajemen risiko.
 Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
 Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
 Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
C. Sumber Daya Manusia; Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
relevan dengan pekerjaannya seperti pelatihan manajerial, dan lain sebagainya.
3. Implementasi Program
Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat
berjalan secara efektif pada sebuah organisasi. Langkah-langkah yang akan
dilakukan tergantung pada filosofi, budaya dan struktur dari organisasi tersebut.
4. Tinjauan Manajemen
Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik, harus
dapat memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan
dengan standar yang digunakan dan dengan tahap-tahap berikutnya.
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.
Elemen utama dari proses manajemen risiko, seperti yang terlihat pada gambar
meliputi:
 Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang
lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
 Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
 Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang
ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X
konsekuensi).
 Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria
standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk
beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat
risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori
yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja
tanpa harus melakukan pengendalian.
 Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan
konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode,
bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
 Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen
risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang
perlu dilakukan.
 Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil
keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen

risiko yang dilakukan.


Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen
risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen
risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk
membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan
daerah dengan risiko yang spesifik.

III. A. Benar
B. Pelaksanaan Komite
1. Komite Manajemen Risiko (KMR)
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Risk Management Committee (RMC)
adalah
mengevaluasi dan memberikan rekomendasi mengenai penerapan manajemen
risiko terkait hal-hal sebagai berikut :
 Penyusunan kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, termasuk
strategi manajemen risiko dan contingency plan dalam kondisi eksternal
tidak normal terjadi (worst case scenario);
 Perbaikan dan penyempurnaan penerapan manajemen risiko yang
dilakukan secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu
perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi
kecukupan permodalan dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi
terhadap efektivitas penerapan tersebut;
 Penetapan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-
keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal
(irregularities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang
signifikan dibandingkan dengan rencana bisnisbank yang telah
ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang
melampaui limit yang telah ditetapkan;
 Pembahasan terhadap penerapan metodologi manajemen risiko
termasuk diantaranya model-model pengukuran risiko bank termasuk
limit risiko;
 Pembahasan atas pelaporan penilaian profil risiko bank.
2. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT)
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko Terintegrasi
(KMRT) adalah untuk memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama
mengenai penerapan manajemen risiko paling kurang:
 Penyusunan dan perbaikan Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi;
dan
 Perbaikan atau penyempurnaan Kebijakan Manajemen Risiko
Terintegrasi antara lain
 berupa penyempurnaan strategi dan kerangka Risiko berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan.
IV. A. Benar
B. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan resiko Statistik, Pertama kita harus melakukan
pengukuran statistic atas resiko tersebut hal ini Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari
peluang atau frekuensi.Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan
rasio darikejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atauhasil.
Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0menandakan kejadian atau
hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadianatau hasil yang pasti. Konsep
probabilitas yaitu dengan konsep mengenai "samplespace"(lingkup kejadian) dan event
suatu kejadian atau peristiwa. Sample Space(Set S) merupakan suatu set dari kejadian
tertentu yang diamati. Misalnya :jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama
periode tertentu. Suatu Set Sbisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau event (Set E).
misalnya : jumlahkecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi & mobil
penumpangumum.
Faktor-faktor resiko statistic umumnya sebagai berikut:
1. Risiko Pasar
Definisi Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan
yangdisebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari
kendaliperusahaan.Risiko pasar sering disebut juga Risiko menyeluruh, karena
sifatumumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh
perusahaan.
2. Risiko Harga Komoditi
Perusahaan dapat terpengaruh oleh risiko harga komoditi karena
beberapafaktor tertentu, seperti kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan
penyediaandi pasar, dan lingkungan global perekonomian
3. Risiko Operasional
Perseroan telah melakukan pemetaan dan penilaian atas berbagai
aktivitasutama yang menghasilkan nilai tambah bagi Perseroan. Risiko atas
aktivitastersebut, antara lain :
Health, Safety, Environment (HSE):Kecelakaan di tempat kerja,pembuangan
limbah yang tidak benar, kontaminasi bahan bakar
Gangguan Produksi: Banjir di area tambang, longsor di area tambangdan jalan
yang licin
Kualitas Produk:Kualitas batubara yang buruk, kontaminasi pada produkyang
diterima konsumen
Kontraktor:Kinerja buruk dari kontraktor utama, berhentinya kontraktor
4. Risiko KeuanganRisiko-risiko keuangan mencakup fluktuasi nilai tukar dan
risikoketersediaan fasilitas pinjaman, mengingat beberapa transaksi dilakukan
dalammata uang Rupiah, sedangkan pendapatan Perusahaan didominasi oleh
mata uangUS Dolar. Oleh karenanya, posisi keuangan Perusahaan dapat
dipengaruhi olehpergerakan nilai tukar mata uang US Dolar terhadap
Rupiah.Sebagai tambahan, Perseroan bergantung pada ketersediaan
fasilitaspinjaman terhadap modal kerja Perusahaan dan operasional yang
berkelanjutan.Sentimen negatif dari industri perbankan terhadap industri
pertambangan secaraumum, industri batubara secara khususnya, dapat
berpengaruh terhadapkemampuan Perusahaan untuk mendapatkan fasilitas
pinjaman.
5. Risiko PeraturanIndustri batubara diatur oleh pemerintah. Setiap perubahan
terhadapkebijakan pemerintah, seperti royalti, Domestic Market Obligation
(DMO), dansebagainya akan berpengaruh terhadap kinerja Perseroan.
V. A. Benar
B. STRATEGI SOLUSI PROBLEM Y2K
Dalam penyelesaian problem ini ada 5 langkah strategis yang perlu dilakukan yaitu: tahap
pertama adalah melakukan penelaahan keadaan (assessment) yang dimaksudkan sebagai
awal analisa dari kondisi problem, pada tahap ini dilakukan inventarisasi dan investasi
seluruh sistem-sistem teknologi informasi serta kaitannya dengan operasi aplikasinya. Pada
tahap ini juga dilakukan analisa terhadap dampak problem Y2K terhadap sistem operasional
bisnis. Dengan melakukan penelahaan ini maka kita dapat dengan jelas melihat peta
problem Y2K yang akan dihadapi secara menyeluruh sehingga dapat merancang strategi
solusi terbaik yang sesuai dengan ketersediaan sumberdaya untuk menangani masalah Y2K
ini. Tahap penyusunan strategi dilakukan berdasarkan peta problem yang diperoleh dari
hasil penelahaan. Strategi m1 meliputi penyusunan skenario solusi, penyusunan skala
prioritas, anggaran, dan perencanaan sumberdaya yang dibutuhkan. Tahap ketiga adalah
implementasi di mana strategi yang dirancang diimplementasikan, pada tahap ini
dilakukan perbaikan pada program, penggantian atau upgrade terhadap
perangkatperangkat keras, perubahan terhadap data dalam basisdata. Sedangkan tahap ke
empat adalah pengujian yang merupakan tahap yang menyedot sumberdaya hampir sekitar
40% dan seluruh sumberdaya pekeljaan ini. Tahap terakhir adalah integrasi kembali ke
dalam system operasional. Mengingat seluruh tahap-tahap diatas harus dikerjakan dengan
batas waktu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi yaitu : 31 Desember 1999, maka kegiatan
penanganan problem ini seharusnyasudah dimulai sejak tahun 1995. Menurut software
productivity researchJika kegiatan ini dimulai pada tahun 1995 maka kemungkinan selesai
pada waktunya mendekati 100%, sedangkan hila dimulai tahun 1998 kemungkinan hanya
dapat mencapai maksimal 60% saja dapat diselesiakan. Dari hasil penelaahan dan survai IDC
terhadap perusahaan-perusahaan di Asia-Pasifik, India yang paling siap menghadapi
problem Y2K karena 40% respondennya menyatakan sudah memulai kegiatan
penanganannya sejak tahun 1996, sedangkan di Cina hanya 8 % saja yang sudah memulai.
Pengaruh problem Y2K terhadap system komputer itu sendiri sebetulnya dari pengamatan
terhadap sistem-sistem yang ada memang ada sistem yang terkena dampak dengan skala
100%, tetapi ban yak juga yang berkisar pada skala I 0%. Setelah selesai tahap penelahaan
terhadap system komputer yang ada, maka sistem yang terkena damapak problem Y2K
dapat dikelompokkan dalam emapat kategori yaitu: fatal, kritis, marjinal, dan diinginkan.
Katagori fatal: apabila dampak Y2K mempengaruhi seluruh kegiatan lembaga tersebut baik
karena penggunaan komputer atau peraturannya. Kategori kritis apabila dampak Y2K
mempengaruhi komputemya mengalami kekacauan pada saat pergantian tahun 1999 ke
tahun 2000, tetap dianggap 1900, perbaikan tidak harus dilakukan sebelum deadline, tetapi
dapat ditunda sampai beberapa tahun atau bahkan dibiarkan samapi umur waktu sistem
tersebut habis dan diganti sistem baru yang sudah bebas
dari milleneum bug.
VI. A. Benar
B. Berikut adalah Jawabannya
 Legal Covemance/Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya
aktifitas usaha.
 Legal consistency keselarasan antara kegiatan dan aktifitas yang dilakukan dengan
peraturan yang berlaku, direksi wajib memastikan. Legal completeness upaya yang
dilakukan korporasi agar seluruh hal yang diatur undang-undang dapat
diimplementasikan, direksi wajb memastikan itu semua.
  Pengertian legal competencies adalah kemampuan memamhami ihwal undang-
undang kebebasan berpendapat, seperti yang tercantum dalam the freedom of
international Act (FOIA), the First Amendment, hak cipta, dan sebagainya. serta
kaitannya dengan tugas-tugas profesi kewartawanan dan dampaknya terhadap
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai