Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS RISIKO PASAR MODAL SYARIAH DAN KEUNGGULAN

PRODUK REKSADANA SYARIAH


Tugas
Manajemen Investasi Syariah
Dosen Pengampu:

Dr. Misnen Ardiansyah, S.E., M.SI., AK., CA

Oleh:
Andro Agil Nur Rakhmad

1520310017

Riza Rizki Faozan Syakur

1520310060

Rani Eka Andatu

1520310083

Sumiati Tomadehe

1520310094

KONSENTRASI KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM PASCASARJANA PRODI HUKUM ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
1|Page

A. Latar Belakang
1. Definisi Dan Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi
oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai
organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap
risiko. Enterprise Risk Management adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk
mengelola

risiko

kredit,

risiko

pasar,

modal

ekonomis,

transfer

risiko,

untuk

memaksimumkan nilai perusahaan (Lam, James, Enterprise Risk Management, Wiley, 2004).
2. Manajemen risiko organisasi mempunyai elemen-elemen berikut ini:
Identifikasi Misi : Menetapkan Tujuan manajemen risiko
Penialaian Risiko dan Ketidakpastian : Mengidentifikasi dan mengukur risiko
Pengendalian Risiko : Mengendalikan risiko melalui diversifikasi, asuransi, hedging,
penghindaran, dll
Pendanaan Risiko : Bagaimana membiayai manajemen risiko
Administrasi program : Administrasi organisasi, seperti manual, dsb

3. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Risiko


Manajemen Risiko pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan
alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko
secara lebih transparan. Sebagai sebuah proses menyeluruh, Manajemen Risiko menyentuh
hampir setiap aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan
untuk menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima seorang
karyawan baru.
Berdasarkan konsep dasar di atas salah satu paradigma penting yang ditawarkan oleh
Manajemen Risiko di dalam mengelola risiko adalah bahwa risiko dapat didekati dengan
menggunakan suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan berkat
berkembangnya teori probabilitas dan statistik yang memungkinkan kita memiliki alat untuk
memilah, meng-quantify dan mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa
statistik mengandung didalamnya ingatan numerik (numerical memory) yang bertitik tolak

2|Page

dari hal itu kita dapat membaca suatu alur tertentu yang memungkinkan kita memproyeksikan
kemungkinankemungkinan yang akan kita hadapi di masa mendatang.
Bagaimanapun, Manajemen Risiko tetaplah hanya alat bantu bagi manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Manajemen Risiko bukanlah sekedar angka statistik, teknik
ataupun teknologi. Wujud penerapan terbaik Manajemen Risiko merupakan suatu proses
membangun kesadaran tentang Risiko di seluruh komponen organisasi, suatu proses
pendidikan bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Manajemen Risiko
tanpa harus dikendalikan olehnya, dan mengembangkan naluri pengambilan keputusan yang
kuat (khususnya terhadap risiko).
Bertitik tolak dari hal-hal di atas, terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi di
dalammengembangkan dan menerapkan suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
1. Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas,
khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi/disembunyikan
akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per definisi, tidak akan dapat dikelola
dengan baik.
2. Pengukuran yang Akurat
Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan mensyaratkan
investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang akan digunakan sebagai
syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.
3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan yang
diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada suatu
keputusan yang berisiko fatal.
4. Diversifikasi
Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi sebagai
sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut pola pemantauan yang konstan dan

3|Page

konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi (Risiko) dapat muncul setiap saat seiring
dengan berbagai perubahan yang terjadi di dunia.
5. Independensi
Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok Manajemen Risiko
yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan. Prinsip ini tidak sekedar berbicara
tentang kewenangan dan level tanggung jawab dari kelompok Manajemen Risiko dan
kelompok/unit lainnya dalam perusahaan, melainkan juga tentang tentang visi perusahaan
dan kualitas interrelasi antara kelompok Manajemen Risiko dengan kelompok/unit lainnya,
dan juga antar kelompok/unit yang melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko
tertentu.
6. Pola Keputusan yang Disiplin
Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan pengukuran risiko namun
kualitas keputusan tetap saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan cara
terbaik untuk menggunakan alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki
oleh alat/teknik tersebut.
7. Kebijakan
Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu
perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang jelas. Policy
harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko perusahaan
dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi dari proses
pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk memberikan kejelasan
mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak internal maupun untuk pihak eksternal
seperti regulator dan para analis.
Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun suatu
kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh, prinsip-prinsip
tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan model Manajemen Risiko
dalam suatu perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam serta konsistensi dalam menggunakan
prinsip-prinsip tersebut, maka penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko
tidak akan memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh.
4|Page

B. MARKET RISK MANAGEMENT


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan kondisi dan situasi pasar diluar kendali perusahaan. Risiko pasar sering
disebut juga sebagai risiko menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh
dan dialami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis
ekonomi Indonesia tahun 1997 dan 1998, Coupdtat yang terjadi d Filipina pada saat presiden
Marcos diambil alih oleh kekuatan people power hingga Corazon Aquino menjadi presiden,
Amerika Serikat pada kasus subrime mortgage 2007, Thailand pada saat Bank sentral
Thailand melakukan Deviasi Bath yang menyebabkan terjadinya kegoncangan ekonomi
Thailand secara menyeluruh, perang teluk yang menyebabkan beberapa negara di kawasan
Timur Tengah seperti Iraq dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus
lainnya.1
Kondisi dan situasi pasar dengan berbagai stabilitas dan instabilitasnya mampu
memberikan pengaruh pada kontinuetas dan profit perusahaan. Jika situasi dan kondisi
tersebut masih berada dalam posisi kendali manajemen (management control) maka hal
tersebut masih dianggap aman, namun jika hal tersebut sudah diluar kendali (uncontroller)
maka perusahaan akan mengalami permasalahan, baik secara finansial maupun non-finansial.
Perusahaan dengan berbagai instrument kebijakan yang dimiliki berusaha maksimal untuk
meminimalisasi dan bahkan menghilangkan resiko.
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan
organisasi. Misalnya suatu perusahaan mempunyai portofolio sekuritas saham yang dibeli
dengan harga Rp. 1 Miliar, kemudian harga saham tersbut jatuh sehingga nilai pasar saham
tersebut turun menjadi Rp. 800 juta. Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena
portofolio sahamnya turun sebesar Rp. 200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga
saham bergerak ke arah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini turun). Maka untuk
mengetahui risiko pasar yang dihadapi, maka dilakukan pengukuran risiko. Adapun risiko
pasar pengukurannya dengan deviasi standar, kemudian tekhnik Value at Risk (VaR),
kemudian dengan tekhnik Stress-Testing.2

1
2

Irham Fahmi, Manajemen Risiko: Teori, Kasus,dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.69.
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2009) hlm. 145.

5|Page

C. Karakter Manajemen Risiko


Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang berbeda dengan bank
konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis resiko yang khas melekat pada bank-bank
yang beroprasi secara syariah. Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara bank Islam
dengan bank konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur, melainkan pada
apa yang dinilai. Adapun karakter manajemen risiko pada bank Islam, adalah :
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya mencakup berbagai
risiko yang ada pada bank pada umumnya, melainkan juga meliputi risiko yang khas hanya
ada pada bank-bank yang beroprasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, keunikan
bank Islam terletak pada enam hal, yaitu :
a. Proses transaksi pembiayaan,
b. Proses manajemen,
c. Sumber daya manusia (insani),
d. Teknologi,
e. Lingkungan eksternal,
f. Kerusakan.

2. Penilaian Risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank Islam terlihat pada hubungan antara probability dan
impact, atau biasa dikenal sebagai Qualitative Approach.
D. Reksadana Syariah Lebih Menguntungkan (PT CIMB PAM)3
Fund Manager PT CIMB Principal Asset Management Cholis Baidowi menilai
industri syariah masih akan menjadi instrumen yang menarik di tengah ketidakpastian
perekonomian global. Ia memprediksi kapitalisasi pasar produk investasi syariah masih akan
tumbuh 10,6 persen dalam pertumbuhan rata-rata tahunan antara 2010-2020. "Bahkan lebih
menarik selama krisis keuangan global," katanya di Hotel The Ritz Carlton Jakarta, Senin, 9
September 2013.

www.tempo.co

6|Page

Cholis menuturkan potensi reksadana syariah sebagai alternatif diversifikasi investasi


yang defensif. Alasannya, reksadana syariah dapat unggul karena tidak memiliki saham
perbankan. Cholis mencontohkan kebijakan Bank Indonesia dalam memperketat kebijakan
pembatasan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) menjadi 92 persen dan naiknya giro
wajib minimum ke 4 persen akan memperlambat pertumbuhan pinjaman perbankan. Hal
tersebut, tidak dialami oleh reksadana syariah karena Jakarta Islamic Index mampu
mengungguli indeks harga saham gabungan 12-14 persen.
Secara keseluruhan, Cholis mengatakan, selama 2013 Jakarta Islamic Index sudah
mengungguli indeks harga saham gabungan 11 persen dan LQ45 14 persen. Menurut dia,
kondisi tersebut terjadi karena saham dengan tingkat utang di atas 45 persen tidak dapat
masuk ke dalam daftar saham syariah. "Hal itu sudah terbukti pada 2005-2006 dan 20082009," ujar dia.
Sebagai perbandingan, Cholis merincikan, perpekstif pasar domestik sejak 22 Mei
hingga Agustus lalu indeks harga saham telah terkoreksi 21,3 persen yang disebabkan aksi
jual investor asing sebesar Rp 32 triliun. Aksi tersebut, menyebabkan valuasi indeks harga
saham mencapai titik terendah selama 3 tahun terakhir.
Selain itu, kata Cholis, arus modal keluar juga didorong oleh melemahnya data
ekonomi domestik dan melemahnya nilai tukar rupiah sejak awal tahun. Sedangkan dari pasar
obligasi, yield dari obligasi negara naik ke 8,4 persen untuk rupiah dan 6,2 persen untuk dolar
Amerika Serikat.
Untuk itu, Cholis menyarankan kunci sukses berinvestasi tergantung pada
kemampuan untuk beradaptasi dan tujuan investasi. Terlepas dari tujuannya, kata dia, filosofi
investasi yang berfokus pada fundamental merupakan inti dari investasi. "Harus berpegang
pada investasi yang fokus,"
E. Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Dan

Perkembangan

Reksadana Syariah Di Indonesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan reksadana syariah di


Indonesia yaitu :

7|Page

a.

Nilai aktiva bersih yang merupakan suatu alat ukur kinerja dari keberhasilan
reksadana syariah tersebut, sehingga apabila NAB naik maka nilai
investasinya juga akan naik.

b.

Jenis reksadana syariah yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan


yang lain, tercerminkan bahwa reksadana syariah tersebutlah yang mempunyai
potensi terbaik.

c.

Masih belum meratanya pemahaman atau pengetahuan masyarakat Indonesia


tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah.

d.

Belum ditunjangnya dengan peraturan yang memadai tentang investasi syariah


di pasar modal Indonesia.

e.

Adanya tanggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah


dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan investasi
pada sektor keuangan yang lain.

f.

Perkembangan instrumen passar modal syariah yang dikuatkan dengan fatwa


DSN-MUI.

g.

B.

Perkembangan transaksi sesuai syariah atas instrumen pasar modal syariah.

Keunggulan Reksadana

Keunggulan Investasi Reksadana:


1. Dikelola oleh Manager Investasi (MI) professional
Pengelolaan
Investasi

profesional

portofolio

suatu

Reksadana

dilaksanakan

oleh

Manajer

yang yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal

pengelolaan dana dan memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu
dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya dan mengambil
keputusan yang lebih akurat untuk kepentingan investasi investornya.

2. Kenyamanan dan Kemudahan Berinvestasi


Dengan mempercayakan modalnya di reksa dana untuk dikelolah oleh Manager
Investasi profesional berarti investor tidak perlu lagi berpikir sepanjang hari untuk memilih
efek yang akan dijadikan portofolio investasinya. Investor sebagai pemilik unit penyertaan
reksa dana juga dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin dengan melihat
Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan melalui surat kabar setiap harinya.
8|Page

Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain prosesnya mudah, investor
diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang sesuai dengan risiko dan
keuntungan yang diharapkan. Dalam reksadana investor leluasa untuk memilih suatu jenis
investasi dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi si
investor.
3. Diversifikasi investasi (memperkecil resiko)

Reksadana

memiliki

Pola

pembagian

risiko

ini

biasa

disebut

diversifikasi. Diversifikasi atau penyebaran investasi dalam portofolio akan memperkecil


risiko, karena dana atau kekayaan Reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek
sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila
seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu. Memiliki beberapa
jenis saham kemungkinan resikonya akan lebih kecil dibandingkan apabila seorang
investor memiliki satu jenis saham. Sama halnya jika investor memiliki berbagai obligasi dan
berbagai saham, resiko yang akan ditanggung lebih kecil jika dibandingkan dengan memiliki
beberapa saham saja.
Diversifikasi investasi merupakan salah satu keunggulan reksadana yang sangat
penting. Karena dengan modal yang relatif kecil, investor sudah dapat menanamkannya di
berbagai jenis investasi pasar modal, dimana jika investor melakukannya sendiri, untuk dapat
tetap melakukan diversifikasi investasi, maka ia harus memiliki modal yang relatif besar.
Dengan besarnya jumlah modal yang telah digabungkan tersebut reksadana, Manager
Investasi dapat dengan mudah melakukan diversifikasi investasi. Secara tidak langsung,
reksadana merupakan kekuatan investasi bersama. Hal ini dimungkinkan karena uang
pemodal yang satu kemudian digabungkan dengan milik pemodal lainnya sehingga
menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan jika seorang pemodal
membeli sendiri.
4. Biaya Rendah Dengan Harga Terjangkau
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan
9|Page

menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi sendiri di
bursa. Investasi melalui reksa dana relatif lebih ringan biayanya dibandingkan bila investor
melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengelola investasi menghimpun dana
dalam skala besar sehingga dapat mengalokasikannya secara ekonomis.
Reksa dana memberikan kesempatan kepada investor-investor kecil untuk dapat
berinvestasi di pasar modal. Dengan jumlahdana yang relatif kecil (mulai dari Rp. 100.000,-)
seseorang sudah dapat membuka rekening investasinya di reksa dana.
5. Transparansi informasi
Reksadana diwajibkan memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan
biayanya, secara berkala dan kontinyu, sehingga pemegangunit penyertaan dapat memantau
keuntungan, biaya dan risikonya.4 Reksa Dana wajib memberikan informasi atas
perkembangan portofolionya dan biayanya secara continue sehingga pemegang Unit
Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa
Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta
menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur
sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
6. Likuiditas yang tinggi, kemudahan pencairan
Likuiditas merupakan instrumen yang sangat penting dalam berinvestasi. Reksadana
terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid, mudah
untuk diuangkan kembali serta efisien karena Anda dapat menjual kembali kepada pengelola
investasi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap
saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya.
7. Keringanan pajak.
Hasil keuntungan dan hasil penjualan kembali reksa dana sudah dikenakan pajak final
maka anda tidak akan dikenai pajak tambahan dan investor akan mendapatkan keuntungan
yang bersih.

Aziz. Abdul, 2010, Manajemen Investasi Syariah, Penerbit Alvabeta, Bandung, Hal. 153-154

10 | P a g e

KESIMPULAN
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan
sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko ini merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek,
produk ataupunasset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan
sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap
pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
Manajemen risiko adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan cara untuk
menanggulangi ketidak pastian.dalam setiap kegiatan sebuah organisasi manajemen risiko
sangat diperlukan agar sebuah organisasi tersebut berjalan dengan lancar.
Fungsi pokok dari manajemen risiko adalah :
a. Menemukan kerugian potensial. Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi
oleh organisasi.
b. Mengevaluasi kerugian potensial. Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi
kerugian dan keparahan atau kegawatan kerugian.
c. Menentuka cara penanggulangan risiko
Agar suatu organisasi dapat menentukan cara apa yang dapat dilakukan dan tepat
untuk menangani sebuah risiko. Apakah itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi
(menahan sendiri), menghindari dan memindahkan kerugian kepada pihak lain.

Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta
dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung
resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian
nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaanperusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan
11 | P a g e

keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan materi yang meningkatkan
kesejahteraan material.
Di dalam fatwa DSN tidak disebutkan resiko dan solusi alternatifnya. Disamping
keuntungan investasi di reksadana, ada resiko pula pada investasi ini. Diantaranya ada resiko
berkuarangnya NUP. Hal ini tercantum pada pasal 6 Di dalam pasal 6 Bank Kustodian harus
fokus terhadap kewajibannya, dalam hal ini jika manajemen bank kustodian berkurang NUP
berkurang akan berpengaruh pada berkurangnya NUP tersebut.
Manajer Investasi dan komunitas ekonomi syariah harus lebih memberikan sosialisasi
dan edukasi terhadap masyarakat tentang reksadana, terutama reksadana syariah. Kurangnya
informasi tentang reksadana sangat mempengaruhi preferensi masyarakat pemodal untuk
menginvestasikan danannya dalam bentuk reksadana, terutama reksadana syariah. Hal ini
sangat diperlukan untuk menambah jumlah unit reksadana yang beredar. Edukasi yang
dilakukan dapat berupa iklan layanan masyarakat tentang investasi di reksadana atau
pendirian perguruan tinggi dengan kekhususan ekonomi syariah di jurusan-jurusan yang
memiliki spesifikasi ilmu ekonomi.
Kepastian perpajakan melalui revisi regulasi pajak harus segera dilakukan, minimal
besaran pajak pada reksadana konvensional sama dengan reksadana syariah, sehingga
reksadana konvensional dan reksadana syariah dapat berkompetisi secara seimbang di pasar
modal. Kementrian keuangan dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia perlu
Saling membantu untuk memberikan kejelasan keberadaan reksadana syariah di pasar modal
syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Irham Fahmi, Manajemen Risiko: Teori, Kasus,dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2010).
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2009).
Lina Nur Hidayati, Mengukur Risiko Perbankan Dengan VaR (Value at Risk), Jurnal Ilmu
Manajemen, 2006.
Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Globalisasi Bisnis, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006).

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai