Anda di halaman 1dari 23

Nama : Fajrin Sulaeman

NIM : 154154154

Kelas : 6B S1 Manajemen

Tugas pengganti UTS


BAB 1

PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN RISIKO

Sejarah Manajemen Risiko


Bukti sejarah tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam
Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi. Piagam tersebut
mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo
namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu
mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen
risiko, di mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya
keamanan).

Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana
perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar
menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality
assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini
dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada
tahun 1979.

Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan
jabatan CRO pertama di dunia. Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan
diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management
Standard.

Pengertian Risiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidak
pastian yang menimbulkan kemungkinan yang menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang/opportunity, sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat kerugian dikenal
dengan istilah risiko / risk.
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
akan dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun terjadi
kerugian yang akan ditanggung, kemungkinannya hanya kecil sekali? Misalnya membeli lotere,
jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang
yang digunakan membeli loterei yang relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Risiko?
jawabannya adalah  : hal ini juga tergolong risiko selama mengalami kerugian walau sekecil
apapun.

Kategori risiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk :

a) Risiko spekulatif 

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yangdapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula
dengan istilah risiko bisnis ( business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu
tempat menghadapi duakemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau
malahinvestasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.Risiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikankeuntungan dan juga
dapat menimbulkan kerugian. 

b) Risiko murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibatmerugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satucontoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran,makaperusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidakterjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya
menimbulkan kerugian,bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar denganmaksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibatmerugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satucara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikianbesarnya
kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenaldengan istilah risiko
yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan
risiko murni adalahkemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih
terdapatkemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

c) Risiko Fundamental

Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibatyang ditimbulkannya
bukan berasal dari individu dan dampaknya pada umumnyamenimpa orang banyak
dan biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar)seperti perang, inflasi, dll.
d) Risiko Particular

Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan olehindividu-individu dan
dampaknya terbatas, di mana kita dapat menunjukindividu/seseorang yang menyebabkannya.
Misalnya, kebakaran, pencurian,kecelakaan dll. Ketidakpastian dapat menimbulkan dua akibat
yang berbeda yaitupositif atau negative.

Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Risiko


Manajemen Risiko pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat,
teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih
transparan. Sebagai sebuah proses menyeluruh, Manajemen Risiko menyentuh hampir setiap
aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan untuk
menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima seorang karyawan
baru. 

Berdasarkan konsep dasar di atas salah satu paradigma penting yang ditawarkan oleh
Manajemen Risiko di dalam mengelola risiko adalah bahwa risiko dapat didekati dengan
menggunakan suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan berkat
berkembangnya teori probabilitas dan statistik yang memungkinkan kita memiliki alat untuk
memilah, meng-quantify dan mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa
statistik mengandung didalamnya “ingatan numerik” (numerical memory) yang bertitik tolak dari
hal itu kita dapat membaca suatu alur tertentu yang memungkinkan kita memproyeksikan
kemungkinan-kemungkinan yang akan kita hadapi di masa mendatang.

Bagaimanapun, Manajemen Risiko tetaplah hanya alat bantu bagi manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Manajemen Risiko bukanlah sekedar angka statistik, teknik
ataupun teknologi. Wujud penerapan terbaik Manajemen Risiko merupakan suatu proses
membangun kesadaran tentang Risiko di seluruh komponen organisasi, suatu proses pendidikan
bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Manajemen Risiko tanpa harus
dikendalikan olehnya, dan mengembangkan naluri pengambilan keputusan yang kuat (khususnya
terhadap risiko).

Bertitik tolak dari hal-hal di atas, terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi di dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :

1. Transparansi

Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas,
khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi/disembunyikan
akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per definisi, tidak akan dapat dikelola
dengan baik.

2. Pengukuran yang Akurat

Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan mensyaratkan
investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang akan digunakan sebagai
syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.

3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu

Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan
yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada
suatu keputusan yang berisiko fatal.

4. Diversifikasi

Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi sebagai


sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut pola pemantauan yang konstan
dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi (Risiko) dapat muncul setiap saat
seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi di dunia.

5. Independensi

Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok Manajemen


Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan. Prinsip ini tidak
sekedar berbicara tentang kewenangan dan level tanggung jawab dari kelompok
Manajemen Risiko dan kelompok/unit lainnya dalam perusahaan, melainkan juga tentang
tentang visi perusahaan dan kualitas interrelasi antara kelompok Manajemen Risiko
dengan kelompok/unit lainnya, dan juga antar kelompok/unit yang melaksanakan
transaksi dengan mengambil risiko tertentu.

6. Pola Keputusan yang Disiplin

Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan pengukuran risiko
namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan
cara terbaik untuk menggunakan alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang
dimiliki oleh alat/teknik tersebut.

7. Kebijakan

Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu
perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang jelas.
Policy harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko
perusahaan dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi
dari proses pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk memberikan
kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak internal maupun untuk
pihak eksternal seperti regulator dan para analis. 

Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun suatu
kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut
juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan model Manajemen Risiko dalam suatu
perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip
tersebut, maka penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan
memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh. 

Klasifikasi Risiko :

1. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidakterduga yang
dapat mengurangi kemampuan manajer untukmengimplementasikan strateginya secara
signifikan.
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sisteminternal
yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumberterjadinya risiko
operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selainbersumber dari aktivitas di
atas juga bersumber dari kegiatan operasional
dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemenatau sistem
pengelolaan sumber daya manusia.
3. Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat
dariketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajibanpembayaran
deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.

BAB 2

MANAJEMEN RISIKO KORPORASI

Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen risiko  adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman, dan juga merupakan suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk : Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya resiko tersebut dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau keseluruhan konsekuensi dari
risiko tertentu.

Manajemen risiko tradisional berfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik
atau legal (seperti bencana alam, kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko
keuangan berfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen
risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya bagi entitas manajemen
risiko (manusia, staff, dan organisasi). Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas
dalam Manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi :

 Risiko Operasional, risiko yang berhubungan dengan operasional perusahaan.


 Risiko Hazard, risiko yang berhubungan dengan proses suatu aktivitas atau pekerjaan
yang bersifat kualitatif.
 Risiko Finansial, risiko yang disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas yang berpengaruh
kepada keuangan.
 Risiko Strategik, risiko yang disebabkan oleh kesalahan perencanaan strategik.

Manfaat Manajemen Risiko


Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996)

Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.

 Memudahkan estimasi biaya.
 Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
 Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
 Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
 Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
 Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
 Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :

 Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.


 Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
 Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
 Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
 Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain
sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).

 Survival
 Kedamaian pikiran
 Memperkecil biaya
 Menstabilkan pendapatan perusahaan
 Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
 Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
 Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

BAB 3

PROSES MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, sertamembentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Manajemen risiko bertujuan
untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapatmemperoleh hasil yang optimal. Manajemen
risiko pada dasarnya dilakukan melaluiproses-proses berikut ini :

1. Identifikasi Risiko

Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatuaktivitas usaha.
Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vitaldalam manajemen risiko. Salah
satu aspek penting dalam identifikasi risikoadalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:

a) Brainstorming
b) Survei
c) Wawancara
d) Informasi historis
e) Kelompok kerja, dll.
Berbagai tipe risiko utama diantaranya yaitu: 

A. Risiko Pasar

1) Interest Rate Risk: Risiko dimana pergerakan tingkat bungaberpengaruh negatif


terhadap pendapatan bersih bunga.
2) Foreign Exchange Risk: Risiko kerugian yang disebabkan olehpergerakan negatif
tingkat pertukaran mata uang.
3) Commodity/ Equity Price Risk: Risiko kerugian yang disebabkanoleh pergerakan
negatif harga komoditi.

B. Risiko Likuiditas:

Risiko dimana perusahaan tidak dapat memenuhi obligasi cash flowdikarenakan


ketidakmampuan perusahaan untuk melikuidasi aset,atau
memperoleh pendapatan yang cukup.

C. Risiko Mitra Kerja:

Risiko kegagalan yang diakibatkan gagalnya mitrakerja untuk memenuhi obligasi


financial dan/ atau kontraktual dalamhal jangka waktu dan kondisi yang telah disepakati.

D. Risiko Operasional:

Risiko kegagalan yang disebabkan oleh gagalnyakebijakan, proses, sistem, orang dan
faktor eksternal lainnya.

E. Risiko Stratejik:

Risiko yang berhubungan dengan rencana dan strategibisnis perusahaan di masa


datang, meliputi risiko masuknya bisnisbaru, perluasan proses produksi yang ada, merger
dan akuisisi,pemakaian metodologi dan cara baru untuk produksi, ketidakmampuanuntuk
mengantisipasi/ bertindak terhadap pesaing, atau meningkatkaninfrastruktur (misalnya:
plant feronikel, alumina, hydro power plant, ITdan networking).

F. Risiko Hukum:

Risiko kegagalan yang diakibatkan oleh lawsuit, tidakadanya aturan/ hukum


penunjang dan kontrak yang tidak dapatdipaksakan.

G. Risiko Kepatuhan:

Risiko kegagalan yang diakibatkan adanyapenundaan, pelanggaran atau non-


conformity dengan aturan danhukum eksternal/internal.
H. Risiko Reputasi:

Risiko kerugian yang disebabkan oleh publikasinegatif berkaitan dengan kegiatan


bisnis perusahaan atau adanyapersepsi negatif mengenai
perusahaan.I. Risiko Lingkungan: Risiko yang berhubungan dengan kegagalan dalammen
gelola standar minimum lingkungan, nilai masyarakat, kesehatandan keselamatan
manusia.

2. Analisa Risiko

Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalahpengukuran risiko


dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besarseverity (kerusakan) dan probabilitas
terjadinya risiko tersebut.

Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif danlebih berdasarkan


nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudahuntuk diukur, namun sangatlah sulit
untuk memastikan probabilitas suatukejadian yang sangat jarang terjadi.

Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaanyang terbaik supaya
nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalamimplementasi perencanaan
manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuranrisiko adalah menentukan kemungkinan
terjadi suatu risiko karena informasistatistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko
tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk
assetimmateriil.

Menurut J. W. Meritt, terdapat beberapa hal atau langkah yang perludiperhatikan dalam
menerapkan metode analisis resiko secara umum, yaitusebagai berikut:

a) Pertama, menentukan ruang lingkup (scope statement ). Hal ini harusdipercayai oleh


semua kalangan pihak yang menaruh perhatian padamasalah. Dalam menentukan
ruang lingkup ini, ada tiga hal yang harusdiperhatikan, yaitu menentukan secara tepat
apa yang harusdievaluasi, mengemukakan apa jenis analisis resiko yang
akandigunakan, dan mengajukan hasil yang diharapkan
b) Menetapkan aset (asset pricing ). Pada langkah kedua ini, semuasistem informasi
ditentukan secara spesifik ke dalam ruang lingkup yang telah dirancang, kemudian
ditaksir ‘harga’ (price)-nya.
c) Risks and Threats. Resiko (risk ) adalah sesuatu yang dapatmenyebabkan kerugian
atau mengurangi nilai kegunaan operasionalsistem. Sedangkan ancaman (threats)
adalah segala sesuatu yangharus dipertimbangkan karena kemungkinannya yang
dapat terjadisecara bebas di luar sistem sehingga memunculkan satu resiko.
d) Menentukan koefisien dampak. Semua aset memiliki kerentanan yangtidak sama
terhadap suatu resiko. Oleh sebab itu perlu dicermati danditeliti sejauh mana sebuah
aset dikenali sebagai hal yang rentanterhadap sesuatu, serta perbandingannya dengan
aset yang justrukebal sama sekali.
e) Single loss expectancy atau ekspetasi kerugian tunggal. Pada poin ini,Meritt
menjelaskan bahwa aset-aset yang berbeda akan menanggapisecara berbedap pula
ancaman-ancaman yang diketahui.
f) Group evaluation atau evaluasi kelompok, yaitu langkah lanjutan yangmelibatkan
sebuah kelompok pertemuan yang terdiri dari parapemangku kepentingan terhadap
sistem yang dianalisis (diteliti).Pertemuan ini harus terdiri dari individu yang
memiliki pengetahuan tentang komponen-komponen yang beragam tersebut, tentang
ancaman dan kerentanan dari sistem serta pengelolaan dan tanggung jawab operasi
untuk memberikan bantuan dalam penentuan secarakeseluruhan. Pada langkah ini
lah biasanya metode hibrida dalamanalisis resiko dilakukan.
g) Melakukan kalkulasi (penghitungan) dan analisis. Terdapat dua macamanalisis.
Pertama, across asset, yaitu analisis yang bertujuan untukmenunjukkan aset-aset
tertentu yang perlu mendapat perlindunganpaling utama. Kedua, across risk, yaitu
analisis yang bertujuan untukmenunjukkan ancaman apa dan bagaimana yang paling
harus dijaga.
h) Controls atau pengendalian, yaitu segala hal yang kemudianditerapkan untuk
mencegah, mendeteksi, dan meredakan ancamanserta memperbaiki sistem.
i) Melakukan analisis terhadai control  atau pengendalian. Ada duametode yang dapat
dilakukan dalam menganalisis aksi kontrol ini, yaitu cost and benefit ratio dan risk or
control.
3. Evaluasi Risiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan
membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat
risiko dan kriteria lainnya. Tujuan Evaluasi :
 Mengetahui yang memiliki tingkat prioritas tertinggi hingga terendah
 Menentukan risiko mana yang ditindaklanjuti dengan Penanganan & risiko mana
saja yang hanya perlu dipantau

Konsep Evaluasi Risiko :

 Konsisten dengan konteks yang telah ditetapkan


 Perlu tidaknya dilakukan analisis risiko lanjutan
 Risiko-risiko yang perlu mendapatkan penanganan
 Prioritas dapat didasarkan pada level risiko atau hal lain seperti :
1. Kemungkinan suatu peristiwa tertentu.
2. Besarnya dampak penanganan tersebut terhadap konteks yang lebih luas.
4. Pengelolaan risiko

Jenis-jenis cara mengelola risiko:

a) Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang
mengandungrisiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya,
makaharus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugianyang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b) Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakanmetode
yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupunmengurangi
dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
c) Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui
suatukontrak (asuransi) maupun hedging.
d) Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputimenunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitasterjadinya risiko
tersebut kecil.
e) Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara
mengurnagimaupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap
diterimasebagai bagian penting dari aktivitas.
5. Implementasi Manajemen Risiko

Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko,


makasaatnya untuk mengimplementasikan metode yang telah direncanakantersebut.

6. Monitoring Risiko

Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakanbagian


penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risikotidaklah berhenti
sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinyakerugian akan membutuhkan
suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko.
Sangatlah penting untuk selalumemonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko
dan pengukuran risikountuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan
untukmengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketikasuatu
risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dandiimplementasikan secara efektif
BAB 4

ORGANISASI DAN FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

Fungsi Manajemen Risiko


Fungsi manajemen risiko sering diterjemahkan dalam tiga langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian:

A. Perencanaan

Perencanaan manajemen risiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan
yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian, perencanaan manajemen risiko dapat
dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut
dituangkan secara tertulis untuk memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan
manajemen terhadap program manajemen risiko.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan


manajemen risiko .Proses identifikasi dan pengukuran risiko diteruskan dengan manajemen
(pengelolaan) risiko yang merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen
risiko.

1) Identifikasi risiko
dilkakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi
2) Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.
3) Pengelolaan Risiko
Risiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang diterima
cukup besar. Berbagai cara pengelolaan risiko adalah sebagai berikut:
a) Penghindaran 
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar.
Akan tetapi, cara semacam itu tidak optimal.
b) Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih  baik jika kita menghadapi sendiri risiko
tersebut
c) Diversifikasi
Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi
pada satu atau dua eksposur saja.
d) Transfer risiko
Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang
diterima tersebut ke tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko
tertentu, kita dapat mentransfer risiko tersebut kepada pihak lain yang lebih
mampu menghadapi risiko tersebut.
e) Pengendalian Risiko 
Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan
cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu
terjadi
f) Pendanaan Risiko
Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu risiko
muncul. Keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana
sebagai cadangan untuk mengantisipasi timbulnya risiko pada kemudian hari,
seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik dipasaran.

C. Pengendalian

Meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, outputpelaporan


yang dihasilkan oleh manajemen risiko dan umpan balik. 

Tugas Manajer Risiko meliputi:

1. Mengidentifikasi risiko potensial


2. Mengukur besarnya risiko potensial
3. Mencari alternatif metode menaggulangi risiko
4. Menyusun strategi penanggulangan (semua/sebagian bertahap)
5. Mengkoordinasikan penaggulangan risiko
6. Mengevaluasi program penanggulangan risiko

BAB 5

STATISTIK DALAM MANAJEMEN RISIKO

KONSEP STATISTIK 
Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk banyak tujuan.
Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik (khususnya konsep probabilitas)
mempunyai relevansi yang tinggi dengan pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk
mengukur besar kecilnya risiko.Sebagai contoh, kita barangkali ingin mengajukan pertanyaan,
‘seberapa besar kemungkinan dua buah mobil akan mengalami kecelakaan tahun ini?’ Melalui
tehnik perhitungan probabilitas, kita akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Tahapan Perhitungan Probabilitas

 Mendefinisikan hasil yang mungkin terjadi


 Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut
 Menghitung probabilitas kejadian.

Mendefiniskan Hasil Yang Mungkin Terjadi

 Misalkan kita ingin melempar dadu yang berisi angka 1,2,3,4,5, dan 6.
 Jika kita melempar dadu tersebut, maka ada enam kemungkinan yang terjadi, yaitu keluar
angka 1,2,3,4,5, atau 6.
 Jika kita melempar uang logam, maka ada dua kemungkinan yang muncul, yaitu angka
atau gambar.
 Jika kita melihat pertandingan sepakbola, maka ada tiga kemungkinan hasil pertandingan
tersebut, yaitu menang, kalah, atau seri.
 Total kemungkinan hasil tersebut biasa disebut sebagai sample space (ruang sampel), dan
bisa dituliskan sebagai berikut ini (untuk lemparan dadu):S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }

Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut

Penetapan probabilitas tersebut harus memenuhi dua persyaratan berikut ini.

1. Probabilitas suatu titik sampel harus berada diantara 0 dan 1 (inklusif). Dengan kata lain,
probabilitas tersebut adalah positif dan sama atau lebih kecil dari satu serta sama atau
lebih besar dari 0, seperti tertulis berikut ini.0 <= P (Ei) <= 1
2. Jumlah keseluruhan dari probabilitas titik sampel tersebut adalah satu, seperti berikut
ini.P(E1) + P(E2) P(En) = 1

Penetapan probabilitas untuk titik sampel bisa dilakukan dengan menggunakan metode:
(1) klasikal,(2) frekuensi relatif, dan(3) subyektif

Distribusi Probabilitas

 Distribusi probabilitas mempunyai banyak manfaat dalam statistik. Jika kita mengetahui
distribusi probabilitas, maka kita bisa menghitung probabilitas hanya dengan
menggunakan distribusi probabilitas tersebut.
 Sebagai contoh, jika kita yakin distribusi probabilitas adalah berbentuk distribusi normal
dengan standar deviasi dan rata-rata tertentu, maka kita bisa melakukan banyak hal.
Sebagai contoh, kita bisa menghitung berapa probabilitas memperoleh angka atau nilai
tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-rata distribusi
tersebut.
 Distribusi probabilitas menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas untuk variabel
random tertentu.
 Untuk variabel random x, distrbibusi probabilitas disebut sebagai fungsi probabilitas
(probability function), dituliskan sebagai f(x).
 Fungsi probabilitas tersebut menentukan probabilitas untuk setiap nilai dari variabel
random. Sebagai contoh, jika kita melempar koin satu kali, variabel random yang muncul
adalah kejadian munculnya angka dan munculnya gambar. Fungsi probabilitas bisa
dipakai untuk menentukan probabilitas masing-masing kejadian tersebut, yaitu 0,5.

 Misalkan kita mempunyai informasi kedatangan pembeli dalam satu hari dari suatu toko
barang antik sebagai berikut ini.
Berapa probabiltas kejadian tiga pembeli, tiga pembeli atau lebih, tiga pembeli atau
kurang, datang dalam satu hari?

x f(x)
0 0,15
1 0,15
2 0,40
3 0,20
4 atau lebih 0,10
1,00

Variabel random

 Erat kaitannya dengan distribusi adalah variabel random.


 Variabel random bisa didefinisikan sebagai gambaran yang bersifat numerik dari hasil
sebuah eksperimen.
 Sebagai contoh, misal kita melempar dadu dua kali, kejadian munculnya angka empat
dalam dua kali lemparan tersebut merupakan variabel random. Contoh lain, misal kita
mengikuti ujian, kejadian kita lulus dalam ujian tersebut merupakan variabel random.
 Variabel random bisa dibedakan menjadi variabel random diskrit dan variabel random
kontinyu.
 Variabel random diskrit berbentuk angka yang terbatas (finite), seperti 0,1,2, atau 3.
 Variabel random kontinyu berbentu angka yang tidak terbatas (kontinyu), misal gelas
terisi air 0,25, atau 0,5nya.

Fungsi Probabilitas Diskrit Seragam (Discrete Uniform probability function)

 Fungsi probabilitas tersebut bisa didefinisikan sebagai berikut ini.f(x) = 1/ndimana n =


jumlah kemungkinan hasil
 Sebagai contoh, dalam persoalan pelemparan dadu, ada enam kemungkinan hasil, yaitu
angka 1,2,3,4,5, dan 6. Karena ada enam kemungkinan hasil tersebut, fungsi probabilitas
untuk variabel random hasil pelemparan dadu bisa didefinisikan sebagai:f(x) = 1/6, untuk
x=1,2,3,4,5,6

Distribusi Probabilitas Binomial

 Eksperimen binomial mempunyai ciri sebagai berikut ini.


 Eksperimen terdiri dari sekuen beberapa run yang identic
 Ada dua kemungkinan hasil untuk setiap run- nya.
 Probabilitas untuk masing-masing kemungkinan tersebut tidak berubah dari satu run ke
run lainnya.
 Run tersebut independen satu sama lain.

Fungsi probabilitas binomial bisa dituliskan sebagai berikut ini.

f ( x )= n p x (1−p)n− x
()
x

Dimana

f(x) = probabilitas sukses x kali dalam n run

p = probabilitas sukses untuk satu run

 Berapa probabilitas munculnya tiga angka (tiga sukses) dalam tiga kali lemparan koin?
Dengan menggunakan formula di atas, probabilitas bisa dihitung sebagai berikut (n=3,
x=3, p=0,5).P = 1/8
 Nilai yang diharapkan dan varians untuk distribusi probabilitas adalah sebagai
berikut.E(x) =  = n.pVarians = 2 = n.p (1 – p)
 Sebagai contoh, misalkan kita melempar koin tiga kali, berapa nilai angka (sukses) yang
diharapkan dan variansnya?E(x) =  = 3 x 0,5 = 1,52 = 3 x 0,5 (1 – 0,5) = 0,75

Distribusi Probabilitas Poisson

 Distribusi Poisson sering digunakan untuk menggambarkan kedatangan sesuatu (misal


toko kedatangan pembeli).
 Distribusi Poisson memiliki karakteristik sebagai berikut ini.
 Probabilitas kemunculan sama untuk dua interval waktu yang sama panjangnya
 Kemunculan atau ketidakmunculan dalam suatu interval waktu tidak tergantung dari
kemunculan atau ketidakmunculan interval lainnya.

distribusi probabilitas poisson


f ( x )=x e− ¿ ¿
x!

Dimana :

f(x) = probabilitas x kali pemunculan dalam interval tertentu

 = nilai yang diharapkan atau rata-rata pemunculan dalam interval tertentu

e = 2,71828

 Misal, pelanggan yang datang di suatu toko rata-rata adalah 10 orang perhari.
 Berapa probabilitas besok ada 5,10, dan 15 pembeli datang di toko tersebut?

105 e−10
f ( x=5 ) =0,0378
5!

 Probabilitas besok ada 5 orang datang adalah 0,0378


 Dengan cara yang sama, probabilitas besok ada 10 dan 15 orang datang adalah 0,125 dan
0,0347
 Berapa probabilitas yang datang maksimal 2 orang?

BAB 6

MANAJEMEN RISIKO BISNIS

Risiko Bisnis
1. Pengertian Risiko Bisnis
Risiko dapat dimaknai sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan kerugian. Namun dalam analisis investasi, risiko didefinisikan sebagai
kemungkinan hasil uang yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Menurut
Farah risiko bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi perusahaan, jika
perusahaan tidak mempergunakan hutang, perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang
kecil jika permintaan akan produk yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan
produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya
dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah
biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun.
Hal-hal yang lain diangap sama, semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan,
maka semakin tinggi rasio utang optimalnya. Risiko bisnis tergantung pada sejumlah
faktor, yaitu :
1. Variabilitas permintaan,
2. Variabilitas harga jual,
3. Variabilitas biaya input,
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahanperubahan pada
biaya input,
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan
efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat sampai
sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan)

Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika
menjalani kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidak mampuan perusahaan untuk
mendanai kegiatan operasionalnya.Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis usaha perusahaan dan kemampuan perusahaan membayar hutangnya
tingkat risiko bisnis perusahaan juga mempengaruhi minat pemodal untuk menanamkan
dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
dana dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.Perusahaan dan risiko bisnis yang
tinggi cenderung menghindari pendanaan dengan menggunakan hutang dibandingkan
dengan.

Sector usaha dan risiko bisnis


A. Risiko Strategik
Dilihat dari namanya, sudah jelas bahwa risiko ini sangat erat kaitannya dengan
strategi. Dengan kata lain risiko ini bisa disimpulkan sebagai risiko atau ketidakpastian
yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi Anda dalam menjalankan bisnis. Anda
mungkin banyak melihat bisnis yang kini berkibar sukses di penjuru dunia, namun
seringkali Anda tidak tahu betapa beratnya masa-masa yang mereka hadapi ketika
membangun sebuah bisnis.
Seperti misalnya bisnis Aqua yang dahulu sempat tidak diterima pasar, karena
bisnisnya hanya menjual air putih yang ditempatkan dalam kemasan. Namun sekarang
siapa yang tak kenal perusahaan tersebut?
Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan matang dalam menjalankan bisnis,
atau terkadang strategi bisnis itu harus dijalankan ketika ada persaingan yang mungkin
mengancam bisnis kita. Seperti misalnya perusahaan ponsel yang dulu sempat hingar
bingar terkenal di segala penjuru, namun setelah kedatangan sistem operasi terbaru yaitu
Andoid tetapi perusahaan ponsel tersebut justru menggunakan sistem operasi lain, maka
yang terjadi adalah kerugian yang besar. Karena pada waktu itu sistem operasi Android
sedang sangat di idam-idamkan masyarakat berbagai kalangan karena beberapa
kelebihannya.
B. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan berarti risiko atau ketidakpastian yang disebabkan karena
ketidakpatuhan kita terhadap peraturan atau regulasi atau hukum yang ditetapkan
pemerintah setempat baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Risiko kepatuhan dalam
berbisnis misalnya di suatu daerah melarang kegiatan bisnis yang bertema dengan
permainan anak, yang mungkin dapat menyebabkan anak malas belajar, misalnya.
Maka jika kita memiliki bisnis rental playstation sebaiknya kita musyawarahkan
dengan pemerintah setempat terlebih dahulu, Bisa saja mereka meminta beberapa syarat
agar Anda bisa tetap menjalankan bisnis, atau Anda tetap tidak bisa meneruskan bisnis
dan harus segera melakukan revolusi dalam berbisnis. Jika Anda tidak mematuhi
peraturan daerah setempat, mungkin bisnis Anda akan merugi karena ketika hukum yang
sudah tertulis tidak Anda patuhi bisa saja Anda akan dikenakan denda yang cukup besar.
C. Risiko Operasional
Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang sangat tidak
diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam perusahaan. Hal itu
mungkin saja dapat terjadi dikarenakan beberapa kegagalan teknis, seperti server yang
sudah eror, atau dapat juga disebabkan oleh perseorangan (karyawan) maupun proses
pada kegiatan operasional perusahaan Anda.
Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu
penyebab. Sebagai contoh, misalkan ada salah satu karyawan Anda yang menulis jumlah
salah dalam sebuah cek, atau pembukuan keuangan perusahaan. Misalnya angka yang
ditulis sebenarnya Rp10.000.000 (Sepuluh juta rupiah). namun karena kesalahan
penulisan, maka ditulislah Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). Padahal itu adalah jumlah
yang harus dibayarkan perusahaan untuk sebuah denda atau keperluan lainnya, maka hal
itu akan dapat menyebabkan kerugian. Dan hal itu menjadi salah satu risiko operasional.
Dalam beberapa kasus lainya, risiko operasional juga dapat muncul dari kejadian
yang mungkin terjadi di luar kendali, seperti bencana alam, kebakaran perusahaan,
pemutusan daya, atau masalah dengan website hosting. Apapun yang dapat mengganggu
operasi utama perusahaan maka hal itu dikategorikan dalam risiko operasional.
Kejadian tersebut mungkin terlihat lebih kecil jika dibandingkan risiko strategik
yang bisa membawa dampak kerugian lebih besar yaitu kebangkrutan. Namun risiko
operasional juga tetap dapat memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Bukan hanya
akan menimbulkan biaya tambahan untuk perbaikan masalah. Namun isu kegagalan
operasional juga dapat memengaruhi nilai pelanggan, di mana bisa juga pesanan
pelanggan tidak akan terkirim atau membuatnya tidak mungkin untuk menghubungi
Anda. Jika server atau koneksi internet mengalami masalah dapat dipastikan akan dapat
menyebabkan kerugian pemasukan serta merusak reputasi perusahaan Anda.
D. Risiko Finansial
Risiko ini memiliki dampak kepada finansial perusahaan, dalam istilahnya sering
juga dikaitkan dengan biaya ekstra atau kerugian pemasukan perusahaan. Namun,
kategori risiko finansial biasanya lebih mengacu secara khusus terhadap arus masuk dan
keluar uang dalam perputaran bisnis anda, dan kemungkinan akan menyebabkan kerugian
finansial. Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang sebagian besar pemasukan
perusahaan Anda berasal dari sejumlah klien besar yang melakukan proses pembayaran
produk anda dengan sistem kredit jangka waktu yang cukup lama.
Dalam kasus tersebut, perusahaan Anda tentu akan memiliki risiko finansial yang
cukup signifikan. Jika beberapa pelanggan tersebut tidak dapat membayar kredit yang
harus dibayar, atau menunda pembayaran untuk jangka waktu yang lama, bahkan
membatalkan perjanjian dengan tidak melunasi kredit yang dibayarkan maka bisnis Anda
sedang dalam masalah besar.
Risiko finansial lainnya adalah mengenai utang. Memiliki utang yang banyak
tentu juga meningkatkan risiko finansial bagi perusahaan, khususnya jika kebanyakan
utang yang sedang dimiliki adalah utang jangka panjang dan akan jatuh tempo dalam
waktu dekat. Dan kemudian  suku bunga tiba-tiba naik, misalnya seharusnya Anda cukup
membayar 8% pinjaman, namun karena kenaikan suku bunga yang secara tiba-tiba
sekarang Anda jadi membayar 15%.
E. Risiko Reputasional
Reputasi bisa dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jadi risiko reputasi adalah
risiko yang berkaitan erat dengan masalah nama baik perusahaan. Jika nama baik
perusahaan hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan menyebabkan kerugian
besar yaitu berupa ketidakpercayaan pelanggan terhadap bisnis.
Jika reputasi perusahaan rusak, Anda akan melihat kerugian yang besar dalam
waktu singkat, seperti klien yang tentu akan mulai ragu berbisnis dengan Anda. Lalu
pekerja yang bekerja di perusahaan Anda akan menurun moralnya bahkan akan
memutuskan untuk pergi meninggalkan perusahaan. Anda mungkin akan kesulitan untuk
mencari pekerja dan pelanggan pengganti yang bagus, karena calon kandidat sudah
mendengar reputasi perusahaan Anda yang jelek dan tidak ingin bergabung dengan usaha
Anda karena ketakutan mereka. Pemasok juga mulai tidak menawarkan produk dan
jasanya kepada Anda, tidak menyenangkan sekali bukan.

Kasus manajemen risiko


Kasus yang belakangan menjadi viral, yaitu gugatan seorang penumpang kepada
maskapai Garuda Indonesia layak untuk kita pelajari dan ambil hikmahnya. Gugatan yang
dilayangkan jumlahnya tidak main-main, B.R.A Kosmariam Djatikusomo menggugat PT Garuda
Indonesia Tbk (Persero) sebesar Rp 11,25 miliar (sumber). Kalau saja gugatan ini dimenangkan
oleh Kosmariam, tentu saja ini akan semakin memberatkan keuangan Garuda Indonesia. Apalagi
belakangan kita ketahui bahwa tahun lalu Garuda Indonesia belum berhasil mencetak laba. Pada
tahun 2017, Garuda menderita kerugian bersih sebesar 213,4 juta dollar AS. Angka tersebut
menurun dibandingkan laba bersih yang dileroleh Garuda pada tahun 2016 sebesar 9,36 juta
dollar AS (sumber).
Risiko operasional
Kasus di atas adalah bagian dari risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko akibat
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal. Risiko ini diakibatkan oleh tidak
adanya atau tidak berfungsinya prosedur kerja, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/adanya
kejadian-kejadian eksternal yang memengaruhi operasional perusahaan.

Berikut adalah keterangan dari kuasa hukum penggugat:

"Kami menilai pramugari Garuda lalai, karena para pramugari yang menyediakan makanan
sedang ngobrol satu sama lain, sehingga menumpahkan air panas," katanya.

Berdasarkan keterangan tadi jelas, bahwa kejadian risiko operasional ini disebabkan oleh faktor
kesalahan manusia.

Apakah ada kesalahan dalam melaksanakan prosedur kerja? Tentunya kita harus bertanya pada
Garuda Indonesia.

Apakah "ngobrol" pada saat menyajikan makanan dan minuman kepada penumpang itu sudah
diatur dalam SOP layanan mereka? Apabila sudah diatur, apakah diperbolehkan?

Jika tidak diperbolehkan, maka jelas bahwa ini adalah risiko operational yang juga disebabkan
oleh tidak berfungsinya prosedur kerja.

Risiko pasar
Saham Garuda - dokumentasi pribadi

Adalah risiko perubahan harga pasar pada posisi portofolio (saham di IHSG) dan rekening
administratif, termasuk di dalamnya transaksi derivatif. Dari pantauan saya pribadi pada tanggal
5 Maret 2018 setidaknya harga saham Garuda Indonesia (GIAA) di lantai bursa saham sempat
menyentuh Rp 320 per lembar saham. Namun karena ramainya pemberitaan kasus ini di media,
harga saham GIAA pada penutupan kemarin hari Jumat tanggal 13 Maret 2018 hanya 296, atau
turun sekitar 7,5%. Bukan angka penurunan yang kecil bila dilihat dari sudut pandang investor
saham. Kita harus memahami betul bahwa sepanjang perusahaan masih memiliki produk dan
jasa, maka perusahaan tersebut selalu akan berada dalam bayang-bayang risiko operasional.
Lebih gawatnya lagi, dari satu risiko bisa menimbulkan risiko yang lainnya.
Lantas bagaimana cara meminimalisasi risiko?
Tidak ada jawaban tunggal untuk menjawab pertanyaan di atas. Setidaknya beberapa langkah
berikut dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko operasional.

Pastikan seluruh pegawai mengerti dan memahami profil risiko mereka. Ajarkan kepada mereka
untuk dapat meminimalisasi kejadian maupun dampaknya.

Pastikan seluruh pegawai memiliki kemampuan dan ketrampilan bekerja yang memadai.

Pastikan seluruh pegawai menjalankan SOP dengan benar, dan lakukan evaluasi kedisiplinan
pegawai dalam menjalan SOP secara konsisten.

Lakukan identifikasi dan penilaian risiko yang dihadapi perusahaan.

Lakukan pemantauan risiko tersebut secara berkala.

Lakukan pengendalian dan mitigasi resiko berdasarkan frekuensi kejadian dan dampaknya

Lakukan evaluasi secara berkala untuk setiap risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan upayakan
perbaikkan dari waktu ke waktu.

Alihkan risiko kepada pihak ketiga (asuransi misalnya) untuk risiko-risiko yang kejadiannya
jarang, namun dampaknya besar.

Dengan demikian, seharusnya risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dapat ditekan. Sehingga
target pencapaian kinerja perusahaan tidak terganggu oleh berbagai macam risiko kejadian yang
merugikan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai