NIM : 154154154
Kelas : 6B S1 Manajemen
Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana
perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar
menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality
assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini
dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada
tahun 1979.
Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan
jabatan CRO pertama di dunia. Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan
diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management
Standard.
Pengertian Risiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidak
pastian yang menimbulkan kemungkinan yang menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang/opportunity, sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat kerugian dikenal
dengan istilah risiko / risk.
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
akan dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun terjadi
kerugian yang akan ditanggung, kemungkinannya hanya kecil sekali? Misalnya membeli lotere,
jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang
yang digunakan membeli loterei yang relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Risiko?
jawabannya adalah : hal ini juga tergolong risiko selama mengalami kerugian walau sekecil
apapun.
Kategori risiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk :
a) Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yangdapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula
dengan istilah risiko bisnis ( business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu
tempat menghadapi duakemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau
malahinvestasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.Risiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikankeuntungan dan juga
dapat menimbulkan kerugian.
b) Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibatmerugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satucontoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran,makaperusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidakterjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya
menimbulkan kerugian,bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar denganmaksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibatmerugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satucara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikianbesarnya
kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenaldengan istilah risiko
yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan
risiko murni adalahkemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih
terdapatkemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
c) Risiko Fundamental
Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibatyang ditimbulkannya
bukan berasal dari individu dan dampaknya pada umumnyamenimpa orang banyak
dan biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar)seperti perang, inflasi, dll.
d) Risiko Particular
Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan olehindividu-individu dan
dampaknya terbatas, di mana kita dapat menunjukindividu/seseorang yang menyebabkannya.
Misalnya, kebakaran, pencurian,kecelakaan dll. Ketidakpastian dapat menimbulkan dua akibat
yang berbeda yaitupositif atau negative.
Berdasarkan konsep dasar di atas salah satu paradigma penting yang ditawarkan oleh
Manajemen Risiko di dalam mengelola risiko adalah bahwa risiko dapat didekati dengan
menggunakan suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan berkat
berkembangnya teori probabilitas dan statistik yang memungkinkan kita memiliki alat untuk
memilah, meng-quantify dan mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa
statistik mengandung didalamnya “ingatan numerik” (numerical memory) yang bertitik tolak dari
hal itu kita dapat membaca suatu alur tertentu yang memungkinkan kita memproyeksikan
kemungkinan-kemungkinan yang akan kita hadapi di masa mendatang.
Bagaimanapun, Manajemen Risiko tetaplah hanya alat bantu bagi manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Manajemen Risiko bukanlah sekedar angka statistik, teknik
ataupun teknologi. Wujud penerapan terbaik Manajemen Risiko merupakan suatu proses
membangun kesadaran tentang Risiko di seluruh komponen organisasi, suatu proses pendidikan
bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Manajemen Risiko tanpa harus
dikendalikan olehnya, dan mengembangkan naluri pengambilan keputusan yang kuat (khususnya
terhadap risiko).
Bertitik tolak dari hal-hal di atas, terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi di dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
1. Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas,
khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi/disembunyikan
akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per definisi, tidak akan dapat dikelola
dengan baik.
Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan mensyaratkan
investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang akan digunakan sebagai
syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan
yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada
suatu keputusan yang berisiko fatal.
4. Diversifikasi
5. Independensi
Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan pengukuran risiko
namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan
cara terbaik untuk menggunakan alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang
dimiliki oleh alat/teknik tersebut.
7. Kebijakan
Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu
perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang jelas.
Policy harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko
perusahaan dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi
dari proses pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk memberikan
kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak internal maupun untuk
pihak eksternal seperti regulator dan para analis.
Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun suatu
kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut
juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan model Manajemen Risiko dalam suatu
perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip
tersebut, maka penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan
memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh.
Klasifikasi Risiko :
1. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidakterduga yang
dapat mengurangi kemampuan manajer untukmengimplementasikan strateginya secara
signifikan.
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sisteminternal
yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumberterjadinya risiko
operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selainbersumber dari aktivitas di
atas juga bersumber dari kegiatan operasional
dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemenatau sistem
pengelolaan sumber daya manusia.
3. Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat
dariketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajibanpembayaran
deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
BAB 2
Manajemen risiko tradisional berfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik
atau legal (seperti bencana alam, kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko
keuangan berfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen
risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya bagi entitas manajemen
risiko (manusia, staff, dan organisasi). Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas
dalam Manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi :
Memudahkan estimasi biaya.
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain
sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
Survival
Kedamaian pikiran
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
BAB 3
1. Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatuaktivitas usaha.
Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vitaldalam manajemen risiko. Salah
satu aspek penting dalam identifikasi risikoadalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
a) Brainstorming
b) Survei
c) Wawancara
d) Informasi historis
e) Kelompok kerja, dll.
Berbagai tipe risiko utama diantaranya yaitu:
A. Risiko Pasar
B. Risiko Likuiditas:
D. Risiko Operasional:
Risiko kegagalan yang disebabkan oleh gagalnyakebijakan, proses, sistem, orang dan
faktor eksternal lainnya.
E. Risiko Stratejik:
F. Risiko Hukum:
G. Risiko Kepatuhan:
2. Analisa Risiko
Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaanyang terbaik supaya
nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalamimplementasi perencanaan
manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuranrisiko adalah menentukan kemungkinan
terjadi suatu risiko karena informasistatistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko
tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk
assetimmateriil.
Menurut J. W. Meritt, terdapat beberapa hal atau langkah yang perludiperhatikan dalam
menerapkan metode analisis resiko secara umum, yaitusebagai berikut:
a) Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang
mengandungrisiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya,
makaharus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugianyang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b) Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakanmetode
yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupunmengurangi
dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
c) Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui
suatukontrak (asuransi) maupun hedging.
d) Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputimenunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitasterjadinya risiko
tersebut kecil.
e) Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara
mengurnagimaupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap
diterimasebagai bagian penting dari aktivitas.
5. Implementasi Manajemen Risiko
6. Monitoring Risiko
A. Perencanaan
Perencanaan manajemen risiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan
yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian, perencanaan manajemen risiko dapat
dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut
dituangkan secara tertulis untuk memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan
manajemen terhadap program manajemen risiko.
B. Pelaksanaan
1) Identifikasi risiko
dilkakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi
2) Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.
3) Pengelolaan Risiko
Risiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang diterima
cukup besar. Berbagai cara pengelolaan risiko adalah sebagai berikut:
a) Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar.
Akan tetapi, cara semacam itu tidak optimal.
b) Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko
tersebut
c) Diversifikasi
Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi
pada satu atau dua eksposur saja.
d) Transfer risiko
Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang
diterima tersebut ke tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko
tertentu, kita dapat mentransfer risiko tersebut kepada pihak lain yang lebih
mampu menghadapi risiko tersebut.
e) Pengendalian Risiko
Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan
cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu
terjadi
f) Pendanaan Risiko
Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu risiko
muncul. Keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana
sebagai cadangan untuk mengantisipasi timbulnya risiko pada kemudian hari,
seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik dipasaran.
C. Pengendalian
BAB 5
KONSEP STATISTIK
Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk banyak tujuan.
Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik (khususnya konsep probabilitas)
mempunyai relevansi yang tinggi dengan pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk
mengukur besar kecilnya risiko.Sebagai contoh, kita barangkali ingin mengajukan pertanyaan,
‘seberapa besar kemungkinan dua buah mobil akan mengalami kecelakaan tahun ini?’ Melalui
tehnik perhitungan probabilitas, kita akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Tahapan Perhitungan Probabilitas
Misalkan kita ingin melempar dadu yang berisi angka 1,2,3,4,5, dan 6.
Jika kita melempar dadu tersebut, maka ada enam kemungkinan yang terjadi, yaitu keluar
angka 1,2,3,4,5, atau 6.
Jika kita melempar uang logam, maka ada dua kemungkinan yang muncul, yaitu angka
atau gambar.
Jika kita melihat pertandingan sepakbola, maka ada tiga kemungkinan hasil pertandingan
tersebut, yaitu menang, kalah, atau seri.
Total kemungkinan hasil tersebut biasa disebut sebagai sample space (ruang sampel), dan
bisa dituliskan sebagai berikut ini (untuk lemparan dadu):S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
1. Probabilitas suatu titik sampel harus berada diantara 0 dan 1 (inklusif). Dengan kata lain,
probabilitas tersebut adalah positif dan sama atau lebih kecil dari satu serta sama atau
lebih besar dari 0, seperti tertulis berikut ini.0 <= P (Ei) <= 1
2. Jumlah keseluruhan dari probabilitas titik sampel tersebut adalah satu, seperti berikut
ini.P(E1) + P(E2) P(En) = 1
Penetapan probabilitas untuk titik sampel bisa dilakukan dengan menggunakan metode:
(1) klasikal,(2) frekuensi relatif, dan(3) subyektif
Distribusi Probabilitas
Distribusi probabilitas mempunyai banyak manfaat dalam statistik. Jika kita mengetahui
distribusi probabilitas, maka kita bisa menghitung probabilitas hanya dengan
menggunakan distribusi probabilitas tersebut.
Sebagai contoh, jika kita yakin distribusi probabilitas adalah berbentuk distribusi normal
dengan standar deviasi dan rata-rata tertentu, maka kita bisa melakukan banyak hal.
Sebagai contoh, kita bisa menghitung berapa probabilitas memperoleh angka atau nilai
tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-rata distribusi
tersebut.
Distribusi probabilitas menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas untuk variabel
random tertentu.
Untuk variabel random x, distrbibusi probabilitas disebut sebagai fungsi probabilitas
(probability function), dituliskan sebagai f(x).
Fungsi probabilitas tersebut menentukan probabilitas untuk setiap nilai dari variabel
random. Sebagai contoh, jika kita melempar koin satu kali, variabel random yang muncul
adalah kejadian munculnya angka dan munculnya gambar. Fungsi probabilitas bisa
dipakai untuk menentukan probabilitas masing-masing kejadian tersebut, yaitu 0,5.
Misalkan kita mempunyai informasi kedatangan pembeli dalam satu hari dari suatu toko
barang antik sebagai berikut ini.
Berapa probabiltas kejadian tiga pembeli, tiga pembeli atau lebih, tiga pembeli atau
kurang, datang dalam satu hari?
x f(x)
0 0,15
1 0,15
2 0,40
3 0,20
4 atau lebih 0,10
1,00
Variabel random
f ( x )= n p x (1−p)n− x
()
x
Dimana
Berapa probabilitas munculnya tiga angka (tiga sukses) dalam tiga kali lemparan koin?
Dengan menggunakan formula di atas, probabilitas bisa dihitung sebagai berikut (n=3,
x=3, p=0,5).P = 1/8
Nilai yang diharapkan dan varians untuk distribusi probabilitas adalah sebagai
berikut.E(x) = = n.pVarians = 2 = n.p (1 – p)
Sebagai contoh, misalkan kita melempar koin tiga kali, berapa nilai angka (sukses) yang
diharapkan dan variansnya?E(x) = = 3 x 0,5 = 1,52 = 3 x 0,5 (1 – 0,5) = 0,75
Dimana :
e = 2,71828
Misal, pelanggan yang datang di suatu toko rata-rata adalah 10 orang perhari.
Berapa probabilitas besok ada 5,10, dan 15 pembeli datang di toko tersebut?
105 e−10
f ( x=5 ) =0,0378
5!
BAB 6
Risiko Bisnis
1. Pengertian Risiko Bisnis
Risiko dapat dimaknai sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan kerugian. Namun dalam analisis investasi, risiko didefinisikan sebagai
kemungkinan hasil uang yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Menurut
Farah risiko bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi perusahaan, jika
perusahaan tidak mempergunakan hutang, perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang
kecil jika permintaan akan produk yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan
produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya
dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah
biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun.
Hal-hal yang lain diangap sama, semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan,
maka semakin tinggi rasio utang optimalnya. Risiko bisnis tergantung pada sejumlah
faktor, yaitu :
1. Variabilitas permintaan,
2. Variabilitas harga jual,
3. Variabilitas biaya input,
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahanperubahan pada
biaya input,
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan
efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat sampai
sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan)
Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika
menjalani kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidak mampuan perusahaan untuk
mendanai kegiatan operasionalnya.Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis usaha perusahaan dan kemampuan perusahaan membayar hutangnya
tingkat risiko bisnis perusahaan juga mempengaruhi minat pemodal untuk menanamkan
dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
dana dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.Perusahaan dan risiko bisnis yang
tinggi cenderung menghindari pendanaan dengan menggunakan hutang dibandingkan
dengan.
"Kami menilai pramugari Garuda lalai, karena para pramugari yang menyediakan makanan
sedang ngobrol satu sama lain, sehingga menumpahkan air panas," katanya.
Berdasarkan keterangan tadi jelas, bahwa kejadian risiko operasional ini disebabkan oleh faktor
kesalahan manusia.
Apakah ada kesalahan dalam melaksanakan prosedur kerja? Tentunya kita harus bertanya pada
Garuda Indonesia.
Apakah "ngobrol" pada saat menyajikan makanan dan minuman kepada penumpang itu sudah
diatur dalam SOP layanan mereka? Apabila sudah diatur, apakah diperbolehkan?
Jika tidak diperbolehkan, maka jelas bahwa ini adalah risiko operational yang juga disebabkan
oleh tidak berfungsinya prosedur kerja.
Risiko pasar
Saham Garuda - dokumentasi pribadi
Adalah risiko perubahan harga pasar pada posisi portofolio (saham di IHSG) dan rekening
administratif, termasuk di dalamnya transaksi derivatif. Dari pantauan saya pribadi pada tanggal
5 Maret 2018 setidaknya harga saham Garuda Indonesia (GIAA) di lantai bursa saham sempat
menyentuh Rp 320 per lembar saham. Namun karena ramainya pemberitaan kasus ini di media,
harga saham GIAA pada penutupan kemarin hari Jumat tanggal 13 Maret 2018 hanya 296, atau
turun sekitar 7,5%. Bukan angka penurunan yang kecil bila dilihat dari sudut pandang investor
saham. Kita harus memahami betul bahwa sepanjang perusahaan masih memiliki produk dan
jasa, maka perusahaan tersebut selalu akan berada dalam bayang-bayang risiko operasional.
Lebih gawatnya lagi, dari satu risiko bisa menimbulkan risiko yang lainnya.
Lantas bagaimana cara meminimalisasi risiko?
Tidak ada jawaban tunggal untuk menjawab pertanyaan di atas. Setidaknya beberapa langkah
berikut dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko operasional.
Pastikan seluruh pegawai mengerti dan memahami profil risiko mereka. Ajarkan kepada mereka
untuk dapat meminimalisasi kejadian maupun dampaknya.
Pastikan seluruh pegawai memiliki kemampuan dan ketrampilan bekerja yang memadai.
Pastikan seluruh pegawai menjalankan SOP dengan benar, dan lakukan evaluasi kedisiplinan
pegawai dalam menjalan SOP secara konsisten.
Lakukan pengendalian dan mitigasi resiko berdasarkan frekuensi kejadian dan dampaknya
Lakukan evaluasi secara berkala untuk setiap risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan upayakan
perbaikkan dari waktu ke waktu.
Alihkan risiko kepada pihak ketiga (asuransi misalnya) untuk risiko-risiko yang kejadiannya
jarang, namun dampaknya besar.
Dengan demikian, seharusnya risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dapat ditekan. Sehingga
target pencapaian kinerja perusahaan tidak terganggu oleh berbagai macam risiko kejadian yang
merugikan perusahaan.