Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROSES MANAJEMEN RISIKO

Disusun oleh :
Doffa Wardana 201010504371
Fadia Nurul Rafiqah 201010500620
M Daffa Hilal Nabhan 201010504934

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko itu
menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugaian yang
signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran
organisasi tersebut.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu
harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimalkan
ketidakpastian (risiko), agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling
tidak diminimalkan. Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen
risiko.
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut :
1. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap
kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis
menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat
kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga
risiko tidak ada.
2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan
satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain,
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa disebut
ketidakpastian tentang kejadian di masa depan.
Sedangkan manajemen risiko adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun
tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu
portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan
sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang
dalam kebijakan perusahaan.

1.2 Tujuan Manajemen Risiko


a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian
tujuan perusahaan.
b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada
pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian,
menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan
kinerja perusahaan.
d. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi
risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan
pentingnya pengelolaan risiko.
f. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang
dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna bagi manajemen dalam
pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus menerus
dan berkesinambungan.

1.3 Klasifikasi Risiko


1. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang
dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya
secara signifikan.
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem
internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya
risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari
aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem
tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber
daya manusia.
3. Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran
deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk :
1. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
2. Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh
adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut
akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud
tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara
menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya
kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah
risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat
kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
3. Risiko Fundamental
Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibat
yang ditimbulkannya bukan berasal dari individu dan dampaknya pada umumnya
menimpa orang banyak dan biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar) seperti
perang, inflasi, dll.
4. Risiko Particular
Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan oleh
individu-individu dan dampaknya terbatas, di mana kita dapat menunjuk
individu/seseorang yang menyebabkannya. Misalnya, kebakaran, pencurian,
kecelakaan dll. Ketidakpastian dapat menimbulkan dua akibat yang berbeda yaitu
positif atau negative.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Risiko dan Proses Manajemen Risko


Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta
membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Manajemen
risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapat memperoleh hasil
yang optimal. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut
ini :
1. Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas
usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen
risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang
mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
identifikasi risiko antara lain:
a) Brainstorming
b) Survei
c) Wawancara
d) Informasi historis
e) Kelompok kerja, dll.
Berbagai tipe risiko utama diantaranya yaitu:
A. Risiko Pasar
1) Interest Rate Risk: Risiko dimana pergerakan tingkat bunga berpengaruh
negatif terhadap pendapatan bersih bunga.
2) Foreign Exchange Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh
pergerakan negatif tingkat pertukaran mata uang.
3) Commodity/ Equity Price Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh
pergerakan negatif harga komoditi.
B. Risiko Likuiditas:
Risiko dimana perusahaan tidak dapat memenuhi obligasi cash flow
dikarenakan ketidakmampuan perusahaan untuk melikuidasi aset, atau
memperoleh pendapatan yang cukup.
C. Risiko Mitra Kerja: Risiko kegagalan yang diakibatkan gagalnya mitra kerja
untuk memenuhi obligasi financial dan/ atau kontraktual dalam hal jangka
waktu dan kondisi yang telah disepakati.
D. Risiko Operasional: Risiko kegagalan yang disebabkan oleh gagalnya
kebijakan, proses, sistem, orang dan faktor eksternal lainnya.
E. Risiko Stratejik: Risiko yang berhubungan dengan rencana dan strategi bisnis
perusahaan di masa datang, meliputi risiko masuknya bisnis baru, perluasan
proses produksi yang ada, merger dan akuisisi, pemakaian metodologi dan
cara baru untuk produksi, ketidakmampuan untuk mengantisipasi/ bertindak
terhadap pesaing, atau meningkatkan infrastruktur (misalnya: plant feronikel,
alumina, hydro power plant, IT dan networking).
F. Risiko Hukum: Risiko kegagalan yang diakibatkan oleh lawsuit, tidak adanya
aturan/ hukum penunjang dan kontrak yang tidak dapat dipaksakan.
G. Risiko Kepatuhan: Risiko kegagalan yang diakibatkan adanya penundaan,
pelanggaran atau non-conformity dengan aturan dan hukum eksternal/internal.
H. Risiko Reputasi: Risiko kerugian yang disebabkan oleh publikasi negatif
berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan atau adanya persepsi negatif
mengenai perusahaan.
I. Risiko Lingkungan: Risiko yang berhubungan dengan kegagalan dalam
mengelola standar minimum lingkungan, nilai masyarakat, kesehatan dan
keselamatan manusia.

2. Analisa Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran
risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan)
dan probabilitas terjadinya risiko tersebut.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih
berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur,
namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat
jarang terjadi.
Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang
terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi
perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah
menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu
tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity
(kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil.

Menurut J. W. Meritt, terdapat beberapa hal atau langkah yang perlu diperhatikan
dalam menerapkan metode analisis resiko secara umum, yaitu sebagai berikut:

a) Pertama, menentukan ruang lingkup (scope statement). Hal ini harus


dipercayai oleh semua kalangan pihak yang menaruh perhatian pada masalah.
Dalam menentukan ruang lingkup ini, ada tiga hal yang harus diperhatikan,
yaitu menentukan secara tepat apa yang harus dievaluasi, mengemukakan apa
jenis analisis resiko yang akan digunakan, dan mengajukan hasil yang
diharapkan.
b) Menetapkan aset (asset pricing). Pada langkah kedua ini, semua sistem
informasi ditentukan secara spesifik ke dalam ruang lingkup yang telah
dirancang, kemudian ditaksir ‘harga’ (price)-nya.
c) Risks and Threats. Resiko (risk) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan
kerugian atau mengurangi nilai kegunaan operasional sistem. Sedangkan
ancaman (threats) adalah segala sesuatu yang harus dipertimbangkan karena
kemungkinannya yang dapat terjadi secara bebas di luar sistem sehingga
memunculkan satu resiko.
d) Menentukan koefisien dampak. Semua aset memiliki kerentanan yang tidak
sama terhadap suatu resiko. Oleh sebab itu perlu dicermati dan diteliti sejauh
mana sebuah aset dikenali sebagai hal yang rentan terhadap sesuatu, serta
perbandingannya dengan aset yang justru kebal sama sekali.
e) Single loss expectancy atau ekspetasi kerugian tunggal. Pada poin ini, Meritt
menjelaskan bahwa aset-aset yang berbeda akan menanggapi secara berbedap
pula ancaman-ancaman yang diketahui.
f) Group evaluation atau evaluasi kelompok, yaitu langkah lanjutan yang
melibatkan sebuah kelompok pertemuan yang terdiri dari para pemangku
kepentingan terhadap sistem yang dianalisis (diteliti). Pertemuan ini harus
terdiri dari individu yang memiliki pengetahuan tentang komponen-komponen
yang beragam tersebut, tentang ancaman dan kerentanan dari sistem serta
pengelolaan dan tanggung jawab operasi untuk memberikan bantuan dalam
penentuan secara keseluruhan. Pada langkah ini lah biasanya metode hibrida
dalam analisis resiko dilakukan.
g) Melakukan kalkulasi (penghitungan) dan analisis. Terdapat dua macam
analisis. Pertama, across asset, yaitu analisis yang bertujuan untuk
menunjukkan aset-aset tertentu yang perlu mendapat perlindungan paling
utama. Kedua, across risk, yaitu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan
ancaman apa dan bagaimana yang paling harus dijaga.
h) Controls atau pengendalian, yaitu segala hal yang kemudian diterapkan untuk
mencegah, mendeteksi, dan meredakan ancaman serta memperbaiki sistem.
i) Melakukan analisis terhadai control atau pengendalian. Ada dua metode yang
dapat dilakukan dalam menganalisis aksi kontrol ini, yaitu cost and benefit
ratio dan risk or control.

3. Evaluasi Risiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan
membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat
risiko dan kriteria lainnya.
Tujuan Evaluasi :
• Mengetahui yang memiliki tingkat prioritas tertinggi hingga terendah
• Menentukan risiko mana yang ditindaklanjuti dengan Penanganan & risiko
mana saja yang hanya perlu dipantau
Konsep Evaluasi Risiko :
• Konsisten dengan konteks yang telah ditetapkan
• Perlu tidaknya dilakukan analisis risiko lanjutan
• Risiko-risiko yang perlu mendapatkan penanganan
• Prioritas dapat didasarkan pada level risiko atau hal lain seperti :
1. Kemungkinan suatu peristiwa tertentu.
2. Besarnya dampak penanganan tersebut terhadap konteks yang lebih luas.

4. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
a) Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan
oleh suatu aktivitas.
b) Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
c) Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
d) Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut
kecil.
e) Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas.

5. Implementasi Manajemen Risiko


Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya
untuk mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.

6. Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian
penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti
sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan
suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko.
Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi
risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih
dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga,
ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan
diimplementasikan secara efektif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko itu
menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugaian yang
signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran
organisasi tersebut. Maka risiko perku di kelola dengan baik untuk meminimalisir risiko.
Adapun proses manejemen risiko adalah :
1. Identifikasi risiko
2. Analisa risiko
3. Pengelolaan risiko
4. Evaluasi Risiko
5. Implementasi risiko
6. Monotoring risiko
Risiko sendiri memiliki berbagai definisi. Namun secara garis besar risiko adalah
berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidakpastian
yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).

Anda mungkin juga menyukai