Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN AGROINDUSTRI
“PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA USAHA
AGRIBISNIS”

Fadilah A
P042231010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko
merupakan bagiandarikehidupan kerja individual maupun organisasi.
Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain
di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan
kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut antisipasi dari awal. Resiko
dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati
bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas
keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidak pastian ini terjadi karena kurang atau
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut
Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidak pastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya
membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar,
tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.
Apakah ini juga tergolong resiko Jawabannya adalah hal ini juga tergolong
resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap
resiko.
Menurut Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata
lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu
pendekatanmengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat diambil dari latar berlakang adalah sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Manajemen Resiko ?
2. Bagaimana mengidentifikasi Resiko ?
3. Hal apa yang mempengaruhi Resiko ?
4. Bagaimana Penerapan manajemen resiko pada usaha agribisnis ?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian manajemen resiko
2. Mengetahui cara mengindentifikasi resiko
3. Mengetahui hal apa yang mempengaruhi resiko
4. Mengetahui bagaimana penerapan manajemen resiko pada agribisnis
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen resiko

Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau


kegiatan. Jika terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan
akan mengalami kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat,
mengganggu bahkan menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi.
Manajemen risiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap
kemungkinan yang merugikan (Ramli, 2010).
Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi
resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko
tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul
oleh penyebab legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan
hukum).
Menurut Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya
melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain
mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek buruk
dari resiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari resiko
tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi
resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis
ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan
politik. Di sisi lain, pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara yang
tersedia bagi manusia, khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff,
organisasi).
B. Mengidentifikasi Resiko

Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan


secara sistematis dan berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial)
yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan checklist untuk pendekatan
yang sistematis dalam menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem
pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik
(property losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan
kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang dibangun sebelumnya
untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh
suatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis,
maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi.
Metode yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1. Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)
2. Metode laporan Keuangan (financial statement method)
3. Metode peta aliran (flow-chart)
4. Inspeksi langsung pada objek
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu
7. Analisis lingkungan
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat
mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya
dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan
bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
C. Hal Yang Mempengaruhi Resiko
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis suatu
perusahaan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing
industri, namun pada tingkat tertentu perusahaan dapat mengendalikannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis antara lain (Brigham dan Houston,
2001) :
1. Variabilitas permintaan Risiko bisnis akan semakin kecil apabila
permintaan atas produk perusahaan semakin konstan dimana hal-hal
lainnya tetap.
2. Variabilitas harga jual Perusahaan akan menghadapi risiko bisnis yang
lebih tinggi dari perusahaan sejenis apabila harga jual atas produk
perusahaan lebih fluktuatif.
3. Variabilitas harga input Perusahaan yang memperoleh input dengan harga
yang sangat tidak pasti juga menghadapi risiko bisnis yang tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output terhadap perubahan harga
input Sejumlah perusahaan menghadapi kesulitan dalam meningkatkan
harga produknya apabila biaya input meningkat. Semakin besar
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga output (produk),
semakin kecil risiko bisnisnya. Kemampuan ini sangat diperlukan
perusahaan ketika tingkat inflasi tinggi.
5. Proporsi biaya tetap risiko bisnis akan meningkat ketika sebagian besar
biaya perusahaan merupakan biaya tetap. Hal ini terjadi ketika permintaan
menurun, namun biaya tetap yang ditanggung perusahaan tidak menurun.
Dengan demikian, suatu perusahaan memiliki risiko bisnis kecil apabila
perusahaan menghadapi permintaan produk yang stabil, harga-harga input dan
produknya yang relatif konstan, harga produknya dapat segera disesuaikan dengan
kenaikan biaya, dan sebagian besar biayanya bersifat variabel sehingga akan
menurun. Risiko bisnis merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan
untuk sistem pendanaannya terutama dalam keputusan penggunaan hutang.
Dengan demikian apabila hal-hal lainnya tetap sama, semakin rendah risiko bisnis
perusahaan, semakin tinggi rasio hutang.
D. Penerapan Strategi Manajemen Risiko Usaha Agribisnis
Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, dibutuhkan strategi
manajemen risiko yang efektif. Hal tersebut akan berpengaruh pada sistem kerja
yang akan diterapkan pada perusahaansebagai berikut :
1. Perencanaan Manajemen Risiko
Perencanaan merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk
memutuskan bagaimana penerapan manajemen risiko yang baik dan sesuai
dengan sistem perusahaan. Perencanaan ini harus dilakukan atas dasar
pertimbangan lingkup proyek, faktor lingkungan perusahaan dan rencana
manajemen proyek ke depannya. Dengan begitu seluruh pihak terkait
dapat menganalisa aktivitas dan mendiskusikan strategi yang terbaik.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perencanaan manajemen risiko antara
lain susunan peran dan tanggung jawab, kebijakan manajemen risiko,
project charter, toleransi stakeholder terhadap risiko dan work breakdown
structure (WBS)
2. Identifikasi Risiko
Setelah merencanakan bagaimana sistem manajemen risiko yang akan
diterapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses identifikasi
risiko. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memahami terlebih dahulu apa
saja risiko yang mungkin terjadi saat sebuah proyek dijalankan.
Identifikasi dapat dilakukan dengan cara menganalisa masalah dari
sumbernya berasal. Selain itu, identifikasi juga bisa dilakukan dengan cara
memeriksa daftar risiko berdasarkan pengalaman dari proyek sebelumnya.
Hal tersebut dapat memperluas pemikiran tim dan mampu secara lebih
efektif dalam mengidentifikasi risiko secara optimal. Pengalaman
merupakan hal yang sangat berharga dan mampu membantu proses
identifikasi risiko dapat berjalan secara lebih optimal.
3. Evaluasi Risiko
Ketika risiko telah teridentifikasi, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah mengevaluasi risiko tersebut berdasarkan probabilitas
kejadian serta potensi kerugian yang terkait. Tidak semua risiko memiliki
kondisi yang sama. Beberapa risiko berpotensi lebih mudah terjadi
dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu, biaya risiko bisa cukup
variatif. Dengan melakukan evaluasi, Anda bisa mengetahui seberapa
besar dampak yang akan diberikan oleh risiko tersebut terhadap bisnis
yang dikelola.
4. Rencana Mitigasi
Mitigasi merupakan cara atau rencana yang disusun untuk mengurangi
dampak terhadap kejadian yang tidak terduga. Anda harus mampu
meminimalisir kerugian yang mungkin harus ditanggung akibat suatu
risiko tertentu. Terdapat beberapa cara yang bisa diterapkan, yaitu risk
sharing, risk transfer, risk avoidance dan risk reduction. Setiap teknik
mitigasi dapat menjadi alat yang paling efektif untuk mengurangi dampak
risiko. Dalam perencanaannya, teknik mitigasi akan melakukan
pendekatan pada setiap kejadian untuk dapat mengambil tindakan yang
tepat agar dapat secara maksimal mengurangi dampak risiko yang
mungkin terjadi.
5. Memindahkan Risiko
Apabila risiko tidak mampu ditangani secara internal oleh perusahaan,
maka sebaiknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak yang mungkin bisa
membantu untuk menangani risiko tersebut. Pihak yang dimaksud dapat
membantu menangani risiko adalah perusahaan asuransi. Anda bisa
mengandalkan pihak tersebut jika risiko yang mungkin terjadi berkaitan
dengan kejadian tidak terduga seperti pencurian, kebakaran, kerusakan dan
lain sebagainya. Perusahaan asuransi akan membantu Anda untuk
meminimalisir kerugian yang mungkin akan menjadi beban perusahaan
dalam menangani risiko tersebut.
Dengan mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin akan terjadi,
perusahaan bisa lebih matang untuk menyiapkan strategi efektif guna menghadapi
kondisi pasar yang semakin ketat. Hal tersebut akan membuat pondasi perusahaan
semakin kuat untuk meraih keberhasilan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu
upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk
mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan
Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen
risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan
perusahaan.
Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan materi dan
komponen, dan saling terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada
perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu, aktifitas pengendalian akan menjadi
optimal dengan menggunakan pendekatan risiko.
B. Saran
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan manusia, oleh karena itu pemakaian teknik
analisis risiko, yang diadopsi dari disiplin ilmu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan pada kegiatan investasi di sektor industri konstruksi,
khususnya subsektor sangat penting, karena dalam setiap kegiatan, seperti bisnis
properti, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty).
Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu kami
harap saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah ini.semoga
makalah inidapat bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. Manajemen Resiko. 2012. http://www.anneahira.com/manajemen-


resiko.

Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.


http://www.spexotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.

Anda mungkin juga menyukai