Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pengampu : M. Hasanuddin, SE.,MM.


Disusun oleh :

Nama : Siti Muthoharroh


NIM : 1806010268
Mata Kuliah : Manajemen Resiko

Kelas : 8I

Program studi Manejemen

Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika
terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami kerugian
yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan menghancurkan kelangsungan
usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari
setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli, 2010).

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai
dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko  merupakan bagian dari kehidupan
kerja individual maupun organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari
awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa
tujuan berwirausaha adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam
organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya berhadapan
dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam Kasidy,Manajemen
Resiko  (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha
perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang
saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti(uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
resiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.  Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian
sangat kecil sekali.  Misalnya membeli lotere.  Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil. 
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko.  Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management, mengamankan
sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making  dari
manajemen puncak.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain)
dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
resiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Manajemen Resiko
2. Macam- macam Manajemen Resiko
3. Tahap- tahap Manajemen Resiko
4. Mengidentifikasi resiko
5. Ruang lingkup manajemen resiko
6. Bagaimana pentingnya manajemen resiko
7.  Bagaiman Pengelolaan Resiko
8. Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko
9. Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko

C.    Tujuan
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah
yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Resiko dalam
Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai suatu potensi adanya kehilangan (Iban
Sofyan, 2004)

Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur untuk


mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas semakin
kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Resiko adalah suatu
kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari apa yang diharapkan, namun penyimpangan
ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010) Resiko adalah
ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari beberapa definisi yang
telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko adalah sesuatu yang belum pasti namun
apabila tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.
Risiko menurut Hanafi (2006:1), Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat
terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau yang akan berlangsung atau yang
akan datang. Risiko dapat di artikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi
suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Menurut AS/NZS
Standart 4360:1995 risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang memiliki dampak pada tujuan
yang di ukur dalam hal konsekuensi dan probabilitas.
Menurut Airmic (2010:4) risiko merupakan efek dari ketidakpastian sasaran, efek
ketidakpastian bisa bersifat positif atau negatif, dengan kata lain risiko merupakan kemungkinan
situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi
atau individu. Manajemen Risiko definisi manajemen risiko adalah suatu pengelolaan risiko yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam menghadapi masalah organisasi secara
komprehensif (Hanafi, 2009:18). Manajemen risiko di definisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut (Smith, 1990:21). Menurut Bramantyo (2008:43),Manajemen risiko adalah
proses terstruktur dan sitematis untuk identifikasi, mengukur, memetakan,mengembangkan
alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan perlakuan risiko. Dalam ISO
31000 (2009:73), definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko. Definisi tersebut
memberikan arti mengenai keluasan dan kedalaman sebuah risiko yang menjadi obyek sebuah
asesment. Manajemen risiko adalah kegiatan atau proses manajemen yang terarah bersifat
proaktif yang ditunjukan untuk mengakomodasi kemungkinan kegagalan salah satu atau
sebagaian dari sebuah instrument (Tampubolon, 2004).
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda,
hak milik dan keuntungan badan usaha atau peroranganatas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko. Menurut Irham Fahmi (2010 : 2) Manajemen Risiko adalah “suatu
bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komperhensif dan sistematis.”
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sitematik dalam
identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia dikutip dari (Tony Peramanna 2011) , risiko adalah “akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.” Dengan kata
lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu
BAB III

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Resiko


manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk:  penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.  Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek
negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.  Manajemen
resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Menurut Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi,
mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang
tersedia.  Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian maupun seluruh
konsekuensi dari resiko tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat.  Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi, dan politik.  Di sisi lain, pelaksanaan manajemen resiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas manajemen resiko
(manusia, staff, organisasi).
Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur atau
metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu
rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan menatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan
sumberdaya. Dalam manajemen resiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini
antara lain dengan memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek
negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.
Pengertian resiko menurut para ahli :
Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro (2008) Manajemen resiko
merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan
resiko.
Pengertian manajemen resiko menurut Siahaan (Manajemen Resiko. PT Elex Media
Computindo. Jakarta. 2007) manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen
Resiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola Resiko sebuah proyek.
Pengertian manajemen resiko menurut Smith (1990) Manajemen Resiko didefinisikan
sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah Resiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Pengertian manajemen resiko menurut Australia/New Zealand Standards(1999). 
Manajemen Resiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam
mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan
mengkomunikasikan Resiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses
dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan.
Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi Resiko
sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi Resiko tersebut.
Pengertian manajemen resiko menurut William Manajemen resiko juga merupakan
suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi (2010) Manajemen resiko adalah suatu
bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko - resiko yang timbul oleh penyebab
fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun kematian).
Manajemen resiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada resiko yang bisa dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen
resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang
telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat

B. Macam – Macam Manajemen Resiko


Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1. Risiko berdasarkan sifatnya
a.    Risiko Spekulatif
 Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang
dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan
dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya
menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
  Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan,
agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa
diasuransikan.
b.    Risiko Murni
  Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran,
apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu.
 Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian
besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah
risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
 a.    Risiko yang dapat dialihkan
  Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek
yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
 b.    Risiko yang tidak dapat dialihkan,
  Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3.    Risiko berdasarkan asal timbulnya


 a.    Risiko Internal
 Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.  Misalnya
risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja,
risiko mismanagement, dan sebagainya.
 b.    Risiko Eksternal
 Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.

C. Tahap – tahap Manajemen Resiko


Risiko dalam Manajemen Risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi
oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Adapun tahap – tahapnya yaitu:

Tahap-tahap manajemen risiko:

 Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh


perusahaan
 Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya
 Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan ataupun
secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)
 Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian,
misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi
maksimum 60 km/jam
 Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian,
misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan
pengawasan mutu (quality control)
 Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko,
misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi
kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri)
 Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko
yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus
dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses
manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan internal dan eksternal organisasi dan
tujuan aktivitas manajemen resiko.
Ø  Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan
hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi
(perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
Ø  Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu
organisasi antara lain meliputi:
1.      Struktur
2.      Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3.      Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya
D. Mengidentifikasi resiko
Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis
dan berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan.  Oleh
karena itu, diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan kerugian
potensial.  Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah;
kerugian hak milik (property losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses)
dan kerugian personalia (personnel losses).  Checklist yang dibangun sebelumnya untuk
menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka
diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.  Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)
2.  Metode laporan Keuangan (financial statement method)
3.  Metode peta aliran (flow-chart)
4.  Inspeksi langsung pada objek
5.  Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
6.  Catatan statistik dari kerugian masa lalu
7.  Analisis lingkungan
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan
kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat mempelajari kemungkinan
tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada
kerja sama yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:

a)    Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola resikonya


Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan
dilakukan

b)   Identifikasi  resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
risiko untuk analisis lebih lanjut.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1)      Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2)      Survey
3)      Wawancara
4)      Informasi historis
5)      Kelompok kerja

c) Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).

d)   Evaluasi  resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis
risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
1)      Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2)      Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3)      Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya.
4)      Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

e)    Pengendalian  resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f)    Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g)   Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak
lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
F. Pentingnya Manajemen Resiko

Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dengan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit untuk
dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya
terdapat beberapa kendala :
1.      Kontrak antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama, sehingga
dapat terjadi bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik namun secara jangka waktu
yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan return tersebut sulit
diperoleh kembali di masa mendatang.
2.      Bank tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi
counterparties.
3.      Terdapat  constraint  dari internal management  Bank untuk melakukan pengendalian secara
comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan Bank.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada Bank-bank yang belum
secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa Bank
menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank menurun atau tersedianya modal Bank
berkurang. Manajemen resiko diharapkan dapat mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin
timbul di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian
dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan
Menurut Irham Fahmi (2010 : 3) dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu
perusahaan, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu:
a) Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan,
sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-
ukuran dalam berbagai keputusan.
b) Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruhpengaruh yang
mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari dari
pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finansial.
d) Memnungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e) Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement concept) yang dirancang
secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
berkelanjutan (suistainable). otoritas pengawasan.

G. Pengelolaan risiko

Jenis-jenis cara mengelola risiko:


1.      Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam
memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan
potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2.      Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan
oleh suatu risiko.
3.      Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
maupun hedging.
4.      Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek
hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5.      Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya,
namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

H. Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko

Menurut (Leo J.Susilo ,Victof Riwu Kaho ISO 31000:3) memiliki prisip manajemen risiko
sebagai berikut :
a. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah Manajemen risiko
memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian sasaran
perusahaan secara nyata. Selaian itu, juga memberikan perbaikan dalam aspek
keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan uterhadap peraturan perundang-undangan,
perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, corporate
governance, efisiensi operasi dan lain-lain.

b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi Manajemen risiko
merupakan bagaian dari tanggung jawab manajemen dan merupakan bagian tidak
terpisah dari proses organisasi,proyek, dan 20 manajemen perubahan. Manajemen risiko
bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri dan terpisah dari kegiatan serta proses
organisasi dalam mencapai sasaran.

c. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan Manajemen risiko
membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar pilihan-
pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin.

d. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian Manajemen risiko


secara khusus menangani aspek ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan.
Manajemen memperkirakan bagaimana sifat ketidakpastian dan bagaimanakah hal
tersebut harus ditangani.

e. Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur, dan tepat waktu Sifat sistematik,
terstuktur dan tepat waktu digunakan dalam pendekatan manajemen risiko inilah yang
memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko. Dengan
dimikian, hasilnya dapat dibandingkan dengan memberikan hasil serta perbaikan.

f. Manajemen risiko berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia Pengalaman,


observasi, perkiraan, penilaian ahli dan data lain yang tersedia. Akan tetapi harus disadari
bahwa semua informasi ini mempunyai keterbatasan yang harus dipertimbangkan dalam
porses pengambilan keputusan, baik dalam membuat model risiko maupun perbedaan
pendapat yang mungkin terjadi di antara para ahli.

g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored) Manajemen risiko harus
diselaraskan dengan konteks internal dan ekternal organisasi, serta sasaran organisasi dan
profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.

h. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya Penerapan manajemen


risiko haruslah mengenali kapabilatas organisasi persepsi dan tujuan masing-masing
individu di dalam serta di luar organisasi, khususnya yang menunjang atau menghambat
pencapaian organisasi.

i. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif Untuk memastikan bahwa manajemen
risiko tetap relavan dan terkini, para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di
setiap tingkatan organisasi harus dilibatkan secara efektif. Keterlibatan ini juga harus
memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dengan baik dan mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama dalam
merumuskan kriteria risiko.

j. Majemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap tehadap perubahan Ketika terjadi
peristiwa baru, baik di dalam maupun di luar organisasi, konteks manajemen risiko dan
pemahaman yang ada juga mengalami perubahan. Manajemen risiko senantiasa
memerhatikan, merasakan, dan tanggap terhadap perubahan.

k. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi


secara berlanjut Manjemen organisasi harus senantiasa mengembangkan dan menerapkan
perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan kematangan pelaksanaan
manajemen risiko, sejalan dengan aspek lain dari organisasi.
Untuk menghasilkan kinerja perusahaan dengan lebih baik maka diperlukan prinsip-
prinsip dasar manajemen yang dijadikan acuan, dan prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Perumusan tujuan Melakukan perumusan tujuan merupakan hal yang sangat perlu,
ini berkaitan dengan visi dan misi dari perusahaan atau organisasi tersebut
kedepannya agar menjadi lebih baik. Tentunya perumusan ini harus dipikirkan
sebaik-baiknya melalui langkah-langkah atau tahap-tahap yang perlu dilakukan
termasuk antisipasi dalam mengatasi resiko yang akan dihadapi.

b. Kesatuan arah Untuk menjalankan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan maka


diperlukan satu tujuan yang sama yang harus diarahkan oleh pemimpin. Sehingga
karyawan yang bekerja pada suatu bagian hanya bekerja sesuai dengan instruksi dari
kepala bagian yang menjadi atasannya.

c. Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang Banyaknya tugas yang harus


dikerjakan oleh perusahaan maka agar menjadi lebih mudah maka diperlukan adanya
pembagian kerja sehingga menjadi lebih efektif serta lebih cepat terselesaikan.
Tujuan dari pendelegasian wewenang adalah untuk mencapai hasil akhir sesuai
dengan yang diinginkan dengan mendelegasikan sebagian tugasnya pada bawahan.

d. Koordinasi Ini merupakan salah satu fungsi manajemen atau proses


mengintegrasikan, menyinkronisasikan, dan menyederhnakan pelaksanaan tugas
yang terpisah-pisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efesien. Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan tidak terjadi pekerjaan yang
tumpang tindih. Tanpa koordinasi sulit diharapkan tujuanorganisasi tercapak serta
efektif dan efisien.

e. Pengawasan Melaksanakan pengawasan didalam suatu pekerjaan yang dilakukan


maka akan memudahkan pencapaian dari tujuan yang ingin dicapai, untuk
melakukan pengawasan maka pemimpin harus melakukannya dengan
berkesinambungan karena hal ini untuk memastikan adanya kesesuaian antara
perencanaan dan dengan penyelesaian tugas serta melakukan perbaikan dari program
sebelumnya. Serta tujuan dilakukannya pengawasan ini untuk menemukan
kelemahan dari program manajemen risiko yang sedang diterapkan. Dan juga
pengawasan perlu dilakukan setiap tahap agar mudah diadakan perbaikan jika terjadi
penyimpangan- penyimpangan.

I. Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko

a. Tujuan manajemen risiko Secara umum manajemen risiko digunakan untuk dasar agar
bisa memprediksikan bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat serta
pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk mengidari kerugian.
Namun secara khusus tujuan dari manajemen resiko adalah:
1) Menyediakan informasi tentang resiko kepada pihak regulator.
2) Meminimalisasi kerugian dari berbagai resiko yang bersifat uncontrolled tidak dapat
diterima).
3) Mengalokasikan modan mebatasi resiko.
4) Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.
5) Memberikaan rasa aman.
6) Biaya risk manajemen yang efisien dan efektif.
7) Agar pendapatan perusahaan stabil dan wajar, memberikan kepuasan bagi pemilik dan
pihak lain.
b. Manfaat Manajemen Resiko Manajemen risiko merupakan cara untuk melindungi
perusahaan atau suatu usaha dari setiap kemungkinan yang merugikan.
Adapun manfaat lain dari manajemen resiko adalah :
1) Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya.
2) Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
3) Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya.
4) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap unsur
dalam organisasi / perusahaan.
BAB IV

KESIMPULAN

Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan
yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan
Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta
ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan materi dan komponen, dan saling
terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu, aktifitas
pengendalian akan menjadi optimal dengan menggunakan pendekatan risiko.
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik
itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara
memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk
diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor utama adalah
perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain, penanganan risiko
bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak dapat dihindari oleh organisasi, dan
terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko
diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umg.ac.id/3349/3/BAB%20II.pdf

http://repository.unpas.ac.id/27631/4/BAB%20II%20Melan.pdf

http://abhymujahidmuda.blogspot.com/ 

http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html 

http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-resiko-menurut.   
            html#UYH9GWr74nA 

Anda mungkin juga menyukai