Kelas : 8I
PENDAHULUAN
Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika
terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami kerugian
yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan menghancurkan kelangsungan
usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari
setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli, 2010).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai
dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan
kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari
awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa
tujuan berwirausaha adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam
organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya berhadapan
dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam Kasidy,Manajemen
Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha
perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang
saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti(uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian
sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management, mengamankan
sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari
manajemen puncak.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain)
dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Manajemen Resiko
2. Macam- macam Manajemen Resiko
3. Tahap- tahap Manajemen Resiko
4. Mengidentifikasi resiko
5. Ruang lingkup manajemen resiko
6. Bagaimana pentingnya manajemen resiko
7. Bagaiman Pengelolaan Resiko
8. Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko
9. Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko
C. Tujuan
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah
yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Resiko dalam
Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai suatu potensi adanya kehilangan (Iban
Sofyan, 2004)
PEMBAHASAN
E. Ruang Lingkup
b) Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
risiko untuk analisis lebih lanjut.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1) Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2) Survey
3) Wawancara
4) Informasi historis
5) Kelompok kerja
c) Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
d) Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis
risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
1) Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2) Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3) Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya.
4) Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
e) Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f) Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g) Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak
lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
F. Pentingnya Manajemen Resiko
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dengan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit untuk
dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya
terdapat beberapa kendala :
1. Kontrak antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama, sehingga
dapat terjadi bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik namun secara jangka waktu
yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan return tersebut sulit
diperoleh kembali di masa mendatang.
2. Bank tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi
counterparties.
3. Terdapat constraint dari internal management Bank untuk melakukan pengendalian secara
comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan Bank.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada Bank-bank yang belum
secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa Bank
menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank menurun atau tersedianya modal Bank
berkurang. Manajemen resiko diharapkan dapat mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin
timbul di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian
dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan
Menurut Irham Fahmi (2010 : 3) dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu
perusahaan, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu:
a) Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan,
sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-
ukuran dalam berbagai keputusan.
b) Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruhpengaruh yang
mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari dari
pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finansial.
d) Memnungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e) Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement concept) yang dirancang
secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
berkelanjutan (suistainable). otoritas pengawasan.
G. Pengelolaan risiko
Menurut (Leo J.Susilo ,Victof Riwu Kaho ISO 31000:3) memiliki prisip manajemen risiko
sebagai berikut :
a. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah Manajemen risiko
memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian sasaran
perusahaan secara nyata. Selaian itu, juga memberikan perbaikan dalam aspek
keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan uterhadap peraturan perundang-undangan,
perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, corporate
governance, efisiensi operasi dan lain-lain.
b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi Manajemen risiko
merupakan bagaian dari tanggung jawab manajemen dan merupakan bagian tidak
terpisah dari proses organisasi,proyek, dan 20 manajemen perubahan. Manajemen risiko
bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri dan terpisah dari kegiatan serta proses
organisasi dalam mencapai sasaran.
c. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan Manajemen risiko
membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar pilihan-
pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin.
e. Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur, dan tepat waktu Sifat sistematik,
terstuktur dan tepat waktu digunakan dalam pendekatan manajemen risiko inilah yang
memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko. Dengan
dimikian, hasilnya dapat dibandingkan dengan memberikan hasil serta perbaikan.
g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored) Manajemen risiko harus
diselaraskan dengan konteks internal dan ekternal organisasi, serta sasaran organisasi dan
profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.
i. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif Untuk memastikan bahwa manajemen
risiko tetap relavan dan terkini, para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di
setiap tingkatan organisasi harus dilibatkan secara efektif. Keterlibatan ini juga harus
memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dengan baik dan mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama dalam
merumuskan kriteria risiko.
j. Majemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap tehadap perubahan Ketika terjadi
peristiwa baru, baik di dalam maupun di luar organisasi, konteks manajemen risiko dan
pemahaman yang ada juga mengalami perubahan. Manajemen risiko senantiasa
memerhatikan, merasakan, dan tanggap terhadap perubahan.
a. Perumusan tujuan Melakukan perumusan tujuan merupakan hal yang sangat perlu,
ini berkaitan dengan visi dan misi dari perusahaan atau organisasi tersebut
kedepannya agar menjadi lebih baik. Tentunya perumusan ini harus dipikirkan
sebaik-baiknya melalui langkah-langkah atau tahap-tahap yang perlu dilakukan
termasuk antisipasi dalam mengatasi resiko yang akan dihadapi.
a. Tujuan manajemen risiko Secara umum manajemen risiko digunakan untuk dasar agar
bisa memprediksikan bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat serta
pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk mengidari kerugian.
Namun secara khusus tujuan dari manajemen resiko adalah:
1) Menyediakan informasi tentang resiko kepada pihak regulator.
2) Meminimalisasi kerugian dari berbagai resiko yang bersifat uncontrolled tidak dapat
diterima).
3) Mengalokasikan modan mebatasi resiko.
4) Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.
5) Memberikaan rasa aman.
6) Biaya risk manajemen yang efisien dan efektif.
7) Agar pendapatan perusahaan stabil dan wajar, memberikan kepuasan bagi pemilik dan
pihak lain.
b. Manfaat Manajemen Resiko Manajemen risiko merupakan cara untuk melindungi
perusahaan atau suatu usaha dari setiap kemungkinan yang merugikan.
Adapun manfaat lain dari manajemen resiko adalah :
1) Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya.
2) Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
3) Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya.
4) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap unsur
dalam organisasi / perusahaan.
BAB IV
KESIMPULAN
Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan
yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan
Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta
ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan materi dan komponen, dan saling
terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu, aktifitas
pengendalian akan menjadi optimal dengan menggunakan pendekatan risiko.
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik
itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara
memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk
diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor utama adalah
perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain, penanganan risiko
bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak dapat dihindari oleh organisasi, dan
terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko
diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umg.ac.id/3349/3/BAB%20II.pdf
http://repository.unpas.ac.id/27631/4/BAB%20II%20Melan.pdf
http://abhymujahidmuda.blogspot.com/
http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html
http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-resiko-menurut.
html#UYH9GWr74nA