Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

“RESIKO PERUSAHAAN”

DISUSUN OLEH :

1. INDAH PERMATA SUCI KELANA ( 1910030052 )


2. YUNI HARTATI GULTOM (1910030059 )
3. CHRISPIANUS PAULO DE ROBERT( 1810030201)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Resiko perusahaan”
Adapun makalah ini, telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak dan dari banyak sumber, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kami juga membutuhkan
kritik dan saran untuk bisa menyempurnakan kalimat yang kami buat.

DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar .......................................................................................................................... 2
Daftar Isi ..................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang .............................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
Jenis Jenis resiko ............................................................................................................5
menghadapi resiko ......................................................................................................... 7
Penyebab resiko i.......................................................................................................... 9
Asuransi ...................................................................................................................... 10
Bab III Penutup
Kesimpulan.................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka............................................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan
bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko,
seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di
musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan
berwirausaha adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam
organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya
berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam Kasidy,
Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko
lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Apa saja jenis jenis resiko ?
b. Bagaimana cara- cara menghadapi resiko?
c. Apa penyebab resiko?
d. Apa saja persyaratan dan jenis asuransi ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. JENIS- JENIS RESIKO

Pengertian risiko mempunyai ragam arti antara lain : bahaya, keraguan atau
adanya dua kemungkinan mengalami kerugian atau keuntungan. Selanjutnya ada yang
berpendapat bahwa ragam pengertian risiko adalah sebagai berikut :
- kesempatan timbulnya kerugian
- probabilitas timbulnya kerugian
- ketidakpastian
- penyimpangan aktual dari rencana
- adanya deviasi dari yang diharapkan

Suatu perusahaan selalu berhadapan dengan kemungkinan timbulnya resiko


atau bahaya kerugian atau malapetaka karena berbagai sebab yang tidak dapat
diketahui sebelumnya. Misalnya aktiva lancar dan atau aktiva tetap mungkin terbakar
atau dicuri orang, diterbangkan oleh angin putting beliung, diterjang air bah, diserobot
oleh orang yang tidak bertanggung jawab, ditipu oleh penipu dan sebagainya.
Dilihat dari sudut bisnis, pengertian resiko dimaksudkan sebagai uncertainty
(ketidaktentuan) terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan yang melahirkan
kerugian bagi perusahaan. Uncertainty dapat dibedakan atas : economic uncertainty,
uncertainty of nature, dan human uncertainty atau ketidaktentuan ekonomi,
ketidaktentuan oleh alam dan ketidaktentuan oleh perilaku manusia. Ada berbagai jenis
resiko, namun secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua jenis utama yaitu : Pure
Risk (risiko murni) dan Speculative Risk (resiko spekulasi). Resiko murni merupakan
suatu resiko yang tidak pasti bahwa kerugian itu akan terjadi atau timbul, sedangkan
resiko spekulasi merupakan keadaan kemungkinan timbulnya kerugian atau
keuntungan.
5
Suatu perusahaan yang menginvestasikan dana besar untuk mengembangkan
produkroduk baru berarti perusahaan menghadapi resiko spekulasi, karena hasil
penjualan produk baru belum tentu dapat menutup biaya-biaya pengembangan yang
mengakibatkan timbulnya kerugian besar. Sebaliknya ada kemungkinan produk baru
membawa sukses yakni menghasilkan keuntungan besar. Pada umumnya manajer
perusahaan yang mau berhasil harus berani mengambil langkah-langkah atau operasi
yang mengandung kemungkinan resiko, sebab semakin tinggi resiko, semakin besar
kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Resiko murni pada umumnya tidak begitu menarik, karena risiko tersebut selalu
berupa kerugian, contohnya bila terjadi kebakaran terhadap harta maka akan timbul
kerugian. Demikian juga bila terjadi gempa bumi atau tiupan angin kencang seperti
typhon di Amerika dan di Jepang menimbulkan kerugian, juga resiko karena banjir.

Berdasar pada pihak yang menghadapi kerugian, maka resiko dibedakan atas :
1. Personal Risk (Resiko Perorangan)
2. Property Risk (Resiko Terhadap Harta)
3. Reliability Risk (Resiko Tanggung Jawab Hukum).

Resiko perorangan adalah resiko yang akan mempengaruhi kemampuan


seseorang dalam memberikan pendapatnya.
Resiko terhadap harta adalah resiko yang terjadi pada suatu perusahaan karena
kerugian pada harta pemilik perusahaan, misalnya resiko kebakaran, gempa bumi, atau
kerugian karena dicuri orang atau rusak karena suatu sebab.
Resiko tanggung jawab hukum adalah resiko kemungkinan akan diderita karena harus
bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami oleh orang lain, contohnya
kerugian yang terjadi disebabkan kelalaian seseorang dalam mengemudi mobil.
6
Dari ketiga jenis resiko diatas, dari sudut bisnis maka yang lebih banyak menarik
perhatian manajer adalah resiko terhadap harta.

2.2. CARA - CARA MENGHADAPI RESIKO

Kemungkinan resiko itu ada, selama perusahaan melakukan aktivitas-


aktivitasnya. Oleh karena itu para manajer harus selalu berusaha agar kerugian yang
mungkin timbul tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan.
Secara teknis, proses menangani resiko dimulai dari tindakan identifikasi
kejadian resiko yang bersangkutan, mengadakan penelitian terhadap resiko dan
akhirnya pemilihan serta metode (cara) untuk menangani resiko tersebut.

Pada umumnya ada tujuh cara bagi perusahaan dalam menangani resiko, yaitu :
1. Risk Avoidance (Penghindaran Resiko)
2. Risk Reduction (Penurunan Resiko)
3. Risk Retention (Menahan Resiko)
4. Risk Sharing (Membagi Resiko)
5. Risk Transfer (Mengalihkan Resiko)
6. Risk Hedging (Membendung Resiko)
7. Risk Insurance (Menyelenggarakan Asuransi Sendiri).

Pada kemungkinan tertentu, kemungkinan salah satu cara penanganan resiko


tersebut di atas sudah tepat menangani suatu resiko, namun ada kemungkinan
terpaksa beberapa cara tersebut harus digabung untuk menangani suatu resiko. Demi
dapat mengambil suatu keputusan yang baik tentang cara mana yang sebaiknya, maka
harus dipahami sepenuhnya berbagai cara yang tersedia.

7
 Risk Avoidance.
Penghindaran resiko atau Risk Avoidance sesuai namanya tidak bermaksud
melakukan sesuatu kegiatan yang dapat melibatkan terjadinya suatu pengalaman
resiko. Contohnya buruh-buruh diberi penjelasan-penjelasan supaya terhindar
dari kecelakaan, misalnya cara memakai topi pengaman dan memakai sepatu anti
tergelincir dan sebagainya.
 Risk Reduction.
Risk Reduction atau penurunan resiko dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama dengan cara meniadakan kemungkinan bahwa kerugian itu tidak akan
timbul sama sekali, cara kedua ialah mengurangi besarnya kerugian yang
mungkin timbul.
 Risk Retention.
Risk Retention atau menahan resiko berarti tidak melakukan sesuatu pencegahan
terhadap resiko kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya perusahaan yang
memiliki 500 taxi, telah menerima 5 buah taxi akan tabrakan setiap tahun dengan
kerugian Rp 200 juta.
 Risk Sharing.
Risk Sharing atau membagi resiko adalah salah satu cara menangani resiko
dengan membagi atau memikul kerugian itu selain kepada perusahaan sendiri
juga memikulkannya kepada pihak lain.
 Risk Transfer
Metode atau cara risk transfer atau mengalihkan resiko kepada pihak lain,
misalnya suatu proyek yang akan dibagi menjadi beberapa sub-proyek dan
masingmasing sub-proyek tersebut diserahkan untuk dikerjakan oleh pihak lain.
 Risk Hedging
Risk Hedging atau membendung resiko adalah suatu cara menangani resiko
dengan mengadakan persetujuan antara dua pihak dalam suatu transaksi dimana
resiko diganti oleh kedua pihak.
 Risk Insurance
Risk Insurance atau menyelenggarakan asuransi sendiri, sebenarnya berarti
bersedia menerima resiko tersebut atas biaya sendiri.

2.3. PENYEBAB RESIKO

Resiko berupa kerugian terjadi karena beberapa sebab. Sebab-sebab itu dapat
terjadi karena bencana alam, moral manusia, technical skill dari SDM atau karena
polusi. Secara terperinci penyebab resiko itu dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Gempa bumi
2. Banjir
3. Kebakaran
4. Kejahatan
5. Kecurangan
6. Polusi
7. Kualitas Barang
8. Pemasaran
9. Investasi
10. Valas
11. Peralatan
12. SDM

Manajer keuangan yang kurang tepat menginvestasikan dananya pada proyek


ataupun dalam pembelian berbagai jenis aktiva tetap, seperti tanah, mesin-mesin,
bangunan, atau mobil, akan membawa akibat timbulnya kerugian bagi perusahaan.
Dalam Manajemen Keuangan, resiko proyek dibedakan atas tiga macam resiko, yaitu :
- Stand Alone Risk (Resiko Berdikari)
- Within Form Risk (Resiko di dalam Perusahaan)
- Market or Beta Risk (Resiko Pasar atau Beta).

9
2.4. ASURANSI
a) Pengertian Asuransi Sering dikatakan bahwa asuransi adalah sebuah peralatan
masyarakat untuk membebani sekelompok masyarakat dari suatu jenis resiko
tertentu. Encyclopedia International menyebutkan asuransi sebagai a social
device for the pooling of risk. Jadi, dengan asuransi risiko yang dihadapi individu,
ditransfer kepada suatu kelompok di masyarakat.
b) Faedah Asuransi Resiko yang diasuransikan, jelas dapat mengurangi resiko atau
bahkan dapat meniadakan resiko tersebut. Pada hakekatnya, secara umum
asuransi dapat memberi faedah dalam hal-hal sebagai berikut :
 Perusahaan berada dalam keadaan aman karena dapat terhindar dari
kerugian besar walau mwmbayar biaya (premi) kecil.
 Efisiensi perusahaan dapat ditingkatkan karena resiko dapat dikurangi atau
ditiadakan.
 Penarikan biaya berupa premi oleh perusahaan asuransi dilakukan sekecil
mungkin.
 Sertifikat asuransi dapat digunakan perusahaan sebagai dasar permintaan
kredit kepada pihak ketiga.
 Asuransi merupakan suatu alat mengadakan tabungan (saving).
 Asuransi dapat dianggap sebagai suatu sumber pendapatan (earning power)
c) Persyaratan-Persyaratan Asuransi
Tidak semua resiko dapat diasuransikan. Resiko yang diasuransikan perusahaan
kepada peerusahaan asuransi harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Kerugian potensial harus diprediksi
2. Resiko dapat secara cermat diukur
3. Premi yang pantas dilihat dari pemegang polis, maupun menurut perusahaan
asuransi.
4. resiko harus dapat menimbulkan kerugian kataspropal yang tidak dapat di
kontrol esperti peperangan, penjarahan massa, atau serangan nuklir.

10
5. resiko harus tidak bertentangan dengan kepentingan umum. Misalnya
kerugian karena ditilang tidak boleh diasuransikan sebab kerugian yang
timbul akibat adanya peraturan yang dilanggar misalnya tidak membawa SIM
atau STNK
d) Jenis-Jenis Asuransi
Jenis asuransi yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam
usaha memindahkan suatu jenis resiko adalah sebagai berikut :
1. Fire Insurance
2. Burglary, Theft and Robbery Insurance
3. Automobile Insurance
4. Health Insurance
5. Marine Insurance
6. Credit Insurance
7. Aviation Insurance
8. Export Insurance
11

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya
melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua wirausaha.
Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang
terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari
semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara
mengatasi resiko
12

DAFTAR PUSTAKA
Buku pengantar bisnis Prof.Dr.M. Manullang
13

Anda mungkin juga menyukai