Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS HUMAN ERROR PADA RANTAI

PASOK UMKM MAKANAN

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat – Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

YULI SANTA ELISA BAGARIANG

150403044

DEPART EMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2019

No. Dok : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

Berkat dan Kasih-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tugas

Akhir dan menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul Analisis

Human Error Pada Rantai Pasok UMKM Makanan.

Penulisan tugas sarjana dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan

selama bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2019 di 5 tempat UMKM roti kota

Medan. Data – data, proses yang terjadi serta usulan perbaikan yang telah dibuat

oleh penulis dalam tugas sarjana diharapkan dapat menjadi literatur dan informasi

pendukung agar dapat digunakan untuk pembaca kalangan akademis maupun

praktisi perusahaan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan Tugas Sarjana yang

telah dibuat belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik atau

saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan Tugas Sarjana ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JULI 2019 YULI SANTA ELISA BAGARIANG

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

bahwa penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik

jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis dan keluarga penulis khususnya ayah dan ibu serta abang

untuk doa, kerja keras dan kasih sayang yang penulis rasakan selama ini.

2. Ibu IR. Dini Wahyuni, ST., MT selaku Dosen Pembimbing penulis peran

orang tua yang telah memberikan kesediaan baik waktu maupun ilmu,

nasihat, saran, semangat dan masukan yang membangun untuk penulis agar

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana.

3. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT selaku Ketua Departemen Teknik

Industri yang telah memberikan nasihat, saran, dan masukan yang

membangun agar penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana.

4. Bapak Muhammad Haikal Karana Sitepu, ST., M.Eng., PhD selaku Kepala

Laboratorium Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.

5. Rekan-rekan asisten Laboratorium Tata Letak Pabrik yaitu Regina Prisella,

Delila Mentari, Shoviyani, Wadiah, Natasya, Azwar Anas, Lauren Sopar

yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada

penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Teman-teman LIBERTI yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Universitas Sumatera Utara


7. Seluruh rekan-rekan yang ada dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Katolik

Fakultas Teknik khususnya Stambuk 2015 yang telah memberikan dukungan

kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JULI 2019 YULI SANTA ELISA BAGARIANG

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pada umumnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) bermula dari


kegiatan produksi yang dilakukan pada skala kecil atau rumah tangga. Peran
manusia sebagai tenaga kerja pada usaha mikro kecil menengah dominan
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Sistem kerja yang dilakukan
operator memiliki peluang melakukan kesalahan. Penelitian ini bertujuan
menganalisis human error pada rantai pasok UMKM makanan di kota Medan
dengan adopsi model SCOR (Supply Chain Operations Reference) metode
HEART (Human Error Assessment and Reduction Technique) digunakan
untuk mengetahui human error dan tingkat probabilitas human error pada
UMKM makanan. Penelitian dilakukan pada 5 UMKM roti di kota Medan,
dan diperoleh 42 jenis error. Berdasarkan hasil perhitungan nilai assessed
effect (AE) diperoleh total AE terbesar pada proses make dengan nilai sebesar
58,69. Human Error Probability (HEP) terbesar terdapat pada proses
pengisian adonan dengan varian rasa yang diinginkan oleh konsumen, dengan
nilai Human Error Probability (HEP) sebesar 5,282. Untuk memperbaiki
kondisi aktual perlu dilakukan komunikasi yang jelas dengan membuat
catatan/dokumentasi pemesanan sesuai permintaan konsumen. Bila hal ini
dilakukan maka tidak akan terjadi lagi complain dari konsumen karena
ketidaksesuaian produk dengan pemesanan. Pendokumentasian pesanan
membuat hubungan UMKM dan konsumen semakin terjalin baik.

Kata Kunci: Human Error Assessment and Reduction Technique, Rantai Pasok,
UMKM makanan, Supply Chain Operations Reference.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

MSMEs was started from production activities carried out on a small


scale or household. The role of humans as labor in small micro enterprises is
dominantly affecting the quality of the products produced. The work system
carried out by the operator had the opportunity to make mistakes. This study
analyzes human error in the supply chain of food MSMEs in Medan by adopting
the SCOR (Supply Chain Operations Reference) model. The study was conducted
on 5 bread MSMEs in the city of Medan, and obtained 42 types of errors. Based
on the results of the calculation of the value of securities assessed (AE), the
largest total AE was obtained in the process of making with a value of 58.69. The
biggest Human Error Probability (HEP) in the process of filling the dough with
the desired variant of taste by consumers, with the value of Human Error
Probability (HEP) of 5.282. To correct the actual conditions, clear
communication is needed by making a note order registration according to
consumer demand. If this is done then there will be no more complaints from
consumers due to product incompatibility with the order. Ordering documentation
makes MSMEs relations and consumers increasingly well established.

Keywords : Supply Chain Operations Reference, Human Error Assessment and


Reduction Technique, food UMKM, Supply Chain

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................... v

ABSTRAK........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv

I PENDAHULUAN ................................................................... I-1

1.1. Latar Belakang ................................................................. I-1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................ I-3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. I-4

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................... I-4

1.5. Batasan dan Asumsi Masalah ........................................... I-5

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ......................................... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................ II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ............................................................ II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha .......................................... II-6

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Organisasi dan Manajemen............................................... II-7

2.3.1. Struktur Organisasi ................................................. II-7

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab......................... II-7

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ................................... II-8

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ............................ II-9

III LANDASAN TEORI .............................................................. III-1

3.1. Konsep Supply Chain ....................................................... III-1

3.1.1. Supply Chain Management (SCM) ......................... III-2

3.1.2. Pengukuran Performansi Supply Chain ................... III-2

3.2. Supply Chain Operations Reference (SCOR) .................... III-3

3.2.1. Pengertian Supply Chain Operations Reference

(SCOR).................................................................... III-3

3.3. Fault Tree Analysis (FTA) ............................................... III-5

3.4. Human Error Assessment and Reduction Technique

(HEART) ......................................................................... III-6

3.5. Penelitian Terdahulu ........................................................ III-13

IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................. IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... IV-1

4.2. Jenis Penelitian................................................................. IV-1

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.3. Objek Penelitian ............................................................... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ........................................................... IV-2

4.5. Kerangka Konseptual dan Kerangka Berpikir ................... IV-3

4.6. Metode Pengumpulan Data............................................... IV-3

4.7. Metode Pengolahan Data .................................................. IV-4

4.8. Metode Analisis Data ....................................................... IV-5

V PENGOLAHAN DATA .......................................................... V-1

5.1. Pengumpulan Data ........................................................... V-1

5.1.1. Proses Produksi UMKM Roti. ................................ V-6

5.1.1.1. Bahan Baku. ............................................... V-6

5.1.1.2. Bahan Penolong. ......................................... V-7

5.1.1.3. Bahan Tambahan. ....................................... V-7

5.1.1.4. Uraian Proses Produksi. .............................. V-9

5.1.1.5. Mesin dan Peralatan.................................... V-10

5.2. Klasifikasi Aktivitas Supply Chain ................................... V-14

5.2.1. Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok

UMKM Roti dengan Adopsi Model SCOR. ........... V-17

5.3. Penentuan Human Error dengan Metode HEART. ........... V-20

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .... VI-1

6.1. Analisa Rantai Pasok UKM Roti dengan Metode SCOR

(Supply Chain Operations References) ............................. VI-1

6.2. Analisa Perhitungan Terjadinya Human Error dengan

Metode HEART (Human Error Assessment and

Reduction Technique) ....................................................... VI-2

6.3. Dampak Saran Perbaikan Human Error terhadap Kinerja

Rantai Pasok .................................................................... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ VII-1

7.1. Kesimpulan ...................................................................... VII-1

7.2. Saran ................................................................................ VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1 Jumlah Kesalahan yang Dilakukan Setiap UMKM ............. I-3

2.1 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Operator di UMKM Roti ....... II-9

2.2 Sistem Pengupahan pada UMKM Roti ............................... II-9

3.1 Simbol Fault Tree .............................................................. III-6

3.2 General Task Type HEART ............................................... III-9

3.3 Error Producing Conditions HEART.................................. III-10

5.1 Karakteristik Rantai Pasok UMKM Roti ............................ V-2

5.2 Karakteristik Rantai Pasok pada Pedagang ......................... V-4

5.3 Bahan Baku Pembuata Roti ................................................ V-6

5.4 Bahan Penolong Pembuata Roti ......................................... V-7

5.5 Bahan Tambahan Pembuata Roti........................................ V-8

5.6 Pesanan yang di Produksi Setiap Hari pada UMKM Roti .. V-14

5.7 Pengadaan Bahan Baku pada UMKM Roti ........................ V-15

5.8 Waktu Kerja pada UMKM Roti ........................................ V-15

5.9 Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok di UMKM

Roti.................................................................................... V-17

5.10 Uraian Kerja Proses Pembuatan Roti .................................. V-23

5.11 Kategori Generic Task Type (GTT) setiap Item .................. V-23

5.12 Identifikasi ErrorProducingConditions (EPCs) .................. V-24

5.13 Nilai proposi efek (APOE) dan perhitungan AE ................. V-26

5.14 Perhitungan Total Nilai AE Keseluruhan............................ V-27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.15 Nilai Human Error Probability (HEP) ............................... V-28

6.1 Kesalahan yang Dilakukan pada Rantai Pasok.................... VI-1

6.2 Persentase Human Error Probability pada Rantai Pasok

UKM ................................................................................. VI-2

6.3 Saran Perbaikan dan Dampak terhadap Kinerja Rantai

Pasok ................................................................................. VI-3

xiv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 UMKM Wendy Bakery ...................................................... II-2

2.2 UMKM Kiki Bakery ......................................................... II-3

2.3 UMKM Zaki Bakery .......................................................... II-4

2.4 UMKM RS Bakery ........................................................... II-5

2.5 UMKM Kaila Bakery ......................................................... II-6

2.6 Struktur Organisasi UMKM Roti di Kota Medan ............ II-7

3.1 Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran

yang Dikelola ..................................................................... III-2

3.2 Lima Proses Inti Pada Model SCOR .................................. III-3

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian......................................... IV-3

4.2 Blok Diagram Prosedur Penelitian ..................................... IV-6

5.1 Mesin Penggiling Mentega ................................................. V-10

5.2 Mesin Pengadon................................................................. V-11

5.3 Tunggu Pemanggangan ...................................................... V-11

5.4 Ember ................................................................................ V-12

5.5 Alat Pemotong ................................................................... V-12

5.6 Wadah Minyak .................................................................. V-13

5.7 Loyang............................................................................... V-13

5.8 Klasifikasi Aktivitas Supply Chain Pada UMKM Roti ....... V-15

5.9 Hierarchical Task Analysis (HTA) Proses Pembuatan Roti V-21

5.10 Hasil Fault Tree Diagram Proses Pembuatan Roti ............. V-22

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.11 Hasil Fault Tree Analysis Proses Pembuatan Roti .............. V-30

xv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) bermula dari

kegiatan produksi yang dilakukan pada skala kecil atau rumah tangga. Saat

pertumbuhan tingkat permintaan membaik, juga akan diikuti oleh perkembangan

atau peningkatan skala organisasi pembuat produk. Hal ini berdampak pada

terbentuknya kerja sama antar organisasi yang semakin meningkat dan

terbentuklah rantai pasok yang berdaya saing. [1]

Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut

usaha mikro kecil menengah untuk menyusun kembali strategi dan taktik

bisnisnya sehari-hari. Usaha mikro kecil menengah harus memiliki keunggulan

bersaing terhadap usaha mikro kecil menengah dalam industri yang sejenis, agar

mampu merebut pasar dan meraih keuntungan. Oleh karena itu, usaha mikro kecil

menengah harus mampu memenuhi tuntutan pasar dengan mempertimbangkan

kualitas dan efisiensi produksi dan mengutamakan kepuasan pelanggan, sehingga

konsumen memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap produk. Kesuksesan

usaha mikro kecil menengah dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan supply chain

sehingga harus terjalin hubungan baik didalamnya. Pengukuran kinerja supply

chain sangat penting dilakukan untuk mengetahui pencapaian kinerja saat ini dan

sejauh mana keberhasilan supply chain yang telah dijalankan.

I-1

Universitas Sumatera Utara


I-2

Pengukuran kinerja supply chain dilakukan dengan model Supply chain

Operations Reference (SCOR). Model SCOR merupakan model yang berdasarkan

proses dan digunakan melihat kinerja rantai pasok secara obyektif berdasarkan

data serta dapat mengidentifikasi dimana perbaikan perlu dilakukan untuk

menciptakan keunggulan bersaing.

Dominannya peran manusia sebagai tenaga kerja pada usaha mikro kecil

menengah mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan

karena manusia dalam suatu sistem kerja memiliki peluang untuk melakukan

kesalahan (human error). Hambatan-hambatan terkait dalam pemenuhan order

pada usaha mikro kecil menengah secara umum disebabkan oleh kekurangan

transportasi pengiriman produk ke konsumen, kapasitas produksi mesin yang

tidak mampu mengimbangi kebutuhan pesanan konsumen dan adanya peran

manusia sebagai tenaga kerja yang kurang terlatih. Hambatan-hambatan tersebut

mengakibatkan keterlambatan pemenuhan order (late order) kepada pelanggan,

dan tidak terpenuhinya jumlah pengiriman pesanan sesuai jadwal [2]

Kegiatan yang berlangsung dalam rantai pasok memiliki potensi untuk

mengalami dampak dari human error terutama di UMKM makanan. UMKM

makanan memiliki beberapa kekurangan, hal ini dikarenakan terdapat beberapa

kendala bagi perkembangan UMKM yang bergerak di bidang pangan. Salah satu

permasalahan tersebut adalah produk makanan belum terpenuhi karena

kekurangan transportasi, kapasitas produksi dan adanya peran manusia sebagai

tenaga kerja yang kurang terlatih yang memiliki peluang melakukan kesalahan

sehingga perlu dilakukan analisis human error pada rantai pasok [3].

Universitas Sumatera Utara


I-3

Berikut ini adalah data awal pengamatan analisis human error pada

UMKM roti, oleh karena itu studi kasus penelitian ini difokuskan pada UMKM

yang memiliki tingkat kesalahan yang tertinggi. Berikut ini adalah kondisi dari

jumlah kesalahan yang dilakukan pada masing-masing UMKM.

Tabel 1.1 Jumlah Kesalahan yang Dilakukan Setiap UMKM


No. Proses UMKM UMKM Kiki UMKM Zaki UMKM RS UMKM
Wendy Bakery Bakery Bakery Bakery Kaila Bakery

1. Salah memesan bahan baku 3x 2x 3x 3x 3x


2. Salah memberikan jenis bahan yang dipakai 2x 1x 3x 2x 1x
3. Salah mencampur bahan 4x 3x 4x 2x 3x
4. Salah memotong adonan tidak sesuai takaran 2x 2x 3x 2x 3x
5. Salah membuat isi adonan 4x 3x 6x 3x 2x
6. Salah memasukan adonan kedalam cetakan 1x 2x 2x 1x 1x
7. Salah dalam pemanggangan roti 2x 2x 3x 2x 2x
8. Salah memberikan jumlah yang diinginkan 2x 1x 2x 1x 1x
9. Salah memberikan pesanan 1x 1x 1x 1x 1x
10. Salah menghitung uang pengembalian 1x 1x 2x 2x 1x
Total Kesalahan 22 18 29 19 18
Sumber: Penelitian Pendahuluan

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah kesalahan yang

terbanyak dilakukan oleh UMKM Zaki Bakery.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, beberapa masalah

yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana mengidentifikasi rantai pasok pada UMKM makanan di kota

Medan?

2. Bagaimana mengetahui human error dan tingkat probabilitas human error

pada rantai pasok UMKM makanan di kota Medan?

Universitas Sumatera Utara


I-4

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan, tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui rangkaian rantai pasok UMKM makanan di kota Medan dengan

adopsi model SCOR (Supply Chain Operations Reference).

2. Mengetahui human error dan tingkat probabilitas human error pada UMKM

makanan di kota Medan menggunakan metode HEART (Human Error

Assessment and Reduction Technique).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi human error terkait kinerja supply chain di UMKM

makanan, dimana informasi ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui

pencapaian kinerja keberhasilan supply chain yang telah dijalankan.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk membantu

UMKM dalam menganalisis rantai pasok UMKM makanan di kota Medan dan

meminimalisir kemungkinan human error yang terjadi.

3. Menambah referensi penelitian di Departemen Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara terkait human error dalam rantai pasok.

Universitas Sumatera Utara


I-5

1.5. Batasan dan Asumsi Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas sarjana ini adalah sebagai berikut:

1. Penilaian kinerja supply chain dilakukan dengan metode Supply Chain

Operations References (SCOR).

2. Penilaian human error dilakukan dengan metode Human Error Assessment and

Reduction Technique (HEART).

3. Penelitian dilakukan di 5 UMKM Roti di kota Medan.

4. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor biaya produksi.

5. Penelitian ini tidak sampai pada tahap implementasi hanya dilakukan sampai

tahap perancangan dan usulan perbaikan kepada UMKM.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Cara kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Tidak terjadi penambahan jumlah pekerja selama penelitian berlangsung.

3. Pekerja tidak mengalami perubahan tugas selama penelitian berlangsung.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam

beberapa bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta

sistematika penulisan laporan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


I-6

Bab II Gambaran Umum Usaha mikro kecil menengah, menguraikan

sejarah singkat dari UMKM roti, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan,

organisasi dan manajemen, bahan baku yang digunakan, uraian proses produksi

dan bahan-bahan produksi.

Bab III Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung pemecahan

permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan dengan Supply

Chain Operations References dan Human Error Assesment dan Technique.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian seperti penentuan tempat dan waktu penelitian, jenis

penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual penelitian, variabel penelitian,

instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan

analisis pemecahan masalah.

Bab V Pengumpulan Data dan Pengolahan Data. Bab ini berisikan

tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan melalui wawancara dengan

pemilik UMKM dan melalui observasi langsung pada lantai produksi UMKM.

Pada pengolahan data pada penelitian ini menggunakan adopsi model SCOR yaitu

plan, source, make, deliver,dan return dan analisis human error menggunakan

metode HEART dalam metode tersebut dilakukan identifikasi seluruh jenis

pekerjaan yang harus dilakukan oleh operator digambarkan dalam Hierarchical

Task Analysis (HTA), pembuatan Fault Tree Analysis (FTA), pembuatan Generic

Task Type (GTT), identifikasi Error Producing Conditions (EPCs), menentukan

proporsi efek atau Assessed Proportion of Effect (APOE), menghitung besarnya

nilai Assessed Effect (AE), menghitung total nilai AE, melakukan perhitungan

Universitas Sumatera Utara


I-7

nilai Human Error Probability (HEP), dan menghitung total kegagalan proses

pembuatan roti kedalam FTA.

Bab VI Analisis dan Pembahasan. Bab ini berisikan tentang analisa

pemecahan masalah dengan menggunakan hasil dari pengolahan data dari metode

SCOR (Supply Chain Operations References) dan HEART (Human Error

Assesment dan Technique) yang telah dilakukan. Analisa dilakukan dengan

mengacu pada referensi dan literatur yang mendukung.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian, serta memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan

dan pen gembangan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UMKM roti cukup terkenal di kalangan masyarakat karena sangat

berpotensi untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan roti merupakan

makanan yang sangat dikenal dan sering dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

Pada penelitian ini, penulis mengamati 5 UMKM roti yang ada di kota Medan.

UMKM yang pertama diamati adalah UMKM Wendy Bakery merupakan usaha

pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak Sudirman yang juga

merupakan pemilik usaha tersebut. Usaha ini mulai beroperasi di Jalan Kapten

Sumarsono Gg. Pemuda no.38, Kecamatan Medan Helvetia, Medan-Sumatera

Utara.

Usaha pembuatan roti ini dimulai oleh beliau bersama keluarga secara

kecil-kecilan. Keahlian beliau membuat roti diperoleh secara otodidak. Kemudian

bapak Sudirman melihat peluang yang cukup besar untuk menjalankan usaha roti

tersebut dikarenakan pesaing beliau di daerah tempat tinggal beliau belum ada dan

roti yang dibuat keluarga tersebut sangat diminati oleh penduduk daerah tempat

tinggal beliau.

Seiring berjalannya waktu usaha pembuatan roti tersebut mulai

berkembang, beliau menggunakan gerobak bermotor untuk memasarkan sendiri

usahanya ke daerah lain, tetapi sekarang beliau hanya menjadi pemasok roti dan

membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan roti produksinya.

II-1

Universitas Sumatera Utara


II-2

Sumber: Hasil Pengamatan

Gambar 2.1 UMKM Wendy Bakery

UMKM kedua yang diamati adalah UMKM Kiki Bakery, merupakan

usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 2004 oleh ibu Pipit yang juga

merupakan pemilik usaha tersebut. Usaha ini mulai beroperasi di Jalan Balai Desa

Karya 4 Gg. Williys No.4 Medan dan sampai saat ini usaha ini masih berlokasi di

tempat tersebut. Usaha pembuatan roti ini menjadi pilihan karena pada awal tahun

2004 ibu Pipit mengalami kebangkrutan dalam usaha grosir. Kemudian ibu Pipit

melihat peluang yang cukup besar untuk menjalankan usaha ini karena di daerah

tempat tinggalnya memiliki jumlah penduduk yang padat. Terbukti pilihan usaha

ini sangat tepat karena seiring berjalannya waktu jumlah permintaan terhadap

produk yang dihasilkan terus meningkat dan kini usaha Kiki Bakery semakin

berkembang. Pada awalnya ibu Pipit memulai usaha ini secara kecil-kecilan

bersama keluarganya. Keahlian membuat roti ini di peroleh ibu Pipit dengan

mempelajarinya sendiri, sampai sekarang beliau menjadi pemasok roti yang

sangat diminati masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


II-3

Sumber: Hasil Pengamatan

Gambar 2.2 UMKM Kiki Bakery

UMKM ketiga yang diamati adalah UMKM Zaki Bakery merupakan

usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 2007 oleh bapak Zaki yang juga

merupakan pemilik usaha tersebut. Usaha ini mulai beroperasi di Jalan Pramuka

No. 141 Medan dan sampai sekarang usaha ini masih berlokasi di tempat

tersebut. Bapak Zaki memulai usahanya dari tahun 2007 dengan modal yang

sangat sedikit, dan pengetahuan tentang roti sangat minim. Oleh karena itu bapak

Zaki mengikuti pelatihan yang terbuka untuk umum dan bapak Zaki mengikuti

pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Bogasari selama 1 minggu di daerah

Medan. Sejak itulah bapak Zaki tidak pernah bosan mencari pengetahuan baru

soal pembuatan roti. Keahlian membuat roti tersebut membuat masyarakat di

sekitar tempat tinggal bapak Zaki sangat menyukai roti-roti yang diproduksi oleh

UMKM Zaki Bakery.

Universitas Sumatera Utara


II-4

Sumber: Hasil Pengamatan

Gambar 2.3 UMKM Zaki Bakery

UMKM yang keempat di amati adalah UMKM RS Bakrey merupakan

usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 2004 oleh bapak Yoseph Eng

yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Usaha ini mulai beroprasi di Jalan

Flamboyan Raya No. 15, Medan-Sumatera Utara. Usaha pembuatan roti ini

dimulai oleh beliau bersama keluarga secara kecil-kecilan. Beliau mengakui pada

saat memulai bisnis ini memiliki banyak rintangannya, namun bantuan dan

dorongan dari keluarga membuat beliau tetap menjalankan UMKM RS Bakrey.

Seiring berjalannya waktu usaha pembuatan roti tersebut mulai berkembang, dan

beliau menggunakan gerobak sepeda untuk memasarkan usahanya langsung ke

daerah lain. Sekarang, beliau hanya menjadi pemasok roti dan membuka

kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan roti produksinya.

Universitas Sumatera Utara


II-5

Sumber: Hasil Pengamatan


Gambar 2.4 UMKM RS Bakery

UMKM yang kelima diamati adalah UMKM Kaila Bakrey merupakan

usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1998 oleh bapak Lintong dan ibu

Luke, tetapi saat ini pemilik usaha tersebut jatuh kepada anaknya ibu Lina. Usaha

ini mulai beroprasi di Jalan Aman No. 62, Medan-Sumatera Utara hingga saat ini.

Ibu Lina sudah sangat handal dalam proses pembuatan roti yang sering ia saksikan

setiap harinya dan akhirnya ibu Lina memutuskan untuk melanjutkan usha

keluarga ini sampai saat ini. Keahlian yang dimiliki dari turun temurun tersebut

tersebut membuat masyarakat di sekitar tempat tinggal ibu Lina sangat menyukai

roti yang telah diproduksi oleh UMKM Kaila Bakrey.

Universitas Sumatera Utara


II-6

Sumber: Hasil Pengamatan


Gambar 2.5 UMKM Kaila Bakery

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UMKM makanan di kota Medan yang diamati bergerak di bidang

produksi roti. Roti-roti yang di produksi oleh UMKM ini beranekaragam rasa dan

jenis, diantaranya roti tawar kecil, roti manis, roti dengan berbagai pilihan isi

seperti moka, melon, coklat, kacang hijau, kacang hitam, pisang, cappuccino,

blueberry, keju, bermacam– macam donat seperti donat kacang, donat gelang,

donat bulat, donat panjang, donat paha ayam dan jenis roti lainnya. Berat satu

buah ±40 – 60 gr dengan diameter 10 – 15 cm.

Universitas Sumatera Utara


II-7

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja untuk mencapai

suatu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan tugas dan tanggung jawab

untuk pencapaian tujuan tersebut. Struktur organisasi merupakan gambaran

skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama di antara fungsi-fungsi,

bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi yang digunakan pada UMKM roti di kota Medan

adalah struktur organisasi sederhana (simple stucture) yaitu lini murni. Tipe ini

dijumpai dalam usaha yang berskala kecil, dimana pimpinan umumnya adalah

pemilik usaha. Semua keputusan baik bersifat strategis maupun operasional akan

diambil sendiri oleh pemilik. Berikut ini adalah struktur organisasi UMKM roti di

kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 2.6 Struktur Organisasi UMKM Roti di Kota Medan

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas pada UMKM roti di kota Medan menurut fungsi yang

telah ditetapkan langsun goleh pemilik usaha. Uraian tugas dan tanggung jawab

di UMKM roti yang diamati :

Universitas Sumatera Utara


II-8

1. Pimpinan (Pemilik)

Pimpinan di UMKM roti adalah pemilik usaha tersebut yang merupakan

pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang memiliki wewenang/kekuasaan

melakukan tindakan atau mengambil keputusan.Wewenang pimpinan adalah :

a. Pemimpin adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam usaha tersebut.

b. Melakukan pengawasan dengan mengadakan pemeriksaan serta penilaian

seluruh kegiatan perusahaan.

Tanggung jawab :

1) Memimpin dan mengendalikan semua usaha/kegiatan di UMKM.

2) Memperhatikan, memelihara dan mengawasi kelancaran administrasi,

pengamanan dan pelaksanaan tugas secara seimbang dan berhasil.

3) Mengatur pembelian dan penjualan produk.

2. Pekerja

Uraian tugas dan tanggung jawab pekerja adalah sebagai berikut :

a. Membuat adonan roti

b. Membentuk/mencetak roti sesuai pesanan

c. Mengemas roti

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada UMKM roti yang diteliti berbeda beda, berkisar

6 hingga 15 orang. Jam kerja pada UMKM roti tersebut bervariasi dimulai dari

jam 07.30 atau 08.00 WIB hingga 16.00 atau 17.00 WIB, sejak hari Senin hingga

hari Sabtu dengan waktu istirahat selama 1 jam yaitu pada pukul 12.00 WIB –

Universitas Sumatera Utara


II-9

13.00 WIB. Rekapitulasi tenaga kerja dan jam kerja pada masing masing

UMKM roti dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Operator di UMKM Roti

No. Nama UMKM Waktu Kerja Jumlah Pekerja


1. UMKM Wendy Bakery 07.30 – 16.00 13 orang
2. UMKM Kiki Bakery 09.00 – 17.00 6 orang
3. UMKM Zaki Bakery 07.30 – 16.00 10 orang
4. UMKM RS Bakery 07.30 – 16.00 12 orang
5. UMKM Kaila Bakery 08.00 – 16.00 15 0rang
Sumber: Pengumpulan Data

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Karyawan dibayar dengan sistem yang berbeda pada tiap UMKM. Jumlah

upah yang diterima akan disesuaikan dengan jumlah output yang dikerjakan oleh

pekerja. Pimpinan usaha memberikan bonus apabila penjualan mereka melewati

target. THR diberikan setahun sekali saat perayaan hari besar keagamaan, cara

pembayaran upah dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Sistem Pengupahan pada UMKM Roti

No. Nama UMKM Sistem Pengupahan


1. UMKM Wendy Bakery Dibayar Mingguan
2. UMKM Kiki Bakery Dibayar Harian
3. UMKM Zaki Bakery Dibayar Mingguan
4. UMKM RS Bakery Dibayar Mingguan
5. UMKM Kaila Bakery Dibayar Bulanan
Sumber: Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Konsep Supply Chain

Supply chain adalah jaringan instansi-instansi yang secara bersama-

sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan

pemakai akhir (end user). Instansi-instansi tersebut biasanya termasuk supplier,

manufacture, distributor, toko atau ritel, serta instansi-instansi pendukung

seperti instansi jasa logistik. (Pujawan, 2005).

Pada suatu supply chain ada 3 macam aliran yang harus dikelola.

Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir

(downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari

hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir

ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di

masing-masing divisi sering dibutuhkan oleh distributor maupun oleh supplier.

Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier

juga sering dibutuhkan oleh manufacture. Informasi tentang status pengiriman

bahan baku sering dibutuhkan oleh instansi yang mengirim maupun yang

menerima. Instansi pengapalan harus membagi informasi seperti ini supaya

pihak-pihak berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan

yang lebih akurat. Ilustrasi ke-3 aliran di dalam supply chain ditunjukkan pada

Gambar 3.1

III-1

Universitas Sumatera Utara


III-2

Finansial : invoice, term pembayaran

Material : bahan baku, komponen, produk jadi

Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation

supplier manufacturer distributor Ritel/toko consumer

Finansial : pembayaran

Material : retur, recycle,repair

Informasi : order, ramalan

Gambar 3.1 Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola

3.1.1. Supply Chain Management (SCM)

Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada

tahun 1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Filosofi SCM

menekankan perlu adanya koordinasi dan kalaborasi yang baik antar fungsi

organisasi pada suatu supply chain. Hal ini memperlihatkan pentingnya sistem

pengukuran kinerja yang terintegrasi, bukan hanya pengukuran kinerja didalam

suatu organisasi tetapi juga antar pelaku sepanjang supply chain.

3.1.2. Pengukuran Performansi Supply Chain

Pengertian performansi menurut Venkatraman (1986) adalah refleksi

dari pencapaian kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan individu,

kelompok, atau organisai dimana pencapaian ini berupa sesuatu yang bisa

diukur.

Universitas Sumatera Utara


III-3

3.2. Supply Chain Operations Reference (SCOR)

3.2.1. Pengertian Supply Chain Operations Reference (SCOR)

Menurut Poluha (2003) Supply Chain Operations Reference (SCOR)

adalah model proses referensi yang sudah dikembangkan dan didukung Supply

Chain Council (SCC) sebagai standar de fakto alat diagnostik lintas industri

bagi manajemen rantai pasokan. SCOR memungkinkan pemakai untuk

mengerjakan, memajukan, dan memberitahukan kenyataan dalam manajemen

rantai pasokan dan diantara semua pihak yang berkepentingan.

Model SCOR dapat diterapkan pada aktivitas-aktivitas sebagai berikut :

1. Semua interaksi dengan pelanggan sejak pamasukan pesanan (order entry)

sampai pembayaran.

2. Semua transaksi produk (bahan baku, barang jadi dan/atau jasa), termasuk

peralatan, suku cadang software dan lain-lain.

3. Semua interaksi dengan pasar sejak memahami permintaan agregat sampai

pemenuhan pesanan.

Prose pada model SCORE (proses inti) ditunjukan pada Gambar 3.2.

Sumber : Supply Chain Council


Gambar 3.2 Lima Proses Inti Pada Model SCOR

Universitas Sumatera Utara


III-4

SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi lima proses inti

yaitu plan, source, make, deliver, dan return. Kelima proses berfungsi sebagai

yang diuraikan berikut :

a. Plan, yaitu proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk

menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,

produksi, dan pengiriman. Plan mencakup proses menaksir kebutuhan

distribusi, perencanaan dan pengendalian persediaan, perencanaan

produksi, perencanaan material, perencanaan kapasitas, dan melakukan

penyesuaian (alignment) supply chain plan dengan financial plan.

b. Source, yaitu proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi

permintaan. Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari

supplier, menerima, memeriksa, dan memberikan otorisasi pembayaran

untuk barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi

kinerja supplier, dan sebagainya. Jenis proses bisa berbeda tergantung

apakah barang yang dibeli termasuk stocked, make to order, atau

engineering to order products.

c. Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan baku/komponen menjadi

prosuk yang diinginkan pelanggan. Kegiatan make atau produksi bisa

dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target stok (make to stock),

atas dasar pesanan (make to order), atau engineer to order. Proses yang

terlibat disini antara lain penjadwalan produksi, melakukan kegiatan

produksi dan melakukan pengujian kualitas, mengelola barang setengah

jadi (work in process), memelihara fasilitas produksi , dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


III-5

d. Deliver, merupakan proses memenuhi permintaan terhadap barang maupun

jasa. Biasanya meliputi order management, transportasi, dan distribusi.

Proses yang terlibat diantaranya adalah menangani pesanan dari pelanggan,

memilih perusahaan jasa pengiriman, menangani kegiatan pergudangan

produk jadi, dan mengirim tagihan ke pelanggan.

e. Return, yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk

karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat anatara lain identifikasi

kondisi produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan

pengembalian, dan melakukan pengembalian. Post-delivery custumer

support juga merupakan bagian dari proses return.

Model SCOR meliputi tiga level proses. Ketiga level tersebut

menunjukkan bahwa SCOR melakukan penguraian atau dekomposisi proses

dari yang umum ke yang detail. Model penguraian proses dikembangkan untuk

mengarahkan pada satu bentuk khusus dari elemen-elemen proses. Pada level 1

dinamakan dengan Top level (tipe proses) mendefinisikan cakupan untuk lima

proses manajemen inti model SCOR, yaitu plan, source, make, deliver, dan

return dalam supply chain [5]

3.3. Fault Tree Analysis (FTA)

Menurut David Brown (1976) FTA merupakan metode yang sangat

baik untuk digunakan dalam analisis tingkat kegagalan sistem secara kualitatif

dan kuantitatif. Fault tree merupakan cara standard yang digunakan untuk

merepresentasikan human error dan efeknya terhadap tujuan dari suatu sistem.

Universitas Sumatera Utara


III-6

Dalam menggambarkan fault tree digunakan simbol standar untuk

mempermudah analisis. Aljabar boolean AND dan OR digunakan dalam

menggambarkan diagram. Simbol yang dipakai ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Simbol Fault Tree

No. Simbol Keterangan


1. Empat Persegi Panjang
Menyatakan event yang akan dianalisis selanjutnya.
2. Lingkaran
Menyatakan event dasar (basic event).
3. Jajaran Genjang
Menyatakan event yang tidak akan dianalisis selanjutnya
karena kekurangan data atau sebab lain.
4. Rumah
Menyatakan event yang diharapkan akan terjadi dalam
operasi normal sistem.
5. Pintu AND
Jika event di atasnya terjadi, maka semua event di
bawahnya harus terjadi.
6. Pintu OR
Jika event di atasnya terjadi maka paling sedikit satu
dari event di bawahnya harus terjadi.

3.4. Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART)

Stanton (2005) menyatakan HEART dapat digunakan untuk

memberikan probabilitas kesalahan dapat terjadi. HEART didesain sebagai alat

analisis yang dapat digunakan dengan cepat dan mudah, serta dianalisis human

error yang terstruktur. Salah satu karakteristik alat analisis adalah adanya

mekanisme untuk melihat seberapa besar faktor penyebab error berkontribusi

Universitas Sumatera Utara


III-7

terhadap kejadian error dan kemudian berusaha untuk mengurangi error

tersebut. HEART digunakan untuk melihat faktor faktor besar apa yang

dominan menjadi penyebab terjadinya sebuah eror dengan mengesampingkan

penyebab-penyebab yang lebih kecil.

Sebagai contoh kasus, Wilson dkk (2005) menyebutkan bahwa

karakteristik pekerjaan seorang masinis sangat kompleks dan perlu

memperhatikan setiap informasi yang diterima oleh seluruh panca indra

mereka, baik itu dari faktor yang berasal dari eksternal maupun faktor yang

datangnya dari diri mereka sendiri (internal). Oleh karena itu, diperlukan

sebuah alat Human Reliability Analysis (HRA) untuk bisa menganalisis dan

menjelaskan kejadian sebuah error.

Salah satu yang bisa digunakan untuk melakukan analisis tersebut adalah

HEART, yang pernah dikaji pada perusahaan kereta api dan hasilnya

menunjukkan diperlukan penyesuaian-penyesuaian sehingga bisa sesuai dengan

karakteristik perjalanan kereta api. Jaewhan (2005) menjelaskan perlunya

penyesuaian GTT (General Task Type) dalam kaitannya dengan perjalanan

kereta api. [6]

Sementara itu, Bell (2009) menjelaskan HEART bisa digunakan untuk

jenis industri apa saja asalkan kebutuhan untuk menggunakan HRA di industri

tersebut sangat besar. Premis-premis awal yang perlu dikemukakan terkait

dengan penggunaan HEART adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


III-8

1. Dasar keandalan manusia sangat bergantung dari keadaan umum di mana

pekerjaan dilakukan.

2. Dalam kondisi yang sempurna, tingkat keandalan akan cenderung untuk

mendapatkan hasil tingkat probabilitas yang serupa.

3. Misalnya keadaan sempurna tersebut tidak bisa dicapai, akhimya prediksi

human error tersebut bisa terdegradasi, yang mana penggunaan Error

Producing Conditions (EPC) mungkin bisa digunakan.

Langkah-langkah untuk melakukan analisis human error dengan

menggunakan HEART adalah sehagai berikut (Stanton, 2005):

1. Menentukan jenis pekerjaan atau skenario yang akan dianalisis.

Langkah pertama yang diperlukan adalah menentukan jenis pekerjaan apa

yang akan dianalisis. Jenis pekerjaan tersebut haruslah yang dapat

mempresentasikan sistem yang akan dianalisis secara mendalam. Lakukan

analisis pekeriaan dengan menggunakan HTA dari pekerjaan atau skenario

yang akan dianalisis tersebut. Langkah selanjutnya adalah memecah

pekerjaan tersebut ke dalam sub pekerjaan sehingga didapat pekerjaan yang

lebih sederhana. Pemecahan atau analisis pekerjaan tersebut menggunakan

HTA sebagai alat bantu. Struktur pekerjaan yang akan dianalisis akan

terlihat lebih jelas dan terlihat urutan hierarki dari pekerjaan tersebut,

sehingga memudahkan dalam melakukan analisis pada langkah atau hierarki

mana kemungkinan terjadinya human error. Lakukan proses screening dari

sub-pekerjaan di HTA, dan pilih sub pekerjaan mana yang akan dilakukan

proses analisis.

Universitas Sumatera Utara


III-9

Pekerjaan yang ada kemudian dapat dipetakan dengan bantuan alat

analisis HTA sehingga bisa diketahui secara detail langkah-langkah hierarki

dari pekerjaan tersebut. Setelah diketahui urutan hierarki dari pekerjaan

tersebut, kemudian dipilih pada struktur hierarki mana yang akan diteruskan

dengan menggunakan pendekatan HEART. Lakukan klasifikasi tingkat

ketidakandalan dengan menggunakan alat bantu GTT (General Task Type).

Setelah proses screening selesai dilakukan, kemudian analisi harus

mengelompokkan sub-pekerjaan yang akan dianalisis dengan menggunakan

General Task Type (GTT), Setelah pengelompokan dengan menggunakan

GTT dilakukan, analis harus menilai tingkat perbandingan dari sub-

pekerjaan tersebut sehingga dapat dilihat sebagai kesalahan manusia. Tipe

Tugas Umum (GTT) yang digunakan pada HEART. General Task Type

(GTT) yang digunakan pada HEART dapat di lihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 General Task Type HEART

Nilai Ketidakandalan
Jenis Pekerjaan Umum
Manusia yang Diusulkan
A) Sama sekali tidak terbiasa, bekerja dengan cepat tanpa mengetahui 0,55
akibat yang mungkin terjadi akibat pekerjaan tersebut. 0,35-0,97
B) Memindahkan atau mengembalikan sistem ke dalam bentuk baru 0.26
atau bentuk semula terhadap suatu usaha tanpa adanya pengawasan (0,144 - 0,42)
atau prosedur.
C) Pekerjaan sulit yang memerlukan pemahaman dan keahlian tinggi. 0,16
(0,12 – 0,28)
D) Pekerjaan yang agak sederhana yang dijalankan cepat serta tidak 0,09
memerlukan perhatian yang tidak terlalu besar (0,06-0,13)
E) Pekerjaan rutin, terlatih, pekerjaan yang cepat dengan membutuhkan 0,02
keahlian yang tidak terlalu tinggi (0,007-0,045)
F) Memindahkan atau mengembalikan sistem ke dalam bentuk baru atau 0,003
bentuk semula terhadap suatu usaha mengikuti prosedur tertentu (0,0008-0,007)
dengan diakhiri adanya proses pengecekan.

Universitas Sumatera Utara


III-10

Tabel 3.2 General Task Type HEART (Lajutan)

Nilai Ketidakandalan
Jenis Pekerjaan Umum
Manusia yang Diusulkan
(G) Sangat terbiasa, didesain dengan baik, telatih pekerjaan rutin 0,0004
dengan laju beberapa kali per jam, dilakukan pada tingkat (0,00008-0,009)
performansi tertinggi oleh pekerja yang sangat termotivasi,
operator sudah sangat berpengalaman, sangat mengerti tentang
konsekuensi dari suatu kesalahan, dengan adanya waktu untuk
mengoreksi dari potensi kesalahan, tetapi tanpa adanya alat bantu.
(H) Respon yang benar terhadap perintah dari suatu sistem dan bahkan 0,00002
ada penambaharn pengawasan otomatis terhadap sistem yang bisa (0,000006-0,0009)
menyediakan interpretasi terhadap langkah- langkah dari sistem
dengan benar

2. Identifikasi faktor – faktor yang berkontribusi terhadap error dengan

menggunakan EPC (Error Producing Conditions)

Selanjutnya, ditentukan faktor-faktor penentu sehingga mendorong

terjadinya suatu error yang berkaitan dengan subpekerjaan yang sedang di

analisis. Untuk melakukan hal ini, seorang analis dibantu dengan menggunakan

EPC (Error Producing Conditions) yang disertakan dengan faktor pendorong

error. Error Producing Conditions dalam analisis HEART dapat dilihat pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Error Producing Conditions HEART

Prediksi maksimum dari


ketidakandalan yang bisa
Error Producing Conditions (EPC)
berubah dari keadaan
baik ke adaan buruk
EPC Berpengaruh Tinggi
Tidak terbiasa terhadap situasi pekerjaan di mana sangat
penting tetapi hanya terjadi sekali-kali atau pekerjaan X 17
tersebut relatif baru
Kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi error
X 11
dan waktu untuk memperbaikinya
Rasio terhadap sinyal gangguan yang rendah X 10

Universitas Sumatera Utara


III-11

Tabel 3.3 Error Producing Conditions HEART (Lanjutan)

Prediksi maksimum dari


ketidakandalan yang bisa
Error Producing Conditions (EPC)
berubah dari keadaan
baik ke adaan buruk
Mudahnya cara dalam penerimaan atau penolakan terhadap
X9
informasi
Tidak adanya alat untuk menyampaikan informasi baik itu
bersifat fungsional maupun spasial kepada operator dalam X8
bentuk yang mudah dipahami
Adanya ketidaksesuaian antara model sebenarnya dari
X8
operator dengan yang dibayangkan oleh desainer
EPC Berpengaruh Sedang
Tidak adanya alat untuk mengembalikan tindakan ke
X8
dalam bentuk aslinya
Berlebihnya kapasitas informasi yang disampaikan
disebabkan adanya penyampaian informasi yang x6
bersamaan atau informasi yang tidak berlebihan
Kebutuhan akan meninggalkan teknik yang telah dipelajari
X6
dan menerapkan langkah yang sama sekali berlawanan
Kebutuhan untuk memindahkan tugas ke tugas berikutnya
X 5.5
tanpa menimbulkan kerugian
EPC Berpengaruh Rendah
Ambiguitas terhadap standar performansi X5
Ketidaksesuaian antara risiko yang dibayangkan dengan
X4
risiko sebenarnya
sistem feedback yang buruk, rancu serta tidak sesuai X4
Tidak jelasnya konfirmasi dari tindakan yang memerlukan
waktu yang dan secara langsung dan kontrol yang X4
seharusnya dilakukan
Kurangnya pengalaman operator X4
Kualitas informasi yang rendah terkait dengan prosedur
X3
dan juga interaksi antar personal
Sedikit atau tidak adanya kebebasan pengecekan atas
X3
keluaran yang telah dilakukan
Konflik antara tujuan akhir yang cepat dengan tujuan akhir
X 2,5
yang membutuhkan waktu
Tidak adanya perbedaan antara masukan informasi dari
X2
kebenaran pengecekan
Ketidaksesuaian antara level pendidikan yang dibutuhkan
X 2
dengan level tugas yang diharapkan
Adanya dorongan untuk menggunakan cara lain yang lebih
X2
berbahaya
Kurangnya kesempatan untuk melatih pikiran dan badan di
X 1.8
luar batas pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


III-12

Tabel 3.3 Error Producing Conditions HEART (Lanjutan)

Prediksi maksimum dari


ketidakandalan yang bisa
Error Producing Conditions (EPC)
berubah dari keadaan
baik ke adaan buruk
Ketidakandalan dari peralatan X 1.6
Kebutuhan untuk membuat penilaian yang pasti yang di
X 1.6
luar batas kemampuan operator
Tidak jelasnya alokasi pembagian fungsi dan tanggung
X 1.6
jawab
Tidak ada langkah yang nyata untuk memastikan bahwa
X 14
langkah yang ada sesuai pada jalur kemajuan aktivitas

3. Melakukan assessment effect dari EPC pada Langkah Sebelumnya

Setelah dilakukan penyetaraan dan pengelompokan berdasarkan jenis EPC

yang ada, selanjutnya dilakukan proses assessment terhadap faktor-faktor EPC

tersebut, dikaitkan dengan kontribusinya terhadap terjadinya error.

Assessed Proportion of Effect (APoE) diperoleh dari pengamatan dan

wawancara dengan pekerja terkait. Nilai APoE berkisar antara 0 – 1 dengan

rincian nilai 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1. Semakin tinggi nilai APoE,

maka semakin tinggi errortersebut akan/pernah terjadi. Nilai AssessedEffect (AE)

diperoleh dari rumus AE = ((Nilai efek maksimum-1) x APoE)+1).

Sebagai contoh, pada perhitungan AE model SCOR kategori 1 dengan EPC

5, nilai efek maksimumnya 8 dan nilai APoE 0,3 maka:

AE = ((Nilai efek maksimum-1) x APoE)+1)

AE = ((8-1) x 0,3) +1)

AE = ((7 x 0,3) + 1)

AE = (2,1 + 1)

AE = 3,1

Universitas Sumatera Utara


III-13

Dari nilai APOE tersebut kemudian dihitung nilai kemungkinan operator

melakukan kesalahan dan juga nilai keandalan operator tersebut. Persamaan untuk

menghitung nilai probabilitas kesalahan (Assessed Nominal Likelihood dan of

Failure) tersebut adalah sebagai berikut. [7]

Assessed Nominal Likelihood of Failure = IIni =1 APOEi

3.5. Penelitian Terdahulu

Peran manusia dalam rantai pasok cenderung dominan menentukan

kualitas dan kinerja produk yang dihasilkan. Proses yang dominan dilakukan oleh

manusia memiliki potensi terjadinya kesalahan dalam melakukan proses. Hal ini

disebut sebagai human error. Potensi human error menjadi hal yang perlu dikelola

dalam rantai pasok. Terdapat kendala dalam melakukan perencanaan dan tata

kelola human error dalam rantai pasok, terkait dengan bagaimana menentukan

klasifikasi human error dalam varian operasi yang banyak dalam suatu rantai

pasok. Penelitian ini mengusulkan adopsi model SCOR sebagai solusi untuk

melakukan identifikasi human error yang lebih sistematis dan efektif.

Berdasarkan hasil pemaparan dalam bagian hasil dan pembahasan,

penelitian tersebut terlihat bahwa adopsi model klasifikasi operasi pada model

SCOR dapat digunakan sebagai panduan dasar untuk melakukan identifikasi

human error pada beragam rantai pasok. Hal ini dapat dilaksanakan karena sifat

generik yang melekat pada model SCOR terkait dengan kerangka kerja untuk

melakukan klasifikasi operasi yang diperlukan pada rantai pasok. [1]

Universitas Sumatera Utara


III-14

Perusahaan lain bergerak di bidang produksi sepatu kulit, memiliki

banyak stakeholder dan sulit mengatur rantai pasokannya, sehingga

mempengaruhi efektifitas dan efesiensi rantai pasok perusahaan. Penelitian

dilakukan di perusahaan tersebut untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan

dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR).

Model hierarki awal pengukuran kinerja tersebut disesuaikan dengan kondisi

perusahaan dan diukur kinerja rantai pasoknya, sedangkan normalisasi Snorm De

Boer berfungsi untuk menyamakan nilai matriks yang digunakan sebagai

indikator pengukuran. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar

pembobotan dengan kuesioner subjektif. Nilai total kinerja sebesar 59,90

menunjukan bahwa kinerja rantai pasok perusahaan pada posisi rata-rata. [10]

Penelitian lain dimaksudkan untuk menjaga keamanan, keselamatan dan

kenyamanan operator di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya. Pada proses

produksi cassava chips sering terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

human error seperti bekerja dengan terburu-buru, sikap kerja yang salah, terjepit,

dan tidak memnggunakan APD. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi

human error yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja pada operator

proses produksi cassava chips dengan menggunakan Metode SHERPA dan

HEART. Hasil dari penelitian tersebut diketahui probabilitas human error yang

dapat terjadi pada tiap aktivitas tersebut Nilai HEP tertinggi sebesar 0,6716

terdapat pada proses produksi penggorengan chips pada task memeriksa

kematangan chips. [11]

Universitas Sumatera Utara


III-15

Penelitian lainnya pada perusahaan penghasil pipa baja las terbesar di

Indonesia. Dalam proses produksi pipa gas API 5L X 60M khususnya bagian

welding, sebesar 11,35% produk yang dihasilkan masih mengalami cacat. Salah

satu penyebab utama terjadinya cacat pada produk adalah akibat kesalahan

manusia dalam proses pengendalian mesin, yaitu bagian inside welding. Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kesalahan operator pada bagian

inside welding, mengukur tingkat keandalan operator, menganalisa faktor-faktor

yang mempengaruhi ketidakandalan operator, dan memberikan usulan perbaikan

untuk meningkatkan keandalan operator. Metode yang digunakan pada penelitian

tersebut adalah Human Error Assessment and Reduction Technique yang

digunakan untuk mengukur besarnya keandalan operator.

Tahap awal yang dilakukan pada metode ini adalah membuat task analisis,

mengidentifikasi dan mengklasifikasikan human error, mengkategorikan setiap

item pekerjaan dengan Generic Task Type (GTT), memilih faktor Error

Producing Conditions (EPC), menentukan nilai proporsi effect dari EPC,

menghitung total nilai Assessed Effect (AE), menentukan nilai Human Error

Probability (HEP), dan terakhir adalah menghitung nilai keandalan operator.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keandalan operator pada bagian

inside welding sebesar 0,025. Hasil tersebut menunjukkan keandalan yang rendah

sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dengan memberikan pelatihan

dengan metode on the job training, mengganti mesin motor listrik dengan yang

baru, serta melakukan maintenance pada mesin secara berkala.[12]

Universitas Sumatera Utara


III-16

Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi angka

kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error adalah dengan menggunakan

metode yang dikenal sebagai Metode Human Reliability Assesment (HRA). Pada

penelitian tersebut digunakan salah satu dari metode HRA yaitu metode Human

Error Assessment and Reduction Technique (HEART) yang merupakan metode

untuk melakukan kuantifikasi human reliability. Analisis HRA dengan metode

HEART mengambil tempat di salah satu lini perakitan dimana dari hasil analisis

dengan menggunakan metode HEART diperoleh nilai 1 untuk Nilai Human Error

Probability. Task tersebut memiliki karakteristik pekerjaan yang kompleks dan

membutuhkan tingkat pemahaman dan keterampilan tinggi serta dari hasil EPC

menunjukkan operator hanya memiliki waktu singkat untuk mendeteksi kegagalan

dan tindakan koreksi. [13]

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan

mulai bulan Maret 2019 hingga Juni 2019.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian untuk

mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat suatu objek tertentu (Sukaria, 2011). Penelitian deskriptif ini berbentuk

survey reasearch yaitu penelitian melakukan tinjauan langsung untuk melihat

kondisi eksiting untuk mendapatkan fakta-fakta yang ada secara langsung yang

dijadikan objek penelitian dan mencari suatu solusi.

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah setiap kegiatan pekerjaan pada rantai pasok

beberapa UMKM roti yang ada di kota Medan yang ditinjau dari operator atau

pekerja dan proses produksi roti. Penelitian ini difokuskan pada human error pada

rantai pasok berdasarkan atribut kinerja yang terdapat dalam pendekatan SCOR.

IV-1

Universitas Sumatera Utara


IV-2

4.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel-

variabel yag terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Plan

Plan adalah proses perencanaan yang menyeimbangkan permintaan dan

pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan

pengadaan dalam produksi pada UMKM roti.

2. Source

Source adalah proses ketepatan pengadaan bahan baku untuk memenuhi

permintaan pada UMKM roti.

3. Make

Make yaitu proses untuk mentransformasi bahan baku menjadi produk jadi

roti sesuai dengan varian rasa keinginan konsumen.

4. Deliver

Deliver merupakan proses pemberian roti yang telah jadi serta pengecekan

nota pesanan kepada konsumen.

5. Return

Return adalah proses pengembalian roti yang kualitasnya menurun serta

pengembalian transaksi pembayaran.

Universitas Sumatera Utara


IV-3

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual menggambarkan alur berpikir/ konsep dalam

menyelesaikan permasalahan, yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Plan

Source

Identifikasi Human Reduksi Human


Make
Error Error

Deliver

Return

Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data

kesalahan manusia (human error) pada UMKM roti dengan adopsi model SCOR

(Supply Chain Operations Reference) yaitu sebagai berikut:

1. Plan : Diperoleh dari wawancara dengan pemilik UMKM roti.

2. Source : Diperoleh dari wawancara dengan pemilik UMKM roti.

3. Make : Diperoleh dengan observasi langsung pada lantai produksi UMKM

roti dan wawancara dengan pekerja pada UMKM roti.

4. Deliver : Diperoleh dari wawancara dengan pemilik UMKM roti.

5. Return : Diperoleh dari wawancara dengan pemilik UMKM roti.

Universitas Sumatera Utara


IV-4

4.7. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan adopsi model SCOR dan analisis menggunakan Human Error

menggunakan metode HEART.

Langkah-langkah dalam pengolahan data terkait Human Error dengan

menggunakan metode HEART (Human Error Assesment and Reduction

Technique) adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi seluruh jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh operator.

Penentuan item pekerjaan proses pembuatan roti digambarkan dalam

Hierarchical Task Analysis (HTA). Langkah ini dilakukan melalui

pengamatan, wawancara, dan pencatatan mengenai tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh operator.

2. Penggambaran struktur logika untuk item pekerjaan yang menyebabkan

kegagalan ke dalam Fault Tree Analysis (FTA).

3. Mengkategorikan setiap item pekerjaan yang ada di tabel Generic Task Type

(GTT). Setiap item pekerjaan yang dikategorikan harus benar-benar sesuai.

Oleh karena itu, diperlukan wawancara langsung dengan supervisor atau orang

yang berpengalaman terhadap pekerjaan tersebut.

4. Identifikasi Error Producing Conditions (EPCs) sesuai dengan yang ada di

tabel HEART EPCs. EPCs merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat kegagalan kerja operator atau dalam istilah yang lain disebut dengan

Performance Shaping Factors (PSFs).

Universitas Sumatera Utara


IV-5

5. Menentukan proporsi efek atau Assessed Proportion of Effect (APOE) dan

menghitung besarnya nilai Assessed Effect (AE) dari setiap EPCs.

6. Menghitung total nilai AE.

7. Melakukan perhitungan nilai Human Error Probability (HEP).

8. Perhitungan Total kegagalan proses pembuatan roti kedalam FTA.

4.8. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini dianalisis hasil yang diperoleh dan dilakukan

pembahasan terkait kriteria error rantai pasok pada UMKM roti.

Blok diagram prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2. di bawah

ini.

Universitas Sumatera Utara


IV-6

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan

Studi Literatur
Studi Pendahuluan
1. Teori Buku Teks
Melakukan Observasi
2. Jurnal Penelitian
langsung
3. Hasil Penelitian Terkait

Identifikasi Masalah Awal


Human error pada rantai
pasok

Pengumpulan Data

Data Primer
1. Data untuk adopsi model SCOR Data Sekunder
2. Data untuk metode HEART Gambaran Umum Dan Sejarah
UMKM Roti di kota Medan

Pengolahan Data
1.Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
- Plan
- Source
- Make
- Deliver
- Return
2. Metode Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART)
- Penentuan item pekerjaan proses pembuatan roti yang dalam Hierarchical Task Analysis
(HTA).
- Penggambaran struktur kegagalan ke dalam Fault Tree Analysis (FTA).
- Mengkategorikan setiap item pekerjaan yang ada di tabel Generic Task Type (GTT).
- Identifikasi Error Producing Conditions (EPCs).
- Menentukan proporsi efek atau Assessed Proportion of Effect (APOE).
- Menghitung total nilai AE.
- Melakukan perhitungan nilai Human Error Probability (HEP).
- Perhitungan Total kegagalan proses pembuatan roti kedalam FTA.

Analisis Pemecahan Masalah


Analisis Human error pada rantai pasok serta
masukan perbaikan pada supply chain
UMKM Roti di kota Medan.

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2 Blok Diagram Prosedur Penelitian

Universitas Sumatera Utara


V- 1

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

Pada negara berkembang peranan bisnis usaha mikro kecil menengah ini

jauh lebih vital lagi dalam rangka memacu pertumbuhan ekonominya. Walaupun

jumlah tenaga kerja yang terlibat pada setiap usaha mikro kecil menengah tidak

banyak jumlahnya, tetapi karena jumlah usaha mikro kecil menengah ini relatif

sangat banyak, maka jumlah tenaga kerja yang terlibat di usaha mikro kecil

menengah relatif sangat besar.[1]

Pada saat ini tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam dunia usaha

semakin besar. Salah satunya kegiatan yang pesat perkembangannya adalah

kegiatan jual-beli dagang khususnya dalam bidang usaha makanan. Usaha roti ini

adalah usaha yang paling mudah untuk dikembangkan, karena banyaknya peminat

roti basah dan kering ini. Roti juga termasuk jenis makanan yang mudah diterima

di berbagai kalangan masyarakat. [3]

UMKM roti berkembang diseluruh penjuru Indonesia, termasuk di kota

Medan. Dari penelitian yang telah dilakukan penulis pada 5 UMKM roti di kota

Medan (UMKM Wendy Bakery, UMKM Kiki Bakery, UMKM Zaki Bakery,

UMKM RS Bakery dan UMKM Kaila Bakery) berikut karakteristik rantai pasok

dari masing-masing UMKM dapat dilihat pada Tabel 5.1

V-1
Universitas Sumatera Utara
V-2

Tabel 5.1 Karakteristik Rantai Pasok UMKM Roti


UMKM Wendy
No Kriteria Rantai Pasok UMKM Kiki Bakery UMKM Zaki Bakery UMKM RS Bakery UMKM Kaila Bakery
Bakery
1 Saluran distribusi yang Perusahaan dengan Perusahaan dengan Perusahaan dengan Perusahaan dengan Perusahaan dengan
dilakukan grosir grosir grosir grosir grosir
2 Tempat pembelian bahan Pasar Brayan Pasar Sei Kambing Pasar Kampung Lalang Pasar Melati Pasar Kampung Lalang
baku
3 Retail Bahan Baku Toko Laris Sehati Toko Sumber Jaya Toko WR Klampok Toko Elis Jaya Toko Pamanukan
4 Jumlah tenaga Kerja 13 tenaga kerja 6 tenaga kerja 10 tenaga kerja 12 tenaga kerja 15 tenaga kerja
5 Keuntungan membeli Memiliki komitmen Memiliki komitmen Memiliki komitmen Memiliki komitmen Memiliki komitmen
bahan baku dari supplier dengan perusahaan, dengan perusahaan, dengan perusahaan, dengan perusahaan, dengan perusahaan,
kualitas sesuai dengan harga bersaing, kualitas barang datang sesuai barang datang sesuai barang datang sesuai
yang dipesan sesuai dengan yang dengan yang dengan yang dengan yang
dipesan dijadwalkan, spesifikasi dijadwalkan, kualitas dijadwalkan, spesifikasi
sesuai dengan yang sesuai dengan yang sesuai dengan yang
dipesan dipesan dipesan
6 Hambatan dalam proses Sumber daya manusia Sumber daya manusia Sumber daya manusia Sumber daya manusia Sumber daya manusia
produksi tidak bekerja sesuai tidak bekerja sesuai tidak bekerja sesuai tidak bekerja sesuai tidak bekerja sesuai
prosedur, kerusakan prosedur, kerusakan prosedur, kerusakan prosedur, kerusakan prosedur, kerusakan
mesin mesin mesin mesin mesin
7 Yang akan dilakukan Memesan kepada Mencari bahan baku Mencari bahan baku Memesan kepada Memesan kepada
apabila proses produksi pemasok untuk disekitar tempat disekitar tempat pemasok untuk pemasok untuk
kekurangan bahan baku mengantarkan pada hari produksi produksi mengantarkan pada mengantarkan pada hari
itu juga hari itu juga itu juga
8 Teknologi yang Beberapa pekerjaan Beberapa pekerjaan Beberapa pekerjaan Beberapa pekerjaan Beberapa pekerjaan
digunakan menggunakan mesin menggunakan mesin menggunakan mesin menggunakan mesin menggunakan mesin
9 Kapasitas produksi 1500 pcs 400 pcs 1500 pcs 1000 pcs 1500 pcs
dalam 1 hari
10 Saluran distribusi Perusahaan  Perusahaan  Perusahaan  Perusahaan  Perusahaan 
konsumen konsumen konsumen konsumen konsumen

Universitas Sumatera Utara


V-3

Tabel 5.1 Karakteristik Rantai Pasok UMKM Roti (Lanjutan)


UMKM Wendy
No Kriteria Rantai Pasok UMKM Kiki Bakery UMKM Zaki Bakery UMKM RS Bakery UMKM Kaila Bakery
Bakery
11 Saluran distribusi yang Ya Ya Ya Ya Ya
diterapkan memberikan
manfaat
12 Saluran distribusi yang Ya Ya Ya Ya Ya
diterapkan memudahkan
pemasaran produk
13 Hal yang Konsumen dan Jumlah Konsumen dan Jumlah Konsumen dan Jumlah Konsumen dan Jumlah Konsumen dan Jumlah
dipertimbangkan dalam pemesanan pemesanan pemesanan pemesanan pemesanan
mendistribusikan produk
14 Nilai jual dari segi Produk dibuat Produk dibuat Produk dibuat Produk dibuat Produk dibuat
produk berdasarkan orderan berdasarkan orderan berdasarkan orderan berdasarkan orderan berdasarkan orderan
atau pesanan, terdapat atau pesanan atau pesanan atau pesanan dan atau pesanan, terdapat
keragaman produk, desain produk keragaman produk,
produk selalu produk selalu
mengutamakan kualitas mengutamakan kualitas
15 Nilai jual dari segi harga Harga bersaing Harga bersaing Harga bersaing Harga bersaing Harga bersaing
16 Promosi produk yang Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut
dilakukan
17 Alasan tidak menerapkan Tanpa toko Keberadaan toko online Keberadaan toko online Tanpa toko Tanpa toko
toko online onlineorderan sudah tidak terlalu bermanfaat tidak terlalu bermanfaat onlineorderan sudah onlineorderan sudah
banyak banyak banyak
18 Toko online yang - - - -
digunakan
19 Kemasan yang Tidak mudah terurai Tidak mudah terurai Tidak mudah terurai Tidak mudah terurai Tidak mudah terurai
digunakan

Universitas Sumatera Utara


V-4

Tabel 5.2 Karakteristik Rantai Pasok pada Pedagang


Kriteria Rantai Pasok
No Toko Laris Sehati Toko Sumber Jaya Toko WR Klampok Toko Elisa Jaya Toko Pamanukan
pada Pedagang
1 Nama pemilik Ibu Ani Lubis Bapak Fernando Sagala Bapak Dani Bapak Elpedius Ibu Clara
2 Jenis usaha yang di Grosir Makanan, Grosir Makanan, Grosir Makanan, Grosir Makanan, Grosir Makanan,
jalankan Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
3 Jumlah tenaga 5 Tenaga Kerja 4 Tenaga Kerja 4 Tenaga Kerja 3 Tenaga Kerja 6 Tenaga Kerja
kerjadalam grosir
4 Banyaknya item yang Tidak terprediksi Tidak dihitung Tidak terprediksi Setiap hari banyak Tidak terprediksi
terjual dalam 1 bulan terjual
5 Darimana mendapat Distributor Distributor Distributor Distributor Distributor
bahan baku
6 Kedaan yang sering Banyak barang Pengiriman Lama Pengiriman Lama Item sudah langka, Pengiriman Lama
terjadi dalam pengadaan Pengiriman Lama
barang dagangan
7 Keuntungan yang Memahami kebutuhan Memahami kebutuhan Memahami kebutuhan Memahami kebutuhan Memahami kebutuhan
didapat membeli dari perusahaan, Barang perusahaan, Harga perusahaan, Harga perusahaan, Harga perusahaan, Harga
supplier datang sesuai dengan bersaing bersaing bersaing bersaing, Kualitas
yang dijadwalkan, sesuai dengan yang
Harga bersaing dipesan
8 Kerugian yang didapat Tidak memiliki Barang datang tidak Barang datang tidak Barang datang tidak Barang datang tidak
membeli dari supplier komitmen dengan sesuai dengan yang sesuai dengan yang sesuai dengan yang sesuai dengan yang
perusahaan dijadwalkan dijadwalkan dijadwalkan dijadwalkan
9 Jalur distribusi item Grosir  konsumen Grosir  konsumen Grosir  konsumen Grosir  konsumen Grosir  konsumen
dagangan anda

Universitas Sumatera Utara


V-5

Tabel 5.2 Karakteristik Rantai Pasok pada Pedagang (Lanjutan)


Kriteria Rantai Pasok
No Toko Laris Sehati Toko Sumber Jaya Toko WR Klampok Toko Elisa Jaya Toko Pamanukan
pada Pedagang
10 Hal yang perlu Jumlah barang, Jumlah Jumlah barang, Jumlah ,Jumlah pesanan, Jarak Jumlah barang, Jumlah Jumlah barang, Jumlah
dipertimbangkan dalam pesanan, Mudah pesanan, Jarak dan dan waktu pesanan, Jarak dan pesanan, besar berat
penerapan saluran distribusi rusaknya, Jarak dan waktu waktu barang, Jarak dan
waktu waktu
11 Untuk Produk makanan dan Ya Ya Ya Ya Ya
minuman apakah anda
menarik kembali produk
anda jika produk tersebut
sudah kadaluarsa
12 Alasan membeli barang Keaslian produk, stok Keaslian produk, stok Keaslian produk, stok Keaslian produk, stok Keaslian produk, stok
ditempat anda barang banyak, barang banyak, harga barang banyak, barang banyak, harga barang banyak
mengutamakan bersaing bersaing
kepuasan pelanggan
13 Saluran distribusi yang Ya Ya Ya Ya Ya
diterapkan memberikan
manfaat
14 Saluran distribusi yang Ya Ya Ya Ya Ya
diterapkan memudahkan
pemasaran produk
15 Promosi produk yang sudah Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut
dilakukan

Universitas Sumatera Utara


V- 6

5.1.1. Proses Produksi UMKM Roti

Dalam proses produksi roti, bahan-bahan yang di gunakan dapat

dikategorikan atas tiga, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

5.1.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki presentase yang besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya. Adapun bahan baku yang digunakan oleh

UMKM roti adalah tepung terigu, gula, mentega, dan pengembang seperti

ditunjukan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Bahan Baku Pembuata Roti

No. Nama Gambar

1. Tepung Terigu

2. Gula

3. Garam

4. Mentega

5. Pengembang

Sumber: Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


V-7

5.1.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan

suatu produk dan keberadaanya untuk memperlancar proses. Bahan penolong

yang dipergunakan dalam proses produksi adalah air, pewarna makanan, minyak

goreng, baking powder seperti ditunjukan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Bahan Penolong Pembuata Roti

No. Nama Fungsi Gambar


1. air Untuk sebagai pelarut seluruh
adonan agar bercampur
dengan sempurna.

3. Minyak Untuk membatu operator


goreng dalam memotong adonan agar
lebih mudah dan tidak
lengket.
4. Baking Untuk membantu proses
Powder pembuatan kue agar diperoleh
tekstur yang halus dan
lembut.
Sumber: Pengumpulan Data

5.1.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada

proses produksi untuk membantu meningkatkan kualitas produksi. Bahan

tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi ini adalah wijen, coklat,

blueberry, pisang, ceres, keju, melon, kacang, cappuccino, strobberry, kacang

hitam, moka dan Pewarna Makanan. Bahan tambahan seperti ditunjukan pada

Tabel 5.5.

Universitas Sumatera Utara


V-8

Tabel 5.5 Bahan Tambahan Pembuata Roti

No. Nama Gambar

1. Ceres

2. Keju

3. Wijen

4. Perasa strawberry

5. Perasa Blueberry

6. Pewarna Makanan

Sumber: Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


V-9

5.1.1.4. Uraian Proses Produksi

Tahapan produksi yang dilakukan pada UMKM roti adalah sebagai

berikut:

1. Pencampuran Bahan

Proses yang dilakukan adalah memasukkan bahan-bahan yang telah

ditimbang sesuai takaran, seperti tepung, mentega, garam, telur dan air 5 liter

ke dalam mesin pengadonan untuk dicampur /diadon. Proses pencampuran ini

berlangsung ±30 menit.

2. Pemotongan Adonan

Selanjutnya adalah membawa adonan ke stasiun pemotongan adonan untuk di

potong-potong. Sebelum dilakukan proses pemotongan adonan diberi minyak

goreng pada bagian atas adonan agar mempermudah proses pemotongan. Tiap

potongan adonan berkisar berat 5 gr yang akan menjadi satu buah roti, setelah

itu adonan di diamkan selama 3 jam untuk proses pengembangan ragi.

3. Pembentukan Adonan

Proses selanjutnya adalah mengisi adonan yang telah dipress dengan isi yang

diinginkan. Isi roti dapat berupa pisang, coklat, blueberry, tergantung jenis

roti yang akan dibuat. Adonan dibentuk oleh pekerja secara manual. Sesudah

adonan dibentuk, dimasukkan kedalam sebuah loyang dengan kapasitas 15

roti. Kemudian roti dibawa secara manual ke stasiun pemanggangan.

4. Pemanggangan

Kemudian adonan roti dalam loyang dimasukkan ke dalam tungku dengan

menempatkannya pada sebuah pallet besi yang berputar di dalam tungku

Universitas Sumatera Utara


V-10

dengan suhu pemanggangan 250˚C. Proses pemanggangan berlangsung,

selama ±15 menit. Selama proses pemanggangan berlangsung operator

menyusun roti yang telah matang ke dalam loyang yang lebih besar berisi 70

buah roti lalu meletakannya ke area penumpukan dan memindahkan loyang

kosong ke stasiun pemotongan. Setelah adonan matang operator bergerak ke

tungku pemangangan untuk mengeluarkan loyang-loyang yang berisi roti dan

mulai memasukkan adonan lainnya.

5.1.1.5. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan

produksi. Mesin dan peralatan akan digunakan dari awal proses produksi sampai

terbentuk produk yang siap untuk dipasarkan. Mesin yang digunakan UMKM ini

adalah sebagai berikut :

Mesin yang digunakan dalam UMKM ini adalah sebagai berikut:

1. Mesin penggiling Mentega, berfungsi untuk mengadon mentega berulang-

ulang untuk mendapatkan tekstur adonan yang lembut. Mesin ini berjumlah 1

buah.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.1 Mesin Penggiling Mentega

Universitas Sumatera Utara


V-11

2. Mesin pengadon, berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan seperti

tepung, gula, telur, mentega, susu, baking powder dan penyedap seperti

garam dengan air. Mesin ini berjumlah 1 buah.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.2 Mesin Pengadon

3. Tungku pemanggangan, berfungsi untuk memanggang adonan yang sudah

dibentuk dan diberi isian. Kapasitas loyang dalam tungku berjumlah 10

loyang. Jumlah tungku pemanggangan ada 2 buah

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.3 Tungku Pemanggangan

Universitas Sumatera Utara


V-12

Peralatan yang digunakan dalam UMKM ini adalah sebagai berikut:

1. Ember

Ember berfungsi sebagai tempat air.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.4 Ember

2. Alat pemotong

Alat pemotong ini berfungsi untuk memotong adonan sesuai dengan ukuran

yang sudah ditentukan.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.5 Alat Pemotong

Universitas Sumatera Utara


V-13

3. Wadah Minyak Goreng

Wadah minyak goreng ini dipakai untuk menampung minyak goreng yang

akan diolesi pada adonan kue dan loyang.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.6 Wadah Minyak

4. Loyang

Loyang adalah tempat adonan yang akan dipanggang maupun yang telah

matang. Loyang berukuran 64 cm x 51 cm x 18 cm digunakan untuk

memanggang dan loyang berukuran 86 cm x 36 cm x 6 untuk tempat roti

yang telah matang.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 5.7 Loyang

Universitas Sumatera Utara


V-14

5.2. Klasifikasi Aktivitas Supply Chain

Klasifikasi aktivitas supply chain dilakukan berdasarkan pendekatan

model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dengan melibatkan lima

perspektif supply chain yaitu plan, source, make, deliver, dan return yang akan

digunakan untuk mengidentifikasi performansi indikator yang ada pada masing-

masing perspektif.

Aktivitas supply chain pada kelima perspektif di atas dapat diuraikan

sebagai berikut.

1. Plan

Perspektif plan mencakup proses perencanaan sebelum proses produksi

berlangsung yaitu merencanakan banyaknya bahan baku yang dibutuhkan

untuk memproduksi roti sesuai dengan permintaan dan perencanaan

persediaaannya. Hal ini bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal

untuk menjalankan proses produksi yang efektif dan efesien. Banyaknya

roti yang diproduksi setiap harinya pada setiap masing masing UMKM roti

seperti ditunjukan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Pesanan yang di Produksi Setiap Hari pada UMKM Roti

No. Nama UMKM Pesanan

1. UMKM Wendy Bakery 1500 pcs

2. UMKM Kiki Bakery 400 pcs

3. UMKM Zaki Bakery 1500 pcs

4. UMKM RS Bakery 1000 pcs

5. UMKM Kaila Bakery 1500 pcs


Sumber: Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


V-15

2. Source

Proses pengadaan barang untuk memenuhi permintaan. Mencakup pihak-pihak

yang memberikan bahan baku untuk aktivitas produksi di UMKM roti

termasuk penjadwalan dan pengiriman, penerimaan, pemeriksaan, dan

melakukan evaluasi kinerja supplier bahan diperoleh dari pasar yang terdekat

pada lokasi UMKM seperti ditunjukan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Pengadaan Bahan Baku pada UMKM Roti

No. Nama UMKM Market Source Retail

1. UMKM Wendy Bakery Pasar Brayan Toko Laris Sehati

2. UMKM Kiki Bakery Pasar Sei Kambing Toko Sumber Jaya

3. UMKM Zaki Bakery Pasar Kampung Lalang Toko WR Klampok

4. UMKM RS Bakery Pasar Melati Toko Elis Jaya

5. UMKM Kaila Bakery Pasar Kampung Lalang Toko Pamanukan


Sumber: Pengumpulan Data

3. Make

Seluruh aktivitas yang dilakukan UMKM roti untuk memproduksi berbagai

macam roti dari bahan baku yang diperoleh dari supplier, melakukan

penjagaan kualitas produk, serta memelihara fasilitas produksi seperti

ditunjukan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Aktifitas Kerja pada UMKM Roti

Kode Uraian kerja


1. Pemesanan Bahan Baku
1.1 Mengambil semua bahan untuk proses pembuatan roti
2. Memasukkan semua bahan kedalam mesin pengadon

Universitas Sumatera Utara


V-16

Tabel 5.8 Waktu Kerja pada UMKM Roti (Lanjutan)

Kode Uraian kerja


2.1. Menambahkan air sebayak 5 liter
3. Pemotongan adonan
3.1. Adonan dioles minyak goreng
3.2. Adonan dipotong dengan berat 5 gr
3.3. Adonan di diamkan hingga mengembang selama 3 jam
4. Pembentukan adonan
4.1. Adonan diisi dengan varian rasa yang diinginkan
4.2. Adonan disusun ke dalam cetakan
5. Pemanggangan roti
5.1. Adonan dimasukkan dalam tuggu 250 0 C dipanggang selama 10 menit
Sumber: Pengumpulan Data

4. Deliver

Aktivitas yang berhubungan dengan pengiriman produk kepada pelanggan.

Proses yang terlibat diantaranya menangani pesanan pelanggan, dan

menjajakan aneka roti ke pada pelanggan.

5. Return

Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi produk roti. jika

pelanggan melakukan pengembalian roti dikarenakan kondisi produk roti yang

menurun juga merupakan bagian dari proses return.

Universitas Sumatera Utara


V-17

5.2.1. Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok UMKM Roti dengan

Adopsi Model SCOR

Model identifikasi human error yang dihasilkan dari proses adopsi model

SCOR memberikan kemudahan dalam melakukan identifikasi jenis kesalahan

berdasarkan klasifikasi operasi dalam rantai pasok. Klasifikasi ini akan membantu

pihak UMKM Roti dalam menentukan kebijakan terkait sistem kerja yang

memiliki peluang melakukan kesalahan. Setelah proses klasifikasi telah berhasil

dilakukan maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis untuk melakukan

pengelolaan agar potensi terjadinya human error dapat diminimasi. Kerangka

identifikasi dengan adopsi model SCOR dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok di UMKM Roti

No Proses Sub-Proses Human Error

1. Plan Pemesanan Bahan Baku Kesalahan dalam pencatatan


pemesanan
Kesalahan jumlah bahan yang
dipesan
Kesalahan dalam kualitas produk
yang dipesan dipesan
Kesalahan dalam memberikan
merk bahan yang dipesan
Perencanaan Produksi Kesalahan komunikasi dengan
konsumen
Kesalahan jumlah permintaan
konsumen
Kesalahan memperkirakan jumlah
produksi
Kesalahan perhitungan biaya
2. Source Ketepatan Bahan Baku Kesalahan dalam memberikan
merk bahan yang dipakai
Kesalahan peletakan bahan pada
tempat yang mudah basah

Universitas Sumatera Utara


V-18

Tabel 5.9 Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok di UMKM Roti

(Lanjutan)

No Proses Sub-Proses Human Error

3. Make Penyiapan Bahan Kesalahan pengambilan bahan


utama
Kesalahan pengambilan volume
isi takaran
Kesalahan peletakan bahan
Pencampura Bahan Kesalahan dalam memasukkan
takaran bahan
Kesalahan dalam memasukkan
bahan step by step
Kesalahan dalam penggunaan
mesin
Kesalahan operator dalam
memperhatikan kecepatan mesin
pengadon
- Menambahkan air Kesalahan dalam menuangkain air
sebanyak 5 liter ke mesin sehingga tumpah
Kesalahan dalam memberi air
yang telalu banyak
Kesalahan dalam memberi air
yang telalu sedikit
Pemotongan adonan Kesalahan dalam menuangkan
hasil adonan ke meja potong
menyebabkan adonan tumpah ke
lantai
- Adonan diolesi Kesalahan dalam menuangkain
minyak goreng minyak ke wadah sehingga
tumpah
Kesalahan dalam mengolesi
minyak yang terlalu banyak pada
adonan
Kesalahan dalam mengolesi
minyak yang terlalu sedikit pada
adonan sehingga adonan lengket
ditangan operator
- Adonan dipotong Kesalahan dalam memotong
dengan berat 5 gr adonan dengan ukuran yang tidak
pas
Kesalahan dalam peletakan
adonan yang telah dipotong

Universitas Sumatera Utara


V-19

Tabel 5.9 Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok di UMKM Roti

(Lanjutan)

No Proses Sub-Proses Human Error

3. Make - Adonan didiamkan Kesalah terlalu lama mendiamkan


hingga mengembang adonan
selama 3 jam Kesalah terlalu cepat mendiamkan
adonan
Pembentukan adonan Kesalahan dalam mengisi jenis
- Adonan diisi dengan rasa pada adonan
varian rasa yang Kesalahan dalam pengisian
diinginkan komposisi/takaran rasa pada
adonan
- Adonan disusun ke Kesalahan dalam memasukkan
dalam cetakan adonan pada cetakan/loyang
Kesalahan dalam memasukkan
adonan sehingga adonan terjatuh
dari tangan
Kesalahan dalam meletakkan
cetakan/loyang tidak pas
mengakibatkan bentuk tidak
sesuai
Pemanggangan roti Kesalahan dalam mengatur suhu
- Adonan dimasukkan pada tungku pemanggangan
dalam tungku 250oC Kesalahan dalam memasukkan
di panggang selama loyang ke dalam tungku
15 menit mengakibatkan loyang terjatuh
Kesalahan terlalu cepat dalam
mengambil roti dari tungku
pemanggangan sehingga produk
masih metah
Kesalahan terlalu lama dalam
mengambil roti dari tungku
pemanggangan sehingga produk
mengalami kegosongan.

Universitas Sumatera Utara


V-20

Tabel 5.9 Identifikasi Human Error pada Rantai Pasok di UMKM Roti

(Lanjutan)

No Proses Sub-Proses Human Error

4. Deliver Pemeriksaan nota pesanan Kesalahan pemberian jumlah


pesanan yang telah ditentukan
Kesalahan pemberian varian rasa
pesanan yang telah ditentukan
Kesalahan pemberian produk
kepada pelanggan
5 Return Pengembalian roti dan Kesalahan penentuan kriteria
transaksi pembayaran pengembalian produk
Kesalahan perhitungan biaya yang
harus dikembalikan
Sumber: Pengolahan Data

5.3. Penentuan Human Error dengan Metode HEART

Metode HEART merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan

nilai human error probability (HEP) untuk proses pembuatan roti. Tetapi sebelum

melakukan penilaian dengan metode HEART maka terlebih dahulu digambarkan

Hierarchical Task Analysis (HTA) dan diagram hubungan setiap item pekerjaan

(Fault Tree Diagram) yang disesuaikan dengan prosedur kerja proses pembuatan

roti. Dalam diagram HTA pekerjaan dianalisis menjadi lebih rinci dan sistematis.

Untuk kegiatan pembuatan roti, diagram Hierarchical Task Analysis dapat

tunjukkan pada Gambar 5.9. dan Fault Tree Diagram ditunjukkan pada Gambar

5.10.

Universitas Sumatera Utara


V-21

Proses Pembuatan Roti

Plan Source Make Deliver Return

1.1. Perencanaan 9. Pengembalian roti


1. Pemesanan Bahan Baku 2. Ketepatan Bahan 6. Pembentukan 8. Pengecekan Nota
Produksi 3. Penyiapann Bahan 4. Pencampuran Bahan 7. Pemanggangan Roti dan transaksi
Baku 5. Pemotongan Adonan Adonan Pesanan
pembayaran

3.1. Mengambil 4.1. Memasukkan 6.1. Adonan diisi 6.2. Adonan 7.1. Adonan dimasukkan dalam
4.2. Menambahkan
semua bahan untuk semua bahan kedalam dengan varian rasa disusun ke dalam tuggu 250 0 C dipanggang selama 10
air sebayak 5 liter
proses pembuatan roti mesin pengadon yang di inginkan cetakan menit

5.1. Adonan di 5.2. Adonan 5.3. Adonan di


oles minyak dipotong dengan diamkan hingga
goreng berat 5 gr mengembang selama
3 jam

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 5.9 Hierarchical Task Analysis (HTA) Proses Pembuatan Roti

Universitas Sumatera Utara


V-22

Operator gagal melakukan proses


pembuatan roti

Plan Source Make Deliver Return

1. Gagal dikerjakan 1.1. Gagal dikerjakan 2. Gagal dikerjakan 3. Gagal dikerjakan 4. Gagal dikerjakan 5. Gagal dikerjakan 6. Gagal dikerjakan 7. Gagal dikerjakan 8. Gagal dikerjakan 9. Gagal dikerjakan

A C D E F G
A B H I

1.1. Gagal 1.2. Gagal 2.1. Gagal 3.1. Gagal 4.1. Gagal 4.2. Gagal 5.1. Gagal 5.2. Gagal 5.3. Gagal 6.1. Gagal 6.2. Gagal 7.1. Gagal 8.1. Gagal 9.1. Gagal
dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 5.10 Fault Tree Diagram Proses Pembuatan Roti

Universitas Sumatera Utara


V-23

Prosedur yang harus dilakukan dalam penentuan human error dengan

menggunakan metode HEART adalah:

1. Identifikasi uraian kerja proses pembuatan roti, hasilnya dapat tunjukkan pada

pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Uraian Kerja Proses Pembuatan Roti

Kode Uraian kerja


1.1. Pemesanan Bahan Baku
1.2 Perencanaan Produksi
2.1 Ketepatan Bahan Baku
3.1. Mengambil semua bahan untuk proses pembuatan roti
4.1. Memasukkan semua bahan kedalam mesin pengadon
4.2. Menambahkan air sebayak 5 liter
5.1. Adonan dioles minyak goreng
5.2. Adonan dipotong dengan berat 5 gr
5.3. Adonan didiamkan hingga mengembang selama 3 jam
6.1. Adonan diisi dengan varian rasa yang di inginkan
6.2. Adonan disusun ke dalam cetakan
7.1. Adonan dimasukkan dalam tuggu 250 0 C dipanggang selama 10 menit
8.1 Pemeriksaan Nota Pemesanan
9.1 Pengembalian roti dan transaksi pembayaran
Sumber: Pengolahan Data

2. Kategori Generic Task Type (GTT) setiap item kerja proses pembuatan roti

yang diikuti dengan nilai Nominal Human Error Probability hasilnya dapat

tunjukkan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Kategori Generic Task Type (GTT) setiap Item

Nominal Human
Kode Uraian kerja GTT
Error Probability
1.1 Pemesanan Bahan Baku D 0,09
1.2 Perencanaan Produksi E 0,02
2.1 Ketepatan Bahan Baku E 0,02
Mengambil semua bahan untuk proses E 0,02
3.1.
pembuatan roti
Memasukkan semua bahan kedalam mesin G 0,0004
4.1.
pengadon
4.2. Menambahkan air sebayak 5 liter G 0,0004
5.1. Adonan di oles minyak makan E 0,02

Universitas Sumatera Utara


V-24

Tabel 5.11 Kategori Generic Task Type (GTT) setiap Item (Lanjutan)

Nominal Human
Kode Uraian kerja GTT
Error Probability
5.2. Adonan dipotong dengan berat 5 gr G 0,0004
Adonan di diamkan hingga mengembang E 0,02
5.3.
selama 3 jam
Adonan diisi dengan varian rasa yang D 0,09
6.1.
diinginkan
6.2. Adonan disusun ke dalam cetakan G 0,0004
Adonan dimasukkan dalam tuggu 250 0 C E 0,02
7.1.
dipanggang selama 10 menit
8.1 Pemeriksaan Nota Pemesanan E 0,02
Pengembalian roti dan transaksi E 0,02
9.1
pembayaran
Sumber: Pengolahan Data

3. Identifikasi Error Production Conditions (EPCs) proses pembuatan roti

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan wawancara

langsung maka dapat diuraikan faktor-faktor EPCs yang mempengaruhi

tingkat kegagalan operator dalam proses pembuatan roti maka dapat

diuraikan EPCs yang memengaruhi tingkat kegagalan kerja pekerja pada

rantai pasok pembuatan roti. EPCs memiliki 2 kategori, yaitu kategori 1

dan kategori 2, dan masing-masing telah memiliki nilai efek maksimum

yang dapat memengaruhi human error probability. Error kategori 1

berpengaruh tinggi dan error kategori 2 berpengaruh sedang. Identifikasi

ErrorProducing Conditions (EPCs) dapat ditunjukan pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Identifikasi Error Producing Conditions (EPCs)

Model SCOR Kategori Error Producing Condition Nilai Efek Maksimum


Plan 1 5. Tidak ada alat untuk menyampaikan 8
informasi baik itu bersifat fungsional
ataupun spasial kepada operator dalam
bentuk yang mudah dipahami
7. Tidak adanya alat untuk mengembalikan 8
tindakan ke dalam bentuk aslinya

Universitas Sumatera Utara


V-25

Tabel 5.12 Identifikasi Error Producing Conditions (Lanjutan)

Model SCOR Kategori Error Producing Condition Nilai Efek Maksimum


1 10. Kebutuhan untuk memindahkan tugas ke 5,5
tugas berikutnya tanpa menimbulkan
kerugian
Source 1 10. Kebutuhan untuk memindahkan tugas ke 5,5
tugas berikutnya tanpa menimbulkan
kerugian
12. Ketidaksesuaian antara risiko yang 4
dibayangkan dan risiko sebenarnya
2 15. Kurangnya Pengalaman Operator 3
Make 1 5. . Tidak ada alat untuk menyampaikan 8
informasi baik itu bersifat fungsional
ataupun spasial kepada operator dalam
bentuk yang mudah dipahami
7. Tidak adanya alat untuk mengembalikan 8
tindakan kedalam bentuk aslinya
15. Kurangnya pengalaman operator 3
17. Sedikit atau tidak adanya kebebasan 3
pengecekan atas keluaran yang telah dilakukan
2 23. Ketidakandalan dari peralatan 1,6
26. Tidak ada langkah yang jelas untuk 1,4
memastikan bahwa langkah yang ada sesuai pada
jalur aktivitas
Deliver 1 16. kualitas informasi yang rendah terkait dengan 3
prosedur dan juga interaksi antar personal
17. Sedikit atau tidak adanya kebebasan 2
pengecekan atas keluaran yang telah dilakukan
2 19. Tidak adanya perbedaan antara masukan 2
informasi dari kebenaran pengecekan
Return 1 16. kualitas informasi yang rendah terkait dengan 3
prosedur dan juga interaksi antar personal
17. Sedikit atau tidak adanya kebebasan 3
pengecekan atas keluaran yang telah dilakukan
2 19. Tidak adanya perbedaan antara masukan 2
informasi dari kebenaran pengecekan
Sumber: Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


V-26

4. Menentukan Assessed Proportion of Effect (APOE) dan Assessed Effect (AE)

Setiap Error Producing Conditions (EPCs) Proses pembuatan roti.

Assessed Proportionof Effect (APoE) diperoleh dari pengamatan dan

wawancara dengan pekerja terkait. Nilai APoE berkisar antara 0 – 1 dengan

rincian nilai 0,1;0,2;0,3;0,4;0,5;0,6;0,7;0,8;0,9;1.

Semakin tinggi nilai APoE, maka semakin tinggi error tersebut akan/pernah

terjadi. Nilai Assessed Effect (AE) diperoleh dari rumus AE = ((Nilai efek

maksimum-1) x APoE)+1).

Sebagai contoh, pada perhitungan AE model SCOR kategori 1 dengan EPC

5, nilai efek maksimumnya 8 dan nilai APoE 0,3 maka:

AE = ((Nilai efek maksimum-1) x APoE)+1)

AE = ((8-1) x 0,3) +1)

AE = ((7 x 0,3) + 1)

AE = (2,1 + 1)

AE = 3,1

Proporsi efek atau Assessed Proportionof Effect (APoE) dan besarnya nilai

Assessed Effect (AE) dari setiap EPCs yang telah diidentifikasi dapat

ditunjukan pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Nilai proposi efek (APOE) dan perhitungan AE


Model Error Producing Nilai Efek
Kategori APOE AE
SCOR Condition Maksimum
Plan 1 5 8 0,3 3,1
7 8 0,5 4,5
10 5,5 0,5 3,25

Universitas Sumatera Utara


V-27

Tabel 5.13. Nilai proposi efek (APOE) dan perhitungan AE (Lanjutan)


Model Error Producing Nilai Efek
Kategori APOE AE
SCOR Condition Maksimum
Source 1 10 5,5 0,5 3,25
12 4 0,4 2,2
15 3 0,5 2
Make 1 5 8 0,4 3,8
7 8 0,3 3,1
15 3 0,2 1,4
17 3 0,8 2,6
2 23 1,6 0,3 1,18
26 1,4 0,4 1,16
Deliver 1 16 3 0,7 2,4
17 3 0,4 1,8
2 19 2 0,4 1,4
Return 1 16 3 0,7 2,4
17 3 0,4 1,8
2 19 2 0,4 1,4
Sumber: Pengolahan Data

5. Menghitung nilai Assessed Effect (AE) pada Proses Pembuatan Roti Nilai

total Assessed Effect (AE) dapat dihitung dengan rumus:

Total AE = AE1 x AE2 x AE3 x … x Aen

dimana n adalah banyaknya AE yang diidentifikasi sebagai faktor EPCs..

Perhitungan nilai total AE dapat ditunjukan pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Perhitungan Total Nilai AE Keseluruhan


Kategori Kalkulasi Nilai AE
Plan 3,1 x 4,5 x 3,25 45,33
Source 3,25 x 2,2 x 2 14,30
Make 3,8 x 3,1 x 1,4 x 2,6 x 1,18 x 1,16 58,69
Deliver 2,4 x 1,8 x 1,4 6,04
Return 2,4 x 1,8 x 1,4 6,04

Dari perhitungan di atas, nilai AE terbesar terdapat pada proses make, yaitu

sebesar 58,69.

Universitas Sumatera Utara


V-28

6. Menghitung nilai Human Error Probability (HEP)

Untuk menentukan nilai HEP dapat dihitung dengan rumus:

HEP = Nominal HEP x Total AE

Maka untuk nilai Human Error Probability (HEP) untuk setiap kode

pekerjaan dapat ditunjukan pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Nilai Human Error Probability (HEP)


Nominal Human Total HEP
Kode Uraian kerja GTT
Error Probability AE
1.1 Pemesanan Bahan Baku D 0,09 45,33 4,0797
1.2 Perencanaan Produksi E 0,02 45,33 0,9066
2.1 Ketepatan Bahan Baku E 0,02 14,3 0,286
Mengambil semua bahan untuk E 0,02 58,69 1,1738
3.1.
proses pembuatan roti
Memasukkan semua bahan G 0,0004 58,69 0,023476
4.1.
kedalam mesin pengadon
Menambahkan air sebayak 5 G 0,0004 58,69 0,023476
4.2.
liter
5.1. Adonan di oles minyak makan E 0,02 58,69 1,1738
Adonan dipotong dengan berat 5 G 0,0004 58,69 0,023476
5.2.
gr
Adonan di diamkan hingga E 0,02 58,69 1,1738
5.3.
mengembang selama 3 jam
Adonan diisi dengan varian rasa D 0,09 58,69 5,2821
6.1.
yang di inginkan
Adonan disusun ke dalam G 0,0004 58,69 0,023476
6.2.
cetakan
Adonan dimasukkan dalam E 0,02 58,69 1,1738
7.1. tuggu 250 0 C dipanggang
selama 10 menit
8.1 Pemeriksaan Nota Pemesanan E 0,02 6,04 0,1208
9.1 Transaksi Pembayaran E 0,02 6,04 0,1208
Sumber: Pengolahan Data

Untuk menghitung total nilai HEP operator dengan FTA, maka dibutuhkan

data mengenai Fault Tree Diagram dan nilai HEP setiap basic event yang

diperoleh dari hasil kuantifikasi dengan metode HEART.

Universitas Sumatera Utara


V-29

Berikut ini satu contoh perhitungan nilai HEP, yaitu pada pintu hubungan

B dengan menggunakan data hasil perhitungan HEP operator.

HEP4.1. = 0,023 HEP4.2. = 0,023

HEP4. = 1− (1 − 0,023)(1 − 0,023)

= 0,046
Total HEP untuk operator proses pembuatan roti adalah 11,729 dan untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat Gambar 5.16.

Universitas Sumatera Utara


V-30

14,957

4,365 0,286 10,066 0,120 0,002

4,079 0,286 0,286 1,173 0,046 2,369 5,305 1,173 0,120 0,002

A C D E F G
A B H I

4,079 0,906 0,286 1,173 0,023 0,023 1,173 0,023 1,173 5,282 0,023 1,173 0,120 0,120

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 5.16. Hasil Fault Tree Analysis Proses Pembuatan Roti

Universitas Sumatera Utara


V-31

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISA DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Rantai Pasok UMKM Roti dengan Metode SCOR (Supply Chain

Operations References)

Setelah dilakukan pengukuran kinerja supply chain secara keseluruhan maka

dilakukan identifikasi jenis kesalahan berdasarkan klasifikasi dalam rantai pasok.

Klasifikasi tersebut juga akan membantu pihak UMKM dalam menentukan

kebijakan terkait dengan human error yang lebih spesifik dan efektif dalam

menentukan kebijakan terkait sistem kerja memiliki peluang melakukan

kesalahan. Rekapitulasi kesalahan yang dilakukan pada rantai pasok dapat di

tunjukan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Kesalahan yang Dilakukan pada Rantai Pasok

No. Proses Kesalahan


1. Plan Terjadi 8 Kali Kesalahan
2. Source Terjadi 2 Kali Kesalahan
3. Make Terjadi 27 Kali Kesalahan
4. Deliver Terjadi 3 Kali Kesalahan
5. Return Terjadi 2 Kali Kesalahan

Setelah proses klasifikasi maka diperoleh proses yang terlalu sering

mekalukan kesalahan yaitu pada proses Make, terdapat 27 kali kesalahan

sehingga proses make memaparkan proses yang paling sering terjadi human error

dikeseluruhan rangkaian rantai pasok UMKM roti yang diamati.

VI-1

Universitas Sumatera Utara


VI-2

6.2. Analisa Perhitungan Terjadinya Human Error dengan Metode HEART

(Human Error Assessment and Reduction Technique)

Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan metode HEART maka nilai

dari Human Error Probability yang terjadi pada masing masing pekerjaan dapat

ditunjukan pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Persentase Human Error Probability pada Rantai Pasok UMKM

HEP Presentase
Kode Uraian kerja Total AE
1.1 Pemesanan Bahan Baku 45,33 4,0797 26,18%
1.2 Perencanaan Produksi 45,33 0,9066 5,82%
2.1 Ketepatan Bahan Baku 14,3 0,286 1,84%
Mengambil semua bahan untuk 58,69 1,1738 7,53%
3.1.
proses pembuatan roti
Memasukkan semua bahan 58,69 0,023476 0,15%
4.1.
kedalam mesin pengadon
4.2. Menambahkan air sebayak 5 liter 58,69 0,023476 0,15%
5.1. Adonan di oles minyak makan 58,69 1,1738 7,53%
5.2. Adonan dipotong dengan berat 5 gr 58,69 0,023476 0,15%
Adonan di diamkan hingga 58,69 1,1738 7,53%
5.3.
mengembang selama 3 jam
Adonan diisi dengan varian rasa 58,69 5,2821 33,89%
6.1.
yang di inginkan
6.2. Adonan disusun ke dalam cetakan 58,69 0,023476 0,15%
Adonan dimasukkan dalam tuggu 58,69 1,1738 7,53%
7.1. 250 0 C dipanggang selama 10
menit
8.1 Pemeriksaan Nota Pemesanan 6,04 0,1208 0,78%
9.1 Transaksi Pembayaran 6,04 0,1208 0,78%
Total 645,25 15,5851 100%

Dari Tabel 6.2 dapat dilihat bahwa persentase human error probability yang

terbesar adalah pada pekerjaan adonan diisi dengan varian rasa yang di inginkan

oleh konsumen, jika keadaan tersebut akan terus berkelanjutan maka berdampak

pada kerugian pada UMKM roti dan mengakibatkan banyaknya complain dari

konsumen karena produk yang diterima tidak sesuai dengan pesanan.

Universitas Sumatera Utara


VI-3

6.3. Upaya Perbaikan Human Error pada Rantai Pasok UMKM Makanan

Setelah dilakukan penilaian probabilitas human error maka dilakukan upaya

perencanaan perbaikan pada masing-masing proses, agar human error dapat

direduksi perencanaan perbaikan dari dampak yang dapat terjadi dapat di

tunjukan pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Saran Perbaikan dan Dampak terhadap Kinerja Rantai Pasok
Model Uraian Kerja dengan Dampak
No Kondisi Aktual Rencana Perbaikan
SCOR Error Tertinggi Perbaikan
1 Plan Perencanaan Produksi Pesanan tidak sesuai Komunikasi jelas Tidak terjadi
dengan permintaan dengan konsumen kesalahan
konsumen dan membuat catatan pemenuhan
dokumentasi pemesan yang
pemesanan dapat
mengakibatkan
kerugian
2 Source Ketepatan Bahan Baku Terdapat kesalahan Pemeriksaan berulang Tidak terjadi
merk bahan yang kerugian akibat
akan dipakai dan salah merk bahan
komposisi bahan dan komposisi
bahan
3 Make Pencampura Bahan kesalahan dalam Pemeriksaan berulang Tidak terjadi lagi
memasukkan bahan bahan ayang akan kesalahan
step by step dan diproses dan pencampuran dan
Kesalahan operator Pemeriksaan secara tidak salah dalam
dalam memperhatikan berkala Kecepatan memperhatikan
kecepatan mesin mesin kecepatan mesin
pengadon
Adonan diisi dengan Kesalahan dalam Komunikasi jelas Tidak terjadi lagi
varian rasa yang di mengisi jenis rasa dalam catatan kesalahan dalam
inginkan dan disusun pada adonan dan dokumentasi mengisi varian
dalam cetakan Kesalahan dalam pemesanan dan rasa yang
memasukkan adonan Pemeriksaan Loyang diinginkan
pada cetakan/loyang yang akan di gunakan

Universitas Sumatera Utara


VI-4

Tabel 6.3. Saran Perbaikan dan Dampak terhadap Kinerja Rantai Pasok
(Lanjutan)
Model Uraian Kerja dengan Dampak
No Kondisi Aktual Rencana Perbaikan
SCOR Error Tertinggi Perbaikan
Adonan dimasukkan Kesalahan dalam Pemeriksaan berulang Tidak terjadi lagi
dalam tungku 250oC di mengatur suhu pada kesalahan dalam
panggang selama 15 tungku pengaturan suhu
menit pemanggangan dan maupun
Kesalahan terlalu terjadinya produk
cepat/terlalu lama mentah atau
dalam mengambil roti produk
dari tungku mengalami
pemanggangan mengalami
sehingga produk masi kegosongan
metah/ mengalami
kegosongan
4 Deliver Pemeriksaan nota Kesalahan pemberian Pemeriksaan berulang Tidak terjadi
pesanan jumlah pesanan yang dari dokumentasi kesalahan
telah di tentukan dan pemesanan pemesanan rasa
Kesalahan pemberian yang dapat
varian rasa pesanan mengakibatkan
yang telah di tentukan kerugian
5 Return Transaksi pembayaran Kesalahan Pemeriksaan berulang Tidak terjadi
perhitungan biaya dari dokumentasi kesalahan
pemesanan pemesanan rasa
yang dapat
mengakibatkan
kerugian

Berdasarkan Tabel 6.3. Bila dilakukan perbaikan pada setiap uraian kerja,

sesuai usulan yang diberikan maka akan terjadi peningkatan kinerja rantai pasok

UMKM roti di kota Medan. Dengan dilakukannya komunikasi yang jelas dengan

konsumen dan pencatatan dokumentasi pemesanan maka setiap roti yang

dihasilkan akan sesuai dengan keinginan konsumen. Selama ini konsumen

memutuskan tidak memebeli lagi dari UMKM bila mengalami ketidaksesuaian

produk dengan pesanan.

Universitas Sumatera Utara


VI-5

Perbaikan yang dilakukan membuat hubungan UMKM dan konsumen

semaki membaik dan dapat meningkatkan keuntungan pada UMKM roti di kota

Medan.Pada kondisi aktual, pemeriksaan pemeriksaan tidak dilaksanakan pada

seluruh rangkaian kerja. Sehingga perbaikan yang diberikan adalah dengan

melakukan pemeriksaan berulang pada setiap aktivitas kerja untuk mengurangi

produk yang cacat. Dengan dilakukan pemeriksaan berulang, produk yang tidak

sesuai tidak akan diteruskan maka pekerjaan pada uraian kerja selanjutnya juga

tidak terganggu.

Pendokumentasian rangkaian rantai pasok juga disarankan dalam

peningkatan kinerja rantai pasok. Dengan adanya pendokumentasian maka

seluruh kegiatan penting dalam uraian kerja rantai pasok dapat dengan mudah

diketahui oleh pihak yang membutuhkan. Selain itu, pendokumentasian juga dapat

menjadi acuan untuk perusahaan dalam menganalisis perkembangan UMKM

dalam kurun waktu tertentu.

Dengan dilakukannya seluruh saran perbaikan tersebut, maka diharapkan

rantai pasok UMKM roti di kota Medan dapat berkembang dalam mengikuti

perkembangan industri saat ini, dan human error yang terjadi juga berkurang,

sehingga pemenuhan produk dapat terlakasana dengan baik tanpa adanya produk

cacat yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Identifikasi human error pada rantai pasok UMKM Roti di kota Medan

dengan adopsi model SCOR menghasilkan 42 jenis error, dimana pada

proses plan terdapat 8 jenis error, pada proses source terdapat 2 jenis error,

pada make terdapat 27 jenis error, pada deliver terdapat 3 error dan pada

return terdapat 2 error.

2. Berdasarkan hasil penelitian kategori human error dengan metode Human

Error Assesment and Reduction Technique pada perhitungan nilai assessed

effect (AE) pada proses pembuatan roti menghasilkan total AE pada plan

dengan nilai sebesar 45,33 total AE pada source dengan nilai sebesar 14,30

total AE pada make dengan nilai sebesar 58,69 total AE pada deliver dengan

nilai sebesar 6,04 total AE pada return dengan nilai sebesar 6, dan Human

Error Probability (HEP) tertinggi diperoleh pada proses make terdapat pada

proses adonan diisi dengan varian rasa yang di inginkan oleh konsumen

dengan nilai sebesar 5,282

VII-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah

sebagain berikut :

1. UMKM Roti di kota Medan sebaiknya melakukan evaluasi terhadap

proses pada rangkaian rantai pasok yang memiliki nilai probabilitas error

ordinal dan human error probability tertinggi berdasarkan faktor-faktor

penyebab human error yang telah dihasilkan

2. UMKM Roti di kota Medan sebaiknya memberikan program pelatihan

yang melibatkan operator proses pembuatan roti dengan mengadakan

simulasi langsung

3. UMKM Roti di kota Medan sebaiknya menyusun dokumentasi lengkap

berupa laporan kegiatan setiap uraian proses dalam rantai pasok supaya

perkembangan UMKM dapat dinilai secara berkala.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

[1] Alim, Setiadi. 2017. Pencatatan Data Transaksi Keuangan Pada Usaha Mikro

dan Kecil Studi Kasus di Kampung Roti Surabaya. Volume 01, Nomor 02,

Desember 2017, ISSN 2597-4157

[2] P. Kartika Dewa dan L. TrianiDewi. “Identifikasi Human Error pada Rantai

Pasok Industri Kreatif : Adopsi Model SCOR”. Seminar Nasional IENACO

2018, ISSN 2337-4349

[3] Wahyu Widyastuti, Nurprapti. “Meningkatkan Daya Saing Produk Usaha

Mikro Melalui Desain Kemasan Kelompok Daya Saing Produk Usaha Mikro

Melalui Desain Kemasan Kelompok Usaha Produsen dan Retailer Makanan”.

e-ISSN:2528-116X p-ISSN:2527-5216

[4] Nyoman Pujawan. Supply Chain Management s (Edisi Pertama). Surabaya :

Penerbit Guna Widya.

[5] P. Kartika Dewa, I NyomanPujawan, dan I. Vanany. “Human Errors in

Warehouse Operations: An Improvement Model”, International Journal of

Logistics Systems and Management, Vol. 27, No. 3, 2017

[6] Iridiastadi, Hardianto, dan Yassie. “Ergonomi Suatu Pengantar”. Bandung :

Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. ISBN : 978-979-6922-654-3. Hal. 207-214.

[7] Istiqomah, Shofiana dan Rina Sandora. “Analisis Probabilitas Human Error

Pada Pekerjaan Penggantian Bola Ball Mill Dengan Metode HEART Di SAG

Mill Concentrating (Studi Kasus: Perusahaan Pertambangan)”, ISSN No.

2581 – 2653.

Universitas Sumatera Utara


[8] N. Stanton, A. Hedge, et.al. Handbook of Human Factor and Ergonomic

Method. London : CRC Press. 2005.

[9] C. Sandom dan R. S. Harvey. Human Factors for Engineers. London : IET.

2009.

[10] Wahyuniardi, Rizki dan Moh. Syarwani. “Pengukuran Kinerja Supply Chain

Dengan Pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR)”, ISSN:

1412-6869.

[11] Haidar Alatas, Anisah dan Roudhotul Jannah. “Identifikasi Human Error Pda

Proses Produksi Cassava Chips dengan Menggunakan Metode Sherpa dan

Heart di PT. Indofood Fritolay Makmur”. Volume XI No. 1, 98 – 110

[12] Masitoh, Saida dan Yayan Harry Yadi. “Analisa Tingkat Keandalan Operator

Inside Welding dengan Metode Human Error Assessment and Reduction

Technique”. ISSN 2302-495X.

[13]Widharto, Yusuf dan Derry Iskandari. “Analisis Human Reliability Assesment

dengan Metode Heart (Study Kasus PT. ABC)”. Vol. 13, No. 3, September

2018.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai