Anda di halaman 1dari 68

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346048679

Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Wonosobo

Experiment Findings · May 2009

CITATIONS READS

0 809

1 author:

M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
177 PUBLICATIONS   108 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Foreign Direct Investment Research in VUCA World: A Review and Meta-Analysis View project

Mengetuk Pintu dengan Salam: Potensi Bahrain dalam Membuka Pasar GCC bagi Indonesia View project

All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 21 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EVALUASI PEMASARAN EKSPOR
PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO
(Tahun 2004 s.d. 2008)

KARYA TULIS

OLEH:
M. ELFAN KAUKAB, S.E.

DEPARTEMEN KEUANGAN
PT PERKEBUNAN TAMBI
WONOSOBO
2009
LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI PEMASARAN EKSPOR


PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO
(Tahun 2004 s.d. 2008)

KARYA TULIS
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menjadi karyawan I
di PT Perkebunan Tambi Wonosobo

Oleh:
M. Elfan Kaukab

Disetujui dan disahkan


Tanggal: .......................

Ir. Bambang Hargono, M. M. Panut Hardiyanto, S. Sos.


Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Eko Sutrisno Wibowo, M. M. Ir. Djoko Soeprijadi


Direktur Utama Direktur
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan karya tulis ini

dengan judul “Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Wonosobo

(Tahun 2004 s.d. 2008)”. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menjadi karyawan I di PT Perkebunan Tambi Wonosobo.

Karya tulis ini dapat selesai karena bimbingan dan arahan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Direktur PT Perkebunan Tambi, Drs. Eko Sutrisno Wibowo, M. M.

2. Pembimbing karya tulis, Ir. Bambang Hargono, M. M. dan Panut Hardiyanto,

S. Sos.

3. Pemimpin UP Tambi dan jajarannya.

4. Seluruh karyawan kantor direksi dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebut.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya di PT

Perkebunan Tambi.

Wonosobo, Mei 2009

Penulis
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini

dengan judul “Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi (Tahun 2004

s.d. 2008)”. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan

I di PT Perkebunan Tambi Wonosobo.

Karya tulis ini dapat selesai karena bimbingan dan arahan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Direktur Utama PT Perkebunan Tambi, Bapak Drs. Eko Sutrisno Wibowo, M. M.

2. Direktur PT Perkebunan Tambi, Bapak Ir. Djoko Soeprijadi

3. Pembimbing karya tulis, Bapak Ir. Bambang Hargono, M. M. dan Bapak Panut

Hardiyanto, S. Sos.

4. Seluruh karyawan kantor direksi dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya di PT

Perkebunan Tambi.

Wonosobo, April 2009

Penulis

iii
SARI

Kaukab, M. Elfan, 2009. Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi


Wonosobo (tahun 2004 s.d. 2008). Departemen Keuangan. PT Perkebunan Tambi.
56 h.
Kata kunci: Evaluasi Pemasaran Ekspor

Evaluasi pemasaran suatu perusahaan adalah mutlak dilakukan untuk mengetahui


seberapa berhasil perusahaan dalam mencapai target penjualan. Manajemen
pemasaran PT Perkebunan Tambi dalam menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan dilakukan di
bawah pengawasan Departemen Keuangan. Salah satu proses pemasaran PT
Perkebunan Tambi yang sangat diperhatikan adalah saluran distribusi baik untuk
penjualan dalam negeri maupun luar negeri. Saluran yang digunakan PT Perkebunan
Tambi adalah saluran distribusi barang konsumsi untuk dalam negeri dan saluran
barang industri untuk dalam negeri dan luar negeri. Volume penjualan produk PT
Perkebunan Tambi berupa teh hitam yang dihasilkan 30%-40% untuk pasar dalam
negeri dan 60%-70% untuk pasar luar negeri. Selama kurun waktu 5 tahun (tahun
2004 s.d. 2008) PT Perkebunan Tambi mampu menjual produknya sebanyak
9.528,46 ton dimana 3.574,19 ton untuk pasar dalam negeri dan 5.954,27 ton untuk
pasar luar negeri. Jika dirata-rata pertahun PT Perkebunan Tambi berhasil menjual
produknya sebanyak 1.905,69 ton. Penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun
2004 rata-rata perbulannya dapat memenuhi pelanggan luar negeri sebanyak 103.935
kilogram dengan pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 929.424.268,- dan pada
kisaran harga rata-rata Rp 8.942,- per kilogram. Penjualan ekspor PT Perkebunan
Tambi tahun 2005 rata-rata perbulan dapat mengekspor teh sebanyak 95.513
kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp 978.374.626,- dan pada
kisaran harga rata-rata Rp 10.243,- per kilogram. Penjualan ekspor PT Perkebunan
Tambi tahun 2006 rata-rata perbulan dapat mengekspor teh sebanyak 104.417
kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp 1.067.656.109,- dan pada
kisaran harga rata-rata Rp 10.225,- per kilogram. Penjualan ekspor PT Perkebunan
Tambi tahun 2007 dimana rata-rata perbulan dapat mengekspor teh sebanyak 96.915
kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp 1.096.846.245,- dan pada
kisaran harga rata-rata Rp 11.318,- per kilogram. Penjualan ekspor PT Perkebunan
Tambi tahun 2008 dimana rata-rata perbulan dapat mengekspor teh sebanyak 95.410
kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp 1.200.790.742,- dan pada
kisaran harga rata-rata Rp 12.586,- per kilogram.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

SARI .............................................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………………….. 3

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB V GAMBARAN PERUSAHAAN .................................................................... 5

A. Sejarah, Keadaan Umum, dan Perkembangan Perusahaan ....................... 5

B. Lokasi dan Keadaan Iklim ........................................................................ 7

C. Visi dan Misi PT Perkebunan Tambi ........................................................ 10

D. Struktur Organisasi ................................................................................... 10

BAB III GAMBARAN UMUM TEH ......................................................................... 13

A. Sejarah Teh ............................................................................................... 13

B. Tanaman Teh dan Jenis Teh ……………………………………………. 16

C. Kandungan dan Manfaat Teh …………………………………………… 19

D. Sekilas Mengenai Pengolahannya ………………………………………. 19

E. Jenis Teh Produksi PT Perkebunan Tambi ……………………………... 21


BAB IV TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 22

A. Pengertian Pemasaran ............................................................................... 22

B. Konsep Pemasaran .................................................................................... 23

C. Fungsi-Fungsi Pemasaran ……………………………………………… 24

D. Manajemen Pemasaran ............................................................................. 25

E. Saluran Distribusi ...................................................................................... 26

F. Volume Penjualan ..................................................................................... 29

G. Hubungan Strategi Distribusi dan Volume Penjualan ………………….. 31

H. Pemasaran Ekspor ………………………………………………………. 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 33

A. Pemasaran PT Perkebunan Tambi ............................................................ 33

B. Evaluasi Penjualan Ekspor PT Perkebunan Tambi Tahun 2004 s.d 2008 36

C. Perbandingan Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Tahun 2004

s.d. 2008 .................................................................................................... 47

BAB VI PENUTUP ...................................................................................................... 55

A. Simpulan ................................................................................................... 55

B. Saran ......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 57


DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Penjualan Ekspor Tahun 2004 ............................................................... 37


Tabel 5.2 Penjualan Ekspor Tahun 2005 ............................................................... 39
Tabel 5.3 Penjualan Ekspor Tahun 2006 ............................................................... 41
Tabel 5.4 Penjualan Ekspor Tahun 2007 ............................................................... 43
Tabel 5.5 Penjualan Ekspor Tahun 2008 ............................................................... 45
Tabel 5.6 Perbandingan Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 ......... 47
Tabel 5.7 Perbandingan Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 ..... 50
Tabel 5.8 Perbandingan Kuantum dan Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun
2004 s.d. 2008 ........................................................................................ 53

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Tambi ........................................... 12


Gambar 5.1 Komposisi Penjualan PT Perkebunan Tambi ………………………… 35

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 ............................................... 38


Grafik 5.2 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 ............................................ 38
Grafik 5.3 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2005 ............................................... 40
Grafik 5.4 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2005 ............................................ 40
Grafik 5.5 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2006 ............................................... 42
Grafik 5.6 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2006 ............................................ 42
Grafik 5.7 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2007 ............................................... 44
Grafik 5.8 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2007 ............................................ 44
Grafik 5.9 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2008 ............................................... 46
Grafik 5.10 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2008 ............................................ 46
Grafik 5.11 Rincian Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 .................. 48
Grafik 5.12 Rincian Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 ............... 51
Grafik 5.13 Ringkasan Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 .............. 53
Grafik 5.14 Ringkasan Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008 .......... 54

viii
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perkebunan merupakan subsektor pertanian yang memiliki

peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Potensi dan

kemampuan Indonesia untuk mengembangkan subsektor perkebunaan cukup

besar. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya adalah luasnya lahan

yang tersedia dan tenaga kerja yang relatif murah.

Dengan kondisi yang demikian dan ditambah teknologi yang semakin

maju, subsektor perkebunan mempunyai prospek yang sangat cerah dimasa

yang akan datang, terutama dalam mengatasi penerimaan devisa dari sumber

minyak dan gas bumi yang semakin merosot akibat harga yang tidak stabil.

Salah satu tanaman perkebunan yang diusahakan di Indonesai adalah

teh (Camelia sinensis). Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai

peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Berbagai dampak positif

pengembangan komoditi teh Indonesia yang dapat dicatat antara lain adalah

jumlah petani yang terlibat di dalam usaha tani teh sekitar 320 ribu KK yang

dapat menghidupi 1,3 juta jiwa keluarga petani. Kemampuan sektor ini dalam

menyerap tenaga kerja memposisikan perkebunan teh sebagai penyerap tenaga

tertinggi dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Secara nasional usaha

perkebunan teh menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp. 1,2

trilyun dan menyumbang devisa bersih US$ 110 per tahun serta kontribusi

terhadap devisa sektor pertanian mencapai 8,41% (ATI 2008).

1
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Selain sebagai penyumbang devisa, perkebunan teh dengan sustainable

tea-nya berperan besar dalam konservasi tanah dan air serta lingkungan di

wilayah pegunungan, antara lain mempertahankan hidrologis, mencegah erosi,

menyerap CO2 (carbon dioxide), menyediakan oksigen, dan sebagai

agrowisata.

Potensi pengembangan komoditi teh Indonesia sangat besar. Produksi

teh yang tinggi menempatkan Indonesia pada urutan kelima sebagai negara

produsen teh curah, setelah India, Cina, Sri Lanka, dan Kenya. Indonesia juga

menduduki posisi kelima sebagai negara eksportir teh curah terbesar dari segi

volume setelah Sri Lanka, Kenya, Cina, dan India (Suprihatini Rohayati, Daya

Saing Ekspor Teh Indonesia di Pasar Teh Dunia: 2004).

Meskipun potensi yang dimiliki cukup besar, sama halnya dengan

ekspor produk pertanian Indonesia lainnya ke pasar internasional, komoditi teh

juga menghadapi persoalan klasik yang selalu berulang. Setumpuk

permasalahan seperti penurunan volume, nilai, pangsa pasar ekspor, dan

rendahnya harga teh Indonesia memberikan dampak buruk pada perkembangan

industri teh. Kondisi ini membuat usaha perkebunan teh rakyat semakain

terpuruk. Para petani harus menjual teh dengan harga Rp 400 – Rp 500 per

kilogram sementara biaya perawatan teh mencapai Rp 700 per kg. Petani

merugi dari tahun ke tahun (Kompas, 20 Desember 2004).

Disatu sisi komoditi teh mampu menjadi sumber pendapatan bagi

negara dan masyarakat Indonesia, namun di sisi lain dengan permasalahan-

permasalahan yang semakin berlarut-larut, komoditi teh dapat membunuh

kehidupan petani/buruh dan industri ini secara pelan-pelan. Diperlukan

2
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

penelitian yang lebih mendalam untuk membantu para petani/buruh teh

menemukan jalan keluar dari keterpurukan ini.

PT Perkebunan Tambi merupakan salah satu pelaku bisnis perkebunan

teh yang telah berpengalaman selama 51 tahun yaitu dari tahun 1957. Namun

PT Perkebunan Tambi masih harus berusaha keras dalam memenangkan

persaingan antar produsen teh baik domestik maupun internasional. Hal ini

terlihat dari usaha yang dilakukan oleh PT Perkebunan Tambi dengan

melakukan pembenahan-pembenahan di segala bidang. Pembenahan dilakukan

mulai dari pembenahan kondisi kebun, perbaikan mesin-mesin secara teratur,

penempatan karyawan sesuai bidangnya, modernisasi administrasi kantor,

penerapan standar mutu hasil produksi dengan konsisten, dan melakukan

terobosan-terobosan baru dalam bidang pemasaran.

Pembenahan dalam bidang pemasaran menjadi perhatian yang sangat

penting dalam industri apapun termasuk yang dilakukan pada industri

perkebunan. PT Perkebunan Tambi melakukan terobosan baru di tahun 2008 di

bidang pemasaran dengan menggandeng perusahaan lain untuk bekerja sama

dalam memasarkan produk teh yang dihasilkan. Hal ini dilakukan oleh PT

Perkebunan Tambi agar proses pemasaran lebih efektif dan efisien dari segi

pengurusan dokumen dan biaya.

B. Perumusan Masalah

Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan.

Keberhasilan perusahaan dalam mengelola pasar sangat mempengaruhi kinerja

semua aspek dalam perusahaan dan juga menyangkut keberlangsungan

3
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

perusahaan. Dari latar belakang ini sangatlah perlu dilakukan evaluasi kinerja

pemasaran suatu perusahaan.

PT Perkebunan Tambi telah memasarkan produknya di pasar lokal dan

internasional sangatlah perlu melakukan evaluasi kinerja pemasaran setidaknya

5 (lima) tahun terakhir untuk mengetahui seberapa berhasil PT Perkebunan

Tambi dalam memasarkan produknya dan juga sebagai pijakan dalam

pengambilan kebijakan strategis dimasa yang akan datang.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Mengevaluasi kinerja pemasaran khususnya penjualan ekspor PT

Perkebunan Tambi selama kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2004-

2008)

2. Memberikan gambaran secara lengkap fluktuasi pemasaran ekspor PT

Perkebunan Tambi sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan

keputusan manajerial terutama dibidang pemasaran ke depan.

3. Hasil evaluasi pemasaran sebagai wacana pengambilan kebijakan untuk

masa yang akan datang.

4
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah, Keadaan Umum, dan Perkembangan Perusahaan

PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan milik swasta yang bergerak

dalam bidang perkebunan teh. Pada awalnya PT Perkebunan Tambi merupakan

perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan

kepada pengusaha-pengusaha swasta Belanda, yaitu D. Vander Ships dan W. D.

Jong. Namun demikian perkebunan-perkebunan tersebut pada tahun 1880 dibeli

oleh Mr. M. P. Van Den Berg, A. W. Folk, dan Ed. Jacobson yang kemudian

bersama-sama mendirikan Bagelen Thee en Kina Maatscaapij di Wonosobo,

yang dalam penguasaan dan pengolahan perkebunan teh tersebut diserahkan

kepada firma John Peet and Co. yang berkedudukan di Jakarta.

Setelah proklamsi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17

Agustus 1945, kebun Bedakah, Kebun Tambi, dan Kebun Tanjungsari secara

otomatis diambil alih oleh negara RI dan berada di bawah koordinasi Pusat

Perkebunan Negara (PPN) yang berpusat di Surakarta. Pada bulan November

1949, berdasarakan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag maka

perusahaan-perusahaan asing yang di Indonesia yang sebelumnya sudah diakui

sebagai negara harus dikembalikan kepada pemilik semula. Sesuai dengan hasil

KMB tersebut, perkebunan Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari pun dikembalikan

oleh pemerintah Indonesia kepada Bagelen Thee en Kina Maatscaappij.

Setelah perkebunana tersebut dikembalikan kepada Bagelen Thee en

Kina Maatschaappij, pihak Bagelen tidak segera mulai mengusahakan

5
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

perkebunan tersebut hingga waktu yang lama sehingga pegawai eks PPN itu

nasibnya menggantung. Oleh karena itu diadakan koordinasi pengelolaan ketiga

kebun tersebut oleh para eks pegawai PPN dengan membentuk kantor bersama

yang dinamakan Perkebunan Gunung pada tanggal 21 Mei 1951.

Setelah beberapa tahun perkebunan Gunung mengelola perkebunan

tersebut, terdapat kabar bahwa Bagelen Thee en Kina Maatschaappij tidak

berminat untuk melanjutkan usaha dan mereka sudah terlalu sulit untuk

mengurus perkebunan yang kondisinya sudah sangat buruk (akibat revolusi fisik

antara Indonesia dengan Belanda).

Bapak Imam Soepeno, S. H. selaku kepala jawatan perkebunan

provinsi Jawa Tengah mengupayakan agar pihak Bagelen Thee en Kina

Maatschaappij menjual kebun itu kepada para karyawan yang dahulu telah

membantu Maatschappij. Setelah disetujui akhirnya didirikanlah perusahaan

terbatas oleh para eks pegawai itu yang diberu nama PT NV eks PPN Sindoro

Sumbing pada tanggal 17 Mei 1954. dengan terjadinya perjanjian jual beli antara

Bagelen Thee en Kina Maatschaappij dengan PT NV eks PPN Sindoro Sumbing

tersebut maka status perkebunan Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari resmi dalam

penguasaan PT NV eks PPN Sindoro Sumbing.

Tahun 1957 tercapai kesepakatan bersama antara pemerintah daerah

kabupaten Wonosobo dan PT NV eks PPN Sindoro Sumbing untuk bersama-

sama mengelola perkebunan tersebut dengan membentuk perusahaan baru yang

modalnya 50 persen dari pemerintah daerah Wonosobo dan 50 persen dari PT

NV eks PPN Sindoro Sumbing. Guna merealisasikan persetujuan tersebut maka

dibentuklah suatu perusahaan dengan nama Perseroan Terbatas (PT) NV

Perusahaan Perkebunan Tambi dengan akta Notaris Raden Sujadi di Magelang

6
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

pada tanggal 13 Agustus 1957 dengan nomor J.A.5/30/25 yang kemudian

diterbitkan lembaran berita negara tanggal 12 Agustus 1960 dengan nomor 65.

Lahan atau kebun teh milik PT Perkebunan Tambi ini tersebar dalam

tiga wilayah yang berjauhan maka untuk menghemat ongkos transportasi PT

Perkebunan Tambi membangun tiga unit perkebunan, yaitu Unit Perkebunan

Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari.

Namun sejak tahun 1990 Unit Perkebunan Tanjungsari hanya

digunakan sebagai tempat penyimpanan teh kering atau penampungan pucuk

daun teh sedangkan hasil dari unit perkebunan tersebut diolah di Unit Perkebunan

Bedakah. Dengan pertimbangan untuk memudahkan koordinasi antara unit

perkebunana dan untuk memudahkan hubungan kerjasama dengan para relasi

perusahaan, didirikanlah kantor direksi dan tiap hari unit perkebunan

ditempatkan perwakilan yang mempunyai hak otonomi mengurusi unit

perkebunannya.

B. Lokasi dan Keadaan Iklim

PT Perkebunan Tambi memiliki tiga perkebunan teh yang terletak di

lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, dengan ketinggian areal tanaman teh

antara 800 – 1995 meter dari permukaan laut. Curah hujan rata-rata berkisar

antara 2500 – 3500 mm pertahun. Ketiga perkebunan tersebut adalah perkebunan

Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari serta kantor direksi.

1. Unit Perkebunan Bedakah

Unit perkebunan ini terletak di desa Tlogomulyo dan sekitarnya,

Kecamatan Kertek, sebelah Timur Laut Kota Wonosobo dengan jarak kurang

lebih 17 kilometer pada jalur jalan raya Wonosobo – Temanggung. Letak

7
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

pabriknya kurang lebih lima kilometer sebelah Utara dari jalan raya. Luas

arealnya adalah 357,7942 hektar yang terdiri dari tanah HGU seluas 308,7900

hektar, tanah HGB seluas 3,9642 hektar dan tanah hak sewa seluas 45,0400

hektar. Areal tersebut termasuk lereng Gunung Sindoro sebelah barat dengan

ketinggian antara 1250 – 1900 meter dpl. Curah hujan rata-rata 3000 – 3500

mm per tahun, suhu antara 19 – 24 0 C dan kelembaban antara 70 – 90 persen.

Jenis tanah umumnya andosol dan regosol. Perkebunan Bedakah terdiri dari

enam blok, yaitu blok Bismo, Rinjani, Mandala, Argopuro, Kembang, dan

Muria.

2. Unit Perkebunan Tambi

Unit perkebunan ini terletak di desa Tambi dan sekitarnya,

Kecamatan Kejajar, sebelah utara Kota Wonosobo, jaraknya kurang lebih 14

kilometer dari kota, tidak jauh dari jalan raya Wonosobo – Dataran Tinggi

Dieng. Luas Areal 261,4769 hektar yang terdiri dari HGU seluas 260,0309

Hektar dan HGB seluas 1,4460 Hektar. Lahan tersebut terletak di lereng

Gunung Sindoro sebelah barat laut dengan ketinggian 1250 – 2000 meter dpl.

Curah hujan rata-rata 3000 – 3500 mm per tahun, suhu antara 10 - 230 C

dengan kelembaban atara 70 – 90 persen. Adapun jenis tanah umumnya

adalah andosol dan latosol. Perkebunana Tambi terdiri dari empat blok, yaitu

blok Taman, Pemandangan, Panama, dan Tanah Hijau.

Sekitar lahan tersebut adalah lahan-lahan pertanian khas daerah

pegunungan yang ditanami sayur-mayur, kentang, palawija, dan tembakau.

Sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan tanah kehutanan.

8
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

3. Unit Perkebunan Tanjungsari

Unit perkebunan ini terletak di Desa Sedayu dan sekitarnya

termasuk dalam Kecamatan Kalikajar dan Sapuran. Lokasinya di sebelah

Tenggara kota Wonosobo. Jaraknya dari kota kurang lebih 14 kilometer pada

tepi jalan raya kota Wonosobo – Purworejo. Luas arealnya adalah 209,3535

hektar yang terdiri dari tanah HGU seluas 209,2950 hektar dan tanah HGB

seluas 0,2585 hektar. Lokasi ini termasuk ke dalam lereng Gunung Sumbing

sebelah Barat daya dengan ketinggian antara 700 -1000 meter dpl. Curah

hujan rata-rata 21 – 28 0 C dengan kelembaban 70 – 90 persen. Jenis tanah

pada umumnya adalah andosol dan latosol. Perkebunan Tanjungsari terdiri

dari tiga blok, yaitu blok Kutilang, Murai, dan Glatik. Hasil pucuk dari

perkebunan ini diolah di pabrik Tambi karena Unit Perkebunan Tanjungsari

tidak mempunyai pabrik sendiri.

4. Kantor Direksi

Selain dari ketiga perkebunan yang sudah disebutkan di atas, PT

Tambi mempunyai kantor direksi di mana kantor ini dijadikan tempat

pemasaran dan pusat administrasi. Kantor direksi tidak terletak di perkebunan

tetapi di kota Wonosobo, yaitu di Desa Jaraksari Kecamatan Kota, tepatnya di

Jalan Tumenggung Jogonegoro Nomor 39 Wonosobo 56314. terletak di

bagian Selatan kota pada jalur Wonosobo – Banjarnegara. Luas tanahnya

5.341 m2 dengan status HGB.

9
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

C. Visi dan Misi PT Perkebunan Tambi

1. Visi

Mewujudkan perusahaan perkebunan teh yang mempunyai produktivitas

tinggi, berkualitas, ramah lingkungan, kokoh, dan lestari.

2. Misi

a. Misi Bisnis

Mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka pendapatan devisa dan

pajak bagi negara

b. Misi Sosial

1) Melaksanakan konservasi alam dengan memanfaatkan tanaman teh

sebagai lini kedua setelah kehutanan.

2) Konservasi alam meliputi:

a) Mencegah erosi

b) Mengatur tata guna air (daerah tangkapan air hujan)

c) Mengatur iklim mikro (menjaga suhu dan kelembaban)

d) Menyerap tenaga kerja di lingkungan perkebunan sesuai dengan

rasio kebutuhan

e) Menyediakan tercukupinya minuman teh untuk masyarakat

Indonesia dan masyarakat dunia

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka antar hubungan satuan-

satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, wewenang, serta tugas yang

masing-masing mempunyai peranan tertentu di dalam kesatuan yang utuh.

Sebagai badan hukum maka Perseroan Terbatas (PT) Perkebunan Tambi ini

10
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

dibentuk dan diurus/dikelola sesuai ketentuan-ketentuan dalam hukum privat,

khususnya Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Dalam Anggaran Dasar PT

Tambi, mengenai kepengurusan ini tersebut dalam pasal 8, 9, 10. Perseroan ini

kemudian dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh seorang

Direktur, di bawah pengawasan tiga orang Dewan Komisaris. Dari ketiga orang

Dewan Komisaris, salah seorang diangkat menjadi Komisaris Utama sedangkan

dua anggota lainnya menjadi anggota dewan. Gaji anggota dewan komisaris dan

anggota direksi ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Sero.

Dalam melaksanakan tugasnya, direksi dibantu oleh seorang badan

staf di kantor direksi dan tiga badan pelaksana atau unit lini yang terdapat di

masing-masing perkebunan (Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari). Badan staf di

kantor direksi terdiri dari tiga kepala departemen, yaitu Departemen Keuangan,

Departemen Produksi, dan Departemen Umum. Di bawah departemen-

departemen tersebut terdapat bagian-bagian. Pada unit pelaksana di masing-

masing kebun dipimpin oleh Kepala Unit Perkebunan dibantu oleh Kepala

Bagian atau asisten yaitu Asisten Kebun, Asisten Pabrik, dan Asisten Kantor. Di

bawah masing-masing asisten terdapat Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan Tenaga

Pelaksana. Tiap-tiap asisten kebun membawahi dua atau tiga kepala blok kebun.

Kepala blok kebun membawahi sejumlah pembimbing. Tiap-tiap pembimbing

memimpin rata-rata 20 orang tenaga borong petik atau pemeliharaan.

11
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Tambi

V I II VI III IV VII

a b c d e f g h

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Keterangan:

A. Direksi

I. Dept. Produksi
II. Dept. Keuangan
III. Dept. Umum
IV. Satuan Pengawas Intern

V. Pemimpin UP Tambi VI. Pemimpin UP Bedakah VII. Pemimpin UP Tanjungsari

a. Askabag. Kantor UP Tambi d. Askabag. Kantor UP Bedakah g. Askabag. Kantor UP Tanjungsari


b. Askabag. Kebun UP Tambi e. Askabag. Kebun UP Bedakah h. Askabag. Kebun UP Tanjungsari
c. Askabag. Pabrik UP Tambi f. Askabag. Pabrik UP Bedakah

1. Kepala Blok Taman 5. Kepala Blok Bismo 11. Kepala Blok Kutilang
2. Kepala Blok Pemandangan 6. Kepala Blok Rinjani 12. Kepala Blok Murai
3. Kepala Blok Panama 7. Kepala Blok Mandala 13. Kepala Blok Glatik
4. Kepala Blok Tanah Hijau 8. Kepala Blok Argopuro
9. Kepala Blok Kembang
10. Kepala Blok Muria

12
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

BAB III

GAMBARAN UMUM TEH

A. Sejarah Teh

Kata “teh” atau “Tee” atau “Tea” berasal dari bahasa Cina Selatan

“te” dari bentukan tschha [lat. Camellia sinensis]. Tumbuhan ini berasal dari

Provinsi Assam India dan Provinsi Yunnan di Cina Selatan. Pohonnya berbentuk

semak yang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daunnya mengandung

Alkaloid Koffein yang membawa pengaruh menyegarkan dan menenangkan.

Bukti tertulis tentang teh pertama kali ditemukan di Cina pada abad ke 3 sebelum

masehi.

Nama botani tanaman teh sendiri mengalami beberapa kali perubahan.

Carl von Linné pada tahun 1753 awalnya menamai tumbuhan ini Teha sinensis,

tapi kemudian ia memberikan dua jenis nama yang berbeda yaitu Teha bohea dan

Teha viridis. Nama botani yang sebenarnya dari tumbuhan ini adalah Camellia

sinensis, dan memiliki dua jenis yaitu: Camellia sinensis var. Sinensis (teh Cina)

dan Camellia sinensis var. Assamica (teh Assam).

Minuman ini sudah dikenal sejak lima ribu tahun yang lalu dan konon

ditemukan secara tidak sengaja oleh Shennong, Kaisar Tiongkok yang sangat

melegenda berkat pemikiran cemerlangnya tentang pertanian dan pengobatan.

Sang Kaisar meyakini bahwa air yang aman diminum adalah air yang sudah

direbus terlebih dahulu. Suatu hari ketika ia sedang merebus air, tiba-tiba ada

beberapa lembar daun tak sengaja tercampur ke dalam teko, dan mengubah

aroma serta warnanya. Sang Kaisar pun terkesan setelah mencicipi cairan baru

13
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

yang berwarna merah kecokelatan tersebut. Semenjak itu, teh menjadi bagian

dari tradisi Tiongkok, baik sebagai minuman ataupun bahan pengobatan.

Teh dibawa ke Eropa baru pada tahun 1610 oleh perusahaan dagang

Asia Timur milik Belanda dan Inggris. Mulai tahun 1610 kapal-kapal dagang

Belanda membawa teh dari Jepang dan Cina. Tahun 1669 bangsa Inggris

mendirikan East India Company dengan tujuan perdagangan teh. Di awal abad

ke-19 para Teeclipper berlayar mengelilingi Afrika menuju Eropa. Saat Terusan

Suez dibuka pada tahun 1869, jarak perjalanan bisa diperpendek sekitar 7.000

km.

Rusia mulai mengenal teh pada tahun 1618 setelah penguasanya, Tsar

Michael, mendapat hadiah teh dari seorang Kaisar Tiong-kok dinasti Ming. Pada

masa itu, teh adalah minuman golongan ningrat dan disajikan dengan peralatan

yang sangat mewah. Mulai abad ke-17 teh dibawa lewat jalan darat dari Cina ke

Eropa lewat Rusia. Teh yang dibawa oleh karavan-karavan Rusia kualitasnya

lebih baik dibandingkan dengan teh yang dibawa lewat laut dan sudah tersimpan

di ruang lembab dan bau.

Kaum imigran Inggris membawa teh ke New England dan

menjadikannya minuman yang digemari, terutama di kalangan masyarakat

golongan atas, yang rutin mengadakan Tea Party. Pada tahun 1760 teh

menempati posisi ketiga barang yang diekspor ke New England. Ketika Inggris

menaikkan pajak teh untuk menutupi krisis keuangan yang melanda negara ini

setelah perang tujuh tahun, timbul kerusuhan di Amerika sebagai koloni Inggris

yang puncaknya terjadi di Boston dan dilakukan oleh orang-orang Freemason

yang berpakaian seperti orang Indian Mohikan. Mereka merampok kapal-kapal

East India Company yang berlabuh di pelabuhan Boston dan melemparkan 342

14
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

peti teh ke laut. Kejadian yang dalam sejarah dikenal sebagai “Boston Tea Party“

ini menjadi pemicu perang kemerdekaan Amerika pada tahun 1775-1783, disaat

Amerika berusaha melepaskan diri dari Inggris. (www.nahninu.com)

Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji

teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan

ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta

bernama F. Valentin melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China

tumbuh di Taman Istana Gubernur Jenderal Champhuys di Jakarta. Pada tahun

1824 Dr. Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda pernah

melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan

dengan bibit teh dari Jepang. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam

melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan

Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Usaha perkebunan Teh pertama dipelopori oleh

Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh pada tahun 1828,

yang kemudian menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa dan sejak

itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda,

sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah

satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture

Stetsel ).

Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh

diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang perkebunan dan perdagangan teh juga

dilakukan oleh pihak swasta. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di

Amsterdam tahun 1835. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari

Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Werkhoven di kebun

Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia,

15
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula

perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas.

Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah

Simalungun, Sumatera. Perkebunan teh paling banyak ditemui di India, Cina, dan

Srilanka. Tahun 1999 panen teh dunia dihasilkan di India (sekitar 30%), Cina

(23,5%), Srilanka (9,5%), Kenya (7,5%), Indonesia (5%) dan Turki (4%). 75 %

dari hasil panen teh ini dibuat menjadi teh hitam (teh yang difermentasi), 25%-

nya menjadi teh hijau (teh tanpa fermentasi) dan sisanya menjadi teh Oolong (teh

yang setengah difermentasi). Jenis teh hijau awalnya dikembangkan untuk

keperluan sendiri di Cina, Jepang, dan Indonesia, kemudian diekspor ke negara-

negara Islam. Sejak beberapa tahun yang lalu, jenis teh ini digemari pula di

Eropa.

B. Tanaman Teh dan Jenis Teh

Menurut silsilah kekerabatan dalam dunia tumbuh-tumbuhan,

tanaman teh termasuk ke dalam (Nazarudin dan Farry, 1993):

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Guttiferales

Famili : Tehaceae

Genus : Camelia

Spesies : Camelia sinensis

16
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Tanaman teh berbentuk pohon dengan akar tunggang yang memiliki

mahkota berbentuk kerucut, daunnya jorong atau agak bulat telur terbalik, tepi

daun bergerigi, daun tunggal, dan hamper berseling.

Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil, bunga

muncul dari ketiak daun, berwarna putih bersih dan berbau wangi lembut.

Sedangkan buah teh berwarna hijau kecoklatan dengan jumlah biji rata-rata tiga.

Tanaman teh pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis

dengan ketinggian antara 1.200 – 2.000 meter dpl. Namun ketinggian ideal di

Indonesia untuk tanaman teh adalah 700 – 1.200 meter dpl, misalnya daerah

puncak Jawa Barat. Di tempat demikian produksi pucuk daun teh optimal

tercapai pada saat umur tujuh tahun.

Pada ketinggian lebih dari 1.200 meter dpl produksi optimal daun di

capai sesudah tanaman berumur sepuluh tahun karena pembentukan tunas

lambat. Bahkan di tempat yang lebih tinggi kadang tanaman tidak bertunas

karena kurangnya intensitas sinar matahari.

Berdasarkan ketinggian daerah penanamannya, ada lima golongan teh

yang diusahakan di daerah perkebunan-perkebunan di Indonesia. Kelima

golongan tersebut adalah (Nazaruddin dan Farry, 1993):

1. High Grown, yaitu teh yang diusahakan di daerah ketinggian lebih dari 1.500

meter

2. Good Medium, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah berketinggian

antara 1.200-1.500 meter

3. Medium, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah berketinggian 1.000-

1.200 meter

17
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

4. Low Medium, yaitu teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 800-

1.000 meter

5. Common, merupakan tanaman teh yang diusahakan di daerah dengan

ketinggian di bawah 800 meter.

Suhu yang diperlukan untuk tanaman teh dengan hasil yang baik

berkisar 14-25o C dengan curah hujan rata-rata per tahun sebesar 2.500-3.000

milimeter. Sedangkian curah hujan minimum bagi tanaman teh adalah 1.150-

1.400 milimeter per tahun.

Ketinggian tanaman teh dapat mencapai sembilan meter untuk teh

China dan teh Jawa. Sedangkan untuk jenis teh Assamica dapat mencapai 12-20

meter. Namun untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh sehingga

mendapat pucuk muda yang baik maka pohon teh selalu dijaga pertumbuhannya

yaitu dengan cara dipotong sampai ukuran satu meter (www.teacounsil.co.uk)

Karena tanaman teh semakin berkembang menjadi tanaman

perdagangan, maka jenis tanaman teh juga berkembang menjadi beraneka ragam.

Keanekaragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman teh

serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.

Hingga saat ini seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis teh yang berasal

dari 25 negara yang berbeda. Namun jenis teh pada dasarnya hanya terdiri dari

tiga kelompok utama, yaitu (www.sosro.com):

1. Black Tea (Teh Hitam), adalah teh yang dalam pengolahannya melalui proses

fermentasi secara penuh.

2. Oolong Tea (Teh Oolong), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya hanya

melalui setengah proses fermentasi.

18
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

3. Green Tea (Teh Hijau), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya tidak

melalui proses fermentasi.

C. Kandungan dan Manfaat Teh

Pucuk-pucuk daun dan daun teh mengandung 1% - 5 % koffein

(dulunya dikenal dengan sebutan tein), sedikit Tehophyllin (alkaloid dalam daun

teh, dengan nama kimia 1,3-Dimethylxanthin, yang mengandung zat sejenis

koffein. Dalam bidang kedokteran digunakan sebagai bahan untuk meringankan

serangan asma akut dan melancarkan air seni) dan Tehobromin (nama kimianya

3,7-Dimethylxanthin, yang juga berguna untuk merangsang pengeluaran air seni),

minyak eter, dan 7% - 12% zat warna asam coklat (Gerbsäuren). Dalam dua

menit pertama penyeduhan, 75% koffein yang terkandung dalam teh akan

terekstrasi dengan Tehobromin dan Tehophyllin.

Pada proses selanjutnya akan terlihat proses pewarnaan air, saat zat

warna asam coklat tadi bereaksi dengan koffein dan biasanya membentuk lapisan

tipis di permukaan air. Gabungan koffein dan zat warna asam coklat ini akan

diserap oleh tubuh dan pengaruh koffeinnya akan tetap tinggal dalam tubuh.

Inilah yang membuat teh bisa membawa pengaruh menenangkan. Teh hitam

mengandung fluor yang bisa mengganti mineral dan memperkuat permukaan gigi

(Kariesprophylaxe) (http://travelogue.multiply.com).

D. Sekilas Mengenai Pengolahannya

Daun teh yang dipetik umumnya pucuk-pucuk daun teh muda dan dua

daun berikutnya. Panen tidak dilakukan sekaligus, melainkan dengan interval

waktu antara 10 sampai 14 hari. Daun-daun teh yang sudah dipetik tidak bisa

19
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

bertahan lama dan harus segera diolah. Saat pengolahan inilah dibedakan jenis

teh menjadi teh hitam dan teh hijau. Teh hitam dibuat dengan proses pelayuan,

penggulungan, fermentasi, pengeringan dan penyaringan/penyortiran. Pertama-

tama, daun-daun teh ini disimpan dalam keadaan kering selama 8 sampai 12 jam

untuk proses pelayuan. Saat proses pelayuan ini, daun-daun tersebut akan

kehilangan kandungan air sebesar 40%. Pada saat penggulungan, kerangka-

kerangka daunnya akan hilang dengan bantuan silinder penggulung. Cairan sel

akan muncul lewat bantuan kandungan asam di udara dan dimulailah proses

fermentasi. Proses fermentasi ini berlangsung selama 2 sampai 3 jam. Daun-daun

ini kemudian disebarkan di atas meja dan dilembabkan. Kualitas teh yang akan

dihasilkan kemudian tergantung pada proses fermentasi ini. Akhir dari proses

fermentasi ini dikenali lewat wangi dan warna daun teh yang berubah menjadi

merah perunggu. Kemudian teh ini dikeringkan dengan suhu sekitar 85 derajat

celcius sampai berwarna gelap, selanjutnya disortir berdasarkan jenis daunnya.

Dari proses penyortiran tersebut dikenal teh jenis Flowery Orange

Pekoe (hanya pucuk daunnya), Orange Pekoe (pucuk dan daun teratas), Pekoe

Souchon (daun kedua), Souchon (hasil dari penyortiran daun terkasar).

Selanjutnya masih dikenal jenis Broken Teas yang berasal dari daun-daun teh

yang pecah saat proses penggulungan, antara lain jenis Broken Orange Pekoe,

juga jenis Fannings dan Dust, yang berasal dari serpihan-serpihan daun dan

biasanya digunakan untuk membuat teh celup.

Jenis teh hijau dibuat dengan proses penguapan atau pemasakan,

penggulungan dan pengeringan. Setelah dipetik, daun-daun teh ini diuapkan

sebentar dengan uap air panas atau dimasak diatas api dengan menggunakan

20
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

panci besar. Proses ini dibuat untuk menghindari fermentasi dan untuk

mempertahankan warna daun.

E. Jenis Teh Produksi PT Perkebunan Tambi

PT Tambi memiliki tiga perkebunan teh yang terletak di lereng

Gunung Sindoro dan Sumbing, dengan ketinggian areal tanaman teh antara 800 –

1.995 meter dpl. Curah hujan rata-rata berkisar antara 2.500 – 3.500 mm

pertahun. Ketiga perkebunan tersebut adalah perkebunan Bedakah, perkebunan

Tambi, dan perkebunan Tanjungsari.

Dari ketiga perkebunan yang dimiliki PT Perkebunan Tambi,

menghasilkan jenis Teh Hitam (Black Tea) dengan tiga jenis mutu teh yaitu mutu

I, II, dan III. Dengan perincian jenis teh sebagai berikut:

Mutu I : PS, BPS, BOP, BOPF, PF, Dust, BT, dan BM

Mutu II : PF II, Fanning II, Dust II, BM II, BP II, dan BT II

Mutu III : Bohea, BM III, Dust IV, dan Unsorted

21
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsunag hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pencapaian

tujuan ini tergantung pada keahlian para pengusaha di bidang pemasaran,

produksi, keuangan, maupun bidang lain, juga tergantung pada kemampuan

mengkombinasikan fungsi tersebut dalam kegiatan pemasaran agar organisasi

dapat berjalan dengan lancar.

Definisi pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan

dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan

kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,

1997).

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran

sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli.

Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi

sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun

konsekuensi sosial perusahaan.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000:8), pemasaran adalah

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa

22
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan

proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak

ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap

menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang

meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan

(demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan dan jaringan,

pasar, pemasar, serta prospek.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan

perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem

Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya

kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik

dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan, serta

munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat

dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan

pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-

komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan

distribusi (Swastha, 2002).

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan kunci untuk meraih tujuan organisasi

akan menjadi efektif dari para pesaingnya dalam memadukan kegiatan pemasaran

guna menetapkan harga dan memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan

pasar sasaran, akan tetapi banyak para ahli mengatakan dalam beragam cara yaitu

23
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

konsep pemasaran adalah “Dapatkah sesuai keinginan Anda—Burger King”

(Philip Kotler, 1997)

Konsep pemasaran merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan

bahwa pemasaran yang sesuai keinginan pembeli adalah syarat utama bagi

perusahaan. Segala keinginan perusahaan di bidang produksi, teknik, keuangan,

dan pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan

selanjutnya memuaskan keinginan tersebut dengan mendapatkan laba.

Perusahaan yang menganut konsep pemasaran ini tidak hanya menjual barang

saja, tetapi lebih dari itu di mana perusahaan harus memperhatikan konsumen

beserta kebutuhannya.

C. Fungsi-Fungsi Pemasaran

1. Fungsi Pertukaran

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan

menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk

(barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.

2. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta

menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan

konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dan sebagainya.

Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak

kekurangan saat dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen

dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas

24
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain

seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta

standarisasi/penggolongan produk.

D. Manajemen Pemasaran

Berikut ini dikemukakan definisi tentang manajemen yang diberikan

oleh Oei Liang Lie: “Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan, serta mengawasi

tenaga manusia dengan bantuan alat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan” (Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, 1998).

Dari definisi tentang manajemen tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa manajemen memiliki lima fungsi, yaitu:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Pengkoordinasian

5. Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting di dalam

menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang

dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dapat tercapai.

Adapun yang dimaksud dengan manajemen pemasaran adalah “Proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga promosi, serta

penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi” (Philip Kotler, 1997).

25
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Sehingga dalam pelaksanaan manajemen pemasaran ini merupakan proses

perencanaan pengendalian yang tergantung pada pertukaran sehingga akan

mencapai kepuasan bagi semua pihak.

E. Saluran Distribusi

1. Pengertian Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen

untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau pemakai

akhir. Distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem

pemasaran karena distribusi yang efektif dan efisien maka barang akan cepat

dipasarkan dan selanjutnya akan dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen.

Distribusi akan lebih cepat apabila ditunjang dengan sarana

pemasaran yang memadai sehingga dalam proses penyaluran tidak

mengalami hambatan. Oleh karena itu distribusi kadang-kadang disebut

saluran pemasaran atau saluran perdagangan.

2. Pemilihan Saluran Distribusi

Dalam pemilihan saluran distribusi kita kan meninjau beberapa

masalah, antara lain:

a. Panjangnya saluran distribusi

Alternatif saluran distribusi yang digunakan sering dikaitkan dengan

golongan barang yang ada. Dalam hal ini ada dua macam saluran, yaitu:

1) Saluran distribusi untuk barang konsumsi

Secara luas terdapat lima macam saluran dalam pemasaran barang

konsumsi, yaitu:

a) Produsen – Konsumen Akhir

26
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Merupakan saluran distribusi yang paling pendek dan paling

sederhana. Sering juga disebut saluran distribusi langsung karena

tidak melibatkan perantara.

b) Produsen – Pengecer – Konsumen Akhir

Seperti halnya jenis saluran pertama maka saluran ini disebut

sebagai saluran distribusi langsung, karena di sini para pengecer

besar secara langsung membeli dari produsen.

c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Akhir

Saluran ini disebut juga dengan saluran tradisional dan banyak

digunakan oleh produsen. Di sini produsen hanya melayani

penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar.

d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Akhir

Selain menggunakan pedagang besar, produsen juga dapat

menggunakan agen pabrik, makelar, atau perantara agen lainnya .

untuk mencapai pengecer terutama konsumen

e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Akhir

Untukmencapai pengecer kecil, produsen sering menggunakan

agen perantara dalam menyalurkan barangnya kepada pedagang

besar kemudian menjualnya kepada took-toko kecil.

2) Saluran distribusi untuk industri

Dalam penjualan barang industri ada empat macam saluran yang

dapat dipakai:

a) Produsen – Pemakai Industri

Disebut juga dengan saluran distribusi langsung.

27
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

b) Produsen – Distribusi Industri – Pemakai Industri

Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri

sebagai tenaga penyalur.

c) Produsen – Agen – Pemakai Industri

Biasanya saluran ini dugunakan oleh produsen yang tidak

memiliki departemen pemasaran. Selain itu perusahaan yang ingin

memperkenalkan produknya ke pasar baru lebih suka

menggunakan agen.

d) Produsen – Agen Distributor – Pemakai Industri

b. Banyaknya perantara atau penyalur yang dibutuhkan

Jumlah perantara yang digunakan ditentukan oleh tingkat penyebaran

(market exposure) yang diinginkan produsen. Salah satu dari market

exposure dapat dipilih produsen di dalam penyaluran produknya, yaitu:

1) Distribusi Intensif

Para produsen barang konvinien dan barang kebutuhan pokok pada

umumnya mendistribusikan produk secara intensif melalui sebanyak

mungkin pedagang eceran.

2) Distribusi Eksklusif

Ada produsen yang sengaja membatasi jumlah perantara untuk

menyalurkan hasil produknya. Dalam hal ini produsen memberi hak

eksklusif pada dealer atau agen untuk mendistribusikan hasil

produknya di daerah penjualan masing-masing. Pemberian hak

penyaluran tunggal ini sering kali disertai kewajiban bagi agen untuk

tidak menyalurkan produk perusahaan saingannya.

28
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

3) Distribusi Selektif

Produsen yang menempuh distribusi selektif memilih beberapa

penyalur yang memenuhi persyaratan. Pada umumnya distribusi

selektif memungkinkan produsen mendapatkan pasar cukup luas

dengan kontrol yang lebih banyak dan biaya lebih sedikit dari pada

distribusi intensif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran

Dalam memasuki pasar yang telah dipilihnya setiap produsen

menentukan cara penyaluran berdasarkan:

a. Karakteristik Pembeli

b. Karakteristik Produk

c. Karakteristik Perantara

d. Karakteristik Saingan

e. Karakteristik Perusahaan

4. Tujuan Distribusi

Tujuan dari distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen

atau perusahaan disalurkan ke grosir toko atau langsung ke konsumen

sehingga barang akan lebih cepat dipasarkan, apabila barang tersebut sudah

ada di pasaran untuk selanjutnya barang akan dikonsumsi. Sehingga bagi

perusahaan jika konsumen banyak yang membeli maka perusahaan akan

mendapat laba dan kelangsungan produksi dapat berjalan lancar.

F. Volume Penjualan

Istilah penjualan sering disamakan dengan pemasaran, padahal

keduanya memiliki arti yang berbeda. Tujuan dari konsep pemasaran adalah

29
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

melayani keinginan konsumen dengan sejumlah laba, atau dapat diartikan

sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak dikeluarkan,

sedangkan dalam penjualan lebih menitikberatkan pada kegiatan menjual barang

atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dari pada kepuasan konsumen.

Menurut Alex Nitisemito (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi

volume penjualan adalah:

1. Kondisi dan kemampuan penjualan

Penjualan harus dapat meyakinkan pembelinya agar dapat berhasil

mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Di samping itu penjualan harus

mampu memahami beberapa hal:

a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan

b. Harga produk

c. Syarat penjualan

2. Kondisi pasar

Faktor-aktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:

a. Jenis pasar

b. Segmen pasar

c. Daya beli

d. Frekuensi pembelian

e. Keinginan dan kebutuhan

3. Modal

4. Kondisi organisasi perusahaan

5. Faktor lain

30
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

G. Hubungan Strategi Distribusi dan Volume Penjualan

Bila perusahaan telah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen

atas suatu produk dan perusahaan lalu segera memenuhi apa yang mereka

inginkan dan butuhkan maka langkah selanjutnya yang dilakukan perusahaan

adalah mendistribusikan hasil produknya ke pasaran guna dikonsumsi oleh

konsumen. Bila pendistribusian yang tepat dan lancar maka volume penjualan

suatu perusahaan dapat ditingkatkan.

H. Pemasaran Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Menurut UU Kepabeanan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari

daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam

negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang

bekas atau baru (H.S. Marsono, 1999)

2. Perijinan Ekspor

Untuk melakukan kegiatan ekspor, perorangan atau perusahaan harus

memiliki persyaratan sebagai berikut: (Masdar S., 1999)

a. Surat Ijin Usaha (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi (Kanwil

Deperindag), atau;

b. Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Teknis atau Lembaga

Pemerintah Non-Teknis lainnya berdasarkan perundang-undangan yang

berlaku, dan;

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang dikeluarkan oleh Kanwil

Deperindag tingkat Provinsi.

31
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

3. Dokumen Ekspor

Adapun dokumen-dokumen yang harus dilengkapi dan disertakan dalam

kegiatan ekspor antara lain: (Masdar S., 1999)

a. Dokumen Utama

1) PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

2) B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut

3) Invoice

4) Packing List

b. Dokumen Pelengkap

1) SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificate of Origin)

2) SM (Sertifikat Mutu)

3) LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor – Ekspor)

4) Lainnya, sesuai kebutuhan

32
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemasaran PT Perkebunan Tambi

1. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran PT Perkebunan Tambi dijalankan oleh

Departemen Keuangan yang kegiatan operasionalnya ditangani oleh Bagian

Pemasaran yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi

Asisten Kepala Bagian, Pelaksana Administrasi Pemasaran, dan Pelaksana

Operasional Penjualan. Dalam menjalankan fungsi manajemen yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan

pengawasan pemasaran selain dilakukan oleh Departemen Keuangan juga

secara langsung dibimbing oleh Asisten Direksi dalam memutuskan

kebijakan-kebijakan strategis pemasaran baik kebijakan pemasaran lokal

maupun ekspor.

Kelima fungsi manajemen tersebut sangat diperhatikan oleh PT

Perkebunan Tambi di dalam menjalankan semua kegiatan. Hal ini

dimaksudkan agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2. Saluran Distribusi

Pendistribusian produk (teh) sebagai barang konsumsi dilakukan

oleh PT Perkebunan Tambi untuk memenuhi konsumen dalam negeri dengan

beberapa saluran distribusi, yaitu:

a) Produsen – Konsumen Akhir

b) Produsen – Pengecer – Konsumen Akhir

33
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Akhir

d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Akhir

Di samping melakukan penjualan produk sebagai barang konsumsi

langsung, PT Perkebunan Tambi juga memasarkan produknya sebagai barang

industri dimana para buyer masih mengolah lagi produk yang dibeli dari PT

Perkebunan Tambi dengan brand yang mereka kehendaki. Distribusi ini

untuk memenuhi konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam

penjualan barang industri ada dua macam saluran yang dilakukan oleh PT

Perkebunan Tambi, yaitu:

a. Produsen – Pemakai Industri

Distribusi ni dilakukan oleh PT Perkebunan Tambi dengan beberapa

domestic buyer seperti PT Gunung Subur dan PT Unilever Tbk.

b. Produsen – Distribusi Industri – Pemakai Industri

Distribusi ini dilakukan PT Perkebunan Tambi bekerja sama dengan

perusahaan perantara (distributor partner) yaitu PT Pagilaran dan PT

Trijasa Prima Sejati yang selanjutnya distributor ini akan menjual ke

beberapa pembeli luar negeri.

3. Volume Penjualan

Produksi teh hitam yang dihasilkan 30%-40% untuk pasar dalam

negeri dan 60%-70% untuk pasar luar negeri. Untuk pasar dalam negeri PT

Perkebunan Tambi menjual teh dalam bentuk uraian dan kemasan dengan

berbagai merek seperti, Petruk, Gunung, Cakil, dan Podang. Sedangkan

semua yang dipasarkan ke luar negeri dalam bentuk uraian.

Selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2004 s.d. 2008) PT Perkebunan

Tambi mampu menjual produknya sebanyak 9.528,46 ton dimana 3.574,19

34
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

ton untuk pasar dalam negeri dan 5.954,27 ton untuk pasar luar negeri. Jika

dirata-rata pertahun PT Perkebunan Tambi berhasil menjual produknya

sebanyak 1.905,69 ton.

Jika dilihat komposisi penjualan PT Perkebunan Tambi dalam

gambar 5.1 sebagai berikut:

28%

6% 1%
Direct Export
Blender Exporter
Retail
Tea Pack

57%

Gambar 5.1 Komposisi Penjualan PT Perkebunan Tambi

4. Penjualan Ekspor

Kekuatan dari PT Perkebunan Tambi sebagai perusahaan penghasil

teh adalah kemampuannya menembus pasar internasional. PT Perkebunan

Tambi mengekspor teh sejak tahun 1958 dengan tujuan negara Amerika,

Inggris, Irak, Jerman, Kanada, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Rusia,

Jepang, Chili, Pakistan, Australia, dan Turki.

Dalam memasasarkan produknya ke luar negeri, PT Perkebunan

Tambi hanya menjalin dengan beberapa loyal buyer dengan kontrak-kontrak

jangka panjang (long term contract) seperti dengan Hung An Trading Co. Ltd

dan Lipton Tea Supply. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir resiko yang

mungkin timbul dalam perjanjian perdagangan.

Sejak bulan Maret 2008, PT Perkebunan Tambi menjalin kerjasama

dengan PT Pagilaran untuk memasarkan produk ke luar negeri. Kerja sama

35
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

ini dilakukan untuk efisiensi biaya pengurusan dokumen ekspor dan juga

untuk menjaga harga teh tetap terkontrol dan bersaing dengan perusahaan-

perusahaan teh yang juga mengekspor produknya. Joint Marketing antara PT

Perkebunan Tambi dan PT Pagilaran merupakan terobosan manajemen

pemasaran kedua belah pihak dimana kedua perusahaan merupakan produsen

hasil perkebunan yang telah berpengalaman dalam hal pemasaran luar negeri.

Sehingga kerja sama ini sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Selain dengan PT Pagilaran, sebelumnya juga sudah terjalin

kerjasama dengan PT Trijasa Prima Sejati yaitu sejak tahun 1998. PT Trijasa

Prima Sejati sebagai Blender Exporter, yaitu pengekspor produk PT

Perkebunan Tambi tetapi sebelum di ekspor teh di blend (campur) dengan teh

dari produsen lain sehingga menjadi teh dengan jenis tertentu.

Kedua perusahaan inilah yang sekarang menjadi patner pemasaran

ekspor PT Perkebunan Tambi dan telah ditandatangani MoU untuk kontrak

jangka panjang.

B. Evaluasi Penjualan Ekspor PT Perkebunan Tambi Tahun 2004 s.d 2008

Penjualan teh uraian PT Perkebunan Tambi untuk tujuan ekspor telah

dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun. Sebuah evaluasi terhadap

penjualan sangat penting dilakukan karena penjualan merupakan bagian dari

pemasaran yang paling krusial dan merupakan ujung tombak keberlangsungan

sebuah perusahaan. Dalam karya tulis ini hanya akan mengevaluasi penjualan PT

Perkebunan Tambi untuk tujuan ekspor selama 5 tahun yaitu tahun 2004, 2005,

2006, 2007, dan 2008.

36
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

1. Penjualan Ekspor Tahun 2004

Pada tabel 5.1 di bawah ini dijabarkan secara rinci penjualan ekspor

PT Perkebunan Tambi tahun 2004 dimana rata-rata perbulannya dapat

memenuhi pelanggan luar negeri sebanyak 103.935 kilogram dengan

pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 929.424.268,- dan pada kisaran

harga rata-rata Rp 8.942,- per kilogram.

Tabel 5.1 Penjualan Ekspor Tahun 2004

No. Bulan Kilogram Rupiah


1 Januari 24.600,00 123,000,000.00
2 Pebruari 89.800,00 792,818,526.00
3 Maret 52.800,00 481,936,788.00
4 April 160.400,00 1,290,845,260.00
5 Mei 133.800,00 1,308,480,784.00
6 Juni 62.400,00 638,026,506.00
7 Juli 32.400,00 356,949,600.00
8 Agustus 121.800,00 1,077,255,900.00
9 September 39.340,00 372,816,316.00
10 Oktober 172.500,00 1,487,806,962.00
11 November 146.750,00 1,293,357,522.00
12 Desember 210.625,00 1,929,797,048.00
Jumlah 1.247.215,00 11.153.091.212,00

Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Desember dimana kuantum

yang terjual sebanyak 210.625 kilogram dengan perolehan pendapatan

sebesar Rp 1.929.797.048,- yaitu pada harga rata-rata Rp 9.162,- per

kilogram. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan Januari

dimana kuantum yang terjual hanya sebanyak 24.600 kilogram dengan

37
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

pendapatan sebesar Rp 123.000.000,- dan harga rata-rata hanya mencapai Rp

5.000,- per kilogram.

Grafik 5.1 dan 5.2 menggambarkan secara jelas fluktuasi yang

terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2004. Tren yang

terjadi baik pada jumlah kuantum maupun rupiah tidak menunjukkan tren

naik maupun turun namun fluktuatif.

Grafik 5.1 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004


(dalam ribu kilogram)
250
210.6
200 172.5
160.4
146.8
150 133.8
121.8
89.8
100
62.4
52.8
32.4 39.3
50 24.6

0
i

er
ret
ari

ari

er
ni

li

er
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

Grafik 5.2 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004


(dalam juta rupiah) 1930
2000

1488
1500 1291 1309 1293
1077
1000 793
638
482
500 357 373
123

0
ret

er
ari

ari

er
ni

er
li
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve
Ok

se
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Pendapatan

38
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

2. Pemasaran Tahun 2005

Pada tabel 5.2 di bawah ini secara rinci dijelaskan menegenai

penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2005 dimana rata-rata

perbulan dapat mengekspor teh sebanyak 95.513 kilogram dengan

pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp 978.374.626,- dan pada kisaran

harga rata-rata Rp 10.243,- per kilogram.

Tabel 5.2 Penjualan Ekspor Tahun 2005

No. Bulan Kilogram Rupiah


1 Januari 150.570,00 1.525.940.426,00
2 Pebruari 123.200,00 1.207.324.876,00
3 Maret 183.490,00 1.609.858.620,00
4 April 132.600,00 1.418.357.540,00
5 Mei 136.390,00 1.405.847.448,00
6 Juni 89.400,00 961.270.852,00
7 Juli 113.100,00 1.259.069.055,00
8 Agustus 0,00 0,00
9 September 87.800,00 913.056.262,50
10 Oktober 45.700,00 514.501.430,00
11 November 39.900,00 442.501.400,00
12 Desember 44.000,00 482.767.600,00
Jumlah 1.146.150,00 11.740.495.509,50

Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Maret dimana kuantum yang

terjual sebanyak 183.490 kilogram dengan perolehan pendapatan sebesar Rp

1.609.858.620,- yaitu pada harga rata-rata Rp 8.774,- per kilogram.

Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan Agustus dimana tidak

menjual teh ke luar negeri.

39
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Grafik 5.3 dan 5.4 menggambarkan secara jelas fluktuasi yang

terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2005. Tren yang

terjadi cenderung mengalami penurunan dari bulan Maret dan seterusnya

terlebih pada bulan Agustus yang tidak melakukan penjualan.

Grafik 5.3 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2005


(dalam ribu kilogram)
250

200 184

151
150 133 136
123
113
89 88
100

46 40 44
50
0
0

er
ret

i
ari

ari

er
ni

r
li
ril

r
Me

be
be
Ju

tu
Ju
Ap

mb

mb
bru
nu

Ma

us

to
m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

Grafik 5.4 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2005


(dalam juta rupiah)
2000
1610
1526
1418 1406
1500 1259
1207
961 913
1000
515 443 483
500

0
0
i

er
ret
ari

ari

er
ni

li

er
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Pendapatan

40
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

3. Pemasaran Tahun 2006

Tabel 5.3 di bawah menjelaskan mengenai penjualan ekspor PT

Perkebunan Tambi tahun 2006 dimana rata-rata perbulan dapat mengekspor

teh sebanyak 104.417 kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan

sebesar Rp 1.067.656.109,- dan pada kisaran harga rata-rata Rp 10.225,- per

kilogram.

Tabel 5.3 Penjualan Ekspor Tahun 2006

No. Bulan Kilogram Rupiah


1 Januari 83.550,00 884.454.350,00
2 Pebruari 128.800,00 1.271.969,920,00
3 Maret 243.250,00 2.524.762.800,00
4 April 132.125,00 950.439.275,00
5 Mei 108.950,00 926.062.081,25
6 Juni 127.324,00 1.289.432,033,10
7 Juli 102.100,00 1.282.045.442,00
8 Agustus 117.201,00 1.181.019.024,80
9 September 67.000,00 757.115.935,00
10 Oktober 47.600,00 571.263.680,00
11 November 0,00 0,00
12 Desember 95.100,00 1.173.308.765,40
Jumlah 1.253.000,00 12.811.873.306,55

Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Maret dimana kuantum yang

terjual sebanyak 243.250 kilogram dengan perolehan pendapatan sebesar Rp

2.524.762.800,- yaitu pada harga rata-rata Rp 10.379,- per kilogram.

Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan November karena

tidak menjual teh ke luar negeri.

41
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Grafik 5.5 dan 5.6 menggambarkan fluktuasi yang terjadi pada

penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2006. Tren yang terjadi

cenderung mengalami kenaikan pada triwulan pertama kemudian terus

mengalami penurunan sampai dengan bulan November dan ditutup naik di

bulan Desember.

Grafik 5.5 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2006


(dalam ribu kilogram)
243
250

200

150 129 132 127


109 117
102 95
100 83
67
48
50
0
0
i

er
ret
ari

ari

r
ni

li

er
ril

r
Me

e
be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

Grafik 5.6 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2006


(dalam juta rupiah)
3000
2525
2500

2000

1500 1272 1289 1282


1181 1173
885 950 926
1000 757
571
500
0
0
er
li
i

er

er
a ri

ni
ari

er
ret

ri l

Me

tus
Ju
Ju

mb

mb
tob
mb
Ap
b ru
nu

Ma

us

Ok

ve

se
Ja

p te
Pe

Ag

No

De
Se

Penjualan

42
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

4. Pemasaran Tahun 2007

Tabel 5.4 di bawah ini menjelaskan mengenai penjualan ekspor PT

Perkebunan Tambi tahun 2007 dimana rata-rata perbulan dapat mengekspor

teh sebanyak 96.915 kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar

Rp 1.096.846.245,- dan pada kisaran harga rata-rata Rp 11.318,- per

kilogram.

Tabel 5.4 Penjualan Ekspor Tahun 2007

No. Bulan Kilogram Rupiah


1 Januari 0,00 0,00
2 Pebruari 176.250,00 2.250.510.478,00
3 Maret 81.600,00 900.041.280,00
4 April 125.170,00 1.504.796.487,00
5 Mei 142.850,00 1.482.491.870,00
6 Juni 169.100,00 1.820.750.909,60
7 Juli 181.000,00 1.905.415.730,40
8 Agustus 45.900,00 505.410.960,00
9 September 71.100,00 811.608.320,00
10 Oktober 46.400,00 507.102.385,00
11 November 113.412,00 1.354.221.960,00
12 Desember 10.200,00 119.804.559,00
Jumlah 1.162.982,00 13.162.154.939,00

Bulan Juli merupakan penjualan tertinggi untuk kuantumya yaitu

sebanyak 181.000 kilogram. Namun pendapatan tertinggi dicapai pada bulan

Pebruari sebesar Rp 2.250.510.478,- dengan penjualan kuantum sebanyak

176.250 kilogram dan harga rata-rata berkisar pada Rp 12.769 per kilogram.

Sedangkan pada bulan Juli pendapatan yang diperoleh sebesar Rp

1.905.415.730 dengan harga rata-rata Rp 10.527 per kilogram. Penjualan

terendah terjadi pada bulan Januari karena tidak melakukan penjualan.

43
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Grafik 5.7 dan 5.8 menggambarkan fluktuasi yang terjadi pada

penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2007. Tren yang terjadi

mengalami kenaikan signifikan di awal tahun kemudian menurun pada

triwulan pertama dan merangkak naik pada awal triwulan kedua. Awal

triwulan ketiga mengalami penurunan tajam tepatnya di bulan Agustus.

Grafik 5.7 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2007


(dalam ribu kilogram)
250

200 176 181


169
143
150 125
113

100 82
71
46 46
50
10
0
0

er
ret

i
ari

ari

r
ni

er
li
ril

r
Me

e
be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

Grafik 5.8 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2007


(dalam juta rupiah)

2500 2251

2000 1821 1905


1505 1483
1354
1500
900 812
1000
505 507
500
120
0
0
i

er
ret
ari

ari

er
ni

li

er
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Pendapatan

44
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

5. Pemasaran Tahun 2008

Tabel 5.5 di bawah ini menjelaskan mengenai penjualan ekspor PT

Perkebunan Tambi tahun 2008 dimana rata-rata perbulan dapat mengekspor

teh sebanyak 95.410 kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar

Rp 1.200.790.742,- dan pada kisaran harga rata-rata Rp 12.586,- per

kilogram.

Tabel 5.5 Penjualan Ekspor Tahun 2008

No. Bulan Kilogram Rupiah


1 Januari 75.400,00 916.580.892,00
2 Pebruari 164.400,00 2.045.805.716,00
3 Maret 86.500,00 940.330.422,00
4 April 143.00000 1.576.291.212,00
5 Mei 105.325,00 1.060.983.624,40
6 Juni 36.000,00 473.017.920,00
7 Juli 105.000,00 1.052.852.240,00
8 Agustus 85.100,00 1.040.417.175,00
9 September 57.000,00 864.277.430,00
10 Oktober 69.000,00 1.009.152.270,00
11 November 106.000,00 1.789.842.300,00
12 Desember 112.200,00 1.639.937.700,00
Jumlah 1.144.925,00 14.409.488.901,40

Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Pebruari dimana kuantum

yang terjual sebanyak 164.400 kilogram dengan perolehan pendapatan

sebesar Rp 2.045.805.716,- yaitu pada harga rata-rata Rp 12.444,- per

kilogram. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan Juni yang

hanya mampu menjual sebanyak 36.000 kilogram dengan pendapatan Rp

473.017.920,- namun harga rata-rata yang dicapai sangat tinggi yaitu

45
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

mencapai Rp 13.139 per kilogramnya, dan ini merupakan harga rata-rata

tertinggi selama 5 tahun terahir.

Grafik 5.9 dan 5.10 menggambarkan secara jelas fluktuasi yang

terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2008. Tren yang

terjadi baik pada jumlah kuantum maupun rupiah tidak menunjukkan tren

naik maupun turun namun fluktuatif.

Grafik 5.9 Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2008


(dalam ribu kilogram)
250

200
164
143
150
105 105 106 112
87 85
100 75 69
57
36
50

0
i

er
ret
ari

ari

er
ni

li

er
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

Grafik 5.10 Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2008


(dalam juta rupiah)
2500
2046
2000 1790
1576 1640

1500
1061 1053 1040 1009
917 940 864
1000
473
500

0
i

er
ret
ari

ari

er
ni

li

er
ril

r
Me

be
Ju

tu
Ju
Ap

mb
tob

mb
bru
nu

Ma

us

m
Ja

ve

se
Ok
pte
Ag
Pe

No

De
Se

Penjualan

46
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

C. Perbandingan Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Tahun 2004 s.d. 2008

Tabel 5.6 Perbandingan Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008

No. Bulan 2004 2005 2006 2007 2008


1 Januari 24.600,00 150.570,00 83.550,00 0,00 75,400.00
2 Pebruari 89.800,00 123.200,00 128.800,00 176.250,00 164,400.00
3 Maret 52.800,00 183.490,00 243.250,00 81.600,00 86,500.00
4 April 160.400,00 132.600,00 132.125,00 125.170,00 143,000.00
5 Mei 133.800,00 136.390,00 108.950,00 142.850,00 105,325.00
6 Juni 62.400,00 89.400,00 127.324,00 169.100,00 36,000.00
7 Juli 32.400,00 113.100,00 102.100,00 181.000,00 105,000.00
8 Agustus 121.800,00 0,00 117.201,00 45.900,00 85,100.00
9 September 39.340,00 87.800,00 67.000,00 71.100,00 57,000.00
10 Oktober 172.500,00 45.700,00 47.600,00 46.400,00 69,000.00
11 November 146.750,00 39.900,00 0,00 113.412,00 106,000.00
12 Desember 210.625,00 44.000,00 95.100,00 10.200,00 112,200.00
Jumlah 1.247.215,00 1.146.150,00 1.253.000,00 1.162.982,00 1.144.925,00

47
0
50
100
150
200
250
Jan 25
uar 151
i 84
0
75

90
Peb
123
rua
ri 129
176
164

Ma 58
ret 184
243
82
87

Ap 160
ril 133
132

Tahun 2004
125
143

134
Me 136
i 109
143
105

Tahun 2005
62
Jun 89
i 127
169
36

32
Jul 113
Tahun 2006 i 102
181
105
(dalam ribu kilogram)

122
Ag
0
ust
us
117
46
85
Tahun 2007

Sep
tem 39
ber 88
67
71
57
Grafik 5.11 Rincian Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008

173
Ok
46
tob
er 48
Tahun 2008

46
69
No
vem 147
ber 40
0
113
106
De
sem 211
ber 44
95
10
112
Tahun 2004 s.d. 2008
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi

48
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Tabel 5.6 yang diperjelas dengan Grafik 5.11 menggambarkan

perkembangan kuantum penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi selama kurun

waktu lima tahun terakhir. Dari Grafik 5.11 terlihat kuantum penjualan tertinggi

tercapai pada bulan Maret tahun 2006 yaitu sebanyak 243.250 kilogram. Namun

pada bulan Agustus 2005, bulan November 2006, dan bulan Januari 2007 tidak

melakukan transaksi dengan buyer luar negeri. Hal ini sering kali dikarenakan

jumlah stok belum memenuhi permintaan konsumen dan harus menunggu sampai

bulan berikutnya.

Penjualan ekspor yang hampir memiliki kesamaan dalam kuantum

terjual selama lima tahun terakhir adalah bulan April dan bulan Mei. Hal ini

dipicu curah hujan terbanyak terjadi bulan November, bulan Desember, dan

bulan Januari dimana jumlah pucuk yang diolah cukup banyak dan kuantum teh

yang siap dijual jatuh pada bulan April dan bulan Mei. Jika dibandingkan dengan

bulan-bulan lain kuantum yang terjual sangat fluktuatif dan tidak berimbang dari

tahun ke tahun. Sebagai contoh bulan Desember yang memiliki grafik naik turun

yang curam dari tahun ke tahun.

Selama lima tahun terakhir kuantum penjualan ekspor rata-rata tertinggi

tercapai pada bulan April dengan kuantum terjual rata-rata 138.659 kilogram.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ready stock untuk dijual di bulan

April menumpuk sebagai akibat dari musim hujan yang terjadi pada bulan

sebelumnya sehingga jumlah pucuk yang diolah cukup banyak. Sedangkan

kuantum penjualan ekspor terendah terjadi pada bulan September dimana rata-

rata hanya terjual 64.448 kilogram. Penjualan yang rendah dibulan September

dipicu kemarau yang terjadi pada bulan Juli, bulan Agustus, dan bulan September

sehingga ready stock tidak mencukupi permintaan konsumen.

49
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Tabel 5.7 Perbandingan Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008

No. Bulan 2004 2005 2006 2007 2008


1 Januari 123.000.000,00 1.525.940.426,00 884.454.350,00 0,00 916,580,892.00
2 Pebruari 792.818.526,00 1.207.324.876,00 1.271.969,920,00 2.250.510.478,00 2,045,805,716.00
3 Maret 481.936.788,00 1.609.858.620,00 2.524.762.800,00 900.041.280,00 940,330,422.00
4 April 1.290.845.260,00 1.418.357.540,00 950.439.275,00 1.504.796.487,00 1,576,291,212.00
5 Mei 1.308.480.784,00 1.405.847.448,00 926.062.081,25 1.482.491.870,00 1,060,983,624.40
6 Juni 638.026.506,00 961.270.852,00 1.289.432,033,10 1.820.750.909,60 473,017,920.00
7 Juli 356.949.600,00 1.259.069.055,00 1.282.045.442,00 1.905.415.730,40 1,052,852,240.00
8 Agustus 1.077.255.900,00 0,00 1.181.019.024,80 505.410.960,00 1,040,417,175.00
9 September 372.816.316,00 913.056.262,50 757.115.935,00 811.608.320,00 864,277,430.00
10 Oktober 1.487.806.962,00 514.501.430,00 571.263.680,00 507.102.385,00 1,009,152,270.00
11 November 1.293.357.522,00 442.501.400,00 0,00 1.354.221.960,00 1,789,842,300.00
12 Desember 1.929.797.048,00 482.767.600,00 1.173.308.765,40 119.804.559,00 1,639,937,700.00
Jumlah 11.153.091.212,00 11.740.495.509,50 12.811.873.306,55 13.162.154.939,00 14.409.488.901,40

50
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jan 123
uar 1526
i 885
0
917

793
Peb
1207
rua
ri 1272
2251
2046

Ma 482
ret 1610
2525
900
940

Ap 1291
ril 1418
950

Tahun 2004
1505
1576

1309
Me 1406
i 926
1483
1061

Tahun 2005
638
Jun 961
i 1289
1821
473

357
Jul 1259
i
(dalam juta rupiah)

1282
Tahun 2006 1053
1905

1077
Ag
0
ust
us
1181
505
1040
Sep
Tahun 2007

tem 373
ber 913
757
812
864
Grafik 5.12 Rincian Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008

1488
Ok
516
tob
er 571
507
Tahun 2008

1009
No
vem 1293
be r 443
0
1354
1790
De
sem 1930
ber 483
1173
120
1640
Tahun 2004 s.d. 2008
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi

51
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Selain evaluasi dari sisi kuantum yang terjual juga dilakukan evaluasi

pada perolehan rupiah secara rinci selama lima tahun terakhir. Tabel 5.7

memberikan data lengkap pendapatan yang diperoleh dari penjualan ekspor PT

Perkebunan Tambi diperjelas dengan Grafik 5.12 dimana dijelaskan bahwa

pendapatan ekspor tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2006 yaitu sebesar Rp

2.524.762.800,00,-. Pendapatan ini berbanding lurus dengan kuantum yang

terjual di bulan Maret 2006 yang juga tertinggi selama lima tahun terakhir.

Sedangkan pendapatan terendah adalah bulan Agustus 2005, bulan November

2006, dan bulan Januari 2007 karena tidak melakukan transaksi dengan buyer

luar negeri.

Pendapatan rata-rata tertinggi selama lima tahun terakhir tercapai pada

bulan Pebruari yaitu Rp 1.513.685.903,20,- meskipun penjualan rata-rata dari sisi

kuantum bukanlah yang tertinggi. Hal ini selain dikarenakan kurs dolar yang

menguat atas rupiah juga karena penjualan yang cukup tinggi dan stabil dari

tahun ke tahun.

Kegiatan perekonomian dunia sangat berpengaruh pada bisnis yang

dijalankan oleh PT Perkebunan Tambi sebagi perusahaan yang menggunakan

kurs dolar dalam penjualannya. Ketika nilai Rupiah menguat atas dolar justru

akan menurunkan profit PT Perkebunan Tambi dan sebaliknya jika nilai rupiah

melemah atas dolar justru akan menaikkan pendapatan terutama untuk penjualan

ekspor PT Perkebunan Tambi. Menyikapi hal tersebut PT Perkebunan Tambi

sangat hati-hati dalam negosiasi harga dengan para buyer luar negeri dan juga

memfokuskan pada efisiensi biaya pemasaran yang akan timbul dari kontrak-

kontrak penjualan.

52
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

Setelah membandingkan secara rinci penjualan ekspor PT Perkebunan

Tambi selama lima tahun terakhir, berikut akan dijabarkan rekapitulasi dari

penjualan ekspor tahun 2004 s.d. 2008.

Tabel 5.8 Perbandingan Kuantum dan Pendapatan Penjualan Ekspor


Tahun 2004 s.d. 2008

No. Tahun Kilogram Rupiah Harga Rata-rata


1 2004 1.247.215,00 11.153.091.212,00 8.942
2 2005 1.146.150,00 11.740.495.509,50 10.243
3 2006 1.253.000,00 12.811.873.306,55 10.225
4 2007 1.162.982,00 13.162.154.939,00 11.318
5 2008 1.144.925,00 14.409.488.901,40 12.586
Jumlah 5.954.272,00 63.277.103.868,45 10.627

Grafik 5.13 Ringkasan Kuantum Penjualan Ekspor


Tahun 2004 s.d. 2008
(dalam ribu rupiah)

1500
53
47

12
12

63
46

45
11
11

11

1000

500

0
2004 2005 2006 2007 2008

Kuantum Terjual

Dari Grafik 5.13 terlihat bahwa tahun 2006 merupakan tahun dimana

kuantum terjual pada posisi tertinggi selama lima tahun terakhir yaitu sebanyak

53
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008

1.253.000,00 kilogram disusul tahun 2004 sebanyak 1.247.215,00 kilogram

terpaut tipis 0,46%. Grafik 5.13 juga menjelaskan bahwa kuantum penjualan lima

tahun terakhir hampir mendekati sama dari tahun ke tahun. Kondisi ini karena

luas lahan perkebunan yang dimiliki PT Perkebunan Tambi tidak ada

penambahan dan juga karena musim kemarau dan penghujan Indonesia dalam

rentang waktu yang hampir sama dari tahun ke tahun.

Grafik 5.14 Ringkasan Pendapatan Penjualan Ekspor


Tahun 2004 s.d. 2008
(dalam juta rupiah)
0
15000 41
2 2 14
81 16
41 12 13
3 7
115 11
1
10000

5000

0
2004 2005 2006 2007 2008

Pendapatan Penjualan

Dari sisi pendapatan penjualan ekspor tahun 2004 s.d. 2008 memiliki

grafik yang sangat menarik seperti yang terlihat pada Grafik 5.14 di atas. Tren

yang terjadi menanjak dari tahun ke tahun. Pencapain pendapatan sangat

dipengaruhi oleh kurs dolar sehingga jika tren dolar menguat terus dari tahun ke

tahun atas rupiah, ini mengindikasikan tren naik juga bagi pendapatan PT

Perkebunan Tambi atas penjualan ekspor.

54
BAB V

PENUTUP

Dari hasil evaluasi pemasaran ekspor yang dilakukan pada PT Perkebunan

Tambi tahun 2004 s.d. 2008, maka dapat disimpulkan dan dikemukakan saran bagi

perusahaan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Manajemen pemasaran PT Perkebunan Tambi masih terjadi rangkap jabatan

dimana Kepala Departemen Keuangan merangkap sebagai Kepala Bagian

Pemasaran. Namun fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik dan sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

2. Dalam pendistribusian barang di PT Perkebunan Tambi dilakukan dengan

dua saluran yaitu saluran distribusi barang konsumsi dan saluran distribusi

untuk barang industri.

3. Produksi teh hitam yang dihasilkan 30%-40% untuk pasar dalam negeri dan

60%-70% untuk pasar luar negeri. Untuk pasar dalam negeri PT Perkebunan

Tambi menjual teh dalam bentuk uraian dan kemasan. Sedangkan semua

yang dipasarkan ke luar negeri dalam bentuk uraian.

4. Selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2004 s.d. 2008) PT Perkebunan Tambi

mampu menjual produknya untuk pasar luar negeri 5.954,27 ton atau sekitar

63% dari total produksi. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan ekspor

mengalami tren positif seiring dengan nilai tukar dolar yang merambah naik

lima tahun terakhir. Baik sisi kuantum penjualan maupun pendapatan

penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi dikategorikan stabil dan tidak

mengalami perubahan yang signifikan.

55
B. Saran

1. Penjualan PT Perkebunan Tambi baik lokal maupun ekspor sangat ditentukan

dari kuantitas produksi, sedangkan kuantitas produksi ditentukan oleh jumlah

pucuk yang diolah. Mata rantai produksi berpangkal pada pemeliharaan

tanaman yang harus diperhatikan. Kendala seperti penundaan pemupukan

sebisa mungkin diminimalkan agar tanaman teh lebih produktif dalam

menghasilkan pucuk-pucuk dengan kualitas yang baik.

2. Diferensiasi produk untuk ekspor perlu dilakukan. Selama ini produk

kemasan hanya dipasarakan di dalam negeri dan dalam lingkup yang sempit

seperti hanya di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya. Pendistribusian

produk kemasan ke luar negeri akan dapat membentuk Corporate Image yang

lebih kuat sehingga dapat lebih mantap dalam bersaing dengan perusahaan

lain.

56
DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Teh Indonesia. 2008. Rapat Anggota Tahunan. Jakarta

Edi P., Ruswiyanto. 2004. ‘Proses Pemasaran PT Tambi’. Karya Tulis. Wonosobo:
PT Perkebunan Tambi

Handayani, Ina. 2000. ‘Analisis Strategi Pemasaran Teh: Kasus di PT Tambi


Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah’. Skripsi. Bogor: Fakultas
Pertanian Universitas Djuanda Bogor

Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, Implementasi,


dan pengendalain. Jilid 1 dan 2. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Laporan Tahunan PT Perkebunan Tambi

Nazarudin dan Farry. 1993. Teh Pembudidayaan dan Pengolahan. Jakarta: PT


Penebar Swadaya

Primadi, Herawan. 2005. ‘Analisis Strategi Distribusi untuk Meningkatkan Volume


Penjualan pada PT Perkebunan Tambi Wonosobo’. Tugas Akhir.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Purwosobo, Anton. 2007. ‘Proses Pengolahan dan Pemeliharaan Mesin PT Tambi


Kebun Bedakah’. Karya Tulis. Wonosobo: PT Perkebunan Tambi

Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid II. Terjemahan. Erlangga. Jakarta

Swastha, Basu. 1979. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty

Swastha, Basu dan Ibnu Sukoco.1979. Saluran Pemasaran, Konsep dan Strategi
Analisis Kuantitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

www.bandungpress.com
www.digilab.petra.ac.id
www.nahninu.com
www.sosro.com
www.teacouncil.co.uk
www.travelogue.multiply.com

57

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai