Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1


B. Kajian Teori............................................................................................... 2
C. Gambaran Umum Perusahaan................................................................... 3
D. Permasalahan............................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 7

A. Analisis Permasalahan............................................................................... 7
B. Aplikasi Pada Kasus Perusahaan............................................................... 12

BAB III PENUTUP............................................................................................... 14

A. Simpulan.................................................................................................... 14

Daftar Pustaka....................................................................................................... 15

Lampiran : Kasus Perusahaan............................................................................... 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada bidang pemerintahan, maintenance masih kurang diperhatikan, karena


kegiatannya cukup kompleks dan bukan hanya dilakukan sekali waktu saja. Hasil dari
maintenance tidak dapat dirasakan secara langsung saat melalukan pemeliharaan,
namun hasilnya dapat dirasakan pada masa yang akan datang.

Apabila maintenance tidak dilakukan, maka secara teratur fasilitas - fasilitas ataupun
peralatanan akan mengalami kerusakan, dan akhirnya akan berakibat fatal sehingga bisa
berdampak pada pelayanan yang diberikan. Dampak yang paling dirasakan adalah
berkurangnya kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan ataupu terhambatnya
pelaksanaan pekerjaan.

Kurang diperhatikannya maintenance diantaranya disebabkan oleh banyaknya dana


yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas maintenance. Namun pada kenyataannya
maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk
melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas yang disediakan.

Dalam era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
sangat cepat membawa perubahan yang semakin baik . Bentuk perubahannya
didasarkan dari salah satu kegiatan yaitu pada sistem pemeliharaan (maintenance).
Sistem pemeliharaan sangat penting terutama untuk kelancaran pelaksanaan tugas,
memperpanjang waktu ekonomis sumber daya, dan menjamin keselamatan kerja
pada sumber daya manusianya. Kelancaran pelaksanaan tugas dan pemberian
layanan tergantung dari kondisi sumber daya seperti, perangkat, sarana dan sumber
daya manusia.

Salah satu masalah yang mungkin terjadi dalam kegiatan proses produksi adalah
terjadinya kerusakan pada salah satu sumber daya tersebut.

1
B. Kajian Teori

Semakin tingginya tingkat kepuasaan masyarakat dan tugas yang dilaksanakan,


perananan suatu perangkat daerah dirasakan sangat penting untuk selalu berinovasi
dalam menciptakan cara terbaik untuk memberi layanan agar bisa mengikuti
perkembangan teknologi . Untuk itu setiap Perangkat Daerah harus memperhatikan
kelancaran proses upelayanan dengan cara melakukan pengecek kan maupun perbaikan
terhadap alat dan fasilitas-fasilitas layanan yang mengalami kerusakan atau gangguan.
Dengan diperbaikinya sistem pemeliharaan (maintenance) yang merupakan salah satu
fungsi yang sangat penting dalam suatu Perangkat Daerah untuk dapat memberikan
kelancaran proses pelayanan dan pelaksanaan tugas demi menghasilkan produktivitas
yang efektif. Salah satu cara untuk menghasilkan produktivitas yang efektif dengan cara
memperbaiki sistem pemeliharaan (maintenance).

Menurut pendapat Agus Ahyari (2002:351) tentang fungsi pemeliharaan adalah: “fungsi
pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan
peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi
tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses
produksi”

Didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang dihadapi,


pertama yaitu persoalan teknis yang berhubungan dengan usaha-usaha

untuk menghilangkan atau mengurangi timbulnya gangguan akibat kondisi perangkat


yang kurang baik. Yang kedua yaitu pada persoalan anggaran yang bagaimana
melakukan kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.

Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), terdapat dua jenis pemeliharaan yaitu


preventive maintenance dan corrective maintenance.

1. Preventive maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan tau perawatan untuk mencegah


terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi.

2
2. Corrective maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan atau terjadi karena kelalaian yang terjadi pada fasilitas atau
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pemeliharaan mempunyai tujuan yang penting
menurut Patrick (2001,407), tujuan pemeliharaan antara lain:

1) Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna memenuhi kebutuhan


yang sesuai dengan target serta rencana produksi,

2) Mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas dan menjaga modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai
dengan kebijakan perusahaan,

3) Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna memenuhi
apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan produksi tidak
mengalami gangguan,

4) Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin atau perangkat


serta peralatan yang dapat membahayakan kegiatan kerja,

5) Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan


maintenance secara efektif dan efisien untuk keseluruhannya,

6) Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang serendah mungkin.

C. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan
Kecamatan Margahayu dibentuk hasil pemekaran kecamatan Dayeuhkolot
sebagai kecamatan induknya pada tahun 1989, hal ini bersamaan  dengan
penataan batas Kota Bandung dengan  Kabupaten Bandung (1987) dimana
terjadi perluasan wilayah  Kota Bandung.
Batas-batas Kecamatan Margahayu :
Sebelah Timur : Kecamatan Dayeuhkolot
Sebelah Barat : Kecamatan Margaasih
Sebelah Utara : Kota Bandung
Sebelah Selatan : Kecamatan Katapang

3
Awal pembentukan letak kantor Kecamatan Margahayu bertempat di
komplek Taman Kopo Indah Blok F,
kemudian seiring kebijakan
otonomi daerah (UU 22/1999) dengan adanya
penghapusan Kewedanaan (dipimpin seorang Wadana-pembantu bupati),
maka pada tahun 2000 kantornya
berpindah ke eks-kantor
Wadana Margahayu di jalan Sukamenak No. 145.

Wilayah administrasi Kecamatan Margahayu terdiri dari 1 Kelurahan


dan 4 Desa :
1. Desa Sukamenak
2. Desa Sayati
3. Desa Margahayu Selatan
4. Desa Margahayu Tengah
5. Kelurahan Sulaiman

2. Visi dan Misi Perusahaan


a) Visi

Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing,


melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan,
Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan.

b) Misi

 Peningkatan Kualitas SDM


 Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang berdaya saing.
 Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar terpadu tata ruang wilayah.
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

3. Struktur Organisasi

Kecamatan Margahayu memilik 25 pegawai yang berstatus sebagai PNS (Pegawai


Negeri Sipil) yang terdiri dari jabatan Camat, Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi,
Kepala Sub Bagian dan Staf Pengelola dan Pelaksana :

1. Camat mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengkoordinasikan,


melaksanakan dan mengendalikan tugas umum pemerintahan serta urusan

4
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan
pemerintahan.
2. Sekretaris mempunyai tugas pokok merumuskan rencana kerja kesekretariatan
yang meliputi pelayanan perencanaan, umum dan kepegawaian, keuangan serta,
evaluasi dan pelaporan;
3. Kepala Subbagian mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan
rencana dan program serta pengelolaan adminsitrasi keuangan, menyusun dan
melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan,
kehumasan dan keprotokolan, barang milik daerah/aset dan rumah tangga,
penyiapan kebutuhan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai serta
administrasi kepegawaian lainnya;
4. Kepala Seksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan kebijakan teknis
operasional, menyusun dan melaksanakan rencana kerja Seksi Pemerintahan,
Pemberdayaan Masyarakat, Sosial Budaya, Pembangunan dan Ketentraman dan
Ketertiban Umum yang di bagi menjadi 7 Seksi dan di kepalai oleh setiap
Kepala Seksi.

D. Permasalahan

Kecamatan Margahayu merupakan salah satu Perangkat Daerah yang langsung


memberi layanan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk seperti layananan
Kependudukan, Pertanahanan, Ahli Waris dan juga penyelesaian laporan keluhan dari
berbagai unsur kemasyarakatan. Karena masyarakat/warga merupakan sumber daya
yang berperan penting di setiap Kecamatan, maka dengan adanya gangguan pada
fasilitas atau perangkat penunjang pelaksanaan tugas, ini akan berdampak buruk, baik
pada tingkat pelayanan dan juga akan mengakibatkan meningkatnya tingkat keluhan dan
ketidakpuasanan masyarakat dalam menerima pelayanan. Hal ini akan mengakibatkan
tingkat kepuasan masyarakat pada pelayanan yang di dapatkan menurun.

Maka dari itu, Kecamatan Margahayu harus melakukan selalu melakukan


pemeliharaan (maintenance) pada setiap perangkat kerja dan fasilitas penunjang lainnya.
Melalui pelaksanaan maintenance yang baik pada sumber daya tersebut maka
kemungkinan kerusakan yang akan terjadi dapat dikurangi atau dapat dihindarkan sama
sekali, tingkat kepuasan masyarakay bisa selalu terjaga.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Permasalahan

Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang
harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur
pemeliharaan.

Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor
penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk
meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan
pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :

Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya


SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang tata cara
pemeliharaan.

Adapun tentang prosedur pemeliharaan, faktor yang perlu diperhatikan adalah


prosedur pembersihan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi, atau
masalah akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin.

Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan


secara kontinu dengan jadwal yang sudah ditentukan. System monitor yang baik akan
mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :

1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam


manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang
menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka
tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan
meningkat.

6
3. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan
persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya
operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu
adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
4. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus
produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih
besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar
lagi jika output semakin besar.
5. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas
yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.

Terdapat dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan


kerusakan.

I. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin,


pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.

Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian
dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud
tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk
atau proses.

Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus
diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan
konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul
menyebabkan biaya produksi membengkak (tidak minimal). Jika biaya produksi
membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.

Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas


produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :

7
1. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas
proses produksi.
2. Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
3. Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.

Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun


keselamatannya.

Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan
suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system
memerlukan service ( perbaikan).

Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau
peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis
pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah
pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan.
Arsip seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu
juga pemasok.

II. Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan

Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi


ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar
prioritas.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi,
yaitu :

1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai


2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam
pegoperasian mesin produksi
3. Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
4. Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
5. Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi

8
6. Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
7. Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
8. Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap
produk.
9. Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam
jangka panjang.
10. Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
11. Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
12. Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
13. Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.

Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau


meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system bekerja secara lebih
cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :

1. Personel yang terlatih dengan baik


2. Sumber daya yang cukup
3. Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas
4. Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material
5. Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
6. Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between
failures (waktu rata-rata kegagalan).

Pemeliharaan Produksi Total

Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis


pemeliharaan dari sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan
pencegahan.

1. Sebagai tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:


2. Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam
pemeliharaan

9
3. Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa
sehingga biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya
pembelian tersebut
4. Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek
operator yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.
5. Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.

Teknik Lain untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan :

SIMULASI

Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan karakteristik dari
system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan, simulasi
komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai kebijakan.
Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga bermanfaat dengan cara menirukan
bagian dari system manajemen operasional melalui pembuatan model matematik yang
diusahakan untuk sedekat mungkin dengan realita dan model tersebut, kemudian
digunakan untuk memperkirakan efek-efek berbagai tindakan.

Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-langkah


sebagai berikut :

1. Menentukan masalah
2. Memperkenalkan variable penting yang disertai dengan masalah yang dihadapi
3. Membuat model angka / matematiknya
4. Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
5. Melakukan percobaan
6. Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah input data)
7. Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.

Manfaat dari model simulasi antara lain :

1. Simulasi relative berterus terang dan fleksibel.


2. Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas dan
kompleks.

10
3. Komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat ditiru
dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.
4. Pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan simulasi
komputer.
5. Simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa saja
yang paling menarik.
6. Simulasi tidak mempengaruhi system dunia nyata.Dengan adanya simulasi,
dapat dipelajari efek interaktif dari komponen atau variable individual untuk
menentukan mana yang lebih penting.
7. Simulasi sering merupakan sebuah teknik yang sesuai untuk permasalahan
pemeliharaan, karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai
kebijakan ( baik melalui simulasi komputer ataupun simulasi fisik).

Apabila dalam suatu system mengandung elemen yang menunjukkan adanya peluang,
maka metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan sebagai eksperimen terhadap
elemen peluang melalui sampling acak.

B. Aplikasi Teori Pada Kasus Perusahaan

Didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang


dihadapi, pertama yaitu persoalan teknis yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menghilangkan atau mengurangi timbulnya gangguan akibat kondisi perangkat yang
kurang baik. Yang kedua yaitu pada persoalan ekonomis yang bagaimana melakukan
kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.

Dengan begitu banyaknya permintaan pelayanan yang cepat dan mudah dari
masyarakata harusnya dilakukan secara rutin karena ini akan membuat masalah
dikemudian hari terhadap kualitas pelayanan Kecamatan Margahayu itu sendiri, seperti
yang dikemukakan oleh Manahan P. Tampubolon (2004:251), terdapat dua jenis
pemeliharaan yaitu preventive maintenance dan corrective maintenance.

11
1. Preventive maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan tau perawatan untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi.

2. Corrective maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah


terjadinya kerusakan atau terjadi karena kelalaian yang terjadi pada fasilitas atau
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Jika dilihat dari segi manfaat yang akan didapat oleh Kecamatan Margahayu dari
pemeliharaan (maintenance) pada perangkat-perangkat pendukung bukan hanya
memberikan kepuasan kepada Masyarakat namun juga faktor umur ekonomis dari
perangkat-perangkat tersebut akan bertambah seperti menurut pendapat Agus Ahyari
(2002:351) tentang fungsi pemeliharaan adalah: “fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal
dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi”

12
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Pemeliharaan (Maintenance) yang dijalankan oleh sebuah perusahaan harus berlangsung


secara rutin dan berkelanjutan hal ini dikarnakan selain sebagai salah satu bentuk
pelayanan terhadap konsumen pemeliharaan juga sangat bermanfaat bagi
keberlangsungan sebuah perusahaan karena secara tidak langsung pemeliharaan yang
dilakukan secara rutin kepada perangkat-perangkat atau mesin-mesin yang dimiliki
sebuah perusahaan akan menambah umur ekonomis dari mesin-mesin tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta.


BPFE.

Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia


Indonesia

O’Connor, Patrick D. T. 2001. Practical Reliability Engineering , Fourth Edition, Jonh


Wiley & Sons Ltd. England.

Agung Suryanto, THESIS “ANALISA PENGARUH TPM TERHADAP


EFEKTIVITAS MESIN PACKAGING” Universitas Pancasila , Jakarta 2006

Bill Huber, ”http/rockproduct-com/rockefficiency formula" 25 september,2016 12.00

Frank J. Riley, "Assembly Automation, A Management Handbook" Industrial Press Inc.


Second Edition, New York, 1996

Internet, ”http:// www. Informasi-trainingcom/ total – productive – maintenance - 3” 24


September 2016 11.00

Gopala Khrisnan Prof., “Maintenance & Spare part Management” Prentice hall of India
1991

Admin, “https://kecamatanmargahayu.bandungkab.go.id” 29 Agustus 2020

14

Anda mungkin juga menyukai