Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan 12

Kelas : 64.3B.07

Della Apriliani 64190090

Nandi iskandar 64190092

Neng elisnawati 64190093

Dwi Lestari 64190120

Kumala kusudhur 64190133

Winda lestari 64190054

RISIKO OPERASIONAL
Pada akhir November 2001, seorang karyawan UBS Warburg, bank dari Swiss, melakukan kesalahan
dalam perdagangan saham di Tokyo. Trader tersebut menjual saham Dentsu sebanyak 610.000 lembar
dengan harga 16 yen perlembar saham, seharusnya dia menjual 16 lembar saham Dentsu dengan harga
610.000 yen. Dia menjual terlalu murah. Akibatnya, UBS Warburg mengalami kerugian sebesar AS$50
juta. 

Masalah operasional tersebut mencakup misal, memasang peralatan, menyusun sistem gaji, mengawasi
karyawan, mengawasi kegiatan produksi, dsb. Tetapi karakteristik risiko operasional belum dipelajari
semaju risiko lainnya, sehingga pengukuran risiko operasional juga belum sebaik atau semaju risiko
lainnya.

 DEFINISI RISIKO OPERASIONAL

Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional) mendefinisikan risiko operasional sebagai
risiko yang timbul karena kegagalan dari proses internal, manusia, sistem, atau dari kejadian eksternal.

 Kegagalan Proses Internal

Risiko kegagalan proses internal merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau
prosedur internal organisasi.
•Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi, atau dokumentasi yang salah
•Kesalahan transaksi
•Pengawasan yang kurang memadai 
•Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan terhadap peraturan internal dan eksternal tidak
terpenuhi.

 Risiko Kegagalan Mengelola Manusia ( Karyawan )


Ada beberapa contoh risiko operational yang berkaitan atau bersumber dari Manusia :

o Kecelakaan kerja, dimana risiko ini timbul karena human error yang disebabkan oleh kelalaian
ataupun faktor lain seperti kelelahan dan kurang nya konsentrasi
o Terlalu bergantung pada karyawan tertentu, faktor ini timbul karena tidak ada nya penyerahan
pertanggung jawaban atau suatu pekerjaan tertentu kepada orang lain. Yang menimbulkan
masalah apabila karyawan yang selalu diandalkan tidak ada. Tidak ada yang mem backup/meng
handle pekerjaan tersebut
o Kurang nya integritas dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan, sehingga faktor ini
dapat merugikan perusahaan secara moril dan materiil

Karena ada nya faktor faktor ini maka perusahaan harus menseleksi dengan baik karyawan yang akan di
hire, harus mempunyai kualifikasi, pengalaman, maupun integritas yang baik

 RISIKO SISTEM
Beberapa risiko yang muncul yang berdampak pada sistem adalah :

o Kerusakan data, dimana risiko yang muncul yang mengakibatkan data yang terinput atau yang
didapatkan salah dan dapat merugikan perusahaan
o Kesalahan pemrograman, hal yang dapat merugikan perusahaan lain nya adalah kesalahan
pemrograman yang dapat mengakibatkan fatal error dan mengakibatkan ketidak selarasan
program
o Sistem Keamanan yang buruk, hal ini dapat menyebabkan kerugian yang fatal pada perusahaan
yang diakibatkan oleh hacker, pencurian data data perusahaan yang bisa merugikan perusahaan
itu sendiri
o Menggunakan teknologi yang belum teruji, mencoba hal baru memang baik untuk inovasi dalam
sebuah perusahaan tapi hal itu juga dapat menjadi sebuah boomerang untuk perusahaan itu
sendiri, teknologi yang belum teruji tidak akan menghasilkan hasil yang optimal juga.
o Terlalu mengandalakan model tertentu, sebuah perusahaan yang baik harus mempunyai backup
an cara atau sebuah plan lain, jika satu cara tidak dapat menghasilkan hasil yang optimal maka
perusahaan tersebut dapat menggati ke plan berikutnya

Bagan 1. Matriks Severity dan Frekuensi untuk Risiko Gagal Bayar dan Kesalahan Pemrosesan

Severity Gagal Bayar

C Debitur besar
A

Kesalahan pemrosesan

B Rate Risk

Frequency

Bagan diatas menunjukan matriks dengan dimensi frekuensi disumbu horisontal dan Severity disumbu
vertical.
penentuan tinggi rendah Severity atau Frekuensi bisa dilakukan melalui berbagai cara, contohnya,
severity atau frekuensi yang lebih besar dibandingkan median atau rata-rata dari risiko yang ada (dalam
daftar) dikelompokan ke dalam severity atau frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya. Penentuaan tinggi
rendah tersebut bisa dilakukan melalui perhitungan angka absolut atau bisa melalui surve terhadap
manajer-manajer perusahaan.

Bagan 2. Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks Severity/Frekuensi

Risk Map

Quadrant II Quadrant I
(Detect and Monitor) (prevent At Source)

Quadrant IV Quadrant III


(Low Control) (Monitor)

Bagan 3 Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks Frekuensi/severity

tinggi

Wilayah
1
Wilayah
2
severity
Wilayah
3
Wilayah
4
rendah

Rendah Tinggi

Frekuensi

Strategi untuk menghadapi risiko untuk wilayah-wilayah tersebut

Wilayah 1 . Severity Tinggi dan Frekuensi Tinggi


untuk wilayah ini, perusahaan harus melakukan penanganan
yang agresif dan segera (immadiate action)

Wilayah 2. Severity Tinggi dan Frekuensi agak Tinggi


untuk wilayah ini perusahaan harus segera mengawasi risiko ini

Wilayah 3. Severity Agak tinggi dan Frekuensi Agak Tinggi


untuk wilayah ini perusahaan bisa melakukan pengawasan secara berkala

Wilayah 4. Severity rendah dan Frekuensi Rendah


untuk wilayah ini perusahaan bisa lebih longgar yaitu melakukan
pengawasan dengan jagka waktu panjang. Misal tahunan.

Tabel 1. Data histories Frekuensi dan Nilai Kerugian

Bulan Frekuensi Nilai Kerugian (Rp)


Januari 4 12.000.000
Februari 6 11.000.000
Maret 5 12.000.000
April 4 11.000.000
Mei 6 15.000.000
Juni 7 14.000.000
Juli 5 13.000.000
Agustus 6 12.000.000
September 4 14.000.000
Oktober 5 12.000.000
November 6 14.000.000
Desember 5 13.000.000
Jumlah 63 152.000.000
Rata-Rata 5,25 12.666.667
Nilai Kerugian 2.412.698
Perkecelakaan

- Dari Tabel Diatas menunjukkan bahwa nilai kerugian Yang diharapkan adalah 12.6 Juta
Dengan Cara ( Frekuensi ) x ( Severity ) = 5,25 x 2,4 juta = Rp 12,6 juta
- Dalam beberapa situasi kita ingin tahu lebih banyak informasi. Misalkan, kita ingin tahu
distribusinya,pemakain asuransinya,nilai kerugian yang di harapkan. Jadi kita bisa menggunakan
simulasi untuk menjawab pertanyaa tersebut

PENDEKATAN ANALITIS UNTUK MENGHITUNG KERUGIAN YANG DI


HARAPKAN

- Bagan 4. Kurvanormal

95%

5%

- Jadi Nilai kerugian pada batas 5% bisa dihitung dengan


Nilai kerugian = 10jt – 1,65 = - Rp 6,5 juta
Kelemahan metode ini adalah asumsi distribusi normal sesuai dengan kenyataan.
Sedangkaan kenyataannya distribusi kerugian tidak selalu normal . biasanya kerugian
mempunyai logonormal

 PENDEKATAN SIMULASI

- Kerugian yang diharapkan adalah hasil perkalian antara frekuensi dengan severity
Setelah mengevaluasi frekuensi muncul kejadian yang merugikan, kesimpulannya adalah
distribusi possion bisa menjelaskan munculnya frekuensi merugikan, dengan nilai yang di
harapkan 5 kali terjadinya peristiwa tersebut setiap bulannya.

 Perubahan karakteristik risiko operasional

- Risiko operasional dan risiko lainnya berubah dari waktu ke waktu. Contoh jaman dulu,
pencatatan transakasi dilakukan secara manual.
- Cara manual semacam itu sekarang sudah banyak diganti dengan pencatatan terkomputerisasi.
Pencatatan itu akan menghilangkan kesalahan pencatatan karena kecapaian, karena system
computer tidak akan mengalami kelelahan.
 Beberapa factor yang bisa menyebabkan perubahan karakterisitik semacam itu adalah :

- Globalisasi
- Otomatisasi
- Terlalu mengandalkan teknologi
- Outsourcing
- Perubahan budaya masyarakat

Evaluasi diri untuk mengkur risiko operasional

- Evaluasi diri ( self assessment ) dilakukan oleh anggota organisasi untuk melihat seberapa besar
risiko operasinal yang dihadapi oleh organisasi

Anda mungkin juga menyukai