Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Risiko

Risiko Operasional
kelompok 5
nama:
Aldi firanata 2002111494
Dika alfireza 2002112213
Qaulam maiy suro 2002126141
Definisi Risiko Operasional

Basel II ( Lembaga yang mengatur perbankan internasional ) mendefinisikan risiko operasional


sebagai risiko yang timbul karena kegagalan dari proses internal, manusia, system, atau dari
kejadian eksternal.
Kegagalan Proses Internal

Risiko kegagalan proses internal merupalan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau
prosedur internal organisasi. Contoh :

1. Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi, atau dokumentasi yang salah
2. Kesalahan transaksi
3. Pengawasan yang kurang memadai
4. Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan terhadap peraturan internal dan
eksternal tidak terpenuhi
Risiko Kegagalan Mengelola Manusia (Karyawan)

Beberapa contoh risiko operasional yang berkaitan atau bersumber dari manusia adalah :

1. Kecelakaan kerja, khususnya kecelakaan kerja karena kecerobohan atau kurang pengalaman
dari karyawan.
2. Terlalu tergantung pada karyawan kunci tertentu, sehingga jika karyawan tersebut meninggal
atau pindah kerja, perusahaan menghadapi masalah.
3. Integritas karyawan yang kurang, sehingga karyawan tersebut bisa menggelapkan uang
perusahaan, atau melakukan aktivitas yang berada di luar wilayah otoritasnya.
4. Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaan untuk mempunyai karyawan yang
mempunyai pengalaman, dan integritas yang diperlukan
Risiko Sistem

Beberapa risiko yang muncul berkaitan dengan system adalah :

1. Kerusakan data
2. Kesalahan pemrograman
3. Sistem keamanan yang kurang baik
4. Penggunaan teknologi yang belum teruji
5. Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis.
Risiko Eksternal

Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar organisasi, dan di luar
pengendalian organisasi. Kejadian semacam itu biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai dampak
yang cukup besar (frekuensi rendah). Beberapa contoh risiko eksternal adalah perampokan,
serangan teroris, bencana alam.
Pengukuran Risiko Operasional

Pengukuran risiko operasional menggunakan 2 dimensi yaitu :

1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko


2. Tingkat keseriusan kerugian atau impact dari risiko tersebut.
Cont.

Strategi untuk menghadapi risiko untuk wilayah-wilayah tersebut yaitu :

1. Wilayah 1. severity tinggi dan frekuensi tinggi : Immediate Action


Untuk wilayah ini, perusahaan harus melakukan penanganan yang agresif dan segera ( immediate
action )
2. Wilayah 2. Severity Tinggi dan Frekuensi Menengah : Immidiate Attention
Untuk wilayah ini, perusahaan harus segera mengawasi risiko ini ( Immediate attention )
3. Wilayah 3. Severity Menengah dan Frekuensi Menengah : Periodic attention.
Untuk wilayah ini perusahaan bisa melakukan pengawasan secara berkala ( Periodic attention
4. Wilayah 4. Severity Rendah dan Frekuensi Rendah : Annual Evaluation
Untuk wilayah ini, perusahaan bisa lebih longgar, yaitu melakukan pengawasan dengan jangka
waktu panjang, misalnya tahunan
Cont.

Menghitung Kerugian Yang Diharapkan

Kerugian yang diharapkan = Frekuensi (probabilitas) x Severity (besarnya kerugian)

Misalkan kita mengumpulkan data histories untuk melihat kecelakaan kerja. Berikut ini data
selama 12 bulan
Cont.
Bulan Frekuensi Nilai Kerugian (Rp)
Data historis frekuensi dan nilai kerugian
Januari 4 12.000.000
Februari 6 11.000.000
Berapa kerugian yang diharapkan dari kecelakaan
Maret 5 12.000.000
Bulan mendatang ?
April 4 11.000.000
Mei 6 15.000.000
Nilai kerugian yang diharapkan = Frekuensi x Severity Juni 7 14.000.000
Juli 5 13.000.000
= 5.25 x Rp 2.400.000 = Rp 12.600.000 Agustus 6 12.000.000
September 4 13.000.000
Oktober 5 12.000.000
November 6 14.000.000
Desember 5 13.000.000
Jumlah 63 152.000.000
Rata-rata 5.25 12.666.667

Nilai kerugian = Rp 2.400.000


Perubahan Karakteristik Risiko Operasional

Risiko Operasional dan risiko lainnya bisa berubah karakteristiknya dari waktu ke waktu. Sebagai
contoh, di jaman dulu, pencatatan transaksi dilakukan secara manual (missal, karyawan
menuliskan harga dan jumlah unit yang diperdagangkan di kertas)

Cara manual semacam itu sekarang sudah banyak diganti dengan pencatatan terkomputerisasi,
pencatatan semacam itu akan menghilangkan kesalahan pencatatan karena kecapean, karena
sistem computer tidak akan mengalami kelelahan. Dengan demikian frekuesnsi kesalahan bisa
diturunkan. Tetapi muncul jenis risiko yang baru. Jika terjadi kegagalan atau kelemahan pada
system computer tersebut, maka kerugian yang muncul akan sangat besar.
Cont.

Sifnifikansi Tinggi Signifikansi Tinggi


Frekuensi Rendah Frekuensi Tinggi

Signifikansi Rendah Signifikansi Rendah


Frekuensi Rendah Frekuensi Rendah
Cont.

Beberapa factor yang bisa menyebabkan perubahan karakteristik tersebut adalah

1. Globalisasi
2. Otomasisasi
3. Terlalu mengandalkan teknologi
4. Outsourcing
5. Perubahan budaya masyarakat
Evaluasi Diri Untuk Mengukur Risiko Operasional

Evaluasi diri ( Self-assessment) bisa dilakukan oleh anggota organisasi untuk meluhat seberapa
besar risiko operasional yang dihadapi oleh organisasi.

Misal, lihat self- assessment yang dilakukan oleh Chase Manhattan, untuk mengukur besarnya
risiko operasional, dengan menggunakan kerangka kuesioner dari COSO(setelah dimodifikasi).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai