Anda di halaman 1dari 45

aBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan sebagai sebuah
prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan, kemudian menganalisanya
untuk memastikan hasil pembongkaran, dan menyoroti bagaimana dampak-dampak
yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi. Analisis resiko juga dipahami
sebagai sebuah proses untuk menentukan pengamanan macam apa yang cocok atau
layak untuk sebuah sistem atau lingkungan (ISO 1799, “An Introduction To Risk
Analysis”, 2012).

Pentingnya dalam mengkaji suatu risiko dikarenakan Sasaran dari pelaksanaan


manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal
ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia, organisasi dan politik. apabila risiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata
lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu
merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.

Identifikasi risiko operasional dalam perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk


mengidentifikasikan seluruh jenis risiko yang berpotensi memengaruhi kerugian
perusahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga
perusahaan harus memperhatikan faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
yang harus diperhatikan adalah kompleksitas struktur organisasi perusahaan,
lingkup aktivitas bisnis, kualitas sumber daya manusia, dan perubahan organisasi.
Sedangkan faktor eksternal yang diperhatikan adalah fluktuasi keadaan ekonomi
perubahan dalam industri dan kemajuan teknologi, keadaan politik sosial dan
kemungkinan bencana alam. Dampak yang terjadi dari adanya kegagalan operasional
adalah invoice dibatalkan karena adanya keterlambatan bahan baku,
ketidaksesuaian komposisi bahan karena bahan tersebut tidak sesuai dengan pesanan.
PT Indokom Citra Persada Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pemasokan
kopi. yang berkantorkan di jalan Ir. Sutami Km. 9 Bandar Lampung. Perusahaan ini

1
mendisitribusikan biji kopi secara khusus kepada distributor asing, serta
mendistribusikan kopinya ke perusahaan lokal yaitu seperti perusahaan Indocafe. Dalam
menghasilkan hasil produksi perusahaan kemungkinan tidak selalu mulus. dalam
produksi pasti terdapat risiko -risiko yang terjadi baik dari pekerja maupun alat produksi
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu perusahaan seperti PT indokom
Citra Persada yang Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pemasokan kopi.
Pekerja pada perusahaan kemungkinan mengalami kecelakaan kerja. Sehingga hal
tersebut mendasari penulis untuk mengetahui : Bagaimanakah Analisis Risiko terhaap
pekerja di PT indokom Citra Persada ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis risiko terhaap pekerja di PT indokom Citra Persada
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui identifikasi risiko terhadap pekerja di PT indokom Citra Persada
2. Untuk mengetahui skala kemungkinan terhadap pekerja di PT indokom Citra
Persada
3. Untuk mengetahui skala dampak terhadap pekerja di PT indokom Citra Persada
4. Untuk mengetahui Level Resiko Peluang X Dampak terhadap pekerja di PT
indokom Citra Persada
5. Untuk mengetahui cara pengendalian risiko terhadap pekerja di PT indokom Citra
Persada.

2
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Risiko
Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Menurut
Arthur J. Keown (2000),
Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya penyimpangan antara
tingkat pengembalian yang diharapkan (expectedreturn –ER) dengan tingkat pengembalian
aktual (actual return).

Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko didefinisikan sebagai;
a. Kans kerugian – the chance of loss
b. Kemungkinan kerugian – the possibility of loss
c. Ketidakpastian – uncertainty
d. Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of
actual from expected result
e. Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the
probability of any outcome different from the one expected

B. Identifikasi dan Analisa Resiko


Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap
identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan
terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau
kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini
mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada
atau yang mungkin terjadi pada
suatu proyek, harus diidentifikasi. Masih menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus
dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau
tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, antara lain:
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking

3
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operability Studies)

Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek adalah
:
a. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
b. Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar erugian dan
peringkat kerugian yang terjadi.
c. Membuat klasifikasi kerugian.
1) Kerugian atas kekayaan (property).
a) Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan
yang hilang atau rusak.
b) Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan
sebagainya.
2) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang
lain.
3) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua,
pengangguran, sakit, dan sebagainya.

Setelah proses identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek
dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk menganalisis risiko – risiko tersebut. Al
Bahar dan Crandall (1990) mengemukakan bahwa, yang dibutuhkan adalah menentukan
signifikansi atau dampak dari risiko tersebut, melalui suatu analisis probabilitas, sebelum
risiko – risiko tersebut dibawa memasuki tahapan respon manajemen.

Menurut Al Bahar dan Crandall (1990), analisis risiko didefinisikan sebagai sebuah proses
yang menggabungkan ketidakpastian dalam bentuk kuantitatif, menggunakan teori
probabilitas, untuk
mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.

4
Langkah pertama untuk melakukan tahapan ini adalah pengumpulan data yang relevan
terhadap risiko yang akan dianalisis. Data – data ini dapat diperoleh dari data historis
perusahaan atau dari
pengalaman proyek pada masa lalu. Jika data historis tersebut kurang memadai, dapat
dilakukan teknik identifikasi risiko yang lain, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada
bagian lain bab ini. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan proses
evaluasi dampak dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko dilakukan dengan
mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk kuantitatif dari faktor ketidakpastian
/ uncertainty) dan dampak atau
konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk melakukan proses evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu parameter yang jelas untuk
dapat mengukur dampak dari suatu risiko dengan tepat. Menurut Loosemore, Raftery, Reilly
dan Higgon (2006), beberapa parameter untuk proses evaluasi risiko seperti pada Tabel 2.1
danTabel 2.2

Tabel 2.1 Parameter Probabilitas Risiko

NO Parameter Deskriptif
1 Jarang terjadi Peristiwa ini hanya muncul pada keadaan yang
luar biasa jarang
2 Mungkin terjadi Peristiwa ini kadang terjadi pada suatu waktu
3 Sering terjadi Peristiwa ini pernah terjadi dan mungkin terjadi
Lagi
4 Hampir Pasti Terjadi Peristiwa ini sering muncul pada berbagai
Keadaan

Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management


in Projects (http://ilerning.com)
Tabel 2.2 Parameter konsekuensi risiko
NO Parameter Deskriptif
1 Tidak signifikan Tidak ada yang terluka; kerugian finansial
kecil.
2 Kecil Pertolongan pertama; kerugian finansial
medium.

5
3 Sedang Perlu perawatan medis; kerugian finansial
cukup
4 Besar Cedera parah; kerugian finansial besar.
5 Sangat Signifikan kerugian finansial sangat besar.
Sumber: Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in
Projects (http://ilerning.com)

6
BAB III
HASIL
A. Profil PT Indokom Citra Persada

PT. Indokom Citra Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada

bisnis pemasokan, yang berkantorkan di jalan Ir. Sutami Km. 9 Bandar Lampung.

Perusahaan ini mendisitribusikan biji kopi secara khusus kepada distributor asing,

serta mendistribusikan kopinya ke perusahaan lokal yaitu seperti perusahaan

Indocafe.

PT. Indokom Citra Persada saat ini sedang berusaha untuk memperluas

daerah pemasarannya, agar dapat bersaing dengan para pesaingnya yaitu dengan

mengaplikasikan website dan menerapkan e-marketing di dalam websitenya, agar

para distributor dan pembeli dapat mengetahui informasi perusahaan tersebut.

Manfaat dari website yang berkualitas dan penerapan e-marketing di dalam

website dapat mempengaruhi kepuasan konsumen mengenai hal kecepatan dan

kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang produk yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Kekeringan yang melanda Brasil salah satu negara produsen kopi dunia

telah mempengaruhi harga kopi dan akan terus mendorong kenaikan harga di

pasar global. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memprediksi

tren kenaikan harga akan berlanjut hingga enam bulan ke depan yaitu dimulai dari

bulan Januari hingga Juni tahun 2016.

7
Saimi Saleh, Presiden Direktur PT Indokom Citra Persada mengatakan,

fluktuasi harga kopi sangat dipengaruhi oleh hasil panen di negara produsen kopi

dunia. Selain itu kondisi ekonomi global seperti adanya perlambatan ekonomi di

Eropa dan Amerika juga turut berpengaruh terhadap permintaan kopi.1

Adapun PT Indokom Citra Persada memiliki beberapa kantor yaitu :

1. Kantor Pusat

Jln Ir Sutami Km. 9 Bandar Lampung 35122 Tlp. 0721 3503313

2. Kantor Cabang Surabaya

Jln Industri Km. 2.5 Buduran Sidoharjo Jawa Timur 61252 Tlp. 031

89451402

3. Kantor Cabang Medan

Jln Paya Bakung No 108 Dusun III Serba Jadi Kecamatan Deli Serdang

Sumatera Utara 20351

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Penyusunan struktur dalam perusahaan sangat penting dilakukan guna

mempermudah pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan. Struktur organisasi

adalah suatu cara, sistem pembagian tugas, pendelegasian wewenang, pembatasan

tugas-tugas dan tanggung jawab serta penetapan hubungan antara unsur-unsur

organisasi dalam mencapai tujuan tertentu dengan cara yang paling efektif.

Kerjasama yang baik dan koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting

untuk menciptakan kesatuan tindak usaha atau harmonisasi dari berbagai fungsi

yang berbeda untuk dapat menciptakan dan mencapai tujuan tertentu. Struktur

organisasi yang dipergunakan oleh PT Indokom Citra Persada mengacu pada tipe

organisasi garis lurus di mana terdapat satu kesatuan pimpinan dan perintah dan

8
kekuasaan mengalir dari direktur ke kepala bagian dan seterusnya kepada

karyawan-karyawan di bawahnya.

Bentuk struktur organisasi ini, pemimpin berhubungan langsung dengan

karyawan serta mengambil keputusan atau tindakan dengan cepat dan bawahan

bertanggung jawab langsung pada pimpinan. Struktur organisasi juga

menggambarkan deskripsi kerja tiap bagian dalam suatu organisasi. Dengan

demikian struktur organisasi memuat fungsi-fungsi dari setiap bagian organisasi.

Adapun tiap-tiap bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1. Direktur

Tugas utama adalah memimpin dan mengelola perusahaan. Dalam

prakteknya, ia merumuskan kebijaksanaan umum perusahaan yang

berkenan dengan fungsi-fungsi primer seperti produksi, pemasaran dan

keuangan, kemudian kebijakan umum tersebut dituangkan menjadi

kebijaksanaan yang lebih spesifik oleh masing-masing bagian yang ada

dalam perusahaan.

2. Wakil Direktur

Tugas dari wakil direktur adalah memonitoring seluruh kegiatan yang

ada di perusahaan lalu melaporkan hasil dari kegiatan tersebut kepada

direktur. Apabila direktur tidak ada di tempat wakil bertugas

menggantikan seluruh kegiatan direktur di perusahaan tersebut.

3. Bagian keuangan

Bagian keuangan bertugas melaksanakan pembukuan atas usaha

perusahaan menurut organisasi. Adapun tugas dari bagian keuangan

antara lain menyusun anggaran perusahaan, bekerja sama dengan

9
pimpinan, menjamin pembuatan laporan evaluasi keuangan sesuai

dengan jadwal dan memberikan saran atas langkah-langkah yang

diambil dalam bidang keuangan perusahaan.

4. Bagian Personalia

Tugas dari bagian ini adalah mengawasi dan mangatur seluruh kegiatan

karyawan di PT Indokom Citra Persada, menilai bagaimana

produktivitas karyawan dan mengedukasikan kepada karyawan apa saja

yang menjadi hak dan kewajiban karyawan tersebut di perusahaan

5. Bagian Ekspor

Tugas utama dari bagian ekspor di PT Indokom Citra Persada yaitu

memonitoring perkembangan kopi yang ada di luar negeri sekaligus

meninjau harga kopi di pasar komoditi internasional. Menjaga hubungan

baik dengan para agen ataupun buyer yang ada di luar negeri.

6. Bagian produksi

Bagian produksi bertanggung jawab atas berlangsungnya proses

produksi yang dibantu oleh seksi pengolahan yang bertugas mengawasi

proses produksi, seksi pengendalian mutu bertugas untuk menentukan

komposisi bahan-bahan dengan berbagai standar kualitas yang disebut

dengan pengelompokkan mutu dan juga bertugas menentukan mutu

berdasarkan klasifikasi eksport dan permintaan konsumen atau

berdasarkan penentuan grade. Bagian produksi juga dibantu oleh seksi

gudang yang bertugas dan bertanggung jawab atas pengadaan dan

penyimpanan barang ke tempat yang lebih aman dan melakukan

pengiriman barang atas persetujuan atasannya.

10
Gambar 1. Struktur Organisasi PT Indokom Citra Persada3

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

BAG EKSPOR BAG KEUANGAN PERSONALIA BAG PRODUKSI

DOKUMENTASI PEMBELIAN PENJUALAN

MUTU PENGOLAHAN PERGUDANGAN

C. Sistem Produksi dan Pemasaran di PT Indokom Citra Persada

PT Indokom Citra Persada adalah perusahaan yang bergerak di bidang

eksportir kopi biji khususnya kopi biji jenis robusta, dengan daerah pemasaran ke

berbagai negara di dunia terutama di Amerika Utara, Eropa Barat, Asia Timur dan

Australia. Total ekspor kopi ke negara-negara tersebut pada tahun 2015 sebanyak

kurang lebih 12.000 ton biji kopi.

1. Proses Produksi

Biji kopi yang layak ekpsor di PT Indokom Citra Persada ditentukan

dengan berbagai ketentuan sebagai berikut : 4

a. Kadar air maksmial 13%

b. Kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah dan benda-

benda asing lainnya maksimum 0.5%

c. Bebas dari serangga hidup

d. Bebas dari biji yang berbau busuk dan bulukan/pecah-pecah


11
Bahan baku yang utama dalam memproduksi biji-biji kopi ini adalah biji

kopi dan sebagai bahan pembantu yang digunakan adalah goni dan benang jahit,

listrik untuk menggerakkan electromotor dan dynamo, solar sebagai bahan bakar,

sarana sortasi maksimal.

Dengan penentuan skor dapat dihitung nila cacat barang hasil produksi

dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian setiap barang cacat dengan skor

masing-masing. Penentuan tingkat mutu barang dilakukan dengan menyesuaikan

hasil perhitungan dengant tabel grading barang jadi. Biji-biji kopi dihasilkan PT

Indokom Citra Persada diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Cacat Barang

No Keadaan Barang Jadi Nilai Cacat


1 Biji hitam 1.00
2 Biji hitam sebagian 0.50
3 Biji hitam pecah 0.50
4 Biji hitam gelondong 1.00
5 Biji coklat 0.25
6 Kulit kopi ukurang besar 1.00
7 Kulit kopi ukuran sedang 0.50
8 Kulit kopi ukuran kecil 0.20
9 Biji berkulit tanduk 0.50
10 Kulit tanduk ukuran besar 0.50
11 Kulit tanduk ukuran sedang 0.20
12 Kulit tanduk ukuran kecil 0.10
13 Biji pecah 0.20
14 Biji muda 0.20
15 Biji berlubang 1 0.10
16 Biji berlubang lebih dari satu 0.20
17 Biji bertutul-tutul 0.10
18 Tanah, batu ukuran besar 5.00
19 Tanah, batu ukuran sedang 2.00
20 Tanah, batu ukuran kecil 1.00

Sumber : PT Indokom Citra Persada 2016 (Data diolah)

12
Tabel 2. Kualifikasi Mutu Hasil Produksi PT Indokom Citra Persada.

No Mutu Kopi Nilai Cacat/300g


1 Grade 1 1 sd 11
2 Grade 2 12 sd 25
3 Grade 3 26 sd 44
4 Grade 4a 45 sd 60
5 Grade 4b 61 sd 80
6 Grade 5 81 sd 150
7 Grade 6 151 sd 225

Sumber : PT Indokom Citra Persada 2016 (Data diolah)

PT Indokom Citra Persada menggolongkan mutu kopi hasil produksi

berdasarkan diameter biji, yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kualifikasi Hasil Produksi Berdasarkan Diamater

No Diameter biji kopi Total biji/100g Tingkatan mutu


1 7.5 – 8 mm (SPECK) 400-450 Grade 1-3
2 5.5 – 6.5 mm (Medium) 950-1000 Grade 1-5
3 8.5 mm (Gigante) 390-4000 Grade 1
4 7-8.5 mm (AP Marly) 500-550 Grade 1-2

Sumber : PT Indokom Citra Persada 2016 (Data diolah)

Table 4. Data Turnover Karyawan PT Indokom Citra Persada Tahun


2015 dan 2016

Tahun Seluruh produksi Office dan masuk resign


karyawan Umum
2016 123 30 20 40 15,4%
2016 133 35 25 45 19,1%

Sumber : PT Indokom Citra Persada 2016 (Data diolah)

13
D. Kebijakan Harga Perusahaan

PT Indokom Citra Persada untuk memperoleh harga jual yang maksimum,

maka perusahaan menetapkan dengan menggunakan strategi pemasaran yang

efektif, ditambah dengan nilai tambah yang sudah dimiliki perusahaan yang

selama ini selalu menjaga mutu dari produk perusahaan, ketepatan jadwal

pengapalan hingga sampai di tangan pembeli.

Metode penetapan harga yang dilaksanakan perusahaan meliputi : 8

1. Sistem Penjualan

Perusahaan dalam memasarkan produk menggunakan sistem penjualan

kontrak, di mana sebelum mengadakan perjanjian penjualan perusahaan

terlebih dahulu mengirimkan contoh atau sample dari produk yang ditawarkan

ataupun jenis mutu produk yang diminta atau diminati oleh pembeli. Di

samping mengirimkan langsung kepada pembeli, perusahaan juga sesekali

menawarkan kepada perwakilan pembeli yang ada di Indonesia.

Kontrak penjualan diajukan apabila telah terjadi kesepakatan antara pembeli

dengan perusahaan yang di dalamnya terdapat kesepakatan yang meliputi

jenis produk atau mutu yang diminta, jumlah produk yang dikirim, jadwal

pengiriman atau pengapalan dan sistem yang diminta.

2. Metode Penetapan Harga

PT Indokom Citra Persada dalam menetapkan harga penjualan menggunakan

patokan pada harga yang terdapat di pasar komoditi kopi internasional yang

berada di New York. Setelah diketahui berapakah tingkat harga yang terjadi

maka biasanya perusahaan membuat kontrak penjualan kepada para pembeli

dari luar negeri tersebut. Selain itu, meskipun tingkat harga yang terdapat

pada pasar komoditi internasional tersebut menjadi patokan, tetapi perusahaan

juga memperoleh haga yang lebih tinggi daripada harga pasar.


14
Hal ini disebabkan perusahaan telah lama bermitra atau memiliki hubungan

dagang yang baik dengan pihak pembeli, atau perusahaan menawarkan

produk biji kopi tersebut dalam mutu yang lebih baik dari yang biasa

ditawarkan. Hal ini terjadi kerena perusahaan menyadari betapa pentingnya

membina hubungan yang baik dan berkelanjutan terhadap para buyer ataupun

pembeli tersebut di samping untuk tetap menjaga hubungan baik dengan para

pedagang pengumpul atau pedagang lokal atau pemasok bahan baku sendiri.

Perusahaan, selain berpatokan pada harga pasar internasional tersebut, dalam

menetapkan harga beli atau harga jual penjualan juga mempertimbangkan

unsur biaya dan laba yang ingin diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari penentuan

harga pembelian bahan baku di mana perusahaan memperolehnya dari para

pedagang atau pedagang lokal yang menawarkan kopi biji robusta tersebut.

Keadaan dari bahan baku yaitu berupa kopi biji robusta tersebut

mempengaruhi tingkat harga yang ditawarkan oleh perusahaan kepada para

pedagang atau pengumpul lokal. Hal ini penting karena keadaan dari biji kopi

robusta tersebut mempengaruhi beberapa persen kopi biji yang dihasilkan

yang sesuai dengan mutu yang diminta oleh pembeli. Maka dari itu

Perusahaan dapat menentukan tingkat laba dari keadaan atau kualitas standar

biji kopi robusta ini.

Berdasarkan dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa penentuan harga

beli dari pedagang lokal atau agen selain berdasarkan kepada tingkat laba

yang diperoleh, tetapi juga terhadap bahan baku yaitu kopi biji robusta

tersebut dan juga menjadi perhitungan perusahaan dalam menentukan harga

beli pada pedagang lokal atau agen tersebut ialah seluruh biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan produk kopi biji siap ekspor tersebut hingga

sampai ke tangan konsumen yang membelinya.

15
E. Proses Pengolahan Biji Kopi

Proses pengolahan biji kopi

Sortasi Pengupasan kulit


Fermentasi
Buah kopi buah merah

Pengupasan kulit Pencucian


Pengeringan
tanduk dan kulit ari

Pengemasan dan
Sortasi biji kopi
Penyimpanan

a. Sortasi buah kopi

Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari kotoran, buah berpenyakit
dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau.
Pemisahan buah yang mulus dan berwarna merah (buah superior) dengan buah inferior berguna
untuk membedakan kualitas biji kopi yang dihasilkan.

b. Pengupasan kulit buah

Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas. Terdapat dua jenis mesin
pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama pengupasan, alirkan air secara terus
menerus kedalam mesin pengupas.

Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya. Hasil
dari proses pengupasan kulit buah adalah biji kopi yang masih memiliki kulit tanduk, atau disebut
juga biji kopi HS.

16
c. Fermentasi biji kopi HS

Lakukan fermentasi terhadap biji kopi yang telah dikupas. Terdapat dua cara, pertama dengan
merendam biji kopi dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji kopi basah dalam bak semen atau bak
kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung goni yang harus selalu dibasahi.

Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga
bisa diamati dari lapisan lendir yang menyelimuti biji kopi. Apabila lapisan sudah hilang, proses
fermentasi bisa dikatakan selesai.

Setelah difermentasi cuci kembali biji kopi dengan air. Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah
yang masih menempel pada biji.

d. Pengeringan biji kopi HS

Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil fermentasi dikeringkan. Proses pengeringan bisa dengan
dengan mesin pengering.

Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan bantuan mesin pengering hingga kadar air
mencapai 12%. Langkah ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga.

e. Pengupasan kulit tanduk

Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%, kupas kulit tanduk yang menyelimuti biji.
Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan bantuan mesin pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin
untuk mengurangi resiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini disebut biji kopi
beras (green bean).

f. Sortasi akhir biji kopi

Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan kotoran dan
biji pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan.

17
F. Identifikasi Risiko

3.1 Tabel Identifikasi Risiko

Dampak dari capaian


Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Pengendalian yang ada
No yang dituju
1. Sortasi buah kopi
Terkena ranting/kayu Individu a. Kurangnya a. Terluka a. Menggunakan APD
dari kopi berhati-hati b. Kelainan otot, (sarung tangan)
dan nyeri
konsentrasi
Postur tubuh salah b. Kelalaian b. Mengatur posisi duduk
pekerja yang bener dan tidak
membungkuk

2 Pengupasan kulit
buah
Gangguan Individu a. Bunyi mesin a. Ketulian a. Menggunakan APD (ear
plug)
pendengaran
b. Akibat debu b. Gangguan b. Menggunakan APD (
dari kopi pernapasan Masker)
Bahaya debu c. Selalu berhati hati dan
c. Air dari aliran c. Terluka, menggunakan APD
Dapat terjatuh pencucian lebam,lecet Seperti sepatu boot,
Selalu membersihkan
lantai.
3 Fermentasi biji kopi
Dapat terjatuh Individu a. Bahaya dari air a. Lebam,lecet a. Menggunakan APD
fermentasi (sepatu boot) , Selalu
membersihkan lantai
4 Pengeringan biji kopi

18
a. Terpapar Individu a. suhu dari mesin a. Terluka a. menggunakan APD (
suhu panas dryer b. Ketulian baju khusus kerja,
b. Gangguan Individu b. suara mesin c. Kecelakaan kerja sepatu, kacamata, sarung
pendengaran c. Kosentrasi tangan) sesuai dengan
c. Stress Kerja Individu berkurang, tidak SOP
bekerja sesuai dengan b. menggunakan ear plug
SOP c. istirahat yang cukup dan
melakukan pengecekan
dan pengawasan terhadap
mesin yang digunakan

5 Pengupasan Kulit
tanduk
a. Gangguan Individu a. suara mesin huller a. ketulian a. menggunakan APD (ear plug)
pendengaran sesuai dengan SOP
b. Bahaya debu b. proses pengupasan b.. gangguan pernapasan b. istirahat yang cukup,
dari kopi kulit tanduk menggunakan APD ( masker)
.
6 Sortasi Akhir Biji
Kopi
a. Gangguan Individu a. suara mesin grader a. . ketulian b. menggunakan APD ( ear
pendengaran plug) sesuai dengan SOP

19
G. Skala Kemungkinan

Tabel 3.2 Skala Kemungkinanan

NO Risiko Skala kemungkinan Rata-rata

Made ester Nurrafa Fitri


1. Sortasi Buah Kopi
1.Bahaya Terkena ranting kayu 4 4 4 4 4
2.Postur Tubuh Salah 3 3 3 3 3
2. Pengupasan Kulit Buah
1.Gangguan Pendengaran 2 2 2 2 2
2.Bahaya Debu 3 3 3 3 3
3.Dapat Terjatuh 3 3 3 3 3
3 Fermentasi Biji Kopi
1.Dapat Terpleset 3 3 3 3 3
4 Proses Pengeringan
1.Terpapar Suhu Panas mesin 3 3 3 3 3
2.Ganggun Pendengeran 2 2 2 2 2
3.Stress Kerja 3 3 3 3 3
5 Pengupasan Kulit Tanduk
1.Gangguan Pendengaran 2 2 2 2 2
2.Debu dari biji kopi 3 3 3 3 3
6. Sortasi Biji Kopi
Gangguan Pendegaran 2 2 2 2 2

20
H. Skala Dampak

3.3 Tabel Skala Dampak

NO Risiko Skala Dampak Rata-rata


Made ester Nurafa Fitri
1. Sortasi Buah Kopi
1.Bahaya Terkena ranting kayu 1 1 1 1 1
2.Postur Tubuh Salah 2 2 2 2 2
2. Pengupasan Kulit Buah
1.Gangguan Pendengaran 4 4 4 4 4
2.Bahaya Debu 2 2 2 2 2
3.Dapat Terpleset 1 1 1 1 1
3 Fermentasi Biji Kopi
1.Dapat Terpleset 1 1 1 1 1
4 Proses Pengeringan
1.Terpapar Suhu Panas mesin 3 3 3 3 3
2.Ganggun Pendengeran 4 4 4 4 4
3.Stress Kerja 1 1 1 1 1
5 Pengupasan Kulit Tanduk
1.Gangguan Pendengaran 3 3 3 3 3
2.Debu dari biji kopi 2 2 2 2 2
6. Sortasi Biji Kopi
Gangguan Pendegaran 4 4 4 4 4

21
I. Analisis Resiko

Tabel 3.4 Analisis Resiko

Skor Skor rata – rata


Dampak dari capaian
Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Kemungkinan dampak
No yang dituju
terjadi
1 2 3 4 5 6 7
1. Sortasi buah kopi
Terkena ranting/kayu Individu a. Kurangnya a. Terluka 4 1 4
dari kopi berhati-hati
dan
konsentrasi b. Kelainan otot, 3 1 3
Postur tubuh salah Individu b. Kelalaian nyeri
pekerja

2 Pengupasan kulit
buah
Gangguan pendengaran Individu / a. Bunyi mesin a. Ketulian 2 4 8
masyarakat/kelom
pok b. Akibat debu b. Gangguan 3 2 6
Bahaya debu
dari kopi pernapasan
Individu
Dapat terpleset
Individu c. Air dari aliran c. lebam,lecet 3 1 3
pencucian

3 Fermentasi biji kopi


Dapat Terpleset Individu a. Bahaya dari air a. Lebam,lecet 3 1 3
fermentasi

22
4 Pengeringan biji kopi
d. Terpapar suhu Individu a. suhu dari a. Terluka 3 3 9
panas mesin dryer
e. Gangguan Individu b. suara mesin b. Ketulian 2 4 8
pendengaran Individu/kelompo c. Kosentrasi c. Kehilangan 3 1 3
k/masyrakat berkurang, Kosentrasi
f. Stress Kerja individu tidak bekerja
sesuai dengan
SOP
5 Pengupasan Kulit
tanduk
c. Gangguan Individu/kelompo a. suara mesin huller a. ketulian 2 2 4
pendengaran k/masyarakat
b. proses pengupasan b.. gangguan pernapasan 3 2 6
d. Bahaya debu Individu kulit tanduk
dari kopi
6 Sortasi Akhir Biji Kopi
c. Gangguan Individu / a. suara mesin grader a. . ketulian 2 4 8
pendengaran kelompok/
masyarakat

23
J. Level Resiko Peluang X Dampak

Tingkatan resiko menurut AS/NZS 4360:2004

Adapted from the AS/NZS 4360 Standard Risk Matrix and NHS QIS Risk Matrix

Sumber: ramli, soeratman. “Pedoman Praktis Manajemen Resiko Dalam Perspektif K3


OHS Risk Management”

Kagiatan 1 : Sortasi Buah Kopi

a. Terkena Ranting Kayu

 Hazard : Bahaya Terkena Ranting Kayu


 Likelihood : dalam proses penyortiran Kemungkinan akan terkena Ranting
kayu dari biji kopi pada lengan,, tangan, dan jari maka dapat dikatagorikan likely
 Concequence : terluka pada bagian tubuh yang terkena Neglible

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(3x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya ini daoat dikategorikan Low

24
b. Postur Tubuh Salah

 Hazard : Postur Tubuh Salah


 Likelihood : dalam proses penyortiran Kemungkianna akan merasakan pegal-
pegal pada lengan, leher dan punggung maka dapat dikatagorikan neglible
 Concequence : Terjadinya Nyeri Punggung dapat dikategorikan likely

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya ini dapat dikatergorikan low

2. Pengupasan Kulit Buah

a. Gangguan Pendengaran

 Hazard : Gangguan Pendengaran


 Likelihood : dalam Pengupasan Kulit buah , proses ini menggunakan mesin
sehingga suara dari mesin yang keras kuat kemungkinan menimbulkan gangguan
pendengeran dapat dikategorikan unlikely
 Concequence : Terjadinya ketulian dapat di kategorikan major

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya di atas dapat dikategorikan medium

25
b. Bahaya debu

 Hazard : Bahaya Debu


 Likelihood : dalam Pengupasan Kulit buah , proses ini menggunakan mesin
sehingga kopi saat dikupas mengeluarkan serpuhan kopi yang menjadi debu
mungkin akan dapat terhirup oleh petugas dapat dikategorikan possibel
 Concequence : terjadinya gangguan pernapasan dapat dikategroikan Minor

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan medium

c. Bahaya terjatuh

 Hazard : Bahaya terpleset


 Likelihood : dalam Pengupasan Kulit buah , proses juga berlangsung proses
pencucian, air- air pencucian yang berceceran mungkin dapat mengakibatkan petugas
terpelset dapat dikategorikan possible
 Concequence : terjadinya lebam, lecet dapat dikategroikan neglible

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan Low

26
3. Fermentasi Biji Kopi

a. Bahaya Terpleset

 Hazard : Bahaya terpleset


 Likelihood : dalam prose Fermentasi Biji Kopi terdapat proses pencucian , air dari
proses pencucian mungkin dapat mengakibatkan petugas terpleset dapat di
kategorikan possible
 Concequence : terjadinya lebam, lecet dapat dikategroikan neglible

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan low

4. Proses Pengeringan

a. Terpapas suhu Panas

 Hazard : Bahaya terpapar suhu panas


 Likelihood : dalam proses Pengeringan biji kopi, proses ini menggunakan mesin
mungkin suhu panas dapat mengenai bagian tubuh petugas dapat dikategorikan
possible
 Concequence : terjadinya luka bakar dapat dikategroikan moderate

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya Dapat dikategorikan medium

27
b.gangguan Pendengaran

 Hazard : Bahaya gangguan pendengaran


 Likelihood : Pada Proses pengeringan biji kopi, proses ini menggunakan mesin,
sehingga suara dari mesin pengering kemungkinan dapat mengakibatkan gngguan
pendengaran dapat dikategorikan unlikely
 Concequence : terjadinya ketulian dapat dikategorikan major

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dikategorikan medium

C. Stress kerja

 Hazard : Bahaya stress kerja


 Likelihood : pada proses pengeringan biji kopi jika petugas tidak kosentrasi mungkin
dapat mengalami stress kerja dapat dikategorikan posible
 Concequence : terjadinya kehilangan kosentrasi dapat dikategroikan neglible

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan low

28
5. Pengupasan Kulit Tanduk

a. gangguan Pendengaran

 Hazard : Bahaya gangguan pendengaran


 Likelihood : Pada prose pengupasan kulit tanduk, prosess ini menggunakan mesin
yang mengeluarkan suara sangat bising kemungkinan petugas mengalami gangguan
pendengaran dapat dikatergorikan unlikely
 Concequence : terjadinya ketulian dapat dikategorikan major

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya Dapat dikategorikan medium

b.Bahaya debu

 Hazard : Bahaya debu


 Likelihood : Pada Proses pengeringan biji kopi, proses ini menggunakan mesin,
dimana saat pengupasan terdapat serpihan – serpihan yang mungkin dapat terhirup
oleh petugas dapat dikategorikan possible
 Concequence : terjadinya gangguan pernapasan dapat dikategorikan minor

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan medium

29
6. sortasi Biji kopi
a. gangguan pendengaran

 Hazard : Bahaya gangguan pendengaran


 Likelihood : Pada Proses sortasi, proses ini menggunkanan mesin grader yang
menimbulkan suara cukup keras kemungkinan dapat menggaggu pendengaran
petugas. Dapat dikategorikan lilkey
 Concequence : terjadinya ketulian dapat dikategorikan major

Likelihood Severity Negligible Minor (2) Moderate Major (4) Extrime


(1) (3) (5)
Rare 1 Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium
(5x1)
Unlikely 2 Low (2x1) Low (2x2) Medium Medium High (2x5)
(2x3) (2x4)
Possible 3 Low (3x1) Medium Medium High High (3x5)
(3x2) (3x3) (3x4)
Likely 4 Low (4x1) Medium High (4x3) High Very High
(4x2) (4x4) (4x5)
Almost 5 Medium High High (5x3) Very High Very High
Certain (5x1) (5x2) (5x4) (5x5)
Bahaya dapat dikategorikan medium

30
K. Pengendalian Risiko

3.5 Tabel Pengendalian Risiko


Tanggal Bahaya Resiko Langkah-langkah Penanggugjawab Tanggal Tanggal Selisih
Deskripsi dari Penggabungan kontrol eliminasi, tindakan untuk diperbaiki risiko/level
hazard dan lokasi penilaian, substitusi, pengendalian diperbaiki risiko
keparahan dan memisahkan,
kemungkinan mendesain
1. Kagiatan 1 : Sortasi Buah Kopi

Bahaya Terkena L Substitusi : Perusahaan


Ranting Kayu menggunakan
mesin sortir
Adminitrasi :
sortasi pekerja (
shift kerja)
PPE : penggunaan
alat seperti :
sarung tangan,
boots

Postur tubuh salah L Substitusi : Perusahaan


menggunakan
mesin sortir
Enginering control
: membuat tempat
seperti kursi dan
meja sesuai
ergonomi si
pekerja
Engineering
control :

31
Bekerja sesuai
SOP yang ada
Adminitrasi :
pergantian pekerja
( shift kerja)

2. Kegiatan 2 : Pengupasan Kulit Buah

Gangguan M Perusahaan
Pendengaran
Engineering
control : menanam
pohon disekitar
untuk meredam
bunyi , memasang
alat peredam suara

PPE :

Penggunaan alat
seperti : Ear Plug
(alat penutup
telinga)

Adminitrasi :
melakukan
pergantian pekerja
( shift kerja)

32
Bahaya Debu M Engineering Perusahaan
control :
memasang alat
untuk mengurangi
debu ( filter,
scrubber, absorben
)
PPE :
Penggunaan alat
seperti : masker

Adminitrasi :
melakukan
pergantian pekerja
( shift kerja)

Bahaya L Engenering control Perusahaan


terpleset/terjatuh : membuat saluran
air
Adminitrasi :
selalu
membersihkan
lantai
PPE :
penggunaan alat
seperti : boots
3. Kegiatan 3 : Fermentasi Biji Kopi

Bahaya terpleset L Engenering control Perusahaan


: membuat saluran
air
Adminitrasi :

33
selalu
membersihkan
lantai

PPE :
penggunaan alat
seperti : boots
4. Kagiatan 4 : Proses Pengeringan

Bahaya terpapar M Engineering Perusahaan


suhu panas control : membuat
program
pencegahan heat
stress, identifikasi,
dan melindungi
pekerja dari risiko
terkena heat stress.
PPE :
penggunaan alat
seperti :
menggunakan
pakai cerah

Bahaya gangguan M Engineering Perusahaan


pendengaran control : menanam
pohon disekitar
untuk meredam
bunyi
PPE :
Penggunaan alat
seperti : Ear Plug
(alat penutup

34
telinga)

Bahaya stress kerja L Engineering Perusahaan


control : Libur
5. Kagiatan 5 : Pengupasan Kulit Tanduk

gangguan M Engineering Perusahaan


Pendengaran control : menanam
pohon disekitar
untuk meredam
bunyi
PPE :
Penggunaan alat
seperti : Ear Plug
(alat penutup
telinga)
Bahaya debu M Engineering Perusahaan
control :
menyediakan alat
mengurangi debu
(filter, absorben,
scrubber)
Adminitrasi :
PPE :
Penggunaan alat
seperti : masker
6. Kagiatan 6 : sortasi Biji kopi

35
Bahaya gangguan M Engineering Perusahaan
pendengaran control : menanam
pohon disekitar
pabrik untuk
meredam bunyi
PPE :
Penggunaan alat
seperti : Ear Plug
(alat penutup
telinga)

36
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Level risiko yang paling tinggi berada pada bahaya Gangguan pendegaran dan

bahaya debu yaitu pada tingkat mendium. Karena masing masing bahaya tersebut

memilki dampak yang lebih berbahaya dibandingkan bahaya yang lainnya.

B. SARAN

1. Pekerja di harapkan bekerja sesuai dengan SOP yang ada

2. Pekerja diharapkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) agar mengurangi

timbulnya kecelakaan kerja.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Perusahaan PT Indokom Citra Persada


http://repository.radenintan.ac.id/1133/4/BAB_III.pdf
2. Definisi analisis Risiko
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3769/Bab%201.pdf?se
quence=6
3. Definisi risiko https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104205022-3-
BAB%202%20PEMAHAMAN%20PROYEK%20fix.pdf

38
Lampiran

Kosekuensi

39
Dampak

40
41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai