Anda di halaman 1dari 36

SI ST EM MA NA JEMEN KESEL A MATA N

P ERTA MBA NGAN


MI NERA L DA N BAT UBA RA
Narasumber :
M e r s i A b a d i , S T, M . E n g
081271175656, mersi.abadi@gmail.com

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


K E M E N T E R I A N E N E R G I D A N S U M B E R D AY A M I N E R A L
Elemen I

KEBIJAKAN
ELEMEN #1
KEBIJAKAN

P E N Y US UNA N I S I K E B I JA KA N P E N ETA PA N KO M UN I K A SI T I N J AUA N


K E B I JA K A N K E B I JA K A N K E B I JA K A N K E B I JA K A N

Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan KP, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Penyusunan kebijakan mempertimbangkan hasil tinjauan awal dan


masukan dari para Pekerja, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan.
2. Melibatkan Pekerja dan/atau memperhatikan masukan dari serikat
Pekerja.

4
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan yang paling


sedikit terdiri atas:
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan;
b. Perbandingan penerapan Keselamatan Pertambangan dengan
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, atau IUJP lain dan/atau sektor lain yang lebih baik;
c. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

5
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

1. Melakukan tinjauan awal kondisi Keselamatan Pertambangan yang paling sedikit


terdiri atas:
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan;
• identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian risiko ( evaluasi Manajemen
Risiko)
• meninjau ulang sebab dan akibat kejadian yang membahayakan (laporan insiden)
• meninjau risiko keselamatan berdasarkan kontrak yang diberikan oleh owner, yang
didokumentasikan di form Risk Assessment

6
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……….


• Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian
risiko (Evaluasi Manajemen Risiko)
Manajemen Risiko
merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko yang ada

Proses/tahapan Manajemen Risko :


1) komunikasi dan konsultasi,
2) penetapan konteks,
3) identifikasi bahaya,
4) penilaian dan pengendalian risiko, dan
5) pemantauan dan peninjauan

7
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan …(lanjutan)


Kapan dilakukan evaluasi manajemen risiko ?
Dilaksanakan pemantauan dan peninjauan secara berkala atau apabila:
(1) terjadi kecelakaan;
(2) Kejadian Berbahaya;
(3) terjadi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja;
(4) terjadi Penyakit Akibat Kerja;
(5) terjadi perubahan peralatan, instalasi, dan/atau proses serta kegiatan pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IPR;
dan/atau
(6) ada proses serta kegiatan baru

8
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

hazard
source with a potential to cause injury and ill health
Note 1 to entry: Hazards can include sources with the potential to cause harm or hazardous situations, or
circumstances with the potential for exposure leading to injury and ill health.
(ISO 45001 : 2018)

Bagaimana cara mengidentifikasi bahaya ?


• INSPEKSI
• PEMANTAUAN
• AUDIT
• KUESIONER
• DATA STATISTIK
• HAZOPS, FTA, EVENT TREES, DLL.

9
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

risk
effect of uncertainty
Note 1 to entry: An effect is a deviation from the expected — positive or negative.

Note 2 to entry: Uncertainty is the state, even partial, of deficiency of information related to, understanding or
knowledge of, an event, its consequence, or likelihood.

Note 3 to entry: Risk is often characterized by reference to potential “events” (as defined in ISO Guide 73:2009,
3.5.1.3) and “consequences” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.3), or a combination of these.

Note 4 to entry: Risk is often expressed in terms of a combination of the consequences of an event (including
changes in circumstances) and the associated “likelihood” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.1) of occurrence.

(ISO 45001 : 2018)

10
a. Peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ……(lanjutan)

PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan


cara membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian
dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks


risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.
Berikut ini adalah contoh sistem penilaian yang ada
pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.

(https://repository.dinus.ac.id)
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
A Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap kegiatan yang
dilakukan.
B Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
C Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely / Kecil kemungkinannya Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
kemungkinan terjadinya.

E Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar biasa / setelah
bertahun-tahun.
Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.

Moderate / sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja / hilangnya
3 fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.

Major / Mayor Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya
4 proses produksi, kerugian materi besar.

5 Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.

(https://repository.dinus.ac.id)
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel-3: Matriks Penilaian Risiko
AKIBAT
Peluang 1 2 3 4 5

A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T

E R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.

(https://repository.dinus.ac.id)
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan …………


• meninjau ulang laporan insiden/investigasi

TTA, KTA,
Laporan investigasi internal
Rekomendasi
Laporan investigasi inspektur tambang (Buku Tambang)

Hasil tindak lanjut (Buku


Tambang, PICA)

14
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

a. peninjauan risiko Keselamatan Pertambangan ………….


• meninjau risiko keselamatan berdasarkan kontrak yang diberikan oleh owner, yang
didokumentasikan di form Risk Assessment

 Pekerjaan yang sama ( Target produksi meningkat, area operasi bertambah)


 Pekerjaan baru atau kontraktor baru

15
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

b. perbandingan penerapan Keselamatan Pertambangan;


 Bencmarking dengan perusahaan tambang lain atau sektor lain, proyek di
jobsite lain di Indonesia yang lebih baik

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

• Menyediakan sumber daya yang memadai sesuai dengan kebutuhan.


• Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap
tingkatan/level pekerja dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang
dibutuhkan

16
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan (lanjutan)

• Menyediakan sumber daya yang memadai sesuai dengan kebutuhan.


 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya peralatan Kinerja Goal

• Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada


setiap tingkatan/level pekerja dan menyelenggarakan setiap
pelatihan yang dibutuhkan

Program pendidikan dan pelatihan Kompetensi Kinerja

17
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya…… (lanjutan)

Identifikasi Pekerja dilakukan dengan mempertimbangkan:


(1) kompetensi khusus yang diperlukan di setiap departemen, meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude);
dan
(2) jumlah aktual Pekerja di setiap departemen baik yang sudah memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan ataupun yang belum memiliki kompetensi.

18
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

c. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya……………


Penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (training need
analysis) dilakukan dengan mempertimbangkan:
a) tingkat kebutuhan Pekerja yang berkompeten dari setiap departemen;
b) kesenjangan antara standar yang berlaku dengan kondisi aktual;
c) sumber daya manusia yang tersedia selama proses pendidikan dan
pelatihan berlangsung;
d) ketersediaan penyelenggara pendidikan dan pelatihan untuk materi yang
dibutuhkan; dan
e) alokasi dana yang direncanakan dalam program pendidikan dan pelatihan.

19
1.1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN

2. Melibatkan Pekerja dan/atau memperhatikan masukan dari serikat


Pekerja

Kepdirjen 185 hal 365…


“ KTT atau PTL melaksanakan program partisipasi, konsultasi, motivasi, dan
kesadaran dengan melibatkan Pekerja maupun pihak lain yang terkait di
dalam penerapan dan pengembangan SMKP Minerba atau SMKP khusus
pada Pengolahan dan/atau Pemurnian “

20
1.2 ISI KEBIJAKAN
1. Terdapat visi, misi, dan tujuan Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus
untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, atau IUJP terkait aspek Keselamatan
Pertambangan.
2. Komitmen dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, yang mencakup:
a. peningkatan berkelanjutan dalam upaya untuk mencegah kecelakaan, Penyakit
Akibat Kerja, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan kejadian berbahaya, serta
dalam upaya untuk mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi,
menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif serta
mewujudkan budaya Keselamatan Pertambangan;
b. pematuhan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
Keselamatan Pertambangan serta persyaratan lainnya yang terkait; dan
c. dorongan untuk melibatkan Pekerja dalam pengelolaan Keselamatan
Pertambangan.
21
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan


Perusahaan dalam membuat dan menetapkan program
Program Keselamatan Pertambangan ditetapkan dan
keselamatan kerja Pertambangan didasarkan pada:
disahkan oleh Komite Keselamatan Pertambangan.
1) peraturan perundang-undangan dan standar terkait yang
berlaku;
2) persyaratan lainnya yang terkait; Komite Keselamatan Pertambangan siapa saja?
3) kebijakan perusahaan; a) ketua yang dijabat oleh KTT, PTL, atau PJO sesuai
4) hasil Manajemen Risiko terhadap seluruh proses, kewenangannya;
kegiatan, dan area kerja; b) wakil ketua;
5) evaluasi kinerja program keselamatan kerja Pertambangan
c) sekretaris yang dijabat oleh pengelola
6) hasil pemeriksaan terhadap kecelakaan dan Kejadian
Keselamatan Pertambangan tertinggi di pemegang
Berbahaya; dan
IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
7) ketersediaan sumber daya, antara lain manusia, finansial,
peralatan. Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP;
dan
Perusahaan melakukan pengukuran pencapaian program yang
ditetapkan dengan menggunakan parameter tertentu sebagai
d) anggota

dasar penilaian keberhasilan program Keselamatan


Pertambangan.

22
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan (lanjutan)


Komite Keselamatan Pertambangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
1) mengidentifikasi, menetapkan, dan mengesahkan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan Pertambangan;
2) memastikan pelaksanaan dan perkembangan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan Pertambangan;
3) memastikan diterbitkannya kebijakan, standar, dan prosedur Keselamatan Pertambangan;
4) memastikan terselenggaranya audit Keselamatan Pertambangan secara berkala
5) memastikan terlaksananya tinjauan manajemen terhadap penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan
jenjang dalam struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
6) membahas masalah-masalah dan membuat program pencegahan mengenai Keselamatan Pertambangan yang
dapat mengakibatkan, antara lain terjadinya kondisi dan tindakan tidak aman, nyaris/hampir celaka, Kejadian
Berbahaya, kecelakaan, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, dan wabah penyakit;

23
1.2 ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan (lanjutan)

 komite Keselamatan Pertambangan mengadakan pertemuan secara berkala atau terjadwal


minimum 1 (satu) kali dalam dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Risalah pertemuan dibuat
dan didistribusikan kepada pihak-pihak terkait dan didokumentasikan; dan
 seluruh anggota Komite Keselamatan Pertambangan mendapatkan pendidikan dan pelatihan
yang disyaratkan sesuai dengan kebutuhan

24
1.2 ISI KEBIJAKAN

Program kerja yang akan dibuat sudah tertuang dalam RKAB :

Rencana kerja dan anggaran biaya Keselamatan Pemegang izin menetapkan kewajiban
Pertambangan disusun dengan sekurang-kurangya kepada perusahaan jasa Pertambangan
mempertimbangkan: untuk melaporkan kepada KTT atau PTL
a) skala prioritas sasaran dan program mengenai pelaksanaan program
Keselamatan Pertambangan; Keselamatan Pertambangan secara berkala
b) kebutuhan untuk perbaikan dan peningkatan serta mengenai setiap kejadian nyaris celaka
Keselamatan Pertambangan yang (nearmiss), kerusakan properti (property
berkelanjutan; dan damage), kejadian berbahaya, cidera, dan
c) pemenuhan terhadap peraturan perundang-
sakit akibat kerja kepada KTT atau PTL;
undangan dan persyaratan lainnya yang terkait.

25
1.2 ISI KEBIJAKAN

26
1.3 PENETAPAN KEBIJAKAN

Penetapan kebijakan mengikuti ketentuan:


1. tertulis, tertanggal, dan ditandatangani;
2. disahkan oleh pimpinan tertinggi Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan

3. bersifat dinamis, yaitu menyesuaikan perubahan yang ada di Pemegang


IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP.

27
1.3 PENETAPAN KEBIJAKAN
3. bersifat dinamis .....
Penetapan dan pelaksanaan manajemen
perubahan paling sedikit terhadap
perubahan proses, teknologi, peralatan
Manajemen perubahan
kritikal yang meliputi: spesifikasi,
rancang bangun, pemeliharaan dan
Manajemen perubahan dilakukan apabila
perawatan. Manajemen perubahan ini
terjadi perubahan pada sarana, prasarana,
termasuk perubahan personil tenaga
instalasi, dan peralatan Pertambangan
teknis dan perubahan kecil yang memiliki
paling sedikit meliputi:
dampak kritikal sesuai dengan proses
a. spesifikasi;
kegiatan pengolahan dan/atau
b. fungsi; dan/atau
pemurnian
c. peralatan keselamatan.

28
1.3 PENETAPAN KEBIJAKAN
3. bersifat dinamis .....(lanjutan)

Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi, IUP Khusus Operasi Produksi, IUP
OPK Pengolahan dan/atau Pemurnian melakukan kegiatan operasi berupa
peralatan kritikal, maka pemegang izin memastikan telah dilakukan manajemen
perubahan dengan prosedur paling sedikit meliputi:
a) pengoperasian peralatan di luar parameter operasi aman yang ditetapkan;
b) perubahan signifikan atau penundaan untuk aktivitas inspeksi, pemeliharaan,
dan/atau pembangunan ulang fasilitas pengolahan dan atau pemurnian; dan
c) perubahan terkait spesifikasi teknik dan/atau peralatan pada
pengadaan/pembelian.

29
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

Kebijakan dijelaskan dan disebarluaskan kepada Pekerja dan orang yang diberi izin masuk oleh KTT
atau PTL, dengan ketentuan:

1. menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja;

2. menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
(briefing), dan/atau media lainnya; dan
3. dilakukan evaluasi pemahaman isi kebijakan.

30
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

31
1.4 KOMUNIKASI KEBIJAKAN

General safety talk

32
1.5 TINJAUAN KEBIJAKAN

Peninjauan dilakukan oleh manajemen secara berkala, dengan menyesuaikan


kondisi yang dihadapi Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP saat ini dan tantangan ke depan,
seperti:
1. adanya perubahan yang terjadi di dalam Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
(internal); dan
2. adanya perubahan yang terjadi di luar pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
(eksternal), seperti ketentuan peraturan perundang-undangan dan
standar.
33
ISO 45001 – 2018 <> SMK3 <> SMKP MINERBA
ISO 45001
(Pengganti OHSAS 18001 – SMK3 SMKP MINERBA
2007)
1. Context of the organization 1. Penetapan kebijakan K3; 1. Kebijakan

2. Leadership and worker participation2. Perencanaan K3; 2. Perencanaan

3. Planning 3. Pelaksanaan rencana K3; 3. Organisasi dan Personel

4. Support 4. Pemantauan dan evaluasi 4. Implementasi


kinerja K3;
5. Operation 5. Peninjauan dan peningkatan 5. Pemantauan, Evaluasi dan
kinerja SMK3 Tindak Lanjut

6. Performance evaluation 6. Dokumentasi

7. Improvement 7. Tinjauan Manajemen dan


Peningkatan Kinerja
ISO 45001 – 2018 <> SMK3 <> SMKP MINERBA
ISO 45001
(Pengganti OHSAS 18001 – SMK3 SMKP MINERBA
2007)
1. Context of the organization 1. Penetapan kebijakan K3; 1. Kebijakan

2. Leadership and worker participation 2. Perencanaan K3; 2. Perencanaan

• Leadership and commitment 3. Pelaksanaan rencana K3; 3. Organisasi dan Personel

• OH&S policy 4. Pemantauan dan evaluasi kinerja 4. Implementasi


K3;
• Organizational roles, responsibilities and 5. Peninjauan dan peningkatan kinerja 5. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak
authorities SMK3 Lanjut

• Consultation and participation of workers 6. Dokumentasi

7. Tinjauan Manajemen dan


Peningkatan Kinerja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai