SAAG Utama
PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan
pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan non rutin, produk, jasa, personil yang
mempunyai akses ke tempat kerja , peraturan dan persyaratan lain yang berlaku, fasilitas,
peralatan, manajemen perubahan, lingkungan kerja, cara kerja (human behaviour), bahaya
dari luar tempat kerja dan menetapkan klasifikasi risiko
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup persiapan Tim Manajemen Risiko, Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko, Menentukan Pengendalian Risiko, Pemantauan Tindakan Pengendalian
Risiko dan Tinjauan Pengendalian
3. DEFINISI
3.1. Pekerjaan rutin adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin dari hari ke hari
dan dalam kondisi normal
3.2. Pekerjaan non rutin adalah pekerjaan yang dilakukan tidak rutin (sesekali,
kadang- kadang seperti perbaikan fasilitas, pemeliharaan, overhoul mesin)
3.3. Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan dengan suatu potensi kerugian yang
berkenaan dengan cedera pada manusia atau penyakit akibat kerja atau
kombinasinya
3.4. Identifikasi bahaya adalah proses mengenali bahwa bahaya ada dan menentukan
karakteristiknya
3.5. Penyakit akibat kerja adalah suatu kondisi pisik atau mental yang menjadi lebih
buruk disebabkan oleh akivitas kerja dan atau situasi pekerjaan terkait
3.6. Insiden adalah keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang mengakibatkan
cedera atau penyakit akibat kerja tanpa memperhatikan keparahan atau fatality atau
dapat terjadi (cedera, penyakit akibat kerja, tidak ada penyakit akibat kerja, fatality,
near miss, kejadian berbahaya dan situasi darurat)
3.7. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dari suatu kondisi bahaya yang terjadi
dan tingkat keparahan pada cedera atau penyakit akibat kerja yang dapat
disebabkan oleh kejadian atau paparan
3.8. Penilaian Risiko adalah proses evaluasi risiko yang terjadi dari suatu bahaya,
memperhitungkan kecukupan dari pengendalian saat ini dan memutuskan apakah
ada atau tidak ada risiko yang dapat diterima
PT. SAAG Utama
PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 2 dari 6
3.9. Tempat Kerja adalah setiap lokasi fisik dimana suatu aktivitas terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan di bawah pengendalian organisasi
3.10. Acceptable Risk adalah risiko yang telah dikurangi sampai pada tingkat yang dapat
diterima oleh organisasi dengan memperhitungkan peraturan dan kebijakan HSE
organisasi
3.11. Pengendalian Risiko adalah pengendalian atau pengelolaan setiap sumber yang
dapat mengakibatkan kerugian melalui eliminasi risiko, pengurangan risiko,
pemindahan risiko atau penerimaan risiko.
3.13. Pihak yang berkepentingan adalah probadi atau kelompok yang peduli dengan atau
dipengaruhi oleh kinerja HSE organisasi
3.14. Sasaran HSE adalah target yang berkenaan dengan kinerja HSE dimana ditetapkan
sendiri oleh organisasi untuk dicapai
3.15. Kinerja HSE adalah hasil yang terukur dari manajemen organisasi terhadap risiko
HSE
3.19. Tim Manajemen Risiko (TMR) adalah tim penilaian risiko yang terdiri dari pegawai
dan atau manajemen dan bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko
4. REFERENSI
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dilaksanakan oleh Tim
yang berpengalaman dan beranggotakan perwakilan masing-masing bagian
ditetapkan oleh Management Representative
5.2. Tim Manajemen Risiko dibantu oleh MR mengidentifikasi area yang ada dengan
formulir yang telah disediakan.
5.3. Sumber bahaya yang diidentifikasi adalah kegiatan dari pihak eksternal,
proses/aktivitas, peralatan/mesin, produk, perilaku manusia, manajemen perubahan,
tempat kerja/lingkungan kerja, pekerjaan rutin dan non rutin yang dapat menyebabkan
terjadinya cedera dan penyakit akibat kerja, meliputi :
5.3.1. Bahaya fisik yaitu berupa keadaan konstruksi bangunan, mesin, peralatan,
perlengkapan kerja, bahan dan tindakan-tindakan tidak aman.
5.3.2. Bahaya Kimia yaitu keadaan penanganan, penyimpangan, penggunaan dan
kebocoran bahan kimia serta pembuangan limbah yang dapat menimbulkan
bahaya.
5.3.3 Bahaya biologis yaitu keadaan biologis dari bahan baku, setiap orang yang
berada ditempat kerja dan lingkungan sekitarnya, yang dapat menimbulkan
alergi, penularan penyakit dan sebagainya.
5.3.4 Bahaya Ergonomi yaitu cara kerja dan kondisi yang tidak sesuai dengan postur
dan posisi tubuh yang dapat menimbulkan bahaya maupun penyakit akibat
kerja.
5.3.5. Bahaya psykologist yaitu keadaan dimana orang yang berada di tempat kerja
dan lingkungan sekitarnya terganggu kejiwaannya ( stress ), keadaan tempat
kerja yang tidak nyaman, hubungan kerja antara setiap orang dan pimpinannya
dan atau faktor lain yang dapat menimbulkan bahaya kejiwaannya.
5.3.6. Bahaya kebakaran yaitu kondisi dan tindakan yang dapat menimbulkan
terjadinya kebakaran.
5.3.7. Bahaya penyakit akibat kerja yaitu kondisi dan tindakan yang dapat
menyebabkan penyakit pada setiap orang yang berada di tempat kerja atau
lingkungan sekitarnya.
5.4. Hasil identifikasi diregister sesuai dengan tata cara pencatatan / registrasi, dan
harus direview minimal satu tahun sekali.
6. PROSEDUR
6.2.1. Semua kegiatan yang telah diidentifikasi dan dinilai terhadap risiko yang
ditimbulkan selanjutnya dijadikan acuan untuk mengambil tindakan
perbaikan guna mengurangi risiko yang ditimbulkan sampai batas diterima
(acceptable risk).
6.2.2. Penilaian risiko dilakukan dengan memperhitungkan pengendalian saat ini,
penilian risiko awal (initial risk assessment) dan penilaian risiko sisa (residual
risk assessment),
6.2.3. Semua yang tercantum dalam daftar identifikasi bahaya, diberikan nilai
tingkat risiko yang ditimbulkan.
6.2.3. Penentuan nilai risiko didasarkan pada standart atau methode
penilaian secara semi kuantitatif sebagai berikut
Tabel.2 Akibat/Keparahan
Akibat
Peluang 1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Risk Level:
Berdasarkan hasil penilaian risiko, maka dilakukan tahapan seleksi tingkat risiko dan
menentukan prioritasnya dengan menggunakan methode tindakan pengendalian
melalui Hirarki Pengendalian Risiko.
6.4.1. Status pengendalian risiko yang diterapkan harus ditinjau untuk memastikan
pengendalian risiko diterapkan.
6.4.2. Apabila hasil pengendalian risiko belum diterapkan, maka harus dilaporkan ke
Management Representative
7. LAMPIRAN