Anda di halaman 1dari 21

KETERLIBATAN MANAJEMEN DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA HSSE

a. Program Kampanye / Training HSE


Kecelakaan kerja pada perusahaan merupakan kejadian yang harus dihindari karena
setiap kecelakaan yang ada akan menimbulkan kerugian dari dampak yang dihasillkan,
baik kerugian yang berdampak pada manusia langsung, maupun berdampak pada
mesin, material, alat kerja, uang dan sumber perusahaan lainnya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja salah satunya
dengan melakukan kegiatan – kegiatan seperti kampanye atau training HSE yang
bertujuan untuk mempromosikan aktivitas kegiatan keselamatan yang ada disetiap
perusahaan guna meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan dan
bekerja aman.

Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program promosi


budaya HSSE di PT. ENERGI SATELIT PALAPA antara lain:

Pemasangan Spanduk dan Rambu-Rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Berikut merupakan agenda program training HSE yang telah dibuat oleh PT.
SATELIT ENERGI PALAPA :

PROGRAM KAMPANYE HSE

PROGRAM TRAINING Waktu Pelaksanaan


NO PIC
HSE Kalender
Bulan ke- I II
1 Kampanye P3K X

2 Kampanye Penggunaan X
Alat Pelindung Diri/APD
3 Kampanye APAR X
Safetyma
n
4 Emergency Respond X
Plan
5 Kampanye HSSE Sign & X
Banner

Keterangan : Program kampanye/training dilaksanakan 1 (satu) kali selama


proyek berlangsung.

Lhokseumawe, 01 Januari 2022


Mengetahui;
PT. SATELIT ENERGI PALAPA

ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


MENINGKATKAN BUDAYA HSSE DALAM PERUSAHAAN

Dalam mengembangkan sebuah perusahaan, budaya HSSE menjadi topik yang paling
sering menjadi bahan diskusi di berbagai belahan negara di dunia. Apalagi pada saat ini
seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi, telah membuat perpindahan tenaga
kerja menjadi semakin mudah dan dinamis. Ini kemudian membuat kantor menjadi lebih dari
sekedar tempat bekerja bagi seseorang, dan telah berubah menjadi tempat berbagi dan
mengembangkan pengetahuan mereka secara lebih jauh lagi.

Namun demikian dengan hanya membangun budaya HSSE yang solid, bukan hanya
merupakan satu-satunya tujuan yang harus dicapai oleh setiap perusahaan. Karena masih
banyak hal lain yang juga harus diperhatikan, dan ini semua harus dilakukan secara
bertahap.

Dengan pemikiran tersebut, berikut adalah delapan cara praktis yang dapat berguna untuk
menciptakan budaya HSSE di perusahaan yang kuat.

1. Tempat Bekerja

Tempat bekerja merupakan salah satu aspek penting dalam membangun budaya
HSSE yang baik, untuk itu setiap perusahaan harus memperhatikan lingkungan dan
suasana kerja yang akan membantu karyawan mereka mencapai hasil terbaik. Ini
bisa dilakukan dengan meminta masukan dari karyawan ataupun anggota tim guna
membangun lingkungan yang nyaman untuk bekerja. Sehingga mereka dapat
bekerja menuju tujuan bersama, berpikiran sama, dan dapat bekerja sama untuk
membangun budaya HSSE di perusahaan secara lebih baik.

2. Membuat Aturan Dasar

Pembuatan batas ataupun aturan sangat diperlukan, baik untuk mengelola mereka
secara internal ataupun eksternal dan ini tentunya harus diikuti oleh anggota tim
secara sadar. Batasan ataupun aturan ini akan membantu membentuk inti dari
budaya HSSE di perusahaan, serta menjadi aturan penting dalam bekerja.

3. Menetapkan Tujuan Bersama

Setelah perusahaan memiliki dasar ini, maka pihak manajemen dapat


menambahkan visi dan tujuan bersama. Untuk kemudian mulai mendefinisikan
peran masing-masing individu dalam pencapaiannya.

4. Menetapkan Akuntabilitas

Setiap anggota tim perlu memahami peran mereka masing-masing. Karena setiap
karyawan tentunya memiliki perbedaan ketrampilan dan pengalaman dalam bekerja.
Penentuan peran ini akan membantu perusahaan dalam menetapkan harapan
masing-masing individu.

5. Menetapkan Sasaran

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


Tentukan sasaran dan target realistis untuk setiap individu. Karyawan baru
kemungkinan besar akan memerlukan sedikit lebih banyak perhatian untuk
memastikan mereka memahami, bagaimana budaya HSSE di perusahaan dapat
membantu mereka memenuhi kebutuhan pribadi masing-masing.

6. Menetapkan Mentor

Komponen kunci untuk menghidupkan budaya HSSE datang melalui bimbingan


yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten. Mereka inilah yang lebih
berpengalaman di perusahaan dan memiliki pemahaman budaya yang kuat, dapat
memainkan peran penting dalam melatih karyawan baru.

7. Menentukan Waktu

Perusahaan harus menyadari bahwa pemimpin mereka dipandang sebagai wakil


kunci dari budaya HSSE. Untuk itu selalu luangkan waktu waktu yang cukup untuk
berkomunikasi dengan karyawan, guna mendengarkan gagasan dan keinginan
mereka.

8. Budaya HSSE Meningkatkan Kepercayaan Diri

Jika perusahaan memiliki budaya HSSE yang kuat, maka individu akan merasa
didorong dan terinspirasi untuk bekerja dan berprestasi. Sebagai bonus tambahan,
setiap Perusahaan akan memiliki retensi yang lebih besar.

Lhokseumawe, 01 Januari 2022


Mengetahui;
PT. SATELIT ENERGI PALAPA

ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


PERATURAN TENTANG MANAJEMEN K3LL

PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 - Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah kebijakan nasional sebagai pedoman perusahaan untuk
penerapan K3 yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat


SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Aktivitas sosial dan kerja saat pandemi atau musim wabah misalnya memiliki potensi
bahaya, “potensi bahaya” adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja.

Penerapan Sistem Manajemen dan Keselamatan Kerja - SMK3 diatur dalam PP 50


tahun 2012. PP 50 tahun 2012 berisi tentang Kebijakan nasional tentang SMK3 yang
tertuang dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditetapkan di Jakarta oleh Presiden Doktor Haji
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 April 2012. PP 50 tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diundangkan Menkumkam Amir Syamsudin pada tanggal 12 April 2012 di Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 diundangkan


dan ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor
100. Penjelasan Atas PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 ditempatkan
dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5309. Agar setiap
orang mengetahuinya.

PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja

Latar Belakang

Pertimbangan dalam PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 - Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


Dasar Hukum

Dasar hukum PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 adalah:ADVERTISEMENT

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918);

Penjelasan Umum PP SMK3

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat


dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya
mempersyaratkan adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak
terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin terciptanya suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui SMK3 telah berkembang di


berbagai negara baik melalui pedoman maupun standar. Untuk memberikan
keseragaman bagi setiap perusahaan dalam menerapkan SMK3 sehingga
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, peningkatan
efisiensi, dan produktifitas perusahaan dapat terwujud maka perlu ditetapkan
Peraturan Pemerintah yang mengatur penerapan SMK3.

Peraturan Pemerintah ini memuat:

ADVERTISEMENT

 ketentuan umum;
 sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

 penilaian SMK3;

Lhokseumawe, 01 Januari 2022


Mengetahui;
PT. SATELIT ENERGI PALAPA

ERI SYAHPUTRA

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


Direktur Utama

KAMPANYE APD PT. ENERGI SATELIT PALAPA

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


KAMPANYE SAFETY PT . ENERGI SATELIT PALAPA

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


PELATIHAN PENGGUNAAN APAR

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


PELATIHAN PENGGUNAAN APAR DIPIPIN MANAGER HSE

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


PELATIHAN PENGGUNAAN APD DIPIMPIN OLEH MAN. HSE

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


RAPAT PENYUSUNAN PROGRAM HSE DIPIMPIN OLEH MAN. HSE

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


GRAFIK PENINGKATAN KUALITAS PEKERJA

Dari grafik peningkatan kualitas pekerja diatas dapat disimpulkan bahwa grafik
pekerja ditahun 2019 diangka adalah 7%, grafik tahun 2020 adalah 19%, grafik
tahun 2021 adalah 26%, dan Grafik tertinggi berada ditahun 2022 dengan 48%.

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


KEBIJAKAN HSSE (revisi)
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)
PT. ENERGI SATELIT PALAPA
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kami berkomitrnen rnelaksanakan kegiatan pekerjaan secara aman, nyaman dan


berwawasan lingkungan dengan menerapkan standar tinggi terhadap aspek HSSE
perusahaan untuk meminimalkan resiko dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dengan cara :

1. Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku


berkaitan dengan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
(K3LL).
2. Menjamin Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL)
bagi para pekerja dan orang lain ( kontraktor, pengunjung dan tamu ) di
lingkungan kerja perusahaan.
3. Menjamin pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan dari operasional
perusahaan.
4. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan (SMK3LL) dengan menyediakan sumber daya yang
diperlukan sesuai peraturan yang berlaku.
5. Meningkatkan kinerja Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan (K3LL) guna menjamin terciptanya suasana kerja yang aman,
sehat dan melindungi karyawan dari kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat melakukan aktivitas kerja.
6. Melaksanakan identifikasi dan pengendalian semua potensi bahaya serta
aspek – aspek dampak lingkungan yang terkandung pada seluruh aktivitas
operasional Perusahaan dan menyediakan sarana dan prasarana K3LL yang
memadai.
7. Memberikan pelatihan dan pembinaan K3LL kepada tenaga kerja untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tenaga kerja terhadap K3LL.
8. Berperan aktif dengan melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya
K3LL yang baik di tempat kerja dan lingkungan yang sehat di wilayah
perusahaan.
9. Selalu menerapkan Protokol kesehatan dimasa pandemi sekarang.

Penerapan kebijakan ini menjadi kewajiban semua pihak yang bekerja untuk PT. ENERGI
SATELIT PALAPA sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing - masing.

Lhokseumawe, 01 Januari 2022


Mengetahui;
PT. SATELIT ENERGI PALAPA

ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


Nomor : /SOP/HSE/ 2021

Judul : Prosedur Pelatihan Kompetensi & Kepedulian Hse

Mulai Berlaku : Tahun 2021.

Revisi :-

1. TUJUAN : Untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan setiap karyawan


dan memastikan bahwa semua karyawan mengikuti pelatihan
yang tepat untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan Sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung
Lingkungan.

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku sebagai panduan dalam pelaksanaan


pelatihan di lingkungan perusahaan.

3. DEFINISI :

4. TANGGUNG JAWAB
: HRD Dept. Head, Dept. Head Terkait dan HSE Dept. Head

5. REFERENSI :  OHSAS 18001 : 2007 Clause 4.4.2

6. PROSEDUR :

6.1 Setiap akhir tahun HSE Dept. Head memberikan usulan ke setiap Departemen pelatihan
Hazard Identification, Risk Assessment and Detemining Control (HIRADC) dan menyusun
program – program pelatihan untuk memastikan karyawan mengetahui Kebijakan,
tangggung jawab, keuntungan, prosedur-prosedur, perundangan dan peraturan-peraturan
lainnya dalam sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan dan dituangkan
kedalam Formulir Rencana Pelatihan Tahunan.

6.2 Catatan mengenai hasil pelaksanaan pelatihan dapat berupa; sertifikat pelatihan, bahan
pelatihan atau daftar hadir pelatihan (bila dilakukan internal). Catatan hasil pelatihan di atas
harus diserahkan oleh setiap peserta pelatihan kepada HRD Dept. Head untuk diarsipkan.

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


6.3 Karyawan IPP yang mengikuti pelatihan (internal maupun eksternal) harus membuat evaluasi
terhadap pelatihan yang telah diikutinya dengan mengisi Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan.
Formulir evaluasi tersebut harus diserahkan oleh setiap peserta pelatihan kepada HRD Dept.
Head.

6.4 Setelah tiga bulan dari waktu pelatihan, HRD Dept. Head mengirimkan formulir evaluasi yang
telah diisi di atas kepada atasan Langsung atau Departement Head peserta pelatihan
tersebut mengevaluasi manfaat / pengaruh pelatihan atas pemenuhan kompetensi karyawan
yang bersangkutan, dengan mengisi Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan pada kolom-kolom
yang sesuai.

6.5 Berdasar hasil evaluasi tersebut, masing-masing Departemen head melaporkan efektivitas
pelatihan bagi personilnya berdasarkan peningkatan kompetensi mereka.

6.6 Semua pelatihan yang telah diikuti oleh Karyawan harus dicatat dalam Registrasi Pelatihan
Personil oleh HRD Dept. Head. Semua pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
diberikan kepada karyawan dan Registrasi tersebut berfungsi agar karyawan “aware”
terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan untuk memantau terpenuhinya kebutuhan
pelatihan karyawan yang ditentukan.

6.7 Bila ada karyawan IPP yang mengikuti pelatihan / lokakarya / seminar diluar jadwal yang
direncanakan, maka karyawan tersebut juga harus mengisi Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan.
Formulir evaluasi yang telah diisi diserahkan kepada HRD Dept. Head untuk ditindaklanjuti
kembali seperti prosedur di atas.

6.8 Pelatihan / lokakarya / seminar diluar jadwal yang direncanakan di atas, juga harus dicatat
dalam Rencana Pelatihan Tahunan periode yang akan datang (Jadwal Pelatihan Tahunan di
perbaharui setiap tiga bulan sekali dan dibagikan pada Rapat Tinjauan Manajemen yang
paling dekat waktu pelaksanaannya).

7. LAMPIRAN : a. Formulir Rencana Pelatihan Tahunan


b. Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan
c. Formulir Registrasi Pelatihan Karyawan

Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,

MUHAZIR ERI SYAHPUTRA


Manager HSSE Direktur

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


Nomor : /SOP/PK/ 2021

Judul : Prosedur Pelatihan Karyawan


Mulai Berlaku : Tahun 2021.
Revisi : -

1. TUJUAN
Menjamin pelatihan yang dilakukan berjalan efektif sehingga karyawan, atasan serta
organisasi merasakan adanya perubahan yang signifikan setelah karyawan
mengikuti training.

2. RUANG LINGKUP

Mencakup kegiatan training yang diadakan secara internal dan eksternal bagi
seluruh karyawan

3. REFERENSI

ISO 9001:2015, Klausul 7.1.2. Kompetensi

4. DEFINIS

Training adalah sebuah proses sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan dan ketrampilan karyawan sehingga berdampak pada meningkatnya
kinerja organisasi.

5. PERFORMA INDIKATOR DAN DAMPAK RESIKO

5.1 Performa Indikator

5.1.1 Hasil evaluasi training dengan nilai standard minimal 70.

5.1.2 Meningkatkan kemampuan , ketrampilan kinerja karyawan setelah mengikuti


training.

5.2 Dampak Resiko

5.2.1 Materi training tidak dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta training dengan
baik.

5.2.2 Tidak tercapainya tujuan training yaitu tidak meningkatnya kemampuan dan
ketrampilan

Karyawan.

6. TANGGUNGJAWAB

6.1. HRD bertanggung jawab :

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


6.1.1. Menganalisa kebutuhan training dan membuat kalender training tahunan.

6.1.2. Menindaklanjuti program training ekternal dan internal yang diajukan setiap
departemen

yang sudah disetujui manajemen.

6.1.3. Melaksanakan proses training, melakukan evaluasi pelaksanaan training dan


evaluasi.

hasil training setelah periode tertentu.

6.2. Setiap Departemen / Bagian bertanggung jawab :

6.2.1. Memberikan data kritera dan evaluasi kompetensi karyawan pada


bagiannya kepada HRD.

6.2.2. Karyawan pada bagiannya dapat mengikuti program training dari HRD
yang dijadwalkan.

6.2.3. Melakukan evaluasi hasil training karyawan pada bagiannya setelah


pelaksanaan training.

7. RINCIAN PROSEDUR

7.1 HR menganalisa kebutuhan training berdasarkan hasil evaluasi KPI dan


kriteria kompetensi. Hasil analisa kebutuhan training ini dibuat dalam bentuk
kalender training selama 1 tahun.

7.2 Di dalam kalender tersebut, sudah tertera peserta yang wajib mengikuti
training dan ketentuan apakah training diadakan secara internal atau
eksternal.

7.3 Untuk pengajuan training yang melibatkan vendor eksternal, karyawan


wajib mengajukan internal memo kepada direktur agar training dapat
dilakukan dengan segera.

7.4 HRD membuat undangan training minimal 2 hari sebelum pelaksanaan


pelatihan dan sudah menyiapkan peralatan dan dokumen kebutuhan training.

7.4.1 Peralatan training misalnya handout materi, peralatan ice


breaking, speaker, setting ruangan, dan sebagainya.

7.4.2 Dokumen kebutuhan training misalnya berupa Form Daftar Hadir,


Form Evaluasi Trainingatau laporan sharing knowledge

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


7.5 Jika terdapat karyawan yang tidak hadir saat pelatihan, maka karyawan
tersebut wajib meminta ijin kepada kepala departemennya. Jika tidak
meminta ijin, maka karyawan wajib mengikuti program training berikutnya.

7.6 Hasil atau evaluasi pelatihan dilihat dari jenis pelatihan yang dijalankan

7.6.1 Jika yang dijalankan berupa training untuk meningkatkan teknikal


skill, maka yang dievaluasi adalah kompetensi karyawan yang
bersangkutan

7.6.2 Jika yang dijalankan berupa training untuk meningkatkan soft


skill, maka evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian internal trainer
dan user.

7.7 Hasil evaluasi karyawan yang belum mencapai nilai standard 70, maka
karyawan wajib mengikuti program training yang sama di batch berikutnya.

7.8 Pelaksanaan evaluasi hasil training dilakukan minimal 2 bulan setelah


training menggunakan Form Evaluasi Training untuk melihat perubahan
antara sebelum dan sesudah training. Evaluasi hasil training dilakukan
oleh bagian HRD dengan bagian terkait dan jika perubahan belum sesuai
harapan , karyawan yang bersangkutan dijadwalkan ulang untuk dapat
mengikuti proses training berikutnya.

8. LAMPIRAN

Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,

MUHAZIR ERI SYAHPUTRA


Manager HSSE Direktur

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


FORM EVALUASI PELAKSANAAN TRAINING

Pelatihan merupakan salah satu kunci untuk membawa seseorang atau suatu
organisasi menjadi lebih baik dan efektif dalam mencapai tujuannya. Evaluasi yang
dilakukan pada setiap program adalah evaluasi terhadap aspek-aspek yang
menunjukkan respon selama pelatihan berlangsung.

Evaluasi peserta merupakan suatucara untuk mengetahui peningkatan pengetahuan


dan keterampilan melalui Pretest dan Post Test. Bagi peserta training, evaluasi
training dapat memberikan feedback berupa seberapa signifikannya training tersebut
mempunyai impact bagi pekerjaannya, perubahan bagi dirinya, kecocokan program
dan manfaat-manfaat lainnya.

Evaluasi istruktur pelatihan adalah untuk memberikan feedback tentang apakah


peserta puas dengan isi program training, kedalaman meteri training, caranya
mengajar, caranya mendelivery ilmunya dan sebagainya.

JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088


JL. Satelit No. 44 Lhokseumawe Tlp / Fax : 0645-48088

Anda mungkin juga menyukai