Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja salah satunya
dengan melakukan kegiatan – kegiatan seperti kampanye atau training HSE yang
bertujuan untuk mempromosikan aktivitas kegiatan keselamatan yang ada disetiap
perusahaan guna meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan dan
bekerja aman.
2 Kampanye Penggunaan X
Alat Pelindung Diri/APD
3 Kampanye APAR X
Safetyma
n
4 Emergency Respond X
Plan
5 Kampanye HSSE Sign & X
Banner
ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama
Dalam mengembangkan sebuah perusahaan, budaya HSSE menjadi topik yang paling
sering menjadi bahan diskusi di berbagai belahan negara di dunia. Apalagi pada saat ini
seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi, telah membuat perpindahan tenaga
kerja menjadi semakin mudah dan dinamis. Ini kemudian membuat kantor menjadi lebih dari
sekedar tempat bekerja bagi seseorang, dan telah berubah menjadi tempat berbagi dan
mengembangkan pengetahuan mereka secara lebih jauh lagi.
Namun demikian dengan hanya membangun budaya HSSE yang solid, bukan hanya
merupakan satu-satunya tujuan yang harus dicapai oleh setiap perusahaan. Karena masih
banyak hal lain yang juga harus diperhatikan, dan ini semua harus dilakukan secara
bertahap.
Dengan pemikiran tersebut, berikut adalah delapan cara praktis yang dapat berguna untuk
menciptakan budaya HSSE di perusahaan yang kuat.
1. Tempat Bekerja
Tempat bekerja merupakan salah satu aspek penting dalam membangun budaya
HSSE yang baik, untuk itu setiap perusahaan harus memperhatikan lingkungan dan
suasana kerja yang akan membantu karyawan mereka mencapai hasil terbaik. Ini
bisa dilakukan dengan meminta masukan dari karyawan ataupun anggota tim guna
membangun lingkungan yang nyaman untuk bekerja. Sehingga mereka dapat
bekerja menuju tujuan bersama, berpikiran sama, dan dapat bekerja sama untuk
membangun budaya HSSE di perusahaan secara lebih baik.
Pembuatan batas ataupun aturan sangat diperlukan, baik untuk mengelola mereka
secara internal ataupun eksternal dan ini tentunya harus diikuti oleh anggota tim
secara sadar. Batasan ataupun aturan ini akan membantu membentuk inti dari
budaya HSSE di perusahaan, serta menjadi aturan penting dalam bekerja.
4. Menetapkan Akuntabilitas
Setiap anggota tim perlu memahami peran mereka masing-masing. Karena setiap
karyawan tentunya memiliki perbedaan ketrampilan dan pengalaman dalam bekerja.
Penentuan peran ini akan membantu perusahaan dalam menetapkan harapan
masing-masing individu.
5. Menetapkan Sasaran
6. Menetapkan Mentor
7. Menentukan Waktu
Jika perusahaan memiliki budaya HSSE yang kuat, maka individu akan merasa
didorong dan terinspirasi untuk bekerja dan berprestasi. Sebagai bonus tambahan,
setiap Perusahaan akan memiliki retensi yang lebih besar.
ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama
Aktivitas sosial dan kerja saat pandemi atau musim wabah misalnya memiliki potensi
bahaya, “potensi bahaya” adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja.
Latar Belakang
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279);
ADVERTISEMENT
ketentuan umum;
sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
penilaian SMK3;
ERI SYAHPUTRA
Dari grafik peningkatan kualitas pekerja diatas dapat disimpulkan bahwa grafik
pekerja ditahun 2019 diangka adalah 7%, grafik tahun 2020 adalah 19%, grafik
tahun 2021 adalah 26%, dan Grafik tertinggi berada ditahun 2022 dengan 48%.
Penerapan kebijakan ini menjadi kewajiban semua pihak yang bekerja untuk PT. ENERGI
SATELIT PALAPA sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing - masing.
ERI SYAHPUTRA
Direktur Utama
Revisi :-
3. DEFINISI :
4. TANGGUNG JAWAB
: HRD Dept. Head, Dept. Head Terkait dan HSE Dept. Head
6. PROSEDUR :
6.1 Setiap akhir tahun HSE Dept. Head memberikan usulan ke setiap Departemen pelatihan
Hazard Identification, Risk Assessment and Detemining Control (HIRADC) dan menyusun
program – program pelatihan untuk memastikan karyawan mengetahui Kebijakan,
tangggung jawab, keuntungan, prosedur-prosedur, perundangan dan peraturan-peraturan
lainnya dalam sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan dan dituangkan
kedalam Formulir Rencana Pelatihan Tahunan.
6.2 Catatan mengenai hasil pelaksanaan pelatihan dapat berupa; sertifikat pelatihan, bahan
pelatihan atau daftar hadir pelatihan (bila dilakukan internal). Catatan hasil pelatihan di atas
harus diserahkan oleh setiap peserta pelatihan kepada HRD Dept. Head untuk diarsipkan.
6.4 Setelah tiga bulan dari waktu pelatihan, HRD Dept. Head mengirimkan formulir evaluasi yang
telah diisi di atas kepada atasan Langsung atau Departement Head peserta pelatihan
tersebut mengevaluasi manfaat / pengaruh pelatihan atas pemenuhan kompetensi karyawan
yang bersangkutan, dengan mengisi Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan pada kolom-kolom
yang sesuai.
6.5 Berdasar hasil evaluasi tersebut, masing-masing Departemen head melaporkan efektivitas
pelatihan bagi personilnya berdasarkan peningkatan kompetensi mereka.
6.6 Semua pelatihan yang telah diikuti oleh Karyawan harus dicatat dalam Registrasi Pelatihan
Personil oleh HRD Dept. Head. Semua pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
diberikan kepada karyawan dan Registrasi tersebut berfungsi agar karyawan “aware”
terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan untuk memantau terpenuhinya kebutuhan
pelatihan karyawan yang ditentukan.
6.7 Bila ada karyawan IPP yang mengikuti pelatihan / lokakarya / seminar diluar jadwal yang
direncanakan, maka karyawan tersebut juga harus mengisi Formulir Evaluasi Hasil Pelatihan.
Formulir evaluasi yang telah diisi diserahkan kepada HRD Dept. Head untuk ditindaklanjuti
kembali seperti prosedur di atas.
6.8 Pelatihan / lokakarya / seminar diluar jadwal yang direncanakan di atas, juga harus dicatat
dalam Rencana Pelatihan Tahunan periode yang akan datang (Jadwal Pelatihan Tahunan di
perbaharui setiap tiga bulan sekali dan dibagikan pada Rapat Tinjauan Manajemen yang
paling dekat waktu pelaksanaannya).
1. TUJUAN
Menjamin pelatihan yang dilakukan berjalan efektif sehingga karyawan, atasan serta
organisasi merasakan adanya perubahan yang signifikan setelah karyawan
mengikuti training.
2. RUANG LINGKUP
Mencakup kegiatan training yang diadakan secara internal dan eksternal bagi
seluruh karyawan
3. REFERENSI
4. DEFINIS
5.2.1 Materi training tidak dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta training dengan
baik.
5.2.2 Tidak tercapainya tujuan training yaitu tidak meningkatnya kemampuan dan
ketrampilan
Karyawan.
6. TANGGUNGJAWAB
6.1.2. Menindaklanjuti program training ekternal dan internal yang diajukan setiap
departemen
6.2.2. Karyawan pada bagiannya dapat mengikuti program training dari HRD
yang dijadwalkan.
7. RINCIAN PROSEDUR
7.2 Di dalam kalender tersebut, sudah tertera peserta yang wajib mengikuti
training dan ketentuan apakah training diadakan secara internal atau
eksternal.
7.6 Hasil atau evaluasi pelatihan dilihat dari jenis pelatihan yang dijalankan
7.7 Hasil evaluasi karyawan yang belum mencapai nilai standard 70, maka
karyawan wajib mengikuti program training yang sama di batch berikutnya.
8. LAMPIRAN
Pelatihan merupakan salah satu kunci untuk membawa seseorang atau suatu
organisasi menjadi lebih baik dan efektif dalam mencapai tujuannya. Evaluasi yang
dilakukan pada setiap program adalah evaluasi terhadap aspek-aspek yang
menunjukkan respon selama pelatihan berlangsung.