Anda di halaman 1dari 56

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Elemen II

ORGANISASI DAN
PERSONEL
Definisi Organisasi
• Stoner: organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
• James D. Mooney: organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama
• Stephen P. Robbins: organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.

Organization is social unit of people, systematically structured and managed to meet a need
or to pursue collective goal on a continuing basis
 The deployment of resources to achieve strategic goals.
Struktur
StrukturOrganisasi,
Organisasi,Tugas Tanggung
Tugas JawabJawab
Tanggung dan Wewenang
dan Wewenang Penunjukan Team Tanggap Darurat

KTT, KTBT,
KTBT,KKK
KKK
Seleksi dan Penempatan Personel
PJO Untuk
PJO Untuk Perusahaan
PerusahaanJasa
JasaPertambangan
Pertambangan
Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Bagian K3
K3 dan
dan KO
KOPertambangan
Pertambangan
Komunikasi Keselamatan Pertambangan
Pengawas Operasional
Pengawas Operasional dan
dan Teknik
Teknik
Administrasi Keselamatan Pertambangan
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Komite Keselamatan Pertambangan

ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
3.1 PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI

a. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP memiliki
struktur organisasi yang menggambarkan posisi KTT atau PTL, PJO, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan
Pengelola Keselamatan Pertambangan, serta Kepala Tambang Bawah Tanah dalam hal kegiatan penambangan
menggunakan metode tambang bawah tanah, dan/atau Kepala Kapal Keruk dalam hal kegiatan penambangan
mengoperasikan Kapal Keruk, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;
b. struktur organisasi pengelolaan Keselamatan Pertambangan ditetapkan terintegrasi dalam struktur organisasi
pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP;
c. dalam penyusunan struktur organisasi pengelolaan Keselamatan Pertambangan:
• pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
menunjuk jajaran manajemen yang memiliki kompetensi di bidangnya untuk bertanggung jawab terhadap
pengelolaan administrasi dan operasional Keselamatan Pertambangan sesuai dengan area tanggung
jawabnya;
• tugas, wewenang, dan tanggung jawab jajaran manajemen yang ditunjuk ditetapkan secara
tertulis, disahkan, dan didokumentasikan, serta dikomunikasikan kepada seluruh Pekerja dan pihak-pihak
terkait; dan 5
STRUKTUR ORGANISASI
3.1 PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI

• pimpinan dan jajaran manajemen pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP menunjukkan komitmen Keselamatan
Pertambangan dengan cara:
- memastikan ketersediaan dan kecukupan sumber daya yang memadai untuk menetapkan,
menerapkan, dan mendokumentasikan serta terus menerus meningkatkan SMKP Minerba atau
SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian;
- menetapkan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan akuntabilitas untuk memfasilitasi
penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian yang efektif
dan kegiatan ini didokumentasikan secara tertulis serta dikomunikasikan
- memasukkan Keselamatan Pertambangan dalam tugas dan tanggung jawab pimpinan dan
jajaran manajemen pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan
dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
- mengkaji ulang secara berkala struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP, tugas, wewenang, tanggung
jawab, dan akuntabilitas.
7
3.2 PENUNJUKAN KTT ATAU PTL, KTBT, DAN/ATAU KKK
3.2.1 PENUNJUKAN KTT ATAU PTL

penunjukan KTT atau PTL, dengan ketentuan:


• penunjukan dilakukan oleh pimpinan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IPR serta
mendapatkan pengesahan dari KaIT atau Kepala Dinas ESDM atas nama
KaIT; dan
• KTT atau PTL yang ditunjuk memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

8
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT
adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam
struktur organisasi lapangan pertambangan yang memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional
pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan
yang baik.

Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat


KTBT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam
struktur tambang bawah tanah yang bertugas memimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang
bawah tanah sesuai dengan kaidah teknik pertambangan
yang baik.

Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan yang selanjutnya


disingkat PTL adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan
kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.
9
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau Pengesahan
LAMPIRAN I KEPMENLORUM
1827 IPSUM DOLOR
KTT, PTL, KTBT, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau PJO

Kriteria KTT
Kriteria PTL
• KTT Kelas IV
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III
• PTL Kelas II
• KTT Kelas II
• PTL Kelas I
• KTT Kelas I
• KTT Kelas IV

• Untuk Pemegang IPR


• Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT

• KTT Kelas III


a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari
ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per
hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari
c. Tanpa menggunakan bahan peledak
d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang
e. Memiliki sertifikat POP atau kualifikasi yang diakui KAIT
• KTT Kelas II • KTT Kelas I
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang
(hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan
Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan Kapal Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
b. Jumlah Produksi Rata-Rata: 1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 metrik ton
1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau sama per hari
dengan 500 metrik ton per hari 2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada semua
2) Mineral logam meliputi kapasitas produksi
i. Tambang terbuka untuk mineral logam kurang 3) Mineral logam meliputi
dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih per hari
ii. Tambang semprot kurang dari atau sama ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih dari 1500
ton bijih per hari
dengan 5 ton bijih per hari
iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam pada
iii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan semua kapasitas produksi
menggunakan ponton kurang dari atau sama
iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5 ton bijih
dengan 5 ton bijih per hari per hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: 4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton i. Mineral batuan atau bukan logam dengan produksi
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang lebih dari 500 ton/hari
dari atau sama dengan 500 ton/hari ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam pada
c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 orang semua kapasitas produksi
d. Memiliki sertifikat POM atau kualifikasi yang diakui KAIT c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang
d. Memiliki sertifikat POU atau kualifikasi yang diakui KAIT
• PTL KELAS I
• PTL KELAS II
• PTL KELAS III • PTL Kelas I memenuhi kriteria
• PTL Kelas II memenuhi kriteria sebagai berikut:
• PTL Kelas III memenuhi kriteria sebagai berikut:
sebagai berikut: • Bekerja pada pengolahan dan/atau
• Bekerja pada pengolahan dan/atau pemurnian mineral logam atau
• Bekerja pada pengolahan pemurnian mineral logam atau pengolahan batubara
mineral bukan logam dan pengolahan batubara
batuan • Jumlah produksi sama dengan atau
• Jumlah produksi di bawah 100.000 lebih dari 100.000 ton per tahun
• Memiliki Sertifikat Kompetensi ton per tahun
• Jumlah pekerja sama dengan atau
POP Pengolahan dan/atau • Jumlah pekerja kurang dari 1.000 lebih dari 1.000 orang
Pemurnian atau sertifikat orang
• Memiliki Sertifikat POU Pengolahan
kualifikasi yang diakui oleh • Memiliki Sertifikat POM dan/atau Pemurnian atau sertifikat
KAIT Pengolahan dan/atau Pemurnian kualifikasi yang diakui oleh KAIT
atau sertifikat kualifikasi yang
diakui oleh KAIT

•Kriteria PTL
BAGAIMANA PERSYARATAN KTT
UNTUK WARGA NEGARA ASING?
• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau
sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh
negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan
dan kebijakan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik

• Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).
• KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT / PTL
(LAMPIRAN I KEPMEN ESDM 1827.K/30/MEM/2018)
• membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik;
• mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
• mengesahkan PJO;
• melakukan evaluasi kinerja PJO;
• memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang
beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
• menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan;
• menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
• memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
• melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan
subproses kegiatan pertambangan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT / PTL
(LAMPIRAN I KEPMEN ESDM 1827.K/30/MEM/2018)
• menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan
melakukan pengawasan penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan
jasa pertambangan yang bekerja di wilayah tanggung jawabnya;
• melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
kepada KaIT, baik laporan berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
• melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan secara berkala sesuai dengan bentuk yang ditetapkan;
• melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan
persediaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun secara
berkala setiap 6 (enam) bulan;
• melaporkan adanya gejala yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT / PTL
(LAMPIRAN I KEPMEN ESDM 1827.K/30/MEM/2018)
• menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 (satu
kali dua puluh empat) jam setelah terjadinya kasus lingkungan berikut
upaya penanggulangannya;
• menyampaikan pemberitahuan awal dan melaporkan kecelakaan,
kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan
penyakit akibat kerja;
• menyampaikan laporan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan mineral dan batubara;
• menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan pada tempat yang berpotensi
menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan;
• menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
• melaksanakan konservasi sumber daya mineral dan batubara; dan
• KTT menetapkan tata cara baku kegiatan pengelolaan teknis
pertambangan mineral dan batubara.
3.2 PENUNJUKAN KTT ATAU PTL, KTBT, DAN/ATAU KKK
3.2.2 PENUNJUKAN KTBT
Penunjukan Kepala Tambang Bawah Tanah, dengan ketentuan:
• penunjukan dilakukan oleh KTT dalam hal kegiatan penambangan dilakukan
dengan menggunakan sistem dan metode tambang bawah tanah dan
mendapatkan pengesahan dari KaIT atau Kepala Dinas ESDM atas nama
KaIT; dan
• Kepala Tambang Bawah Tanah yang ditunjuk memiliki sertifikat kompetensi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

18
3.2 PENUNJUKAN KTT ATAU PTL, KTBT, DAN/ATAU KKK
3.2.3 PENUNJUKAN KKK
Penunjukan Kepala Kapal Keruk/Isap
• penunjukan dilakukan oleh KTT dalam hal terdapat pengoperasian kapal keruk/isap;
• Kepala Kapal Keruk/Isap yang ditunjuk memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh KTT;
• Kepala Kapal Keruk/Isap yang ditunjuk:
- mempunyai tugas memimpin, mengatur, dan mengawasi pekerjaan kapal keruk/isap
termasuk pekerjaan lain yang berkaitan dengan pengoperasian kapal keruk/isap;
- bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan orang di kapal keruk/isap, tempat
lainnya, dan keselamatan operasional kapal yang berada di bawah pengawasannya; dan
- Kepala Kapal Keruk/Isap dibantu oleh beberapa orang kepala gilir kerja yang ditunjuk
oleh KTT dan telah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh KTT untuk bertanggung
jawab dalam operasi kapal keruk/isap pada setiap gilir kerja.
19
3.3 PENUNJUKAN PJO

a. penunjukan dilakukan oleh pimpinan pemegang perusahaan jasa


Pertambangan dan mendapat pengesahan dari KTT atau PTL. KTT atau
PTL dapat menerima, menolak, atau meminta penggantian PJO
berdasarkan pertimbangan kompetensi, komitmen, dan kinerja PJO
terhadap pengelolaan Keselamatan Pertambangan; dan

b. PJO memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL

Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang


yang menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan di wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung
jawab kepada KTT/PTL atas dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-
undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL
Persyaratan Administrasi
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan
2. Riwayat hidup calon PJO
3. Jabatan tertinggi di site
4. Surat dukungan dari Direksi Perusahaan Jasa Pertambangan
5. Surat pernyataan komitmen calon PJO
6. Uji kemahiran berbahasa Indonesia (madya) untuk TKA
7. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT

Persyaratan Teknis
1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan
2. Memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan
3. Memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan
4. Jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
3.4 PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN BAGIAN K3 DAN KO

a. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP membentuk dan menetapkan Bagian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan/Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengolahan
dan/ atau Pemurnian, dan Bagian Keselamatan Operasi Pertambangan Pengolahan
dan/ atau Bagian Keselamatan Operasi Pemurnian yang berdasarkan pertimbangan
jumlah Pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan;
b. Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan / Bagian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan Bagian Keselamatan Operasi
Pertambangan/Bagian Keselamatan Operasi Pengolahan dan/atau Pemurnian berada
langsung di bawah KIT atau PTL dalam struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP
Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan IPR atau
berada langsung di bawah PJO dalam struktur organisasi pemegang IUJP;
23
3.4 PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN BAGIAN K3 DAN KO
Bagian K3 Pertambangan, K3 Pengolahan dan/atau Pemurnian mempunyai tugas:
• mengumpulkan, menganalisis data, dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau Kejadian Berbahaya,
kejadian akibat penyakit tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan,
penyebab kecelakaan, menganalisis kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan;
• mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan
maksud untuk memberi saran kepada KTT atau PTL tentang tata cara kerja dan penggunaan alat-alat deteksi
serta alat-alat pelindung diri;
• memberikan penerangan dan petunjuk mengenai keselamatan dan kesehatan kerja Pertambangan kepada
semua Pekerja, antara lain melalui pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran
film, dan media atau alat publikasi lainnya;
• membentuk dan melatih anggota tim penyelamat tambang;
• menyusun statistik kecelakaan; dan
• melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja Pertambangan; dan
24
3.4 PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN BAGIAN K3 DAN KO
Bagian KO Pertambangan, KO Pengolahan dan/atau Pemurnian mempunyai tugas:
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pemeriksaan dan pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan Pertambangan;
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengamanan instalasi;
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengujian dan penyelidikan terhadap kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan;
• mengumpulkan rekaman hasil kajian teknis Keselamatan Operasi Pertambangan, Keselamatan Operasi
Pengolahan dan/atau Pemurnian;
• mengumpulkan data Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten; dan
• mengumpulkan rekaman jadwal pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan; dan
melakukan analisis data dari rekaman Keselamatan Operasi Pertambangan, Keselamatan Operasi Pengolahan
dan/atau Pemurnian dan memberikan rekomendasi tindak lanjut.

25
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 1
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 2
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 3

uraian tugas dan tanggung jawab Bagian KO melekat pada setiap


Bagian/Departemen yang berada langsung di bawah KTT/PTL
3.5 PENUNJUKAN PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIK
a. KTT atau PTL dalam melakukan tugasnya dibantu oleh pengawas operasional dan
pengawas teknis;
b. KTT atau PTL mengangkat pengawas operasional dengan menerbitkan Surat
Penunjukan Pengawas Operasional, yang memenuhi syarat ketentuan peraturan
perundang-undangan dan memiliki Kartu Pengawas Operasional yang disahkan oleh
KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT;
c. pengawas operasional mempunyai tugas dan tanggung jawab:
• bertanggung jawab kepada KTT atau PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua
Pekerja yang menjadi bawahannya;
• melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
• bertanggung jawab kepada KTT atau PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan
• membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian; 29
3.5 PENUNJUKAN PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIK

d. KTT atau PTL mengangkat pengawas teknis dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pengawas Teknis; dan

e. pengawas teknis mempunyai tugas dan tanggung jawab:


• bertanggung jawab kepada KTT atau PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan yang menjadi
tugasnya;
• merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta
semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan yang dipergunakan;
• mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan dalam
ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
• menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan Pertambangan;
• melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
Pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki; dan
• membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan;

31
3.6 PENUNJUKAN TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN

a. KTT atau PTL menunjuk Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten;


b. Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten juga mencakup juru ledak, juru ukur, juru las, juru bor,
juru derek, juru rawat/paramedis, juru langsir, petugas proteksi radiasi, ahli listrik, petugas/juru ventilasi
dalam hal kegiatan penambangan dilakukan dengan metode penambangan bawah tanah, petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan/first aider, petugas pemadam kebakaran, anggota tim tanggap
darurat, petugas industrial hygiene, loading/berthing master, petugas bahan kimia, rigger, operator
pesawat angkat/angkut, petugas gudang bahan peledak; dan
c. KTT atau PTL membuat daftar tenaga teknis Pertambangan yang standar kompetensi kerjanya belum
ditetapkan oleh Pemerintah, serta melakukan pengujian kompetensi terhadap tenaga teknis
Pertambangan yang bersangkutan.

32
ELEMEN 3.
ORGANISASI DAN PERSONIL
DAFTAR TENAGA TEKNIKSKHUSUS
PT …………………………..

Pemegang
No Jenis Sertifikat Nomor Sertifikat Masa Berlaku Dasar Hukum
Nama

Ahli K3 Umum (AK3 Umum)

Ahli K3 Kimia

K3 Teknisi Kimia

Ahli K3 Listrik

K3 Teknisi Listrik

Juru Ukur

Juru Ledak

Juru Les (Welder)

Hiperkes Untuk Dokter dan Paramedik

Hiegene Industri

Trainee Of Trainer

Petugas P3K

Auditor

Opt. Mobile Crane

Opt. Overhead Crane

Rigger

Opt. Forklift

Petugas Gudang Bahan Peledak


3.7 PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN KOMITE KESELAMATAN PERTAMBANGAN

a. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan
IUJP membentuk dan menetapkan secara resmi Komite Keselamatan Pertambangan yang
beranggotakan perwakilan dari Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan atau
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengolahan dan/atau Pemurnian, Bagian Keselamatan Operasi
Pertambangan atau Keselamatan Operasi Pengolahan dan/atau Pemurnian, bagian operasional
Pertambangan atau Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan juga wakil dari Pekerja;
b. struktur komite Keselamatan Pertambangan paling sedikit terdiri atas:
• ketua yang dijabat oleh KTT, PTL, atau PJO sesuai kewenangannya;
• wakil ketua;
• sekretaris yang dijabat oleh pengelola Keselamatan Pertambangan tertinggi di pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
• anggota;
c. penetapan komite Keselamatan Pertambangan disahkan oleh KTT, PTL, atau PJO sesuai
kewenangannya;
35
3.7 PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN KOMITE KESELAMATAN PERTAMBANGAN
d. komite Keselamatan Pertambangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
• mengidentifikasi, menetapkan, dan mengesahkan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan
Pertambangan;
• memastikan pelaksanaan dan perkembangan tujuan, sasaran, dan program Keselamatan Pertambangan;
• memastikan diterbitkannya kebijakan, standar, dan prosedur Keselamatan Pertambangan;
• memastikan terselenggaranya audit Keselamatan Pertambangan secara berkala;
• memastikan terlaksananya tinjauan manajemen terhadap penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus
pada Pengolahan dan/atau Pemurnian paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sesuai dengan jenjang dalam struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
• membahas masalah-masalah dan membuat program pencegahan mengenai Keselamatan Pertambangan
yang dapat mengakibatkan, antara lain terjadinya kondisi dan tindakan tidak aman, nyaris/hampir celaka,
Kejadian Berbahaya, kecelakaan, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, dan wabah
penyakit;
e. komite Keselamatan Pertambangan mengadakan pertemuan secara berkala atau terjadwal minimum 1 (satu)
kali dalam dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Risalah pertemuan dibuat dan didistribusikan kepada pihak-
pihak terkait dan didokumentasikan; dan
f. seluruh anggota Komite Keselamatan Pertambangan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang disyaratkan
sesuai dengan kebutuhan. 36
3.8 PENUNJUKAN TIM TANGGAP DARURAT

a. KTT atau PTL menunjuk tim tanggap darurat yang memadai yang mencakup seluruh area kerja dan selalu
siap siaga setiap saat;
b. tim tanggap darurat beranggotakan orang-orang yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang
diperlukan untuk memberikan layanan terhadap keadaan darurat;
c. tim tanggap darurat dibentuk dengan ketentuan:
• sehat jasmani dan rohani;
• ketua tim ditunjuk oleh KTT atau PTL dan memiliki kompetensi dalam melakukan supervisi
penanggulangan kondisi darurat di area kerja/operasi tambang;
• anggota tim tanggap darurat memiliki kompetensi yang sesuai;
• jumlah minimal personel tim tanggap darurat di setiap gilir jaga disesuaikan dengan penilaian potensi
keadaan darurat yang ada; dan
• mendapat pemeriksaan kesehatan khusus berdasarkan hasil penilaian risiko;
d. KTT atau PTL menyampaikan secara tertulis penunjukan tim tanggap darurat kepada KaIT atau Kepala Dinas
atas nama KaIT; dan
e. KTT atau PTL membuat program pendidikan dan pelatihan untuk menjaga dan meningkatkan keterampilan
dan kompetensi anggota tim tanggap darurat. 37
3.9 SELEKSI DAN PENEMPATAN PERSONEL

a. seleksi dan penempatan personel dibuat dalam aturan tertulis;


b. seleksi dan penempatan personel dilaksanakan dengan memasukkan
persyaratan Keselamatan Pertambangan dan mempertimbangkan
hasil identifikasi kompetensi kerja dalam proses seleksi dan
penempatan personel; dan
c. setiap personel memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas,
termasuk tugas dan tanggung jawab aspek Keselamatan
Pertambangan.

38
3.10 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA KOMPETENSI KERJA

a. pendidikan dan pelatihan diberikan kepada setiap Pekerja, pengawas


operasional, dan pengawas teknik, baik untuk Pekerja baru, Pekerja
untuk tugas baru, pendidikan dan pelatihan untuk menghadapi
bahaya, pendidikan dan pelatihan penyegaran tahunan.
b. pendidikan dan pelatihan diberikan sesuai kebutuhan dan didasarkan
pada pertimbangan KTT atau PTL, dalam hal pemenuhan persyaratan
perundangan.

39
3.10 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA KOMPETENSI KERJA

c. dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja Pertambangan, pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
• pengumpulan data dan informasi
• penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (training need analysis)
• pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
• monitoring dan evaluasi program pendidikan dan pelatihan
d. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mengidentifikasi standar kompetensi kerja Keselamatan Pertambangan dan mengembangkannya sesuai
kebutuhan;
e. hasil identifikasi kompetensi kerja digunakan sebagai dasar pengembangan standar kompetensi kerja
Keselamatan Pertambangan, penentuan program pendidikan dan pelatihan, dan pertimbangan dalam
penerimaan, seleksi, promosi, dan penilaian kinerja; dan
f. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
memastikan bahwa setiap Pekerja, pengawas operasional, dan pengawas teknik memiliki kompetensi
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan, standar nasional, standar internasional,
dan/atau standar kompetensi kerja Keselamatan Pertambangan yang dikembangkan. 40
Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan
#3 pelaksanaan #4 monitoring dan evaluasi
pendidikan program pendidikan dan
#2 penyusunan analisis
dan pelatihan pelatihan
kebutuhan pendidikan
• on the job • Reaction
dan pelatihan
• off the job • Learning
(training need analysis)
• Behaviour
• Result

#1 pengumpulan
#5 tindaklanjut
data dan informasi
perbaikan dan
• identifikasi
peningkatan
pekerjaan
• identifikasi
pekerja
3.11 PENYUSUNAN, PENETAPAN, DAN PENERAPAN KOMUNIKASI KP

a. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
menyusun, menetapkan, dan menerapkan mekanisme untuk mengkomunikasikan hal-hal yang memiliki
dampak terhadap Keselamatan Pertambangan kepada pihak-pihak terkait, baik kepada internal pemegang
IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP maupun
pihak eksternal terkait.
b. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
memastikan semua informasi yang berkaitan dengan permasalahan Keselamatan Pertambangan yang
disampaikan telah dilakukan dengan tepat dan benar, dengan menggunakan berbagai macam metode
yang disesuaikan dengan jenis informasi yang akan disampaikan, target, atau sasaran yang akan diberikan
informasi, serta didokumentasikan.
c. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mengkomunikasikan apabila terjadi kecelakaan tambang, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, kondisi darurat lainnya yang terjadi, dan hal-hal yang memiliki dampak
terhadap keselamatan Pertambangan, baik di dalam pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus
untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP maupun pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP lainnya.

42
3.12 PENGELOLAAN ADMINISTRASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN

a. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR memiliki buku tambang yang sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang ditetapkan oleh KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT dan disahkan oleh
Inspektur Tambang dengan memberi nomor dan paraf pada tiap-tiap halaman;
b. buku tambang memuat:
• larangan, perintah, dan petunjuk Inspektur Tambang yang ditindaklanjuti oleh KTT
atau PTL; dan
• informasi, tindak lanjut, dan pemberitahuan dari KTT atau PTL terhadap kegiatan
usaha Pertambangan;
c. buku tambang tersedia di Kantor KTT atau PTL dan isinya dapat dibaca dan dipelajari
oleh para Pekerja;

44
ADMINISTRASI: BUKU TAMBANG
(SNI 6672 2016)
3.12 PENGELOLAAN ADMINISTRASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN

d. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR memiliki buku daftar kecelakaan tambang yang sesuai dengan
ukuran dan bentuk yang ditetapkan oleh KaIT;
e. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, atau IPR mendaftarkan setiap kecelakaan tambang yang berakibat cidera
ringan, berat, dan mati dalam buku daftar kecelakaan tambang;
f. untuk Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan Penyakit Akibat
Kerja didokumentasikan secara khusus oleh KTT atau PTL sesuai dengan format
khusus yang ditentukan oleh KaIT;
g. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR menyampaikan laporan tertulis aspek Keselamatan Pertambangan
kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, secara offline atau sistem dalam jaringan (online) melalui
website yang ditentukan oleh KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT; dan
49
ADMINISTRASI: BUKU DAFTAR KECELAKAAN
ADMINISTRASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN LAINNYA

Rekapitulasi Kejadian Berbahaya

Nomor Urut Kronologis Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Akibat Kejadian
Kejadian Lokasi Kejadian KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Berbahaya
Berbahaya Berbahaya nama KaIT

Rekapitulasi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja

Nomor Urut Akibat


Departemen, Jabatan, Kronologis Kejadian Dilaporkan kepada
Kejadian Waktu, Hari, Kejadian
Lokasi Lama Akibat Penyakit KaIT/Kadis atas Catatan
Akibat Penyakit Tanggal Akibat Penyakit
Bekerja Tenaga Kerja nama KaIT
Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Rekapitulasi Penyakit Akibat Kerja

Nomor Urut Departemen, Jabatan, Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Hasil Diagnosis Kasus Penyakit
Penyakit Akibat Lokasi Lama KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Dokter Perusahaan Akibat Kerja
Kerja Bekerja nama KaIT
ADMINISTRASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN LAINNYA

Rekapitulasi Kejadian Berbahaya

Nomor Urut Kronologis Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Akibat Kejadian
Kejadian Lokasi Kejadian KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Berbahaya
Berbahaya Berbahaya nama KaIT

Rekapitulasi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja

Nomor Urut Akibat


Departemen, Jabatan, Kronologis Kejadian Dilaporkan kepada
Kejadian Waktu, Hari, Kejadian
Lokasi Lama Akibat Penyakit KaIT/Kadis atas Catatan
Akibat Penyakit Tanggal Akibat Penyakit
Bekerja Tenaga Kerja nama KaIT
Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Rekapitulasi Penyakit Akibat Kerja

Nomor Urut Departemen, Jabatan, Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Hasil Diagnosis Kasus Penyakit
Penyakit Akibat Lokasi Lama KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Dokter Perusahaan Akibat Kerja
Kerja Bekerja nama KaIT
Peraturan Pelaporan Keselamatan Pertambangan

PERMEN ESDM NO. 11 TAHUN 2018 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018

KETENTUAN UMUM
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA
LAPORAN

FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN KHUSUS


SANKSI
3.12 PENGELOLAAN ADMINISTRASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN

h. pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR mendokumentasikan, memantau, dan/atau melaporkan dokumen
dan laporan pemenuhan kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan serta persyaratan lainnya paling sedikit mencakup:
• dokumen kelayakan sarana, prasarana, dan instalasi Pertambangan;
• sertifikat dan laporan kompetensi tenaga kerja;
• lisensi antara lain Kartu Izin Meledakkan, Kartu Pekerja Peledakan, Kartu Pengawas
Operasional, dan/atau surat izin mengoperasikan unit yang dikeluarkan oleh KTT
atau PTL, atau orang yang ditunjuk oleh KTT atau PTL;
• pengesahan KTT, PTL, wakil KTT, wakil PTL, dan/atau Kepala Tambang Bawah
Tanah; dan
• izin kerja khusus, antara lain Izin Kerja Ruang Terbatas, Izin Kerja di Ketinggian, Izin
Kerja Panas, Izin Kerja Terpapar Radioaktif.

54
3.13 PENYUSUNAN, PENERAPAN, DAN PENDOKUMENTASIAN PARTISIPASI,
KONSULTASI, MOTIVASI, DAN KESADARAN

a. KTT atau PTL menyusun, menerapkan, dan mendokumentasikan prosedur


untuk partisipasi, konsultasi, motivasi, dan kesadaran Pekerja dalam
penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau
Pemurnian; dan
b. KTT atau PTL melaksanakan program partisipasi, konsultasi, motivasi, dan
kesadaran dengan melibatkan Pekerja maupun pihak lain yang terkait di dalam
penerapan dan pengembangan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian.

55
TERIMA KASIH
Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai