Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktik Lapangan Industri

Praktik Lapangan Industri (PLI) merupakan salah satu program

yang diadakan oleh Unit Hubungan Industri Fakultas Teknik Universitas

Negeri Padang sebagai salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi oleh

setiap mahasiswa program studi D3 dan S1 Teknik Pertambangan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Padang dalam menyelesaikan studinya. Sebagai

salah satu Lembaga Pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja

yang professional, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

mengemban tugas dan amanah sebagaimana yang dirumuskan dalam

tujuan nasional. Selain itu juga berupaya melaksanakan program

Pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang tidak saja

memehami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tetapi juga mampu

mempraktikkan serta mengembangkannya baik di dunia Pendidikan

maupun di dunia usaha.

Program Studi S1 Teknik Pertambangan merupakan salah satu

program Pendidikan yang memberikan dasar – dasar pengetahuan tentang

dunia pertambangan, dan bertujuan menciptakan tenaga ahli pertambangan

yang professional. Untuk mempersiapkan mahasiswa S1 Teknik

Pertambangan sebagai lulusan yang siap dan mampu bekerja di bidangnya,

maka dibuatlah kurikulum akademik yaitu Praktik Lapangan Industri (PLI)

atau Kerja Praktik (KP). Praktik Lapangan Industri (PLI) merupakan mata

kuliah wajib semester akhir dengan bobot 3 SKS, yang pelaksanaannya

1
2

meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan praktik lapangan, penyusunan

laporan dan diseminasi.

A. Tujuan Praktik Lapangan Industri

a. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan/menggali pengetahuan dan pengalaman

praktis di lapangan/Industri, memupuk sikap dan etos kerja mahasiswa

sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja, serta mampu

membahas suatu topik yang ditemui di lapangan melalui metoda analisis

ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan Praktik Lapangan Industri (PLI).

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus kegiatan lapangan industri adalah :

1) Mahasiswa mendapat pengetahuan dan pengalaman praktis di

lapangan tentang teknis perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan

pekerjaan teknik pertambangan dalam rangka melengkapi

pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapatkan dalam

perkuliahan.

2) Mahasiswa mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dalam perkuliahan

dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang ada di lapangan

industri pertambangan.
3

3) Mahasiswa mampu menulis suatu laporan kegiatan Praktik

Lapangan Industri yang berisi pengetahuan dan pengalaman

lapangan yang diperolehnya serta menganalisisnya.

4) Mahasiswa mampu mempresentasikan Laporan kegiatan yang telah

dibuatnya di depan dosen dan mahasiswa.

1. Manfaat Praktik Lapangan Industri

a. Untuk Mahasiswa

Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri yang dilaksanakan

pada perusahaan memberikan manfaat bagi mahasiswa, karena

mahasiswa dapat melihat langsung keterkaitan antara teori yang

dipelajari dengan di tempat Pengalaman Lapangan Industri, dan juga

memberi pengalaman bagi mahasiswa tentang aktifitas di industri

sehingga dengan Pengalaman Lapangan Industri dapat mempersiapkan

diri untuk menghadapi dunia kerja.

b. Untuk Universitas

Sesuai dengan buku pedoman Pengalaman Lapangan Industri

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang bahwa untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dibidang teknologi

dan kejuruan maka mahasiswa perlu dilibatkan langsung didalam

berbagai kegiatan perusahaan dan memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk menggunakan alat-alat yang mungkin tidak ada di

workshop jurusan.

c. Untuk Pihak Perusahaan


4

Dengan saran-saran yang diberikan diharapkan perusahaan

mendapat suatu masukan guna lebih memacu atau meningkatkan

kualitas dan produktifitas pelayanan yang ditawarkan kepada.

2. Tempat Pelaksanaan Praktik Lapangan Industri (PLI)

Adapun tempat pelaksaan Praktik Lapangan Industri :

Nama Perusahaan : PT Berkat Bhineka Perkasa

Alamat Perusahaan : Jl.Tanjung Balit-Rimbo Datar Kecamatan

Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota-SUMBAR

3. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri

a Orientasi

Mahasiswa Praktik Lapangan Industri dengan lingkungan kerja

yang baru, tentang bagaimana aturan yang berlaku di PT Berkat

Bhineka Perkasa, masa ini disebut juga dengan masa adaptasi.

b Praktik

Suatu kegiatan dimana mahasiswa dilibatkan lansung dalam

pelaksanaan proses kerja yang terdapat pada perusahaan yang

bersangkutan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan teori yang

terdapat di bangku kuliah dengan yang terjadi di lapangan. Dalam hal

ini pembimbing berperan penting tentang apa yang mesti dilakukan

oleh mahasiswa dan bagaimana solusi permasalahan yang ditemui.

c Pengumpulan dan Pengolahan Data


5

Dari serangkaian kegiatan praktik yang dilakukan dan hasil

konsultasi dan wawancara dengan pembimbing dan beberapa karyawan

maka penulis mendapatkan data-data dan permasalahan beserta

solusinya, dan selanjutnya data diolah sesuai ketentuan yang berlaku,

seperti penggunaan referensi dan literature lainnya yang berguna

sebagai bahan pertimbangan.

d Penyusunan laporan

Data – data yang sudah terkumpul kemudian disusun dalam

bentuk laporan yang digunakan sebagai pertanggung jawaban

mahasiswa ke kampus.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan PT Berkat Bhineka Perkasa

PT.Berkat Bhinneka Perkasa a d a l a h perusahaan yang

bergerak dalam bidang usaha pertambangan bijih timah hitam

(PbS/Galena) yang beroperasi di Kanagarian Tanjung Balit – Rimbo

Datar, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota,

Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan

Penanamanan Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten

Lima Puluh Kota Nomor. 22/BPMPPT-LK/2014 Tentang “Pemberian

Perpanjangan Pertama IUP OP Untuk Pertambangan Mineral Logam

(Timah Hitam) Tanggal 12 Februari 2014 (selama 8 tahun, hingga 11

Februari 2022).
6

Pada mulanya timah hitam ditemukan oleh masyarakat Tanjung

Balit dan telah dilakukan penambangan oleh masyarakat daerah

setempat. Mendengar berita ini, maka pada tahun 1981 pada bulan

April sampai Juli 1982 PT. Berkat Bhineka Perkasa mulai melakukan

kegiatan penyelidikan geologi dibawah pimpinan team Bpk Soekirno

Djaswadi dan Agus Taufik dari Direktorat Sumberdaya Mineral,

Departemen Pertambangan dan Energi Bandung.

Kemudian pada tahun 1984 sampai tahun 1997 dilakukan

kegiatan pemboran uji geologi. Berdasarkan hasil pemboran uji

geologi tersebut disimpulkan bahwa di daerah tersebut terdapat

cadangan timah hitam yang cukup memadai untuk dilakukan

penambangan.

Pada tahun 2004 Kuasa Pertambangan diberikan kepada PT.

Berkat Bhinneka Perkasa untuk mengelola, melakukan penggalian /

penambangan terhadap potensi bahan galian golongan B yaitu timah

hitam dalam bentuk skala kecil yang nantinya diharapkan akan bisa

memberikan konstribusi terhadap perekonomian rakyat setempat dan

pembangunan nagari.

Izin Kuasa Pertambangan (KP) oleh Pemerintah Kabupaten

Lima Puluh Kota adalah seluas 104,75 Ha melalui penerbitan izin

(Kuasa Pertambangan) :
7

1. Kuasa Pertambangan (KP) Umum Eksploitasi (Berdasarkan

Keputusan Bupati Lima Puluh Koto Nomor 59/BLK/2004)

2. Kuasa Pertambangan (KP) Pengangkutan (Berdasarkan Keputusan

Bupati Lima Puluh Koto Nomor 61/BLK/2004)

3. Kuasa Pertambangan (KP) Penjualan (Berdasarkan Keputusan

Bupati Lima Puluh Koto Nomor 60/BLK/2004)

PT. Berkat Bhinneka Perkasa memiliki areal Kuasa

Pertambangan (KP) seluas 104,75 Ha. Saat ini PT. Berkat Bhinneka

Perkasa memusatkan exsploitasi di area front I dan front II dengan luas

area ± 9 Ha. Melihat kondisi dari ukuran, bentuk dan endapan timah

yang relatif berbentuk urat dan adakalanya menghilang maka PT.

Berkat Bhinneka Perkasa melakukan kegiatan penambangan dengan

sistem tambang bawah tanah. Operasi penambangan bawah tanah saat

ini dilaksanakan di area front II.

Penambangan Timah Hitam PT. Berkat Bhinneka Perkasa di

Tanjung Balit – Rimbo Datar Kecamatan Pangkalan Koto Baru –

Sumatera Barat dilakukan dengan sistem tambang bawah tanah dengan

Metode penambangan yang Longwall Reatreating yaitu kemajuan

penambangan yang menjauhi lubang bukaan utama.

Operasi penambangan saat ini adalah pembuatan sarana lubang

bukaan atau pembuatan tunnelling menuju lokasi terdapatnya cebakan

yang tipis dan mendatar atau cebakan yang berbentuk urat (vein)

Timah Hitam. Kegiatan pembuatan tunnelling atau lubang bukaan


8

dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan (Drilling and Blasting)

sampai dengan kegiatan pengangkutan material (Broken Ore) ke stock

pile.

Untuk kegiatan – kegiatan di atas peranan peralatan sangatlah

penting, karena peralatan – peralatan tersebut merupakan salah satu

faktor utama dalam melakukan segala kegiatan, baik untuk pemboran

maupun untuk pengangkutan. Untuk itu perlu diketahui peralatan yang

ada di perusahaan dan bagaimana cara kerjanya, yang dapat

disesuaikan dengan teknis kegiatan dan kondisi lapangan yang sedang

berlangsung serta cara meningkatkan produktivitas penambangan.

Tabel 1. Koordinat Batas Wilayah KP Eksploitasi


Koordinat geografis
Lintang Utara Bujur Timur
No
Titik Detik
Derajat o
Menit ‘ Detik “ Derajat o
Menit ‘

001 0 10 37.1 100 48 58

002 0 10 37.1 100 49 15.5

003 0 10 32.5 100 49 15.5

004 0 10 32.5 100 49 19.5

005 0 10 29.0 100 49 19.5

006 0 10 29.0 100 49 26.0

007 0 10 19.7 100 49 26.0


9

008 0 10 19.7 100 49 30.0

009 0 10 17.5 100 49 30.0

010 0 10 17.5 100 49 32.0

011 0 10 2.1 100 49 32.0

012 0 10 2.1 100 49 29.0

013 0 9 53.2 100 49 29.0

014 0 9 53.2 100 49 10.0

015 0 10 8.3.0 100 49 10.0

016 0 10 8.3.0 100 48 58.0

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa


Dalam bentuk peta batas KP PT.Berkat Bhineka Perkasa dapat lihat pada

gambar :

Sumber:www.google earth.com
Gambar 1. Peta batas KP PT. BBP
10

2. Struktur Organisasi

PT. Berkat Bhineka Perkasa secara umum dipimpin oleh

seorang Direktur Utama yang membawahi keseluruhan unit kerja yang

ada. Direktur utama bertugas untuk memimpin, mengelola, dan

memastikan segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis agar tetap

berjalan dengan baik.

Stuktur Organisasi

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa


Gambar 1 : Stuktur Organisasi PT Berkat Bhineka Perkasa

Struktur organisasi PT.Berkat Bhinneka Perkasaakan dibuat

sederhana dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dan akan

berubah sesuai dengan perkembangan perusahaan. Organisasi yang

terbentuk sekarang terdiri dari direktur utama sebagai top manejmen


11

yang membawahi langsung bagian pengawasan operasional dan bagian

pelaksana operasional tambang. Departemen Kepala Teknik Tambang

sebagai pengawas operasional tambang terdiri dari 3 divisi dan

Manajer Operasional sebagai pelaksana operasional tambang

membawahi 5 divisi. Setiap divisi terdiri dari bagian– bagian yang

sesuai dengan kepentingan operasi produksi penambangan kelancaran

dalam produksi PT.Berkat Bhineka Perkasa tidak luput dari kerjasama

antara semua pihak.

3. Visi dan Misi PT Berkat Bhneka Perkasa

a. Visi

Menjadi perusahaan yang terdepan dengan kinerja terbaik

dalam industry bahan galian logam (timah hitam) diSumatera.

b. Misi

1) Memastikan nihil bahaya dalam setiap kegiatan operasional dan

bisnis

2) Bermitra dengan para pelanggan untuk mewujudkan solusi-

solusi berbeda dan inovatif

3) Mengembangkan sumber daya manusia yang berkinerja tinggi

melalui lingkungan kerja yang beragam dan melibatkan setiap

individu didalamnya

4) Menciptakan nilai yang sama dan solusi-solusi yang

berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan

4. Lokasi Dan Kesampaian Wilayah


12

Secara geografis wilayah penambangan PT. Berkat Bhinneka

Perkasa (PT. BBP) terletak pada koordinat 009’15” LU sampai

011’0” LU dan 10126’0” BT sampai 10128’20” BT. PT. Berkat

Bhinneka Perkasa termasuk dalam daerah administratif Desa Tanjung

Balit-Rimbo Datar Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima

Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Batas area PT Berkat Bhineka

Perkasa secara administrasi adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Tanjuang Balik

b. Sebalah Selatan : Angki

c. Sebelah Barat : Desa Tanjuang Pauah

d. Sebelah Timur : Desa Baluang

Peta Topografi penambangan PT Berkat Bhineka Perkasa dapat

dilihat pada Gambar 3.

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa


Gambar 3. Peta Topografi PT. Berkat Bhineka Perkasa
13

Lokasi wilayah IUP PT. Berkat Bhineka Perkasa dapat dicapai

melalui jalur utama, yaitu :

1. Dari Kota Padang melalui Bukittinggi – Payakumbuh – Pangkalan

dan Tanjung Balit sejauh 200 Km.

2. Dari Kota Pekanbaru menuju Payakumbuh, melalui Kota Bangkinang

sejauh 135 km melalui jalan provinsi.

Jalan provinsi dari desa Rimbo Datar tepatnya Tanjung Balit

dilanjutkan dengan sepeda motor atau mobil sejauh ± 8 km sampai

sungai Mahat. Dari sungai Mahat menyeberang dengan menggunakan

perahu boat ± 100 m hingga mencapai sungai Rambutan atau sungai

Merang.

Sumber : www.googlemaps.com

Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah PT. Berkat Bhinneka Perkasa


14

5. Iklim, Topografi dan Stratigrafi

a. Iklim

Daerah penambangan PT.BBP sebagaimana umumnya daerah-

daerah lain di seluruh Indonesia adalah beriklim tropis, dengan suhu

udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari.

Dalam setahun terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

panas.

Curah hujan rata-rata bulanan wilayah penambangan PT.

BBP 5 (lima) tahun terakhir berkisar 1298 - 1670 mm dan jumlah

rata-rata hari hujan 145 -191 hari per tahun. Kompilasi hasil

penakaran curah hujan selama 5 (lima) tahun dari Dinas Pengelolaan

Sumberdaya Air Provinsi Sumatra Barat. Diketahui musim hujan di

wiiayah penambangan PT. BBP berpeluang terjadi pada bulan Januari

hingga Mei dan Agustus sampai Desember, sedangkan musim

kemarau bulan Juni sampai Agustus. Dari fenomena curah hujan di

atas, tipe iklim wilayah studi jika berdasarkan klasifikasi Schmidt dan

Ferguson serta Mohr adalah Atdan Wb.

b. Topografi

Keadaan topografi daerah kuasa pertambangan PT. Berkat

Bhinneka Perkasa ini umumnya merupakan daerah perbukitan

bergelombang dalam hutan primer dengan kemiringan lereng

sekitar 40%, dengan perbedaan ketinggian dari kaki ke puncak

bukit bervariasi dari 25 hingga 100 meter, di beberapa tempat


15

kemiringan cukup curam hingga mencapai 70 terutama ditepi

aliran sungai tersebut karena merupakan aliran sungai muda.

Berdasarkan bentuk topografi yang berkembang, ditafsirkan

bahwa daerah ini telah dipengaruhi oleh aktivitas tektonik dan

struktur batuan terutama patahan.

Berdasarkan dari hasil pemboran eksplorasi yang telah

dilakukan pada April tahun 1981 sampai dengan Juli 1982 yang

dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Mineral, Departemen

Pertambangan dan Energi Bandung maka diketahui bahwa adanya

cebakan dasar berbentuk urat (vein) dengan kadar Pb 13,15%, Zn =

12,10%, Ag = 343 gr/ton dan Cu = 1,251% .

Jumlah cadangan terukur timah hitam yang ada berdasarkan

hasil pemboran yang telah dilakukan oleh perusahaan cukup

memadai untuk di eksploitasi.

Berdasarkan bentuk topografi yang berkembang, ditafsirkan

bahwa daerah ini telah dipengaruhi oleh aktivitas tektonik dan

struktur batuan, terutama Patahan dan Rekahan. Peta Topografi PT.

Berkat Bhinneka Perkasa, dapat di lihat pada gambar 4.


16

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa


Gambar 4.Peta Geologi dan Topografi PT. Berkat Bhinneka Perkasa

c. Stratigrafi

Stratigrafi bagian timur bukit barisan, blok pekanbaru dapat

dilihat pada table 3 dibawah ini :

Tabel 3. Stratigrafi bukit barisan blok Pekanbaru

Umur Formasi Batuan


17

TERSIER Sihapas Konglomerat, sandstone, siltstone

Pematang Redmudstone, konglomerat,

sandstone, granit

TRIAS Intrusive Granit, konglomerat (turbidit)

Bohorok

PERMO Kuantan Slate, filit, schist, silt (kadang

KARBON mengandung grafit di Pangkalan)


(TJ Pauh)

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa

6. Geologi Regional dan Geologi Wilayah

a. Geologi Regional

Pulau Sumatera merupakan bagian dari paparan sunda yang

termasuk dalam lempeng Asia Tenggara. Dengan adanya

pertemuan lempeng India-Australian akan membentuk Benioff

zone yang memanjang dan ditandai adanya palung sunda disebelah

barat pulau Sumatera. Kegiatan ini memunculkan busur vulkanis di

Sumatra dan menerus hingga kepulau Jawa. Terjadinya tumbukan

dengan sub-duction zone akan menghasilkan gerakan menganan

(dextral faulting) yang ditandai dengan munculnya patahan

Sumatra yang berarah relatif barat laut tenggara.


18

Bagian barat daya Pekanbaru merupakan sayap timur dari

blok faulted barisan gea antiklin, Pada bagian ini menjadi bagian

back arc yang dikenal sebagai sentral cekungan Sumatra dengan

sedimen batuan yang tebal dan kaya minyak bumi.

b. Geologi Wilayah

Bentang alam daerah penyelidikan merupakan suatu daerah

perbukitan yang memanjang ke arah Barat Laut - Tenggara.

Kemiringan lereng rata-rata 40 persen dengan perbedaan

ketinggian dari kaki ke puncak bukit bervariasi antara 25 hingga

100 meter. Di beberapa tempat, terutama di tepi sungai

menunjukan kemiringan yang cukup curam hingga mencapai 70°

dengan sungai utama seperti S. Batang Mahat, serta anak sungai

Marang Kiri, Marang Kanan, Sono.

Menurut Cameron 1980, geologi daerah studi tersusun atas:

1.Batuan kwarsa dengan besar butir berkisar antara 0,5- 1 mm

dengan mineral ikutan seperti mika dan felsfar.

2.Batuan greywacke yang terdiri dari batuan felsfar, biotit,

hornblende dan fragmen batuan andesit diorit berdiameter antara

0,5- 1 mm, yang tersemen oleh lempung berwarna kehijau-hijauan.

3.Batuan serpih yang diselang selingi oleh lapisan tipis batu pasir

dan kadang kadang konglomerat berbentuk lensa. Komponen


19

konglomerat terdiri dari batu kwarsa dengan besar butir berkisar

antara 2 - 5 mm.

4.Batuan serpih yang umumnya berwarna abu-abu muda dan

mempunyai struktur yang mendekati struktur batu sabak.

Kelompok satuan batuan pasir kwarsa dan satuan batuan di

daerah Tanjung Balit dapat di golongkan ke dalam Formasi Bohorok

yang berumur trias. Sedangkan daerah ini merupakan bagian dari

Balung Graben yang terdiri dari batuan serpih, yang di selang seling

batu pasir. Batuan ini termasuk kedalam Formasi Kuantan yang

diperkirakan berumur Permo Karbon Bawah. Batuan trobosan yang

nampak adalah Granit dengan komposisi Pegmatit Granit s/d Granit

Gneis yang mengandung mineral-mineral seperti:Orthoclase, kwarsa,

plagioklas, scrisit, mineral bijih, karbonat, muscovite, hornblende dan

sphere.

C. Deskripsi Kegiatan Industri Pertambangan

PT. Berkat Bhinneka Perkasa melakukan penambangan bahan

galian bijih timah hitam ( Galena / PbS) dengan menggunakan sistem

tambang tambang bawah tanah ( Underground Mining) dengan method

“gophering”, Pada pola penggalian ore tidak diploting secara

sistematika tetapi arah kemajuannya bergerak mengikuti arah endapan

dan penyebarannya (bisa horizontal kekanan atau kekiri, bisa juga

vertical keatas atau kebawah). Sistem penyanggaan yang digunakan


20

adalah hanging wall methode. Pemilihan sistem penyanggaan ini

dikarenakan stuktur batuan yang relatif stabil. Penambangan dilakukan

dengan metode konvensional alat muat dan alat angkut. Operasi

penambangan yang dilakukan di PT. Berkat Bhinneka Perkasa

berlangsung selama 24 jam sehari non-stop yang dalam pengerjaannya

dibagi menjadi 3 shift operasional .

1. Perencanaan Tambang PT. Berkat Bhineka Perkasa

Kajian yang termasuk dalam pekerjaan rencana penambangan antara

lain :

a. besarnya rencana produksi prosesing dan pengapalan/penjualan

b. metode penambangan yang akan dipakai (ekonomis dan aman)

c. jenis dan jumlah alat produksi yang akan dipakai

d. dimensi cadangan (volume, penyebaran, dan kemiringan/dip-strike)

e. kondisi iklim/cuaca (curah hujan, intensitas hujan, dan daerah

pengaruh hujan)

f. batas cadangan ( pit limit ) yang akan ditambang

g. peta situasi/lay-out tambang.

2. Sistem dan metode penambangan

Penambangan bahan galian bijih timah hitam di PT. Berkat

Bhinneka Perkasa dilakukan dengan menggunakan system tambang

dalam (tambang bawah tanah) dengan method “gophering”, dimana

pola penggalian ore tidak diploting secara sistematika tetapi arah


21

kemajuannya bergerak mengikuti arah endapan dan penyebarannya

(bisa horizontal kekanan atau kekiri, bisa juga vertical keatas atau

kebawah). Sistem penyanggaan yang digunakan adalah hanging wall

metothode. Pemilihan sistem penyanggaan ini dikarenkan stuktur

batuan yang relatif stabil.

Secara umum pelaksanaan kegiatan penambangan yang

bertujuan untuk mendapatkan bahan galian bijih timah (ore) dengan

rangkaian kegiatan pembongkaran ore serta pemuatan dan

pengangkutannya untuk dipindahkan ke area stock-rom, Operasi

penambangan bawah tanah saat ini dilaksanakan di area front II.

3. Peralatan Penambangan Perusahaan

Pada umumnya alat angkut pada tambang bawah tanah

mempunyai beragam jenis, seperti: Mine Truck, Belt Conveyor,

Lorry dan Lokomotif. Dari berbagai jenis pengangkutan yang ada

di tambang bawah tanah mempunyai keuntungan dan kerugian

masing – masing, dalam pemilihan alat angkut yang digunakan

pada setiap tambang bawah tanah berbeda-beda, hal ini disebakan

oleh kondisi lapangan.

Adapun Unit alat berat yang dioperasionalkan untuk

mendukung kegiatan penambangan di PT. Berkat Bhineka Perkasa

adalah :

a. Lorry (Gerobak Dorong)


22

Tenaga penggerak lori di area PT. Berkat Bhineka Perkasa ada

macam :

1) Lorry secara manual menggunakan tenaga penggerak

manusia

Lorry yang digerakan oleh tenaga manuasia. Lorry secara

manual ini biasanya digunakan pada tambang bawah tanah

yang berskala kecil atau digunakan pada tahap awal dalam

pembuatan tunnelling yang jarak masuk dengan kegiatan

pengambilan metrial tidak jauh.

Sumber : Dokumen penulis


Gambar 5. lorry secara manual

2) Lorry yang digerakan secara elektrik

Biasanya Lorry yang bertenaga listrik digunakan pada

tambang bawah tanah dengan skala besar baik di gunakan

untuk pengangkutan material dari sub level ke level atau ke

stope file.

b. Excavator
23

Excavator digunakan sebagai alat untuk menggali permukaan

tanah asli, pemotongan dan merapikan tebing. Faktor yang

mempengaruhi produksi excavator adalah medan kerja, jarak

pembuangan, kemampuan operator, pengaturan operasional.

Sumber : dokumen penulis


Gambar 6. excavator

c. Dump Truck

Dump truck adalah alat angkut yang digunakan pada jarak

dekat dan jarak jauh. Pemilihan kapasitas dump truck harus

berimbang dengan alat pemuatnya.Pada pemilihan pemakaian dump

truck memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri tergantung

kondisi serta kebutuhan.

1) Dump truck besar

Keuntungannya:
24

1. Untuk kapasitas pekerjaan yang sama dengan dump truck

yang kecil,jumlah dump truck lebih sedikit.

2. Cocok untuk angkutan jarak jauh

3. Operator yang digunakan akan lebih sedikit.

4. Pemuatan oleh excavator akan lebih mudah karena ukuran

bak yang lebih besar sehingga waktu hilang lebih sedikit.

Kerugiannya:

1. Jalan kerja harus selalu diperbaiki, karena berat

kendaraan yang akan mengakibatkan jalan lebih mudah

cepat rusak.

2. Produksi akan berkurang jika salah satu dump truck

tidak bekerja atau rusak.

3. Pengoperasian alat akan lebih sukar karena ukuran yang

besar.

2) Dump Truck kecil

Keuntungannya:

1. Lebih mudah untuk mengoperasikan karena lebih lincah

dan gesit.

2. Lebih cepat dan ringan sehingga tidak lekas merusak ban

dan jalan.

3.Kalau kebetulan ada kemacetan atau kerusakan

kemerosotan produksinya hanya kecil.


25

4. Lebih mudah untuk disesuaikan dengan kapasitas alat

gali.

Kerugiannya:

1. Agak sukar mengisi nya karena kecil, sehingga lebih

lama spotting time nya.

2. Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan

(maintenance), macamnya suku cadang (spare part) untuk

sasaran produksi yang sama.

3. Mesinnya sering memakai bahan bakar yang mahal.

Dump truck yang digunakan PT. Berkat Bhinneka Perkasa

adalah Dump truck jenis tronton dapat dilihat pada Gambar7.

Sumber : dokumen penulis


Gambar 7. dump truck

d. Wheel Loader
26

Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material

atau memindahkan material ketempat lain. Pada PT. Berkat

Bhinneka Perkasa wheel loader digunakan pada proses pengolahan

untuk memindahkan material dari stock room pengolahan ke

Crusher.

Wheel loader yang digunakan PT. Berkat Bhinneka Perkasa

adalah lonking LG 833 N dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber : dokumen penulis


Gambar 8. Wheel loader

4. Kegiatan Eksplorasi

Tahun kerja 2018 PT. Berkat Bhinneka Perkasa tidak

melaksanakan kegiatan eksplorasi dan masih mengacu pada hasil

eksplorasi yang pernah dilakukan sebelumnya. Cadangan terukur

yang ada berdasarkan hasil penyelidikan geologi dan pemboran

eksplorasi yang pernah dilakukan. Dari hasil perhitungan cadangan

terkira dengan total luas 9 Hektar dan terbagi atas 3 blok


27

penambangan diketahui besar cadangan bijih atau ore adalah

seperti disajikan pada table 5 dan gambar 9.

Tabel 5. CadanganTerkira Blok I, II dan III

KADAR KANDUNGAN
CADANGAN
BLOK Cu
ORE (MT) Pb (%) Zn (%) Ag (gr/ton)
(gr/ton)

I 241.444 13,15 12,10 343 1.251

II 110.169 10,60 6,20 200 800

III 71.100 6,00 15,00 140 1300

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa

Sumber : PT Berkat Bhineka Perkasa


Gambar 9 : Peta cadangan terukur berdasarkan hasil penyelidikan geologi
dan pemboran eksplorasi.
28

5. Target produksi penambangan

Target produksi penambangan tahun 2018 yang akan mulai

dijalankan secara maksimal pada bulan Agustus hingga Desember

(5 bulan) di proyeksikan sebesar 37.500 Ton. Dengan target

bongkaran bijih timah hiatam sebesar 250 ton/hari atau sama

dengan 7.500 ton/bulan.

6. Kegiatan produksi penambangan.

Kegiatan produksi pada penambangan dimulai dengan

pembuatan lubang ledak dengan pengeboran (boring), kemudian

pembongkaran batuan dan atau ore (breaking) dengan peledakan

dan pemuatan dan pengangkutan batuan dan atau ore (mucking).

Penggalian/pembongkaran bahan galian timah hitam dilakukan

dengan membuat lubang bukaan dengan cara pemboran dan

peledakan. Khusus untuk pembuatan bukaan mendatar misalnya

“drift” dan “cross cut” pemboran lubang dibuat mendatar dengan

pola peledakan “burn-cut blasting”.

a. Pengeboran

Dalam pelaksanaannya pola pemboran yang dipakai adalah

kombinasi antara “v-cut” dengan “burn-cut”, dimana tempat

lubang ledak utama dibuat saling sejajar dalam satu pola tertentu

dengan 6 (enam) lubang yang tidak diisi bahan peledak dan

berfungsi sebagai “surface”.


29

Kegiatan pengeboran dalam 1 (satu) hari kerja adalah 2

(dua) shift dan 1 (satu) shift terdiri dari 2 (dua) regu dimana 1

(satu) regu kerja terdiri dari 1 (satu) orang juru bor dibantu 1 (satu)

orang asisten juru bor. Pada pelaksanaan peledakan bersama 1

(satu) orang juru ledak melakukan rangkaian kegiatan peledakan.

Peralatan dan perlengkapan yang dipakai adalah :

- “Hand-drill” (bor tangan) jenis “air-leg rock drill” type

YT 24 dan type YT 29 A dengan kecepatan penetrasi

340 mm per menit.

- “Bit” jenis “cross-bit” (mata bor jenis silang)

- “Drill Rod” (batang bor)

- “Compressor” merk Atlas Copco jenis XAS 136

Dimensi lubang tembak adalah :

- Garis tengah lubang bor (“blast holes”) 35 – 40 mm,

- Kedalaman lubang bor rata-rata 2,5 meter.

- Jumlah lubang bor yang dibuat untuk permukaan

(“face”) dengan dimensi 3,25 meter x 2,80 meter x 2,50

meter adalah 25 lubang bor isian dengan 6 lubang bor

kosong tanpa isian yang berfungsi sebagai surface.

- Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan

pemboran dalam satu area/panel dengan jumlah 31

lubang bor adalah : 372 menit = 6,2 jam.


30

- Dengan asumsi berat per ton bijih timah hitam atau ore

2,75 ton/M³, maka dalam 1 (satu) kali peledakan akan

menghasilkan bongkaran setara dengan 62,5 ton.

Tabel 6. Rencana Target Produksi penambangan

Tahun Blok 1 Blok 2 Blok 3 Total Ore (MT)

2018 - - 37.500 37.500


- 56.400 33.600 90.000
2019
54.231 53.769 - 108.000
2020
108.000 - - 108.000
2021
108.000 - - 108.000
2022
451.000
Sumber : PT. Berkat Bhineka Perkasa

7. Kegiatan Pabrik Pengolahan

Kegiatan pada bagian pabrik pengolahan juga belum dapat

dijalankan secara maksimal. Akibat permesinan sudah terlalu lama

tidak dioperasikan sehingga kendala teknis menjadi sangat tinggi.

Upaya perbaikan untuk mengoptimalkan operasional pengolahan

ore bijih besi terhadap kondisi unit crushing-plant adalah :

a. Perbaikan dan perombakan unit crushing-plant pada bagian

pondasi dudukan dan tiang penyangga primery-crusher,

penggantian plate feeder berikut penyetelan kedudukan greezly

untuk mengatur ukuran sesuai out-put produk sesuai

spesifikasi yang diinginkan buyer.


31

b. Perbaikan rangka coveyor berikut pondasi dudukan dan tiang

penyangga, pengantian motor pengerak dan penggantian belt

conveyor.

c. Penambahan safety-control

d. Penambahan ketinggian level dump area agar ore yang dimuat

dump-truck dapat langsung diumpan ke feeder yang diikuti

penambahan level ketinggian floor stock rom area.

e. Pengadaan dan pemasangan 3 (tiga) unit genset 500 kVa

sebagai penggerak operasional unit crushing-plant berikut

instalasinya.

f. Uji coba operasional unit crushing-plant dengan menggunakan

umpan ore dari stock yang ada di area stock-rom.

Produk akhir dari pengolahan ore bijih besi adalah konsentrat PbS

dan Zn dengan spesifikasi ukuran < 200 mm dengan kadar Pb≥57

%dan Zn ≥ 50 %.

8. Kegiatan Pengangkutan.

a. Pemuatan dan pengangkutan (mucking)

Kegiatan muat-angkut bertujuan untuk memindahkan ore/bijih

timah hitam yang telah dibongkar dan berada di front kerja di dalam

tunnel ke stock-pile tambang yang berada di luar tunnel. Untuk

terlaksannya kegiatan ini kombinasi alat yang di pakai adalah

excavator dan rangkaian lori/gerobak yang ditarik lokomotip sebagai

alat angkut.
32

Alat pemuatan yang digunakan pada PT. Berkat Bhineka Perkasa :

1. Excavator

Fungsi utama excavator yang akan dioperasikan

dalam kegiatan penambangan adalah sebagai alat muat bijih

timah hitam ke lori. Unit excavator yang akan digunakan

adalah Excavator Sany SY-35 U dengan kapasitas bucket.

0,1 m³.

Perhitungan kapasitas produksi excavator per jam :

(q x 3600 x Et)

Q = --------------------

Ct

Dimana; Q = produksi per jam (m³/jam)

q = kapasitas penuh bucket (m³)

Et = efisiensi total kerja alat

Et = Em x Eo x Eb

Em =Mechanical efficiency

Eo =Operating efficiency

Eb= Bucket Efficiency

Ct = waktu siklus (cycle time)

Waktu siklus adalah waktu untuk menyelesaikan satu kali

rangkaian pekerjaan yang dimulai dengan pengisian bucket,

swing/mengangkat beban, dumping/pembuangan muatan,


33

swing/kembali mengambil posisi siap mengisi bucket dan waktu

tetap percepatan.

Sumber : www.google.com
Gambar 9. Excavator Sany SY-35 U

2. Lori (gerobak dorong)

Fungsi utama lori yang akan dioperasikan pada

kegiatan produksi penambangan adalah sebagai alat angkut

untuk membawa bijih timah hitam dari front kerja di tunnel

ke luar menuju stock-pile tambang. Lori digunakan untuk

tambang dalam tahap awal, posisi antara jarak dengan

lubang masuk pada kegiatan pengambilan material tidak

terlalu jauh. Jarak angkut saat ini dari lokasi muat di front

kerja/panel ke lokasi bongkar di stock-pile tambang

berjarak antar 100 s/d 160 meter.

Rangkaian gerbong lori yang digunakan terdiri dari

4 (empat) buah lori yang ditarik atau didorong dengan

tenaga penggerak lokomotip diesel berbahan bakar solar.


34

Adapun spesifikasi Lori yang di pakai adalah sebagai

berikut:

- Kapasitas : 0,7 M³

- Panjang : 131 Cm

- Lebar : 93 Cm

- Tinggi : 160 Cm

Sumber : dokumentasi penulis


Gambar 10. lori dorong
Pada tahun ini belum ada kegiatan pengangkutan konsentrat

timah hitam (Pb) dan konsentrat seng (Zn) dari gudang pabrik

pengolahan ke stockyard di Pelabuhan Pekanbaru

b. Kegiatan Pengangkutan

1) Alat angkut kegiatan

a) Hauling dari stock-pile tambang ke stock-rom pengolahan.

Untuk kegiatan pengangkutan bijih Timah dari stock-pile

tambang ke stock-room pengolahan akan menggunakan Dump

truck kapasitas 22 Ton . (dengan jarak tempuh 800 meter).

Adapun target pengangkutan ore per hari adalah sebesar 250 ton.

Kapasitas bucket Excavator sekelas PC 200 (q).


35

(a) kap. bucket (q) = 0,80 m³,

(b) bucket factor (fb) = 1,0

(c) swell factor (sf) = 0,8

(d) (q) = (0,80 m³ x 1) x (2,75 ton/m³ x 0,9) = 2,0 ton

Sumber : dokumen penulis


Gambar 11. Proses pemuatan bijih Galena stock-pile tambang ke
stock-room pengolahan.
36

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 12. Proses pengangkutan bijih Galena dari stock-pile
tambang ke stock-room pengolahan.

Alat angkut yang digunakan dalam kegiatan adalah jenis Tronton,

Dengan jarak angkut 800 meter waktu edar per trip dump-truck adalah 30

menit.
37

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 13. Proses penyebrangan pengangkutan Gallena dengan
Tronton.

ii) Hauling dari stock-room pengolahan ke stock-yard pelabuhan :

Dari gudang pengolahan menuju gudang di Pekanbaru

dengan jarak tempuh ± 140 Km dengan menggunakan DT Tronton

20 ton. Dari gudang transit di Pekanbaru menuju pelabuhan muat

di Perawang dengan jarak tempuh ± 40 Km dan menggunakan

container 20 ton Shipment dari pelabuhan muat di Perawang

menuju pelabuhan bongkar di Pangkalan Bun.

9. Kegiatan Pengelolaan Lingkungan

Dengan akan dimulainya aktifitas penambangan dengan

target perbaikan dan penyiapan infrastruktur sarana dan prasaran

tambang maka telah dilakukan kegiatan pengalihan arah alur

sungai marang kiri sepanjang 100 meter dan pengerjaan penyiapan

sarana IPAL yang memotong alur sungai Marang kiri dengan


38

maksud sebagai penangkap material limbah akibat adanya kegiatan

operasional produksi dengan kapasitas sebesar 3.600 M³.

10. Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Program K3 yang dilakukan sesuai dengan kondisi

berjalannya kegiatan tambang secara umum telah dijalankan

dengan maksimal dengan tingkat kecelakan nol (zero accident).

Adapun kegiatan K3 yang dilaksanakan adalah :

a. isolasi pekerja yang direkrut sebelum mulai dipekerjakan

b. penyedian APD secara lengkap sesuai kondisi dan posisi kerja

c. safety talk baik harian maupun mingguan.

11. Pengembangan Masyarakat

Secara umum program pengembangan masyarakat belum

berjalan secara maksimal. Pada tahapan program yang harus

dijalankan adalah melakukan pertemuan-pertemuan dan

pembahasan dengan para stakeholders yakni pertemuan tripartite

antara pihak pemerintahan, masyarakat lingkar tambang dan

perusahaan yang akan menghasilkan suatu program terpadu.

D. Rencana Kegiatan Praktik Lapangan Industri

Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri dilakukan penulis

dipenambangan Galena PT. Berkat Bhinneka Perkasa sesuai dengan

proposal yang diajukan penulis ke perusahaan sebagai referensi.

Kegiatan yang diikuti penulis selama dilapangan diantaranya yaitu

kegiatan pengamatan dan pengambilan data serta ikut dalam beberapa


39

kegiatan di lapangan dan penyusunan laporan mengenai topik yang

penulis temukan dilapangan.

Rincian rencana kegiatan penulis selama Pengalaman Lapangan

Industri dapat dilihat pada Tabel 4.Kegiatan lapangan bertujuan untuk

memperoleh pengetahuan dan pengalaman nyata di lapangan tentang

teknis perencanaan, pelaksanan dan pengelolaan pekerjaan

penambangan dalam rangka melengkapi pengetahuan teori yang di

dapat di bangku perkuliahan. Adapun kegiatan yang dilakukan selama

praktik di PT. Berkat Bhineka Perkasa dari tanggal 09 Juli 2018

sampai tanggal 20 Agustus 2018 dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Praktik di Lapangan

No Kegiatan Minggu ke-

1 2 3 4 5

1 Orientasi lapangan

2 Pengamatan lapangan

3 Pengumpulan data

lapangan

4 Penyusunan laporan
40

E. Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri

Jadwal pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri yang sudah

ditetapkan oleh pihak perusahaan PT. Berkat Bhinneka Perkasa yaitu

dimulai dari tanggal 9 Juli 2018 sampai tanggal 20 agustus 2018.

Selama kegiatan Pengalaman Lapangan Industri di PT. Berkat

Bhinneka Perkasa penulis mengamati dan mengikuti beberapa tahapan

kegiatan penambangan. Secara rinci, kegiatan penulis selama melakukan

kegiatan Pengalaman Lapangan Industri di PT. Berkat Bhinneka Perkasa

yaitu :

1. Pengarahan dari pihak KTT PT. Berkat Bhinneka Perkasa

Pada hari pertama kedatangan penulis di perusahaan,

penulis diinstruksikan untuk menemui pihak KTT PT. Berkat

Bhinneka Perkasa, dalam rangka pengenalan kondisi perusahaan.

2. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Hari kedua yaitu melakukan penyusun jadwal kegiatan

yang akan dilakukan dalam waktu 40 hari.

3. Pengenalan Lingkungan Kerja

Pada hari ketiga penulis mengikuti kegiatan orientasi

lapangan selama 3 hari ke depan.

4. Kegiatan Lapangan

Kegiatan yang penulis lakukan yaitu mengikuti berbagai

aktivitas penambangan, serta pengambilan data dilapangan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan


41

pengalaman nyata dilapangan tentang teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengolahan pekerjaan penambangan dalam

rangka melengkapi pengetahuan teoritis yang telah didapatkan

dibangku perkuliahan.

F. Hambatan dan Penyelesaian

Kegiatan praktik lapangan industri yang penulis lakukan

mulai tanggal 09 Juli s/d 20 Agustus 2018 dapat berjalan dengan

baik dan terstruktur, Adapun hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaan kegiatan adalah Iklim dan cuaca sangat berpengaruh

dalam kegiatan penambangan. Apabila hujan turun, maka kegiatan

penambangan, terutama pada kegiatan hauling dari stock-pile

tambang ke stock-rom pengolahan akan dihentikan. Apabila saat

hujan turun, kegiatan hauling tetap beroperasi,maka akan

menimbulkan kecelakaan kerja karena jalan tambang licin.

Kegiatan hauling baru dapat beroperasi kembali ketika jalan

tambang sudah kering.Cuaca yang memasuki musim hujan

sehingga sulit untuk melakukan pengumpulan data aktual. Untuk

penyelesaian hambatan itu sendiri mungkin tidak bisa kita hindari,

jadi harus menunggu cuaca cerah baru bisa mengambil data.

G. Temuan Menarik

Selama melaksanakan kegiatan PLI di PT Berkat Bhineka

Perkasa, penulis menemukan beberapa temuan menarik

diantaranya :
42

1) Masih kurangnya kesadaran karyawan yang bekerja di

lapangan terhadap pentingnya Alat Pelindung Diri dalam

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2) Di jalan hauling masih terdapat jalan yang bergelombang.

3) Masih terdapat drainase yang tidak mengalir dengan lancar di

jalan hauling.

4) Terdapatnya tumpukan barang bekas alat tambang yang sudah

tidak digunakan lagi dan yang masih digunakan.

Anda mungkin juga menyukai