Anda di halaman 1dari 10

Dokumen STUDI KELAYAKAN

Tambang Sirtu PT. ABC


Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

BAB V
RENCANA PENAMBANGAN

5.1 Sistem /Metode dan Tata Cara Penambangan


Sehubungan dengan bentuk dan karakteristik lapisan sirtu yang terletak tidak begitu dalam
dari permukaan , maka sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang
terbuka( open cut mining). Peralatan tambang yang digunakan adalah kombinasi back hoe –
dumptruck dibantu dengan rock breaker sebagai alat untuk reduksi bongkah di lokasi
penambangan.
Ditinjau dari morfologinya, kegiatan penambangan akan dilakukan dengan sistem contour
mining. Teknik penggaliannya bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi yang rendah
sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Kemajuan penambangan
sirtu selanjutnya akan mengikuti arah penyebaran lapisan sirtu pada setiap open pit yang
akan ditambang.
Desain Tambang
Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus dilakukan adalah pemilihan
metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan ekonomis sumber daya sirtu
yang akan ditambang dalam menentukan jumlah sirtu sebagai cadangan yang dapat
ditambang dari potensi sumber yang ada,sehingga jumlah sirtu sebagai cadangan yang dapat
ditambang akan dihitung dengan mempertimbangkan hasil desain tambang.
Parameter – parameter teknis yang menjadi pertimbangan dalam desain tambang adalah:
o Potensi cadangan sirtu;
o Kualitas sirtu
o Geometri lereng tambang (geoteknik);
o Air dalam tambang (geohidrologi); dan
o Harga dan kualitas sirtu yang dipasarkan.
Dengan hasil tersebut diharapkan menjadi bukaan tambang yang optimal dan masih
mempertimbangkan keamanan. Dari hasil tersebut didapat design tambang dengan single
seperti pada bab sebelumnya
Selain diperlukan analisis kemantapan lereng pada lokasi bukaan tambang juga dilakukan
usaha pemantauan kemungkinan terjadinya longsoran. Pemantauan ini dimaksudkan untuk
mengetahui gejala – gejala awal sebelum terjadinya longsoran sehingga dapat dilakukan

46
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

tindakan – tindakan pencegahan atau penanggulangan longsoran yang akan terjadi agar
tidak menimbulkan korban jiwa serta kerugian yang lebih besar.
Beberapa usaha pemantauan kemantapan lereng yang direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi struktur geologi seperti lahan, kekar, pemunculan rembesan – rembesan air
tanah. Identifikasi ini dilakukan langsung setelah dilakukan pemotongan lereng pada saat
operasional tambang, sehingga pada saat dilakukan pembukaan / pemotongan lereng
ditemukan gejala – gejala tersebut maka perlu dilakukan pemantauan secara intensif dengan
memasang patok – patok geser.
b. Identifikasi gejala – gejala longsoran selama berjalannya penambangan seperti timbulnya
rekahan – rekahan pada lereng bukaan tambang, bila dijumpai gejala – gejala tersebut diatas
maka perlu dilakukan pemantauan secata intensif dengan memasang patok – patok geser.
c. Membuat prosedur / petunjuk operasional untuk pemantauan longsoran sebagai berikut:
- Peralatan yang digunakan
 Alat ukur (EDM, PS, atau Georadar)
 Patok (terbuat dari logam tahan karat atau kayu / bambu yang di cat atau diberi tanda
yang mencolok)
 Alat pencatat.
- Prosedur pengukuran
 Tentukan titik patok tetap pada lokasi yang stabil dan menetap (tidak
dipindahkan)selama patok difungsikan. Bila perlu patok tetap dipasang dudukan
(pondasi) agar kuat da tidak mudah digeser; selain itu, ada hal – hal lain yang juga
menjadi pertimbangan dalam menentukan design tambang, yaitu
 Aspek lingkungan, dalam hubungannya dalam pasca tambang;
 Kontrak dengan konsumen (buyer);
 Sarana dan prasarana yang sudah tersedia.
Dalam penyusunan desain tambang, hal pertama yang harus diketahui adalah jumlah
cadangan sirtu yang tersedia, karena kualitas cadangan sirtu akan menyangkut penentuan
kapasitas produksi tambang dan umur tambang. Dari hasil pengukuran Geolistrik diketahui
bahwa sumberdaya sirtu sebesar 4.546.108 BCM, sedangkan volume cadangan sirtu Andesit
adalah sebesar 1.889.900 BCM.

47
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

5.2 Rencana Produksi


5.2.1 Jadwal Rencana Produksi
Dari cadangan tertambang sebesar 1.889.900 bcm diasumsikan akan terjadi
losses ketika kegiatan penambangan sampai ke penjualan sehingga Sirtu yang
terjual adalah sebesar 1.800.000 bcm. Dari jumlah cadangan terjual tersebut
PT. Arto Bangun Cemerlang merencanakan produksi Sirtu terjual berbeda-
beda pertahun. Maka umur tambang adalah selama 4 tahun. Rencana
produksi PT. Arto Bangun Cemerlang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel
5.1 Rencana
Produksi
Tahun ke Rencana Sirtu terjual
(losses 4,8%)
1 225.000
2 525.000
3 525.000

4 525.000
Total 1800000

5.2.2 Sekuen Penambangan dan Penimbunan


Keberadaan dan penyebaran kualitas sirtu sangat berperan dalam penetapan sekuen
kemajuan penambangan dan rancangan penggalian permukaan penambangan
(mine front). Dari hasil eksplorasi diketahui bahwa kualitas sirtu semuanya masuk
klarifikasi untuk semen.
5.2.3 Rencana Pengangkutan Material
Tata Cara Pengangkutan

Tata cara perencanaan dan pembuatan jalan serta operasional pengangkutan


material baik soil maupun sirtu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap Persiapan Kegiatan
Untuk menghasilkan dokumen pembangunan jalan apapun klasifikasinya, yang
diperlukan secara teknik adalah perencanaan alinemen dan kondisi tanah dasar
(subgrade) yang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, maka dalam
perencanaan teknik jalan diperlukan pekerjaan lapangan (survey).

48
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

Pendekatan teknis/metodologi terhadap penanganan pekerjaan ini, pada dasarnya


berorientasi pada pencapaian keluaran (output) pekeriaan yang aplikabel dan tepat
guna bagi daerah proyek dengan mempertimbangkan segenap kendala – kendala
yang ada, serta potensi yang dimiliki oleh daerah proyek tersebut.
Pengumpulan Data
Survey Pendahuluan (Reconnissance Survey)
Kegiatan survey pendahuluan harus dilakukan sebelum survey detail lainnya. Survey
pendahuluan dimaksudkan untuk menetapkan route (sumbu jalan rencana) yang
ideal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku agar hasil desain dapat
memenuhi dasar keamanan dan kenyamanan pengguna jalan, serta ekonomis dalam
peiaksanaan pembangunannya. Kegiatan survey ini meliputi pengumpulan data
lapangan berdasarkan pengamatan visual dan pengukuran juga masukan dari
berbagai sumber sehingga didapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan
rencana (sepanjang route terpilih).
Survey Teknik
a. Survey Lalu Lintas (Trafic Counting)
Komponen yang diamati untuk menghitung konstanta lalu lintas harian rata-ata
(LHR) adalah jenis dan jumlah kendaraan.
Adapun waktu pengamatan dilakukan selama 24 jam, guna menghitung nilai LHR.
Sedangkan pengamatan distribusi volume lalu lintas pada jam padat dilakukan pada
waktu berikut :
 pagi hari pada jam 06.00 - 09,00 WIB
 siang hari pada jam 11.00 - 14.00 WIB
 sore hari pada jam 16,00 - 19.00 WIB.
Formula Penghitungan Nilai LHR yang digunakan mengikuti buku petunjuk teknis
perencanaan dan penyusunan program jalan Direktorat Jendral Bina Marga dan
Direktorat Bina Program Jalan - Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1991.
Σ •Σ .Kᵢᴊ Fᵢ
LHR= i = jenis kendaraan ᴊ=₁
N
Dimana :
Kᴊ = Jumlah kendaraan jenis i yang diamati pada hari ke j
I = Jumlah kendaraan

49
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

J = Hari ke j
N = Jumlah hari pengamatan
Fᵢ = Faktor koreksi untuk jenis kendaraan.
Dalam kegiatan ini survey lalu lintas hanya dilakukan studi pustaka karena jalan yang
akan dibangun belum ada.
Survey Topografi
Kegiatan pengukuran untuk rencana teknik jalan raya sama dengan pengukuran
untuk rencana bangunan teknik sipil lainnya yang intinya adalah melakukan
pengukuran sudut dan jarak (Horisontal) serta pengukuran beda tinggi (Vertikal).
Pengukuran untuk rencana teknik jalan mempertimbangkan pula jarak yang panjang
sehingga bentuk lengkung permukaan bumi juga diperhitungkan. Pengukuran route
sesungguhnya adalah pengukuran detail yang dilakukan pada route hasil survey
pendahuluan, yang kegiatannya meliputi :
 Perintisan untuk pengukuran
 Pemasangan patok (Bench Mark dan kayu)
 Pengukuran detail
Pengukuran route yang dilakukan sepanjang trase jalan rencana (route hasil
survey, reconnaissance) dengan menganggap sumbu jalan rencana pada trase ini
sebagai garis kerangka poligon utama. Pemasangan patok Bench Mark setiap 1
km dan patok kayu pada setiap 50 m. Survey Hidrologi
Survey Hidrologi diperlukan untuk perencanaan sistem dan saluran drainase agar
konstruksi jalan aman terhadap pengaruh air selama usia rencana, karena kerusakan
yang terjadi pada konstruksi jalan raya pada umumnya langsung ataupun tidak
langsung disebabkan oleh air.
Survey Geoteknik
Survey Geoteknik untuk rencana jalan meliputi survei geologi, survei material, dan
investigasi tanah. Survey geologi dan investigasi tanah dilakukan untuk memetakan
penyebaran tanah/batuan dasar yang meliputi kisaran tebal tanah pelapukan
sepanjang trase jalan rencana sehingga dapat memberikan informasi mengenai
stabilitas lereng, prediksi penurunan lapisan tanah dasar dan daya dukungnya,
setelah dipadukan dengan hasil pengujian laboratorium. Sedangkan survey material
dilakukan untuk mengetahui lokasi dan kuantitas (besarnya deposit) pada daerah

50
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

(sumber material) dan sekaligus menentukan karakteristik material yang dikandung


dengan melalui proses pengujian laboratorium.

Standard Perencanaan
Standard perencanaan geometrik jalan yang digunakan dalam perencanaan jalan tambang dari
areal PT. Arto Bangun Cemerlang ke jalan utama (PU) adalah standard yang dikeluarkan oleh
Bina Marga, meliputi:
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No. 13/1970, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Jakarta.
2. Standard Perencanaan Geometrk untuk Jalan Perkotaan, Maret 1992, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
3. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jalan
No. 038//NM/1997, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Dasar Perhitungan Jalan Tambang
1. Lebar Jalan Lurus
Lebar jalan lurus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L = nWt+[(n+1) (0,5Wt)]+P
Dimana:
Lb = Lebar jalan minimum pada jalan lurus, meter
U = Jumlah lajur
N = Lebar alat angkut (dump truck), meter
Wt = Lebar saluran drainase, meter.

Gambar 5.1
Jalan lurus Minimum

2. Lebar Jalan Tikungan

51
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

Lebar jalan minimum pada tikungan dihitung dengan menggunakan rumus:

Lb = n (U+ Fa + Fb +z) + c
(U+Fₐ+Fb)
C = Z -2
Dimana:
Lb = Lebar minimum jalan pada tikungan, meter
U = Lebar jejak roda, meter
Fa = Lebar juntai (Overhang) depan, meter
Fb = Lebar juntai (Overhang) tikungan, meter
Z = Jarak sisi luar badan dump truck ke tepi jalan, meter
C = Jarak dua dump truck pada waktu berpapasan, meter

Gambar 5.2
Lebar minimum jalan berbelok
Struktur Perkerasan Jalan
 Indeks Permukaan Awal (IPo) = 3,0
 Indeks Permukaan Akhir (IPt) = 1,5
 Faktor Regional = 2,50
 Koefisien Kekuatan Relatif
- Aggregate Base, Kelas B = 0,13
- Aggregate Sub Base, Kelas C = 0,11
 Lebar jalur lalu lintas = 14,00 m
 Lebar bahu jalan = 2,5 m
 Lebar tanggul =2m
 Tinggi tanggul = 1,5 m
 Lebar space lahan =1m

52
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

 Lebar saluran drainase =2m


 Tinggi saluran drainase =1m
 Jumlah lajur = 2 lajur
 Jumlah jalur = 1 jalur
 Jumlah arah = 2 arah
 Kecepatan rencana (Vr) = 60 km/jam
 Nilai CBR = 5%
 Kemiringan melintang = 2%
 Kemiringan bahu jalan = 4%
 Lapis pondasi bawah = Sirtu Kelas C CBR 30%
 Lapis pondasi atas = Batu pecah Kelas B CBR 80%
 Lapis Permukaan = Sirtu kelas C CBR 30%

Jalan Angkut Tanah Penutup


Jalan angkut tanah penutup adalah ruas jalan yang dipergunakan untuk mengangkut tanah
material untuk daerh operasi penambangan baik dari front ke tempat pengolahan atau dari area
pemuatan produk hingga dimuat oleh konsumen. Lebar jalan untuk mengangkut Top Soil ini
dapat dihitung sebagai berikut :
Lebar jalan lurus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut;
1. Lebar Jalan Lurus
L= n.W+ [(n+1).(0,5.W)]+P
Dimana
L = Lebar jalan minimum pada jalan lurus, meter
N = Jumlah Lajur
Wt = Lebar alat angkut (dump truck), meter
P = Lebar saluran drainase, meter
Berdasarkan spesifikasi dump truck yang direncanakan yaitu dump truck dengan merek nissan
Cwa dimana mempunyai lebar kendaraan yaitu sebesar 2370 mm atau 2,37 meter, sehingga
rencana lebar jalan pada jalur lurus yang harus dibuat adalah selebar :
L = (2x237) + [(2+1)(05x2,37) + 0,5
= 8,7 meter

53
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

jadi, lebar jalan minimum pada jalan lurus menurut ketentuan rumus adalah sebesar 8,7 meter,
sementara untuk lebar jalan lurus yang direncanakan oleh PT. Arto Bangun Cemerlang atau yang
biasa disebut sebagai ruang milk jalan adalah selebar 10 meter
2. Lebar Jalan Tikungan
Lebar jalan minimum pada tikungan dihitung dengan menggunakan rumus :
W = (2(U + Fa + Fb + Z)+C
C =Z
Z =0,5(U+Fa+Fb)
Dimana:
W = Lebar minimum jalan pada tikungan, meter
U = Lebar jejak roda, meter
Fa = Lebar juntai (Overhang) depan, meter
Fb = Lebar juntai (Overhang) tikungan, meter
Z = Jarak sisi luar badan dump truck ke tepi jalan, meter
C = Jarak dua dump truck pada waktu berpapasan, meter
Dari spesifikasi dump truck yang akan digunakan yaitu Nissan Cwa, maka diperoleh data sebagai
berikut :
U = 2,53 meter
Fa = 0,693
Fb = 0,693
Z = ⅟₂(U+Fa+Fb)
= ⅟₂( 2,53+ 0,693 +0,693)
= 1,958 meter
W = 2 (2,53+0,693 +0,693+1,958) + 1,958
= 13,706 meter
Jadi, lebar jalan minimum pada jalan tikungan menurut ketentuan rumus adalah sebesar 13,706
meter, sementara untuk lebar jalan tikungan yang direncanakan oleh PT. Arto Bangun
Cemerlang adalah selebar 20 meter. Jalan angkut tanah penutup sebagian besar sifatnya tidak
permanen, oleh sebab itu untuk jalan ini tidak dilakukan Perkerasan jalan.

Jalan Angkut Sirtu

54
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

Jalan angkut sirtu ini terdiri dari dua bagian yaitu jalan yang menghubungkan dari lokasi pit
penambangan ke lokasi pengolahan dan lokasi pengolahan ke jalan umum (PU)
Panjang jalan angkut Batu Andesit ke lokasi pengolahan akan mengikuti dari kemajuan tambang
dan mempunyai beberapa tahap sebagai
berikut :
1. Tahap Pertama tahun 1 - 10 sepanjang 450 m
2. Tahap ke dua tahun 11 - 15 sepanjang 1200 m
Sedangkan panjang jalan dari lokasi pengolahan ke jalan umum Pu mempunyai panjang 500 m
dan ini tetap dari awal sampai akhir penambangan.
Jalan angkut sirtu di buat permanen. Lebar jalan yang akan di bangun adalah sebagai berikut :

5.3 Peralatan Penambangan


5.3.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan
Penentuan jenis dan kebutuhan alat dipengaruhi oleh berapa banyak jumlah material yang
harus ditambang (digali) untuk setiap tahun penambangan berjalan, dimana dalam hal ini
diwakili oleh penggalian untuk setiap tahunnya. Dalam penentuan kebutuhan alat,
perancangan penggalian harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi pembelian atau
penyewaan alat yang sia-sia, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian atau
penyewaaan alat tidak semakin besar.

Jumlah Peralatan Tambang Yang Dibutuhkan


Selain itu, penentuan jenis alat yang digunakan juga dipengaruhi oleh metode penambangan
yang dilakukan. Berdasarkan rencana kerja tahun 2021 dan hasil perhitungan material yang
diperoleh dari penjadwalan produksi, dapat ditentukan berapa jumlah alat yang harus
dipenuhi sehingga produksi dapat berjalan lancar. Untuk jumlah alat angkut, excavator,
ayakan, pompa yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan jumlah material yang harus
digali. Berikut ini tabel rencana penggunaan peralatan tahun 2021.

Tabel
Rencana Penggunaan Peralatan Tahun 2021
No. Jenis Jumlah Keterangan
1 Excavator 2 Jenis PC 200
2 Truck 6 Kapasitas 7 kubik
3 Rock breaker 1 Jenis Hitaci Zaxis 350 LC
Total 6

55

Anda mungkin juga menyukai