Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN ANALISIS RAWAN LONGSOR DI AREA TAMBANG

Wisnu Setiono
GEO MINING BERKAH

TECHNICAL PAPER
CV KAJIAN ANALISIS RAWAN
LONGSOR DI AREA TAMBANG

Nama : Wisnu Setiono


Institusi : PT. Geo Mining Berkah
Bidang keahlian : Lingkungan dan Pengolahan
Bahan Galian
Pengalaman kerja :
1. KTT PT. KBG
2. Manajer Tambang PT. PBI
3. Direktur CV. Geo Mining Berkah
LATAR BELAKANG

Daerah penyelidikan adalah WIUP PT. ARTO BANGUN


CEMERLANG yang berlokasi di kec. Tanjungsari Kab. Bogor.
Berdasarkan data peta indeks rawan bencana longsor Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) daerah itu berada pada daerah
rawan longsor dengan tingkat kerawanan tinggi.
Berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah kab. Bogor
dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Kementerian ESDM bahwa lokasi tersebut berada di dalam zona
Kerentanan gerakan tanah menengah (warna kuning). Pada zona ini
dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan
dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami
gangguan. Gerakan tanah dapat aktif kembali akibat curah hujan yang
tinggi dan erosi kuat. Mulai dari lereng yang landai hingga hampir tegak,
tergantung pada kondisi batuan dan tanah.
Pada lokasi kegiatan didominasi dengan kemiringan lereng antara 0-30 % dengan
formasi batuan andesit, breksi dan lempung pasiran dan juga curah hujan yang cukup
tinggi sebesar 2.000 mm/tahun – 4.000 mm/tahun maka termasuk kedalam daerah yang
memiliki pergerakan tanah yang sedang sampai dengan tinggi;
Untuk mengantisipasi terjadinya longsor pada lokasi kegiatan yaitu
dengan kajian geoteknik dengan rekomendasi teknis tinggi lereng 5-10
meter dan kemiringan 61o sehingga memiliki faktor keamanan (FK)
yang dihasilkan sebesar 1,35-2,43 (kategori aman). Disisi lain juga
harus dibuatnya aliran air untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan
yang tinggi dengan dimensi drainase tinggi (H) = 20 cm; Lebar atas
(La) = 50 cm; dan lebar bawah (Lb) = 20 cm.
Tinggi 5.5 meter Tinggi 11 meter

Sample Sudut Lereng (o) Sudut Lereng (o)

55 65 55 65

Sample 1 2.755 2.429 1.402 1.190


Untuk mengantisipasi terjadinya longsor pada lokasi kegiatan yaitu
dengan kajian geoteknik dengan rekomendasi teknis tinggi lereng 5-10
meter dan kemiringan 61o sehingga memiliki faktor keamanan (FK)
yang dihasilkan sebesar 1,35-2,43 (kategori aman). Disisi lain juga
harus dibuatnya aliran air untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan
yang tinggi dengan dimensi drainase tinggi (H) = 20 cm; Lebar atas
(La) = 50 cm; dan lebar bawah (Lb) = 20 cm.
Lereng keseluruhan adalah lereng yang membentuk batas pit penambangan
(pit limit) berdasarkan desain akhir tambang. Lereng keseluruhan
direncanakan terbentuk dengan ketinggian maksimal 11 meter dengan sudut
kemiringan lereng keseluruhan sebesar 61 derajat. Overall slope juga
dilakukan simulasi faktor keamanan lereng dengan menggunakan perangkat
lunak SLIDE untuk mengetahui kemiringan lereng yang aman untuk
dilakukan penambangan.
Debit yang didapatkan diatas merupakan total dari debit Run Off yaitu debit
yang berasal dari air hujan dengan akuifer atau debit yang dihasilkan dari air
tanah. Sehingga didapatkan debit 15453,57 m kubik per hari nya. Besaran total
debit tersebut yang nantinya harus mampu ditampung oleh drainase air sehingga
front tambang bisa bebas dari air.
Sebelum air limbah dibuang ke saluran masyarakat maka harus melalui drainese tambang lalu
dialirkan ke kompartemen 3 buah itu. Air dari drainase tambang di treatmen di kompartemen
untuk mengendapkan material2 yang dibawa dan untuk mengecek pH nya, lalu kemudian air
bisa dibuang ke masyarakat
Dengan diketahui nilai debit air yang
masuk ke dalam tambang dan yang
ditampung oleh tambang sirtu
tersebut. Perlu adanya dibuatkan
settling pond dengan dimensi seperti
dibawah ini agar seluruh air yang
masuk dapat di tamping oleh settling
pond tersebut.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai