Anda di halaman 1dari 18

Lampiran : SK Direktur RS Muhammadiyah Tuban

Nomor :

Tertanggal :

Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban tentang Panduan


Manajemen Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K 3) Ruamah Sakit

BAB I
PENGERTIAN
I. DEFINISI
A. Bahaya adalah sumber, sesuatu, atau tindakan yang berpotensi
menyebabkan cidera pada manusia atau gangguan kesehatan,
atau kombinasi keduanya.
B. Resiko adalah Kombinasi dari kemungkinan yang terjadi dari
suatu kejadian peristiwa yang berbahaya atan paparanya dan
keparahan dari cidera atau sakit yang dapat disebabkan oleh
kejadian atan paparan tersebut.
C. Resiko yang dapat diterima (acceptale risk) adalah resiko yang
tingkat bahayanya dapat di reduksi atau dikurangi hingga level
tertentu yang dapat ditolelir oleh organisasi karena tidak sesuai
dengan aturan perundangan dan kebijakan K3 yang berlaku di
Organisasi.
D. Resiko yang tidak dapat diterima (non-acceptable risk) adalah
resiko yang tingkat bahayanya ridak dapat di reduksi atau
dikurangi hingga level tertentu yang tidak dapat ditolelir oleh
organisasi karena tidak sesuai dengan aturan perundangan dan
K3 yang berlaku di organisasi.
E. Penilaian resiko adalah proses mengevaluasi suatu resiko dengan
menggunakan parameter akibat dan peluang yang ditimbulkan
dari suatu bahaya yang dijadikan perhitunagan kecukupan dalam
pengendalian, untuk memutuskan apakah suatu resiko dapat
diterima atau tidak.
F. Tahapan pengendalian resiko tersebut adalah :

1
1. Eliminasi (menghilangkan bahaya), merubah proses, metode
atau bahan untuk menghilangkan bahaya yang ada.
2. Substitusi (mengganti), material, zat atau proses dengan
material, zat, proses lain yang tidak atau kurang berbahaya
3. Rekayasa engineering, menyingkirkan bahaya dari karyawan
dengan memberi perlindungan, menyimpan disuatu ruang atau
waktu terpisah, misalnya dengan menambahkan guarding atau
penutup.
4. Pengendalia secara administrasi misalnya pengawasan,
pelatihan, rotasi
5. Memberi Alat PELINDUNG Diri, digunakan sebagai alternatif
terakhir setelah kita telah berusaha melakukan 4 (empat)
tindakan perbaikan di atas.

G. Tim manajemen Resiko adalah tim penilai resiko yang tediri dari
anggota masing – masing instalasi atau ruangan atau bagian
yang bertugas untuk melakukan penilaian manajemen resiko
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentuk identifikasi
bahaya, penilaian dana pengendalian resiko.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini mencakup kegiatan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan


pengendalian resiko (IBPR) yang ditimbulkan dari suatu kegiatan atau aktivitas
yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Persiapan Tim Manajemen Resiko (IBPR)


1. Ketua K3RS RS Muhammadiyah Tuban akan memilih anggota tim
mewakili dari masing – masing Instalasi/Ruangan/Bagian.
2. Ketua K3RS akan mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan
dapat berjalan dengan lancar
3. Anggota tim yang ada harus sudah mendapatkan pelatihan
mengenai Manajemen Resiko K3 berupa Identifikasi Bahaya,
Penilaian resiko dan Pengendalian Bahaya (IBPR).

B. Identifikasi Bahaya
1. Pada tahap awal kegiatan adalah melakukan identifikasi bahaya
yang ada pada suatu obyek/aktivitas yang akan dinilai resikonya.
Bahaya ini dapat ditentukan dengan melihat hal apa saja yang dapat
mengakibatkan celaka personil atau menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Identifikasi bahaya juga dilakukan engan cara observasi suati
aktifitas atau melakukan wawancara dengan personil yang terkait
dengan aktivitas tersebut.
3. Dalam menentukan identifikasi bahaya, kondisi – kondisi berikut
harus diperhitungkan (Berdasarkan Standard OHSAS 18001:2007)
yaitu :
a. Aktivitas rutin dan non-rutin
b. Aktivitas semua orang yang memliki akses ke tempat kerja
(termasuk kontraktor dan pengunjung
c. Bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan personil
yang berada dibawah pengendalian organisasi di dalam tempat
kerja
d. Bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja karena aktivitas
kerja yang berada dibawah pengendalian organisasi

4
e. Infrastruktur, peralatan dan material di tempat kerja, baik yang
disediakan oleh organisasi atau lainya
f. Perubahan atau usukan perubahan dalam organisasi, aktivitas,
atau material
g. Modifikasi terhadap SMK3, termasuk perubahan sementara
dan pengaruhnya terhadap operasional, proses dan aktivitas
h. Setiap peraturan perundangan terkait dengan penilaian resiko
dan penerapan pengendalian yang diperlukan
i. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan,
prosedur operasi, organisasi kerja, termasuk kesesuaiannya
dengan kemampuan manusia
j. Sesuai dengan lingkup, sifat dan waktu untuk menjamin proaktif
daripada reaktif
k. Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi resiko, dan
penerapan pengendalian yang sesuai

C. Penilaian Resiko
1. Setelah semua bahaya diidentifikasi, selanjutnya dari tiao bahaya itu
ditentukan tingkat resikonya apakah dapat menimbulkan suatu
kecelakaan kerja atau kerugian material atau gangguan kesehatan
2. Penilaian resiko mempertimbangkan dua faktor yaitu peluang dan
akibat. Kriteria dari masing – masing faktor ini dapat menggunakan
petunjuk yang ada pada formulir Tabel Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Reiko dan Pengendalian Resiko (IBPR) K3.

5
Tabel 1. Akibat

Penjelasan
TINGKATAN KRITERIA
Keselamatan kerja Kesehatan Kerja

Tidak Tidak ada cidera, kerugian material dangat Tidak berpotensi menimbulkan
1
Signifikan kecil gangguan kesehatan

Menimbulkan ganguan
Cidera ringan dapat diatasi perawatan P3k.
2 Minor kesehatan, memerlukan
Kerugian material kecil
tindakan medis < 7 hari

Cidera sedang (misal luka robek) atau insiden


yang terjadi dapat memperpanjang masa
perawatan (terganggunya fungsi Menimbulkan ganguan
3 Moderat kesehatan, memerlukan
motorik/sensorik/psikologis Reversibel)), dan
perawatan 1 - 4 minggu
hilang hari kerja, kerugian material cukup
besar

Cidera yang mengakibatkan


cacat/lumpuh/hilang fungsi tubuh/fungsi Menimbulkan ganguan
4 Mayor kesehatan, memerlukan
motorik/ sensorik/ psikologis (irreversibel),
perawatan 1 - 3 bulan
kerugian material besar

Menimbulkan ganguan
5 Bencana Menyebablan kematian, kergian material kesehatan, memerlukan
sangat besar
perawatan 1 - 3 bulan
Tabel 2. Peluang/Kemungkinan

6
No Kriteria Penjelasan

A Pasti terjadi ( Sangat sering Suatu kejadian selalu terjadi pada semua tiap kegiatan yang dilakukan
- Almost Certain)

Kecenderungan terjadi
B (Sering - Likely) Suatu kejadian terjadi pada hampir semua kegiatan yang dilakukan

Kemungkinan terjadi
C (Mungkin - Possible) suatu kejadian terjadi pada bebrapa kegiatan yang dilakukan

Kecil kemungkinan terjadi Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu atau setiap
D
(Jarang - Unlikely) kegiatan yang dilakukan, namun kecil kemungkina terjadinya

Hampir tidak mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin dapat terjadi pada suatu kegiatan yang khusus atau
E
(Sangat Jarang - Rare) setelah bertahun - tahun

7
Tabel 3. Matrik Penilaian Resiko

Akibat
Peluang
1 2 3 4 5

B M

C L M

D L L M

E L L M
Keterangan :

E : Ekstreme Risk, Membutuhkan tindakan segera, langkah penanganan


Jajaran Direksi
H : High Risk, Memerlukan perhatian Jajaran Direksi
M : Moderate Risk, Memerlukan perhatian Kasubid dan kepala Bidang
L : Low Risk, Dikendalikan dengan prosedur rutin
Catatan : Untuk penilaian skala Ekstrim (E) selain dilakukan tindakan
penanganan segera, jika memungkinkan kegiatan tersebut
dihentikan sementara, hingga dilakukan tindakan perbaikan atau
penanganan

3. Penentuan resiko ini dilakukan tim dalam suatu rapat yang


membahas hasil temuan di lapangan.
4. Nilai resiko yang ditentukan harus mempertimbangkan tindakan
pengenalian yang sudah ada sebelumnya.
Tahapan Pengendalian Resiko tersebut adalah :
a. Eliminasi (menghilangkan bahaya), merubah proses,
metode atau bahan untuk menghilangkan bahaya yang
ada

8
b. Substitusi (mengganti), material, zat atau proses dengan
material, zat, proses lain yang tidak atau kurang bahaya
c. Rekayasa engineering, menyingkirkan bahaya dari
karyawan dengan memberi perlindungan, menyimpan di
suatu ruang atau waktu terpisah, misalnya dengan
menambahkan guarding atau penutp
d. Pengendalian secara administrasi misalnya pengawasan,
pelatihan, rotasi
e. Memberi Ala Perlindungan Diri (APD), digunakan sebagai
alternatif terakhir setelah kita telah berusaha melakukan 4
(empat) tindakan perbaikan diatas
5. Dari hasil penilaian resiko, akan didapatkan nilai :
L (Low), M (Medium), H (High) dan e (Extreme) yang selanjutnya
dipertimbangkan faktor – faktor adanya peratran perudangan dan
peraturan lain terkait, gangguan kesehatan, resiko K3, pilihan
teknologi yang tersedia, faktor keuangan, persyaratan bisnis dan
operasi serta pandangan pihak terkait agar bisa dimasukan dalam
program manajemen K3

D. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko


menggunakan Formulir Tabel Identifikasi Bahaya Penilaian dan
Pengendalian Resiko K3
E. Tindakan Pengendalian Resiko
1. Jika setelah dipertimbangkan hasil peniliaian tersebut tidak perlu
dimasukan dalam program SMK3, maka untuk nilai L (Low) dan M
(Medium) : dilakukan pengendalian dengan prosedur rutin (SPO)
dan menjadi perhatian serta tanggung jawab bagi Instalasi,
ruangan atau bagian terkait
2. Apabila hasil penilaian tersebut memiliki nilai H (High) dan E
(Extreme) serta memerlukan tindakan pengendalian lebih lanjut
atau terkait dengan adanya peraturan perundangan dan peraturan
lain, gangguan kesehatan, resiko K3, pilihan teknologi yang
tersedia, faktor keuangan, persyaratan bisnis dan operasi serta

9
pandangan pihak terkait, maka hasil penilaian tersebut masuk
dalam penetapan program K3
3. Hasil dari penilaian resiko tersebut berdasarkan potensi
bahayanya ditentukan tindakan pengendalian resiko berdasarkan
hirarki pengendalian resiko (eleminasi, Substitusi, rekaysa
Engineering, administrasi dan APD) yang nantinya akan
ditetapkan tindakan perbaikan dengan referensi peraturan terkait
4. Hasil dari penetapan program tersebut kemudian ala di review tiap
bulanya oleh instalasi, Ruangan atau bagian terkait
5. Untuk hasil penilaian Manajemen Resiko (IBPR) yaitu E (Extreme)
atau pekerjaan non-rutin perlu dilakukan pengendalian berupa
pembuatan JSA (Job safety Analysis) dan dimasukan juga ke
dalam Program SMK3
6. Masing – masing Ruangan, Instalasi atau Bagian kemudian
menyampaikan laporan kepada Komite K3RS untuk mendapatkan
persetujuan dalam pengendalian resiko. Bila disetujui, maka akan
ditentukan waktu dan penanggung jawab tindakan pengendalian
tersebut. Bila karena suatu hal tindakan tersebut tidak dapat
dilaksanakan, maka akan mencari penyelesaian alternatif lainnya

F. Pemantuan Tindakan Pengendalian Resiko


1. Komita K3RS bertanggung jawab dalam memantau tindakan
perbaikan agar dilaksanakan sesuai jadwal yang ada
2. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan tindakan belum
dilakukan atau selesai, maka akan ditentukan waktu penyelasian
yang baru
3. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan maka anggota
Komita K3RS tetap melakukan monitoring atau menilai apakah
tidakan pengendalian yang ada sudah efektif. Jia ternyata belum
maka perlu ditentukan bentuk tidakan pengendalian baru.

10
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO

Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal (tabel 1).
b. Probabilitas / Frekuensi / /Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi (tabel 2).
Tabel 1
Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Severity
Tingka
Deskripsi Dampak
t Risiko
1 Tidak Tidak ada cedera
Signifikan
2 Minor ■ Cedera ringan mis. Luka lecet
■ Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3 Moderat ■ Cedera sedang mis. Luka robek
■ Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau
intelektual (reversibel), tidak berhubungan dengan
penyakit.
■ Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Mayor ■ Cedera luas/berat mis. Cacad, lumpuh
■ Kehilangan fungsi motorik/ sensorik/ psikologis atau
intelektual (irreversibel), tidak berhubungan dengan
penyakit.
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit

Tabel 2
Penilaian Probabilitas / Frekuensi
Tingka
Deskripsi
t Risiko
1 Sangat jarang / Rare (>5 thn/ kali)
2 Jarang / Unlikely (>2-5 thn/ kali)
3 Mungkin / Posible (1-2 thn/ kali)
4 Sering / Likely (Beberapa kali/ thn)
5 Sangat sering / Almost certain (Tiap minggu/ bulan)

11
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.

12
SKOR RISIKO

13
SKOR RISIKO = Dampak x Probability

Cara menghitung skor risiko :


1. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan,
3. Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak.
a. BANDS RISIKO
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands"
akan menentukan Investigasi yang akan dilakukan : (tabel 3)
 Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
 Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA

WARNA BANDS : HASIL PERTEMUAN ANTARA NILAI DAMPAK YANG DIURUT KEBAWAH DAN NILAI PROBABILITAS
YANG DIURUT KE SAMPING KANAN

KASUS : Pasien jatuh di kamar mandi dan menyebabkan pasien terluka dan mengalami penurunan kesadaran.
kejadian seperti ini baru saat ini terjadi di RS
Nilai dampak : 4 (Mayor) karena pasien mengalami cedera luas/berat
Nilai probabilitas : 1(>5 thn/kali) (Sangat jarang terjadi) dan baru terjadi saat ini
Skoring risiko : 4x1 = 4
Warna Bands : Kuning (Tinggi)

14
Tabel 3
Matriks Grading Risiko
Tdk Minor Moderat Mayor Karastropik
Probabilitas Signifikan 2 3 4 5
1
Sangat sering terjadi
(tiap minggu/bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering terjadi
(beberapa kali/thn) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1 - <2 thn/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(>2 - <5 thn/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang terjadi Tinggi
(>5 thn/kali) Rendah Rendah Moderat Ekstrim
1

15
Tabel 4
Tindakan sesuai Tingkat dan bands risiko
Level/Bands Tindakan
Ekstrim (sangat tinggi) Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan tindakan segera, perhatian
sampai ke direktur,
High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil & perlu tindakan segera
membutuhkan perhatian top manajemen,
Moderate (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manager / pimpinan
Klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko
Low (rendah) Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan dengan
prosedur rutin

Panduan Management Resiko K3 RS Muhammadiyah Tuban 16


Diagram Alur Pelaksanaan Manajemen Resiko K3

Mulai

Persiapan Tim Manajemen


Resiko Tiap Unit Kerja
Benchmark
Studi Literatur

Identifikasi Bahaya di Tiap Unit Penilaian Resiko Observasi


Kerja
Wawancara

Peluang X Akibat Data Kecelakaan

Kretiria Resiko

Resiko
Diterima ?

Tentukan Tindakan
Pengendalian

YA Laporan Rekomendasi

Pelaksanaan Tindakan
Tidak
Perbaikan

Pemantuan Tindakan
Perbaikan

Resiko
Diterima ?

Ya
Melaporkan Hasil Penilaian
Resiko Ke Komite K3Rs

Lakukan Monitoring Berkala di


Tiap Unit Kerja

Selesai

Panduan Management Resiko K3 RS Muhammadiyah Tuban 17


6. DOKUMENTASI
A. Tabel Manajemen Resiko K3 Sumber : AS/NZS 4360 : 1999

Panduan Management Resiko K3 RS Muhammadiyah Tuban 18

Anda mungkin juga menyukai