Anda di halaman 1dari 8

Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp.

449-456

Perancangan Analisis Risiko untuk Memenuhi ISO 45001:2018


Klausul 6 di Universitas X

Rianty Oshin Allo Bunga’1, I Nyoman Sutapa2

Abstract: The international standard ISO 45001:2018 is a standard that needs to be


applied for organizations in ensuring the welfare of workers. X University as an
organization that is participating in expanding its scope internationally, both through
internal and external activities, also requires an international standard in ensuring the
safety and health of the entire community in it. Research was conducted to design ISO
45001:2018 at X University, especially in clause 6 that design by identifying hazards,
assessing, and proposing controls. The research was conducted by conducting qualitative
observations and interviews on 10 X University activities. The results of the analysis
show that campus maintenance has the most high risk activities, the most dangerous
causes are due to worker negligence, the most dangerous impact is serious injury, and
the most proposed control is administrative.

Keywords: ISO 45001:2018; risk analysis; risk control.

Pendahuluan Metode Penelitian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan Metode penelitian digunakan sebagai kerangka
faktor yang penting dan yang utama dalam kerja dalam melakukan perancangan. Perancangan
menunjang kesejahteraan pekerja. Hal tersebut dilakukan berdasarkan ISO 45001:2018 Klausul 6
menjadi sangat penting dikarenakan dapat Terdapat tiga tahapan dalam merancang ini, yaitu:
menghindari pekerja dari adanya kecelakaan.
Dampak dari tidak diterapkannya K3 dengan benar Mengidentifikasi Potensi Bahaya K3
dapat mengakibatkan cidera hingga kematian bagi
pekerjanya. K3 dapat didukung dengan adanya Identifikasi potensi bahaya dilakukan dengan
standarisasi yang bertujuan untuk mengurangi mengidentifikasi potensi kecelakaan atau kegagalan
terjadinya risiko. Standarisasi internasional yang yang terjadi di Universitas X. Identifikasi dilakukan
berkaitan dengan K3 tertuang pada International dengan mengamati kegiatan ataupun melakukan
Organization for Standardization (ISO) 45001:2018 wawancara pada pihak yang terkait dengan
untuk menciptakan sistem manajemen K3 yang aktivitas atau ruangan tersebut dengan metode
lebih efektif. ISO 45001:2018 memiliki 10 klausul kualitatif. Identifikasi potensi bahaya dengan
yang menjadi acuan salah satunya pada klausul 6 mengamati potensi risiko dengan faktor terkait
yang mengatur mengenai perencanaan. Universitas yaitu fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi.
X memiliki visi, misi, dan nilai-nilai dalam Sumber bahaya yang menjadi penyebab yaitu dari
meningkatkan kualitas sumber daya. Universitas X pekerja, metode, mesin, material, dan lingkungan.
memerlukan sebuah standarisasi yang menjamin Aspek kecelakaan diklasifikasikan berdasarkan
adanya keselamatan dan kesehatan kerja yang struck by, struck against, terperangkap, fall from
berstandar internasional yaitu ISO 45001:2018. above, fall at ground level, strain or overexertion,
Selain dalam hal manajemen K3 Universitas X juga strain or overexertion, dan burn (Anton [1]).
membutuhkan ISO 45001:2018 untuk akreditasi
yang bertujuan untuk menjamin kualitas dan mutu. Melakukan Penilaian Risiko Bahaya
Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian
bertujuan untuk merancang ISO 45001:2018 Penilaian risiko dilakukan dilakukan kepada hasil
Klausul 6 di Universitas X. identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan.
Penilaian risiko bertujuan untuk menganalisis dan
mengevaluasi bahaya dari besarnya tingkat risiko
1,2Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, yang ada. Penilaian dilakukan berdasarkan
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: riantyoshin4@gmail.com, mantapa@petra.ac.id
parameter kedua yaitu likelihood dan severity.

449
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko Untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

Tabel 1. Likelihood (Mangeka [2]) Tingkat risiko low dapat dikendalikan dengan
Tingkat Deskripsi Keterangan prosedur yang berlaku. Tingkat risiko moderate
1 Langka Terjadi satu dari berjuta perlu dilakukan tindakan walaupun bukan kondisi
kesempatan darurat. Tingkat risiko high perlu mengambil
2 Jarang Setidaknya sekali setiap tindakan sesegera mungkin untuk tindakan
3 tahun
penanganan secepat mungkin. Tingkat risiko
3 Mungkin Setidaknya sekali per
tahun
extreme high memerlukan tindakan penanganan
terjadi
kondisi darurat.
4 Sering Setidaknya sebulan
sekali
5 Sangat sering Setidaknya sekali per Melakukan Perencanaan Pengendalian K3
minggu
Proses perencanaan pengendalian dilakukan
Parameter likelihood dapat dilihat pada Tabel 1. dengan memberikan usulan perbaikan dengan
Semakin tinggi tingkatan maka semakin sering mepertimbangkan pengendalian yang telah
kejadian tersebut terjadi, dan semakin rendah diterapkan. Pengendalian dilakukan menggunakan
tingkatan maka semakin jarang kejadian tersebut metode hirarki pengendalian risiko (The National
terjadi. Tabel severity dapat dilihat pada Tabel 2. Institute for Occupational Safety and Health. [3]).
Pengendalian eliminasi yaitu dengan
Tabel 2. Severity (Mangeka [2]) menghilangkan aktivitas yang dinilai sangat fatal.
Tingkat Deskripsi Keterangan Pengendalian substitusi yaitu mengganti proses,
1 Insignificant Tidak ada cidera, ada barang, atau material yang berbahaya menjadi
kerusakan dari segi aman. Pengendalian teknis yaitu pemisahan bahaya
lingkungan dan fasilitas dari pekerja dalam mengurangi kemungkinan
2 Minor Cidera ringan, Insiden kecelakaan. Pengendalian administratif yaitu
lokal kecil, membutuhkan dengan memberikan prosedur yang jelas dalam
pertolongan pertama
melaksanakan aktivitas. Pengendalian Alat
3 Moderate Cidera sedang,
membutuhkan perawatan Pelindung Diri (APD) yaitu menggunakan alat-alat
medis, kerusakan tidak keselamatan untuk melindungi anggota tubuh yang
dalam skala besar berpotensi mengalami kerugian saat bekerja.
4 Major Cidera berat,
membutuhkan perawatan Melakukan Validasi dan Verifikasi
rumah sakit, kerusakan
tinggi tapi dapat diperbaiki Proses validasi dan verifikasi dilakukan dengan
5 Catastrophic Kematian, dampak berdiskusi pada pihak unit maupun pihak terkait
kerusakan signifikan dan oleh pihak K3. Validasi dan verifikasi bertujuan
jangka panjang
untuk dilakukannya penyempurnaan. Jika hasil
sudah tervalidasi maka dilanjutkan pada tahap
Semakin tinggi tingkatan maka semakin besar
selanjutnya, namun jika hasil tidak tervalidasi
tingkat kecelakaan terjadi dan berpotensi pada
maka dilakukan revisi untuk divalidasi dan
kematian pekerja dan sebaliknya. Hasil dari kedua
verifikasi kembali.
parameter akan digunakan untuk menentukan risk
rating. Tabel matriks risiko dapat dilihat pada Tabel
Memberikan Sasaran K3 dan Perencanaan
3.
Sasaran K3
Tabel 3. Matriks risiko (Mangeka [2])
Sasaran K3 membahas mengenai mekanisme
Severity dalam memperbaiki sistem K3. Perencanaan
Likelihood 1 2 3 4 5 sasaran K3 membahas mengenai kebijakan-
1 L L M M H
kebijakan yang perlu dilakukan oleh pihak K3
dengan melakukan pertimbangan pada pihak-
2 L L M M H pihak yang bersangkutan.
3 L M H H H
Hasil dan Pembahasan
4 M M H H EH
Pemenuhan Klausul 6.1.2
5 M H H EH EH

Identifikasi potensi bahaya K3 dilakukan pada


Matriks risiko terdiri dari empat tingkatan yaitu aktivitas yang dilakukan di Universitas X yaitu
L (low), M (moderate), H (high), EH (extreme high). Ruang Kelas, Ruang Kantor, Perpustakaan, Pusat

450
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Tangga Darurat menunjukkan terdapat satu
Tangga Darurat, Pemeliharaan Kampus, potensi bahaya yang terjadi. Potensi terpeleset
Keamanan, Pelayanan Kebersihan, Poliklinik, dikarenakan tidak berhati-hati ketika berjalan di
Kantin, Laboratorium Otomotif, Laboratorium tangga. dampak yang diakibatkan dari Tangga
Beton dan Konstruksi, Laboratorium Keairan, Darurat yaitu anggota tubuh memar atau luka.
Laboratorium Metalurgi, Laboratorium Potensi memiliki nilai risk rating low.
Perancangan Sistem Industri (PSI), Laboratorium
Manufaktur, Laboratorium Kayu Pemeliharaan Kampus menunjukkan terdapat
tujuh potensi bahaya yang terjadi. Potensi terjatuh
Ruang Kelas menunjukkan terdapat tiga potensi dari ketinggian dikarenakan tidak adanya
bahaya yang terjadi. Potensi tersandung kabel pengawasan dan mengabaikan penggunaan APD.
dikarenakan membiarkan kabel di pertengahan Potensi tertimpa dahan dikarenakan pekerja tidak
jalan. Potensi terjepit di antara dua panggung memperhatikan kondisi sekitar dan mengabaikan
dikarenakan kondisi panggung yang tidak stabil. penggunaan APD. Potensi terpapar bahan kimia
Potensi tertimpa aluminium penutup kolom plafon dikarenakan adanya bakteri atau serangga yang
dikarenakan tidak dilakukan perawatan. Adapun merugikan serta jenis pupuk untuk tanaman.
dampak yang diakibatkan dari Ruang Kelas yaitu Potensi terkena sengatan listrik, kebakaran, dan
anggota tubuh memar, luka, dan terkilir. Ketiga ledakan dikarenakan kelalaian dalam perawatan,
potensi memiliki nilai risk rating low tidak ada pengawasan, material yang mudah
terbakar dan APAR yang tidak berfungsi. Potensi
Ruang Kantor menunjukkan terdapat empat lift terjatuh dikarenakan mesin mati secara
potensi bahaya yang terjadi. Potensi tersandung mendadak. Potensi terjatuh dari tangga
kabel dikarenakan dosen ataupun mahasiswa dikarenakan tidak ada pengawasan saat bekerja.
membiarkan kabel di pertengahan jalan. Potensi Potensi terjatuh dari tangga dikarenakan tidak ada
mengetik dengan posisi tangan yang tidak lurus pengawasan saat bekerja. Potensi cidera pada otot
dikarenakan kesalahan pada posisi tangan yang dikarenakan mengangkat barang dengan asal-
tidak lurus. Potensi tertimpa dokumen yang berada asalan. Dampak yang diakibatkan yaitu pekerja
pada atas lemari atau rak dikarenakan kurang mengalami kematian, patah tulang, kulit iritasi,
berhati-hati menyimpan atau mengangkat barang. sesak nafas, dan anggota tubuh terkilir atau luka.
Potensi tertimpa aluminium penutup kolom plafon Potensi terjatuh dari ketinggian dan sengatan
dikarenakan tidak dilakukan perawatan. Adapun listrik, kebakaran, dan ledakan memiliki nilai risk
dampak yang diakibatkan dari Ruang Kantor yaitu rating high. Potensi tertimpa dahan dan lift terjatuh
anggota tubuh memar atau luka, dan tangan terasa memiliki nilai risk rating moderate. Potensi terpapar
pegal. Keempat potensi memiliki nilai risk rating bahan kimia, terjatuh dari tangga, dan cidera
low memiliki nilai risk rating low.
Lokasi Perpustakaan menunjukkan terdapat dua Keamanan terdapat empat potensi bahaya yang
potensi bahaya yang terjadi. Potensi tertimpa buku terjadi. Potensi tertabrak dikarenakan tidak
yang berada pada rak dikarenakan kurang berhati- konsentrasi saat berkendara. Potensi tertimpa
hati menyimpan atau mengangkat buku. Potensi bangunan dikarenakan bencana alam. Potensi
tertimpa barang yang berada pada loker tindak kriminal dikarenakan tidak melakukan
dikarenakan kurang berhati-hati menyimpan atau patrol di semua tempat. Potensi terpapar debu
mengangkat barang. Identifikasi bahaya secara dikarenakan asap kendaraan. Dampak yang
lengkap dibahas melalui tabel identifikasi bahaya. diakibatkan yaitu patah tulang, terluka, cidera,
dampak yang diakibatkan yaitu anggota tubuh gangguan sistem pernapasan. Potensi tertabrak dan
memar atau luka. Kedua potensi memiliki nilai risk gempa memiliki nilai risk rating high. Potensi
rating low. tindak kriminal memiliki nilai risk rating moderate.
Potensi terpapar debu memiliki nilai risk rating low.
PTIK memiliki dua potensi bahaya yang terjadi.
Potensi tertimpa barang di loker penyimpanan Pelayanan Kebersihan terdapat empat potensi
barang dikarenakan mahasiswa tidak berhati-hati bahaya yang terjadi. Potensi terjatuh dari
menyimpan atau mengangkat barang. Potensi ketinggian dikarenakan tidak adanya pengawasan,
mengetik dengan posisi tangan tidak lurus dan mengabaikan penggunaan APD. Potensi
dikarenakan mahasiswa tidak berhati-hati terpeleset dikarenakan tidak berhati-hati
menyimpan atau mengangkat barang. Dampak membersihkan area yang licin. Potensi tangan
yang diakibatkan dari PTIK yaitu anggota tubuh terpapar jamur dan lumut dikarenakan adanya
memar atau luka, dan tangan terasa pegal. Kedua bakteri yang merugikan, dan jenis pembersih yang
potensi bahaya memiliki nilai risk rating low. digunakan. Potensi terpapar debu dikarenakan

451
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko Untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

area yang dibersihkan terlalu kotor. Dampak yang Laboratorium Keairan menunjukkan terdapat satu
diakibatkan yaitu anggota tubuh terkilir, patah, potensi bahaya yang terjadi. Potensi terjatuh dari
terluka, bercak pada kulit, dan gangguan alat yang tinggi dikarenakan pekerja tidak
pernapasan. Potensi kebakaran memiliki nilai risk menggunakan APD. Dampak yang diakibatkan dari
rating high. Potensi terpeleset memiliki nilai risk Laboratorium Keairan yaitu operator mengalami
rating low. patah tulang. Potensi terjatuh memiliki nilai risk
rating moderate.
Poliklinik menunjukkan satu potensi bahaya yang
terjadi. Potensi pencemaran lingkungan Laboratorium Metalurgi menunjukkan terdapat dua
dikarenakan pekerja tidak menggunakan APD saat potensi bahaya yang terjadi. Potensi terjatuh dari
bekerja dan cara pembuangan sampah medis tidak alat uang tinggi dikarenakan tidak menggunakan
aman. Dampak yang diakibatkan yaitu APD. Potensi terkena sampel besi dan baja
menyebarkan penyakit-penyakit pada lingkungan dikarenakan bermain-main saat praktikum.
sekitar. Potensi pencemaran lingkungan memiliki Dampak yang diakibatkan yaitu luka bakar dan
nilai risk rating moderate. luka tertusuk. Kedua potensi memiliki nilai risk
rating moderate.
Kantin menunjukkan dua potensi bahaya yang
terjadi. Potensi kebakaran dikarenakan pekerja Laboratorium PSI menunjukkan terdapat tiga
tidak berhati-hati menggunakan kompor, dan potensi bahaya yang terjadi. Potensi tersandung
tabung LPG yang mudah terbakar. Potensi kabel dikarenakan dosen atau mahasiswa
terpeleset dikarenakan tidak berhati-hati saat membiarkan kabel di pertengahan jalan. Potensi
mencuci di area yang basah. Dampak yang tabung APAR tidak terawat dikarenakan
diakibatkan yaitu korban mengalami cidera serius penyimpanan tidak aman. Potensi tangan terjepit
dan anggota tubuh terluka atau terkilir. Potensi mesin plong dikarenakan bermain-main
kebakaran memiliki nilai risk rating high. Potensi menggunakan mesin plong. Adapun dampak yang
terpeleset memiliki nilai risk rating low. diakibatkan dari Laboratorium PSI yaitu anggota
tubuh terkilir, memar, dan terjepit. Ketiga potensi
Laboratorium Otomotif menunjukkan terdapat memiliki nilai risk rating moderate.
empat potensi bahaya yang terjadi. Potensi
kebakaran dikarenakan tidak berhati-hati Laboratorium Manufaktur menunjukkan terdapat
menggunakan bahan bakar dan terdapat bensin dan dua potensi bahaya yang terjadi. Potensi terkena
oli yang mudah terbakar. Potensi terpapar asap gram-gram besi dikarenakan menggunakan mesin
dikarenakan mesin mobil yang diperbaiki. Potensi bubut. Potensi kulit terpapar zat kimia atau oli
jari terjepit kap mobil dikarenakan mahasiswa dikarenakan bahan praktikum. Adapun dampak
bermain-main saat praktikum. Potensi memegang yang diakibatkan dari Laboratorium Manufaktur
kendaraan yang panas dikarenakan lupa memakai yaitu iritasi pada kulit. Ketiga potensi memiliki nilai
sarung tangan. Dampak yang diakibatkan yaitu risk rating low.
terbakar, gangguan pernapasan, memar pada jari,
dan tangan melepuh. Potensi kebakaran memiliki Laboratorium Kayu menunjukkan bahwa terdapat
nilai risk rating high. Potensi terpapar asap tiga potensi bahaya yang terjadi. Potensi terkena
memiliki nilai risk rating moderate. Potensi terjepit pisau potong dikarenakan mahasiswa bermain-main
dan memegang kendaraan panas memiliki nilai risk saat menggunakan mesin potong. Potensi bahaya
rating low. menghirup bau cat semprot dikarenakan bahan
praktikum. Potensi mata terpapar serbuk kayu
Laboratorium Beton dan Konstruksi menunjukkan dikarenakan bahan praktikum. Adapun dampak
terdapat tiga potensi bahaya yang terjadi. Potensi yang diakibatkan dari Laboratorium Kayu yaitu
menghasilkan suara bising dikarenakan tidak tangan terluka, iritasi, dan pusing. Ketiga potensi
menggunakan APD, dan suara mesin abrasi yang bahaya memiliki nilai risk rating low.
menghasilkan suara yang keras. Potensi tangan
tergores dikarenakan lupa memakai sarung tangan, Hasil Penilaian Risiko
sekop yang tajam, dan tekstur beton yang kasar.
Potensi terpapar debu dikarenakan debu Hasil penilaian risiko dilakukan pada setiap
pencampuran semen. Dampak yang diakibatkan aktivitas-aktivitas yang telah diidentifikasi. Hasil
gangguan pernapasan, gangguan pendengaran serta penilaian risiko diidentifikasi berdasarkan semua
tangan terluka. Potensi suara bising memiliki nilai tingkat yaitu low, moderate, dan high. Hasil
risk rating high. Potensi tergores dan terpapar debu penilaian risiko akan diidentifikasi lebih lanjut
memiliki nilai risk rating low. untuk melakukan tahapan dalam pengendalian.

452
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

yang sangat fatal yaitu kematian. Sebanyak tiga


potensi risiko menyebabkan pekerja mengalami
penyakit baik langsung atau melalui penyebaran
15% lingkungan. Sebanyak satu potensi menyebabkan
Low pekerja mengalami terjatuh yang tergolong
Moderate memerlukan bantuan medis.
28% 57%
High Pemenuhan Klausul 6.1.3 dan Klausul 6.1.4

Klausul 6.1.3 membahas mengenai penentuan


persyaratan hukum dan Klausul 6.1.4 membahas
mengenai tindakan perencanaan. Tujuan
perencanaan dan pengendalian risiko yaitu
Gambar 1 Pengendalian Hirarki menciptakan lingkungan Universitas X menjadi
lingkungan yang aman bagi semua civitas yang
Hasil penilaian berdasarkan hasil observasi dapat sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Aktivitas
ditunjukkan melalui Gambar 1 melalui pie chart. yang telah diidentifikasi sebelumnya telah memiliki
Nilai risk rating low pada aktivitas di Universitas X perencanaan namun penulis memberikan usulan
tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa 15% penambahan pengendalian risiko yang dapat
aktivitas memerlukan penanganan walaupun ditambahkan tanpa menghapus pengendalian yang
bukan dalam kondisi darurat. Sebanyak 28% telah ada sebelumnya. Pengendalian dilakukan
aktivitas di Universitas X memerlukan upaya-upaya pada potensi bahaya yang tergolong moderate dan
perbaikan untuk pengendalian secepat mungkin. high.
Sebanyak 57% risiko bersifat rendah dan dapat
dikendalikan dengan aturan ataupun prosedur yang Pemeliharaan Kampus dalam menangani kelalaian
berlaku. Tabel penyebab risiko terbanyak dapat pekerja yaitu dengan melakukan pengawasan saat
melakukan dan setelah melakukan aktivitas.
dilihat pada Tabel 4.
Pengendalian melalui pengawasan dapat
diterapkan pada potensi bahaya terjatuh dari
Tabel 4. Penyebab risiko terbanyak ketinggian, tertimpa dahan dan tersengat listrik.
Pengendalian Risiko Potensi Bahaya Menangani penyebab bahaya metode standar
Kelalaian Pekerja 34 penanganan tidak diperhatikan dapat diatasi
Metode yang salah 6 dengan mewajibkan penggunaan APD dan penalti
Lingkungan Kerja 4 pada pekerja yang mengabaikan. Pengendalian
Mesin 3 APD dapat diterapkan pada potensi bahaya terjatuh
Material 11 dari ketinggian dan tersengat listrik. Menangani
penyebab bahaya mesin diatasi dengan melakukan
Sebanyak 33 potensi risiko diakibatkan karena monitoring dan evaluasi dari hasil perawatan.
kelalaian pekerja karena tidak konsentrasi saat Pengendalian monitoring dan evaluasi dapat
bekerja. Material yaitu sebanyak sepuluh potensi diterapkan pada potensi bahaya lift macet dan
risiko. Faktor metode yang salah menyebabkan APAR tidak berfungsi. Hasil penilaian residu dari
tujuh potensi bahaya tertinggi ketiga. Penyebab pemeliharaan kampus memiliki nilai risk rating
risiko lingkungan kerja menyebabkan empat potensi moderate. Peraturan persyaratan hukum pada
Pemeliharaan Kampus terkait potensi bahaya yang
risiko. Penyebab risiko mesin menyebabkan tiga
dimiliki yaitu Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
potensi risiko. Identifikasi dilakukan berdasarkan
Republik Indonesia (Permenaker RI) No 9 tahun
potensi risiko yang ada. Tabel dampak risiko
2019 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
terbanyak dapat dilihat pada Tabel 5. dalam pekerjaan dalam ketinggian [4], Menteri
Tenaga Kerja No PER-03/MEN/1999 tentang syarat-
Tabel 5. Dampak risiko terbanyak syarat keselamatan dan kesehatan kerja untuk lift
Pengendalian Risiko Potensi Bahaya pengangkutan orang dan barang [5], dan Peraturan
Kematian 6 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Cidera Berat 15 (Permenakertrans) No: PER.04/MEN/1980 tentang
Terjatuh 4 syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
Cidera Ringan 16 pemadam api ringan [6].
Penyakit 8
Keamanan dalam menangani kelalaian pekerja
Sebanyak 15 potensi risiko menyebabkan pekerja yaitu dengan melakukan pengawasan saat
mengalami cidera berat. Sebanyak enam potensi melakukan dan setelah aktivitas. Pengendalian
risiko menyebabkan pekerja mengalami dampak melalui pengawasan dapat diterapkan pada potensi

453
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko Untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

bahaya tertabrak. Menangani penyebab bahaya 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran


lingkungan akibat gempa diatasi dengan di tempat kerja [11], dan Peraturan Pemerintah
melakukan pelatihan penanggulangan gempa. (PP) RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Menangani penyebab bahaya lingkungan akibat pengendalian pencemaran udara [12].
tindak kriminal yaitu melakukan patroli pada area
yang tidak terpantau secara rutin. Hasil penilaian Laboratorium Beton dan Konstruksi dalam
residu dari keamanan memiliki nilai risk rating menangani penyebab bahaya mesin diatasi dengan
moderate. Peraturan persyaratan hukum pada menggunakan APD. Menangani kelalaian
keamanan terkait potensi bahaya yang dimiliki mahasiswa dengan melakukan pengawasan saat
yaitu Undang-Undang (UU) No 22 Tahun 2009 melakukan dan setelah praktikum. Hasil penilaian
tentang lalu lintas dan angkutan jalan [7], residu dari laboratorium beton dan konstruksi
Peraturan Presiden (Perpres) No 93 tahun 2019 memiliki nilai risk rating moderate. Peraturan
tentang penguatan dan pengembangan sistem
persyaratan hukum pada laboratorium beton dan
informasi gempa bumi [8], dan UU No. 1 Tahun
konstruksi terkait potensi bahaya yang dimiliki
1946 tentang keselamatan kerja [9].
yaitu Permenakertrans RI No PER.08/MEN
Pelayanan Kebersihan dalam menangani kelalaian /VII/2010 tentang alat pelindung diri [13].
pekerja yaitu dengan melakukan pengawasan saat
melakukan dan setelah melakukan aktivitas serta Laboratorium Keairan dalam menangani kelalaian
menggunakan APD saat bekerja. Hasil penilaian pekerja yaitu dengan melakukan pengawasan saat
residu dari pelayan kebersihan memiliki nilai risk melakukan dan setelah praktikum serta
rating low. Peraturan persyaratan hukum pada penggunaan APD. Hasil penilaian residu dari
pelayanan kebersihan terkait potensi bahaya yang laboratorium keairan memiliki nilai risk rating
dimiliki yaitu Permenaker RI No 9 Tahun 2019 moderate. Peraturan persyaratan hukum pada
tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium keairan terkait potensi bahaya yang
pekerjaan dalam ketinggian [4]. dimiliki yaitu Permenaker RI No 9 Tahun 2019
tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam
Poliklinik dalam menangani penyebab bahaya pekerjaan dalam ketinggian [4].
metode yaitu dengan melakukan briefing pada
cleaning service untuk menggunakan APD. Hasil Laboratorium Metalurgi dalam menangani
penilaian residu dari poliklinik memiliki nilai risk kelalaian pekerja yaitu dengan melakukan
rating moderate. Peraturan persyaratan hukum pengawasan saat melakukan dan setelah
pada poliklinik terkait potensi bahaya yang dimiliki
praktikum, briefing, dan menggunakan APD.
yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI No 18 Tahun
Pengendalian tersebut diterapkan pada potensi
2020 tentang pengolahan limbah medis fasilitas
pelayanan kesehatan berbasis wilayah [10]. bahaya terkena mesin hot press dan terkena sampel
besi dan baja. Hasil penilaian residu dari
Kantin dalam menangani kelalaian pekerja yaitu laboratorium metalurgi memiliki nilai risk rating
dengan melakukan pelatihan pemadaman. moderate dan low. Peraturan persyaratan hukum
Menangani penyebab bahaya material yang mudah pada laboratorium metalurgi terkait potensi bahaya
terbakar dengan melakukan pengecekan kondisi yang dimiliki yaitu Peraturan Pemerintah RI
gas, kompor dan APAR secara rutin. Hasil penilaian No.Per-15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan
residu dari kantin memiliki nilai risk rating pertama pada kecelakaan di tempat kerja [14] dan
moderate. Peraturan persyaratan hukum pada Permenakertrans No PER.08/MEN/VII/2010
kantin terkait potensi bahaya yang dimiliki yaitu tentang pengendalian pencemaran udara [12].
Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker) RI
No. Kep-186/MEN/1999 tentang penanggulangan Laboratorium PSI dalam menangani menangani
kebakaran di tempat kerja [11]. kelalaian pekerja dengan melakukan pengawasan
saat melakukan dan setelah praktikum,
Laboratorium Otomotif dalam menangani kelalaian Pengendalian melalui pengawasan dapat
pekerja yaitu dengan melakukan pelatihan diterapkan pada potensi bahaya kabel listrik tidak
pemadaman pada potensi kebakaran. Menangani teratur dan tangan terjepit. Menangani penyebab
penyebab bahaya material diatasi dengan
bahaya metode diatasi dengan pemasangan kaca
pengecekan kondisi APAR secara rutin pada potensi
dan memperhatikan tanggal kelayakan APAR.
kebakaran. Menangani penyebab bahaya mesin
Peraturan persyaratan hukum pada laboratorium
diatasi dengan menggunakan APD pada potensi
terpapar asap kendaraan Hasil penilaian residu dari metalurgi terkait potensi bahaya yang dimiliki yaitu
laboratorium otomotif memiliki nilai risk rating melalui Permenaker RI No 12 Tahun 2015 tentang
moderate dan low. Peraturan persyaratan hukum keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempat
pada laboratorium otomotif terkait potensi bahaya kerja [15], dan Permenakertrans No
yang dimiliki yaitu Kepmenaker RI No. Kep- PER.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat

454
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api Pemenuhan Klausul 6.2.1


ringan [6].
Klausul 6.2.1 membahas mengenai sasaran K3.
Hasil Perencanaan dan Pengendalian Risiko Sasaran K3 dalam sebuah organisasi perlu
diterapkan agar untuk memenuhi komitmen dalam
Hasil penilaian risiko dilakukan pada setiap kebijakan K3. Sasaran K3 dilakukan untuk
aktivitas yang telah diidentifikasi. Hasil penilaian mengurangi kecelakaan kerja pada organisasi.
risiko diidentifikasi berdasarkan tingkat moderate Sasaran pertama yaitu setiap vendor perawatan
dan high. Hasil penilaian risiko berdasarkan hasil sarana dan prasarana Universitas X wajib
observasi dapat ditunjukkan melalui Gambar 5 menerapkan ataupun menggunakan APD dan wajib
melalui pie chart berikut. pengawasan dilakukan oleh perusahaan vendor
sendiri dan pihak kampus. Sasaran kedua yaitu
memastikan setiap mahasiswa dan operator
laboratorium yang akan masuk ke laboratorium
wajib menggunakan APD sesuai dengan tingkat
bahaya. Sasaran ketiga yaitu melakukan pelatihan
32% pemadam kebakaran ataupun pelatihan gempa
Moderate
minimal setahun sekali untuk setiap area dan area
Low yang rawan terjadi kebakaran. Sasaran keempat
68% yaitu pekerja yang membersihkan bangunan tinggi
atau plafon wajib menggunakan APD sesuai dengan
tingkat risikonya serta adanya pengawasan atau
melakukan kontrol.

Pemenuhan Klausul 6.2.2


Gambar 5. Persentase tingkat risiko
Klausul 6.2.2 membahas mengenai perencanaan
Pie chart menunjukkan bahwa sebanyak 68% untuk mencapai sasaran K3. Dalam pelaksanaan
aktivitas tetap memerlukan penanganan serta sistem K3 maka pihak manajemen K3 seharusnya
perhatian dan sebanyak 32% aktivitas dengan risk perlu untuk menetapkan kebijakan yang mengatur
rating rendah namun memerlukan prosedur agar secara menyeluruh terkait tujuan yang hendak
bahaya pada aktivitas dapat ditangani dengan baik. dicapai dalam pelaksanaan sistem manajemen K3.
Identifikasi dilakukan berdasarkan potensi risiko Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan sistem
yang ada. Hasil pengendalian risiko yang telah manajemen K3 yang maksimal, terdapat peraturan
dilakukan kemudian diidentifikasi pengendalian yang perlu ditetapkan dan dilaksanakan, sehingga
risiko yang paling sering terjadi. Identifikasi Pimpinan SMK3 Universitas X menetapkan
dilakukan berdasarkan potensi risiko yang ada. kebijakan K3, yang idealnya. Perencanaan yang
Tabel pengendalian risiko terbanyak dapat dilihat pertama yaitu peduli terhadap keamanan,
pada Tabel 6. kesehatan civitas yang bekerja dan yang melakukan
aktivitas selama di kampus. Perencanaan yang
Tabel 6. Pengendalian risiko terbanyak kedua yaitu memiliki komitmen untuk menjalankan
SMK3 dan dalam pelaksanaan SMK3 harus
Pengendalian Risiko Potensi Bahaya
didukung dengan sarana dan prasarana yang
Eliminasi -
mendukung. Perencanaan yang ketiga yaitu
Subtitusi - menjangkau semua tingkat fakultas dan program
Teknis - studi dengan melakukan sosialisasi K3.
Administratif 19 Perencanaan yang keempat yaitu meninjau sasaran
Alat Pelindung Diri 8 K3 terkait efektifitas. Meninjau pelaksanaan sistem
manajemen K3 apakah sudah diterapkan dengan
Usulan pengendalian risiko yang paling banyak cukup efektif dapat mengurangi risiko kecelakaan
yaitu pengendalian yang bersifat administratif. yang terjadi di Universitas X.
Sebanyak 19 potensi risiko diusulkan perbaikan
menggunakan perbaikan administratif agar adanya Simpulan
prosedur yang tepat pada pengawasan, monitoring
dari evaluasi bahaya. Selain usulan pengendalian Perancangan analisis risiko untuk memenuhi ISO
administratif, pengendalian yang diusulkan yaitu 45001:2018 klausul 6 di Universitas X dengan
penggunaan APD. Penggunaan APD disarankan melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan
pada delapan potensi risiko yang memiliki bahaya pengendalian. Didapatkan aktivitas pemeliharaan
yang cukup tinggi dan dapat mencelakakan pekerja. kampus memiliki potensi bahaya high risk yang

455
Bunga’ et al./Perancangan Analisis Risiko Untuk Memenuhi ISO 45001:2018…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 449-456

paling banyak karena aktivitas pemeliharaan 4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


kampus memiliki potensi bahaya yang lebih banyak. Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019
Penyebab yang paling sering terjadi dalam tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
identifikasi bahaya yaitu kelalaian pekerja, pekerja dalam Pekerjaan dalam Ketinggian, 2019.
yang tidak konsentrasi saat melakukan aktivitasnya 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER-
03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat
berdampak pada terjadinya kecelakaan. Dampak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
bahaya yang paling sering terjadi yaitu cidera Lift Pengangkutan Orang dan Barang,
ringan dan cidera berat. Pengendalian yang yang 2019.
paling banyak diusulkan yaitu melakukan 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
pengendalian administratif. Pemberian sasaran K3 Transmigrasi Republik Indonesia
diharapkan dapat mampu mengurangi tingkat No.:PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-
keparahan yang terjadi maka kebijakan K3 perlu Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
untuk diperhatikan serta dilaksanakan dengan Alat Pemadam Api Ringan, 1980.
baik. Hasil penelitian didapatkan bahwa masih ada 7. Undang-Undang Republik Indonesia
beberapa saran yang perlu dalam penelitian Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
selanjutnya. Penelitian yang dilakukan ini bersifat dan Angkutan Jalan, 2009.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia
kualitatif sehingga masih ada beberapa aktivitas
Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan
yang perlu diidentifikasi dengan menggunakan alat
dan Pengembangan Sistem Informasi
ukur yang sesuai untuk mengetahui batas Gempa Bumi, 2019.
kenormalan suatu bahaya. Pengendalian yang telah 9. Undang-Undang Republik Indonesia
diusulkan dalam penelitian perlu dipertimbangkan Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum
kembali karena dalam menerapkan perbaikan perlu Pidana, 1946.
mempertimbangkan sumber daya yang ada. 10. Peraturan Menteri Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengolahan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Daftar Pustaka Kesehatan Berbasis Wilayah, 2020.
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. Kep-186/MEN/1999 tentang
1. Mangeka, E. E., Pembaharuan Dokumen
Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Hazard Identification, Risk Assessment, and Kerja. 1999.
Risk Control (HIRARC) di PT Schneider 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Indonesia Plant Cikarang Berdasarkan Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Standar OHSAS 18001:2007, Tugas Akhir, Pengendalian Pencemaran Udara, 1999.
Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen 13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Petra, Surabaya, 2015. Transmigrasi Republik Indonesia No:
https://dewey.petra.ac.id/catalog/digital PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
/detail?id=34948 on 09 January 2022. Pelindung Diri, 2010.
2. Anton, T. J., Occupational Safety and 14. Peraturan Menteri Republik Indonesia
Health Management, 2nd ed., McGraw-Hill No.:Per15/Men/VIII/ 2008 tentang
College, 1989. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
3. The National Institute for Occupational Tempat Kerja, 2008.
Safety and Health, Hierarchy of Controls, 15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
2015 retrieved from https://www.cdc.gov/ Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015
niosh/topics/hierarchy/default on 19 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
January 2022. Listrik di Tempat Kerja, 2015.

456

Anda mungkin juga menyukai