KELOMPOK 4 :
Anthonio Roberto Haryadi (PT. Etos Suryanusa)
Farida Dwi Risma Ningrum ( PT. Adi Raharja Utama)
Azka Hifzan Nanda (Freshgraduated)
Desi Rahmawati (Freshgraduated)
Afrizal Fajar Nur Pratama ( Freshgraduated )
Ersa Aditiya (PT. Indo Karya Senior)
DAFTAR ISI
01 PENDAHULUAN
02 KONDISI PERUSAHAAN
04 PENUTUP
BAB 1
PENDAHULU
AN
Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut filosofi (Mangkunegara) merupakan suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur. Setiap perusahaan wajib memberikan perlindungan untuk seluruh pekerja yang mana
hal tersebut menjadi dasar dalam penerapan K3 yang diatur dalam UU No.11 Tahun 1970. Dalam
Undang-undang tersebut dikatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional serta setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya
Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan dari tahun 2017-2021. Angka kecelakaan kerja
selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.
Latar Belakang
Makalah ini berisi tentang Kelembagaan dan Keahlian serta Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada PT. Surabaya Marine. Dimana Kelembagaan K3 dalam perusahaan
pada umumnya berisi, Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3). Sedangkan Ahli K3 umum merupakan tenaga kerja
teknik berkeahlian khusus yang akan membantu pemerintah untuk mengawasi jalannya pekerjaan di
lokasi kerja masing-masing agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan
pemerintah. Peningkatan produktivitas, terciptanya tempat kerja serta lingkungan yang aman, dan
pengendalian resiko yang terstruktur merupakan bagian dari sistem SMK3.
Maksud dan Tujuan
1. Tujuan Umum
• Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pekerja di PT.
Surabaya Marine
2. Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui Kelembagaan dan Keahlian K3 pada PT. Surabaya Marine.
• Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan PT.
Surabaya Marine
Maksud dan Tujuan
1. Tujuan Umum
• Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pekerja di PT.
Surabaya Marine
2. Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui Kelembagaan dan Keahlian K3 pada PT. Surabaya Marine.
• Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan PT.
Surabaya Marine
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dari laporan PKL ini meliputi Bidang Kelembagaan dan Keahlian K3 serta Sistem
Managemen K3 (SMK3)
Dasar Hukum
• Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) & (2)
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(AK3).
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (PJK3).
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban
Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permenaker No. 18 Tahun 2016 tentang Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dasar Hukum
KONDISI / FAKTA
PERUSAHAAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT Surabaya Marine merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan oleh Ir. Sutrisno pada
26 Februari 2011 berlokasi awal di Jl. Raya Kedung Asem No. 90 Surabaya dimana saat ini berlokasi
di Jl. Raya Lingkar Timur No.44 Kec.Buduran, Kab. Sidoarjo. Jumlah Karyawan PT Surabaya
Marine sebanyak 44 karyawan. Pada awalnya, PT. Surabaya Marine bergerak dalam bidang Marine
Consultan. Seiring perkembangannya, PT. Surabaya Marine saat ini mengembangkan sayapnya
bergerak dalam bidang Aluminium Boat Builder, Marine Equipment Manufacture, Shipbuilding, dan
Marine Supplier. Dengan mempertahankan hubungan yang baik dan kepercayaan dari setiap owner
maupun pembeli dan pelanggan, serta memberikan pelayanan yang optimal dan memuaskan, PT.
Surabaya Marine berkembang menjadi perusahaan bisnis dalam bidang Marine di Indonesia, serta
banyak menjadikan produk-produknya sebagai produk unggulan Indonesia. Karena di samping
berbisnis, PT. Surabaya Marine juga mempunyai tanggung jawab moral yang besar dalam memajukan
dunia maritim Indonesia.
Visi Perusahaan
Menjadi Salah Satu Pilar Kokoh Pendukung Kemajuan Industri Maritim Indonesia
Misi Perusahaan
Menjaga Keunggulan Kualitas Produk Dari Setiap Bidang
Kebijakan Mutu PT Surabaya Marine
Sebagai Langkah Perwujudan Visi Dan Misi Perusahaan Serta Memuaskan Pelanggan Dan Pihak –
Pihak Berkepentingan Di Dalam Perusahaan, Maka PT. Surabaya Marine Dalam Menghasilkan
Produk/Jasa Menetapkan Kebijakan Mutu Yaitu :
1. PT. Surabaya Marine telah memiliki operator yang sudah dilengkapi sertifikasi pengelasan
dibidang marine
Temuan Positif Sistem Managemen K3 (SMK3)
1. PT. Surabaya Marine memiliki program kerja K3 seperti briefing k3/ safety talk, fire dan
emergency drill dan penyelenggaraan gizi kerja untuk lembur berupa mie instan dan susu.
2. PT. Surabaya Marine memiliki SOP pada pelaksanaan pekerjaan seperti produksi.
3. Terdapat cheklist pre use inpection pada mesin dan peralatan (overhead crane, mesin cnc dll)
4. PT. Surabaya Marine telah menyediakan APD seperti safety helm, safety shoes, masker, kacamata
pelindung wajah dll
5. Terdapat safety sign ada tiap-tiap area pengerjaan
6. Tersedia alat/sarana keadaan darurat kebakaran (APAR)
7. Terdapat rambu rambu petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul
Temuan Negatif Kelembagaan dan Keahlian K3
KELEMBAGAAN K3
Peraturan Perundangan
No. Temuan Positif Manfaat Saran Dokumentasi
K3
Dalam dilakukan
Setiap Divisi
penyusunan struktur
mengerti dengan - UU No. 1 Tahun 1970
organisasi
jelas terkait tentang Keselamatan
PT. Surabaya perusahaan harus
kewajiban yang Kerja, Pasal 1
Marine memiliki disesuaikan dengan
1 harus
struktur organisasi kemampuan
dilaksanakan dan
perusahaan personil agar
membentuk alur
tercapai sistem kerja
hubungan kerja
yang efektif dan
yang jelas
efisien
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Safety induction
Untuk
PT. Surabaya dilakukan oleh - UU No. 1 Tahun 1970
menjelaskan
Marine telah pihak yang tentang Keselamatan
terkait resiko-
melakukan safety mengerti tentang Kerja, Pasal 1
2 resiko bahaya
induction sebelum kondisi lapangan
yang akan timbul
memulai pekerjaan pada area tersebut
dan cara
setiap harinya agar sesuai dengan
pengendaliannya
kondisi pelaksanaan
Sebagai fasilitas
PT. Surabaya
pelayanan - UU No. 1 Tahun 1970
Marine telah
kesehatan bagi Lebih baik apabila tentang Keselamatan
menjalin kerjasama
pekerja yang tenaga kesehatan Kerja, Pasal 1
dengan fasilitas
3 dapat menjamin dari faskes tersebut - PP No. 50 Tahun 2012
kesehatan terdekat
tingkat kesehatan sudah memiliki tentang SMK3 pada
untuk upaya
para pekerja sertifikasi hiperkes kriteria audit no. 82 poin
keselamatan
ditempat kerja 6.4.3
kecelakaan kerja
tersebut
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
- Undang- Undang No. 01 Tahun
1970 Tentang Keselamatan
PT. Surabaya Marine Kerja.
telah menjalin
Lebih baik membentuk
kerjasama dengan Sebagai upaya apabila
emergency responses - Kepmenaker No. 186 tahun
4 pemadam kebakaran terjadi kebakaran
team dan menyediakan 1999 tentang Unit
terdekat untuk upaya ataupun peledakan
fasilitas tanggap darurat Penanggulangan Kebakaran di
penanggulangan Tempat Kerja
kebakaran.
KEAHLIAN K3
Peraturan
No. Temuan Positif Manfaat Saran Dokumentasi
Perundangan K3
- Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 05
Tahun 1985 tentang
Pesawat Angkat dan
Angkut
Operator pengelasan di
PT. Surabaya
bidang marine yang - Peraturan Menteri
Marine telah
bersertifikat dapat Tenaga Kerja No. 09
memiliki operator Pastikan Lisensi
mencegah kemungkinan Tahun 2010 tentang
yang sudah Operator bidang
1 terjadinya kecelakaan Operator dan Petugas
dilengkapi marine tidak
kerja dalam Pesawat Angkat dan
sertifikasi kadarluarsa Angkut
mengoperasikan
pengelasan
pengelasan di bidang
dibidang marine
marine - PP No. 50 tahun 2012
tentang SMK3 pada
kriteria audit SMK3 no.
166
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
SISTEM PENERAPAN K3 & SMK3
Peraturan
No. Temuan Positif Manfaat Saran Dokumentasi
Perundangan K3
- Permenaker No. 8
Perlu dilakukan Tahun 2010
PT. Surabaya Marine
pemeriksaan APD
telah menyediakan
APD yang sesuai dapat secara berkala agar -INSTRUKSI
APD seperti safety
4 mengurangi resiko dari APD yang MENTERI
helm, safety shoes,
bahaya kecelakaan kerja digunakan tidak TENAGA KERJA
masker, kacamata
membahayakan para No. :
pelindung wajah dll
pekerja itu sendiri Ins.2/M/BW/BK/19
84 Tentang Alat
Pelindung Diri
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Dapat menjadi
Terdapat safety sign pengingat bagi para Perlu pembaharuan - UU No. 1 Tahun
5 ada tiap-tiap area pekerja tentang potensi safety sign agar 1970 tentang
pengerjaan bahaya yang ada pada terlihat lebih jelas Keselamatan Kerja
tempat kerja tersebut
- Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Pemberian materi Transmigrasi No.
orientasi kepada 04 Tahun 1980
Dilakukan
pekerja baru Tentang Syarat-
perawatan dan
diperlukan untuk syarat Pemasangan
pengecekan APAR
mengetahui kebijakan dan Pemeliharaan
Tersedia alat/sarana secara berkala agar
atau struktur organisasi APAR
6 keadaan darurat APAR selalu siap
perusahaan, mengenal
kebakaran (APAR) saat dibutuhkan dan
sumber bahaya dan
dalam peletakannya - PP No. 50 tahun
resiko yang mungkin
pada tempat yang 2012 Tentang
terjadi, serta cara
sudah disesuaikan Penerapan SMK3
penggunaan APD
dengan baik dan benar pada kriteria
audit SMK3 no. 83
poin 6.4.4
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Sebagai jalur
Memastikan jalur
Terdapat rambu penyelamat karyawan
evakuasi memiliki
rambu petunjuk jalur apabila terjadi suatu
7 akses langsung ke
evakuasi dan titik insiden berbahaya
ruang terbuka
kumpul. dalam gedung tempat
dengan aman
kerja
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Peraturan
No. Temuan Negatif Bahaya Saran Dokumentasi
Perundangan K3
Membentuk
Perusahaan tidak organisasi P2K3 •UU No.1 Tahun 1970
dapat melaksanakan yang disahkan tentang Keselamatan
PT Surabaya Marine kebijakan dan
oleh Disnaker Kerja
1 belum memiliki prosedur untuk
mengendalikan risiko setempat serta •PP No. 50 Tahun
organisasi P2K3
kecelakaan kerja dan penunjukan 2012 tentang
penyakit akibat kerja sekretaris P2K3 SMK3(Kriteria 1.4.3)
yaitu ahli K3
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
•Permenaker No.8
Tahun 2020 tentang
Pesawat Angkat dan
Kurangnya
Bekerjasama Pesawat Angkut
pengetahuan dan
Operator mesin dengan PJK3 •Undang-Undang
keahlian operator
3 (overhead crane) untuk sertifikasi No.1 Tahun 1970
dalam
belum memiliki SIO pelatihan/lisensi tentang Keselamatan
mengoperasikan
untuk operator Kerja
mesin dan peralatan
•PP No.50 Tahun 2012
tentang Penerapan
SMK3
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
•Undang-Undang
Bekerjasama
No.1 Tahun 1970
Kurangnya dengan PJK3
Belum ada ahli K3 tentang Keselamatan
pengetahuan dan untuk
maupun personil K3 di Kerja Pasal 3, Pasal 9
kompetensi pekerja melaksanakan
perusahaan (Teknisi, ayat 3
4 dalam pelatihan
Petugas P3K, Petugas •PP No.50 Tahun 2012
melaksanakan kompetensi dan
Penanggulangan tentang Penerapan
aspek K3 pada saat keahlian kepada
Kebakaran dll) SMK3
aktivitas pekerjaan pekerja di PT
•Permenakertrans No.
Surabaya Marine
15/MEN/VIII/2008
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Dapat mengganggu
mobilitas diarea
Tidak terdapat perusahaan dan Segera membuat garis •PP. No. 50 tahun 2012 Tentang
2 garis parkir pada menyebabkan atau rambu parkir Penerapan SMK3 pada kriteria
area parkir kesulitan apa bila sesuai dengan aturan audit SMK3 no. 83 poin 6.4.4
terdapat kondisi
darurat
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Operator
CNC tidak - UU No.1 Tahun 1970
Wajib memakai
menggunakan Tangan dapat tentang keselamatan dan
APD lengkap
APD yang terluka karena kesehatan Kerja
4 (Helm, rompi,
lengkap tidak ada
sarung tangan,
perlindungan - PP No. 50 tahun 2012
safety shoes)
Tentang Penerapan SMK3
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Proses Menggunakan
pengangkatan Berpotensi simpul yang sesuai
menggunakan barang jatuh standar K3 atau - Permenaker No.8 Tahun
5
pengait tidak dan menimpa memiliki rigger 2000
memenuhi para pekerja yang sudah
standar bersertifikasi
Bisa
menimbulkan • Permenaker No.12 Tahun
Instalasi bahaya Memperbaiki arus 2015 Tentang Keselamatan
listrik yang tersengat arus listrik sesuai dengan dan Kesehatan Kerja Listrik
belum listrik tegangan standar PUIL 2000 di Tempat Kerja
6
memenuhi tinggi ataupun oleh orang yang • Permenaker No.33 Tahun 2015
standar PUIL hubungan arus sudah bersertifikasi Tentang Keselamatan dan
2000 pendek yang dan diberi penutup Kesehatan Kerja Listrik di
dapat memicu Tempat Kerja
kebakaran
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
APAR diletakkan
sesuai dengan
Penempatan
tempatnya, dan
APAR yang Jika terjadi digantung dengan
kurang baik kebakaran - Permenaker No. 04 Tahun
7 ketinggian minimal
dan tidak penanganan akan 1980
terhambat 15cm dari lantai.
pada
Untuk tanda APAR
tempatnya
jaraknya 125cm
dari atas lantai
Selalu menjaga
Belum kerapian baik
menerapkan Dapat sebelum ataupun
5R (Rapi, menciptakan setelah
unsafe condition - Permenakertrans RI No.
8 Resik, menggunakan an
yang sangat Per.01/MEN/1980 pasal 6
Ringkas, membahayakan menyediakan
Rajin, pekerja tempat untuk
Rawat) peletakan masing-
masing alat
Tidak
terdapat
poliklinik Segera memilih
Perusahaan Terlambat dalam salah satu pekerja - Permenakertrans RI No. 15
melakukan
maupun untuk mengikuti Tahun 2008 Tentang
11 penanganan
personil pertama pada pelatihan / Pertolongan Pertama
kesehatan kecelakaan kerja sertifikasi ahli K3 Kecelakaan di Tempat Kerja
kerja (dokter P3K
maupun
petugas P3K)
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Safety tidak
mengetahui
Safety Sign resiko bahaya - PP No. 50 tahun 2012
pada area Segera mengganti
sudah pudar Tentang Penerapan SMK3
12 tersebut dengan safety sign
dan sulit sehingga pada kriteria audit SMK3
baru
terbaca berpotensi No. 83 poin 6.4.4
terjadi
kecelakaan kerja
Pekerja akan
Posisi kerja mudah merasa Segera dilakukan
lelah dan - Permenaker No. 5 Tahun
13 tidak penyesuaian
berpotensi 2018
ergonomic terhadap cidera ditempat kerja
tulang belakang
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari video dan wawancara langsung secara online
bersama dengan Bapak Bagus Gito selaku bidang eksternal dari PT. Surabaya Marine, dapat dilihat
bahwa PT. Surabaya Marine belum menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3). Seluruh kebijakan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dipegang oleh
bidang HSE dibantu Supervisi senior dalam pelaksanaan dilapangan, perusahaan juga membuat upaya
untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dengan cara melakukan safety talk setiap akan
memulai pekerjaan, membuat SOP terkait pekerjaan yang akan dilakukan, menyediakan APD untuk
semua operator, memasang rambu-rambu serta poster untuk menggiatkan K3 dan mengadakan
training internal terkait penanggulangan kebakaran kepada para pekerja.
Akan tetapi dikarenakan latar belakang pendidikan dari para operator disana dan tidak adanya
lembaga SMK3 maupun P2K3 berdampak terhadap kurangnya pembinaan maupun pengawasan
terkait pentingnya keberlangsungan K3, hal tersebut membuat upaya-upaya yang telah disediakan
oleh perusahaan lebih sering diabaikan oleh para pekerja disana.
Saran
Dalam wawancara dengan divisi eksternal dari PT. Surabaya Marine, ada beberapa masukan dan
saran untuk PT. Surabaya Marine adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya sertifikasi kelengkapan bagi setiap tenaga kerja sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Dilakukan uji riksa dan inspeksi rutin terhadap peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
3. Terus meningkatkan penerapan SMK3 dan memantau pelaksanaan SMK3 serta memenuhi
kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundang – undangan.
4. Meningkatkan dan memelihara kebutuhan administratif K3 di perusahaan.
Sekian & Terimakasih