Anda di halaman 1dari 64

Pengawasan Kantin dan Toilet

Perusahaan
Ratih Damayanti
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
Dasar Hukum
• Peraturan Menteri Perburuhan no.7 tahun 1964
tentang syarat kesehatan, kebersihan serta
penerangan di tempat kerja
• Permenaker 5 tahun 2018 tentang K3L
• Instruksi Menaker 01/Men/1988 tentang
Peningkatan Pengawasan Kantin dan Toilet di
Perusahaan
• Permenkes 48 tahun 2016 ttg K3 di Perkantoran
Pelaksanaan Pengawasaan
Pembinaan & pengawasan dilakukan oleh :
•  Pengawas kesehatan kerja, terhadap hal-hal
yg umumnya menyangkut aspek kesehatan
tenaga kerja.
•  Tenaga yg ditunjuk oleh pengusaha, terhadap
pelaksanaan pembinaan & peningkatan gizi
tenaga kerja.
Pengawasan
Dapur, Kantin dan Ruang
Makan
Dapur, Ruang Makan dan Kantin
(PMP 7/1964)
• Selalu bersih dan rapi
• Tidak boleh berhubungan langsung dengan
tempat kerja
• Penerangan dan peredaran udara yang cukup
• Makanan harus memenuhi gizi seimbang
• Air  untuk makan dan minum (tidak boleh
berbau dan harus segar, tidak berwarna dan
tidak berasa, tidak mengandung bakteri)
Dapur, Ruang Makan dan Kantin
(PMP 7/1964)
• Alat makan  harus dibersihkan dan disteril
(dengan air panas dan dikeringkan)
• Perusahaan harus menyediakan :
1. Pakaian dan tutup kepala yang bersih
2. Wajib melakukan pemeriksaan kesehatan untuk
penjamah makanan

Pemeriksaan paru-paru dan darah  min 1 x/th


Komponen Higiene dan Sanitasi Dapur,
Kantin dan Ruang Makan
1. Struktur bangunan
2. Ventilasi dan pencahayaan
3. Fasilitas lainnya
4. Sanitary accomodation
Struktur Bangunan
1. Dinding
a. Harus terbuat dari bahan yang kokoh
b. Tahan terhadap lembab, mudah
dibersihkan dan dapat mencegah serangan
rodent.
c. tinggi dinding dari lantai minimal 2,5 m
Struktur Bangunan
2. Loading dock
a. Loading dock and platform should be
constructed at least 1 meter above the
ground.
b. the underside of the dock opening should
be line with a smooth such as galvanized
metal to prevent rodents from climbing into
the building.
Struktur Bangunan
3. Windows
Jendela harus
mudah dibersihkan
dan dilengkapi
dengan ambang
jendela dengan
kemiringan 600
untuk mencegah
menjadi tempat
tenggeran burung.
Struktur Bangunan
4. Gutters (talang air)
Berfungsi untuk membuang air hujan agar
tidak menggenang di atap bangunan
5. Drainage (saluran pembuangan air) selalu
lancar dan konstruksi yang kuat serta kedap
air.
6. Lantai
Cleanabe and slip-resistant
Struktur Bangunan
7. Pintu
Dibuat rangkap 2 untuk mengurangi
kontaminasi penyakit menular dan rodent.
The exterior of the doors should be equipped
with air curtains. Air curtains should have
enough air velocity (minimum 500 m/min or
1650 ft/min) to prevent the entry of insects
and air contaminant.
Air Curtains
Ventilasi dan Pencahayaan
1. Harus ada jendela  khusus untuk dapur dan
ruang penyimpanan dengan outside sill
dengan kemiringan 600 untuk mencegah
burung atau serangga masuk serta dapat
mengalirkan air hujann.
2. Penerangan/Pencahayaan yang cukup
(Permenkes 48/2016)
Fasilitas Lainnya
1. Penghangat ruangan (optional)
2. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan
dan barang-barang lainnya
a. Ada fly-screening
b. Bebas dari hewan pengerat dan cacing
Fasilitas Lainnya
4.Grease trap
5.Tempat sampah
Strukturnya kokoh,ada penutup dan selalu
bersih dalam waktu 24 jam
6. Kotak P3K
7. Sarana tanggap darurat
Tata letak dapur
1. Memungkinkan dilakukannya pekerjaan
pengolahan makanan secara runtut dan
efisien
2. Terhindar dari kontaminasi silang produk
makanan dari bahan mentah, peralatan kotor
dan limbah pengolahan
Keterangan :
Tata letak dapur
1. Pintu Masuk
Dapur
2. Pintu Keluar
Dapur
3. Tempat minum,
sup dan salad
4. Rak dorong
tempat peralata
kotor
5. Tempat cuci
peralatan
6. Tempat peralatan
kotor
7. Tempat peralatan
bersih
8. Lemari bahan
pembersih dan
sanitaiser
9. Rak cuci bahan
makanan
10. Lemari Bumbu
Keterangan :
Tata letak dapur
11. Tempat penyiapan
makanan/sayuran
12. Meja kerja
13. Tungku, kompor, ove,
penggoreng
14. Meja saji dilengkapi
pemanas
15. Pagar panganan
16. Ruang pajangan
produk/bakery
17. Ruang pendingin
18. Ruang pembeku
19/ Ruang penyimpanan
kering
20. Ruang kantor
karyawan
21. Tepat penerimaan
pesanan makanan
SANITARY ACCOMODATION
(TOILET di PERUSAHAAN)
Definisi (Permenaker 5/2018)
• Toilet adalah fasilitas sanitasi tempat buang air
besar/kecil, tempat cuci tangan dan atau
muka.
• Harus berjarak 30 meter (100 feet) dari dapur
dan ruang pengolahan/penyajian makanan
Toilet at Work
Kebutuhan toilet sepertinya sepele dan biasa
mencerminkan kebutuhan dasar manusia.
Sehingga keberadaannya sering diabaikan. Di
negara apapun setiap perusahaan wajib
menyediakan sarana sanitasi seperti halnya
toilet.
Kelengkapan Toilet
(Permenaker 5 tahun 2018)
1. Jamban
2. Air bersih yang cukup
3. Alat pembilas
4. Tempat sampah
5. Tempat cuci tangan
6. Sabun
Rasio Kecukupan/Kebutuhan Jamban dengan
Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Jamban
1-15 orang 1 jamban
16-30 orang 2 jamban
31-45 orang 3 jamban
46-60 orang 4 jamban
61-80 orang 5 jamban
81-100 orang 6 jamban
>100 setiap penambahan 40 + 1 jamban
orang
Untuk Pekerjaan Sementara
• Misalnya proyek konstruksi/tambang
Jumlah TK Jumlah Jumlah Peturasan
Jamban
1-19 orang 1 1
20-199 orang 1 1 Per 40 orang
200 atau lebih 1 1 per 50 orang
Permenkes 48/2016
Permenkes 48/2016
Ukuran Toilet
Panjang min.80 cm
Lebar min.155 cm
Tinggi min.2,2 m
Lebar pintu min. 70
cm
Syarat Toilet di Perusahaan
(Permenaker 5/2018)
1. Bersih dan tidak menimbulkan bau
2. Tidak ada lalat, nyamuk atau serangga yang lainnya
3. Tersedia saluran pembuangan air yang mengalir
dengan baik
4. Dilengkapi dengan pintu
5. Memiliki penerangan yang cukup
6. Memiliki sirkulasi udara yang baik
7. Dibersihkan setiap hari minimal 2 kali sehari
8. Dapat digunakan selama jam kerja
Pencahayaan
(Pemernaker 5/2018)
Toilet must be designed
• fitted with a hinged seat and lid
• provided with adequate lighting and ventilation
• clearly marked
• fitted with a hinged door capable of locking from
the inside on each cubicle
• designed to enable emergency access
• located separately from any other room by a
soundproof wall or by a separate entrance
• separated from any other room by an airlock
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan

While all workers deserve access to improved


sanitary facilities, there are some groups of
workers that demand special considerations.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
1. Pekerja Wanita
Menstruasi adalah sesuatu yang tabu dibicarakan.
Wanita sering merasa tidak aman dan tidak
memiliki ruang privat ketika menstruasi kaitannya
dengan toilet. Sehingga dapat menimbulkan
masalah kesehatan seperti infeksi, stress dan
buruknya moral sehingga harus disediakan fasilitas
sanitasi yang dimanajemen dengan baik terkait
dengan menstruasi tersebut.
MENSTRUAL HYGIENE
MANAGEMENT (MHM)
Menstruation is a normal biological process
and a key sign of reproductive health, yet in
some cultures, it is still seen as shameful, and
carries with it a significant stigma. This can be
particularly problematic at work, and women
often face many challenges when it comes to
managing their menstruation during working
hours.
Provide appropriate designs for
menstrual hygiene management

Provide access to separate toilet. Facilities that are accessible for all women,
and taking into account disabled female workers.
1. Ensure toilets are safely located and private, including locks inside the
toilet doors.
2. Ensure toilets have appropriate lighting for changing menstrual materials.
3. Provide separate containers the disposal of used menstrual materials. This
could be a lined waste bin with a lid inside the toilet cabin. If waste bins are
provided then a system needs to be in place for emptying the waste bins
and ensuring materials are disposed of along with other solid waste.
4. Provide water or a washbasin within the toilet cabin for washing
menstrual materials in privacy.
Tempat Pembuangan Pembalut (Permenaker
5/2018)
1. Terbuat dari bahan yang kedap cairan
2. Dilengkapi penutup
3. Diberikan label yang jelas
4. Harus dibersihkan/dibuang setiap hari
Washing facilities
Provide access to washing facilities that
are accessible for all women.
Ensure that these washing facilities are
private so that women can comfortably wash
their hands, their bodies, and menstrual
materials.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan

Pregnant women. Pregnant women may


need to use the toilet more frequently and
may therefore need more time for toilet
breaks during the workday. Without frequent
toilet breaks, workers, and especially pregnant
woman, can develop health problems.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
People with disabilities. Workers with disabilities may
have different needs for accessing toilets. Worksite design
is a crucial stage to consider adequate and safe toilet
access for disabled workers. Sanitary facilities should be
designed, built and located in a way that makes them
easily accessible and easy to use by people with
disabilities. Barriers that may exist include steps at the
entrance to sanitary facilities, absence of handrails, lack of
adequate light, narrow doors and minimal space to turn
wheelchairs or use crutches, and sanitary facilities that
are located far away from the workplace.
Syarat Toilet untuk Penyandang Disabilitas

1. Panjang 152,5 cm atau 1,5 meter


2. Lebar 227,5 cm atau 2,2 meter
3. Tinggi 240 cm atau 2,5 meter
4. Ruang bebas untuk pengguna kursi roda
bermanuver 180 derajat
5. Dilengkapi plat tendang
6. Kemiringan tidak lebih dari 7 persen
7. Mempunyai pegangan rambat
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
Imunocompromised persons.
Workers with HIV/AIDS and other
immunocompromised persons may be more likely to
get sick from germs at the workplace related to poor
sanitation. Human excreta may also spread germs of
ill workers to healthy workers. Special attention
should be paid to sanitary facilities for ill people, and
the workplace should be made safe so that all
people working together are kept safe and healthy.
Aging workers
Older workers may have special
needs when it comes to using
sanitary facilities. Considerations
should be made in the case of
worker incontinence, such as the
provision of more frequent toilet
breaks and workplace guidance for
incontinence management.
Accessibility to toilets should also be
considered for aging workers, who
may suffer from vision and auditory
decline, as well as limited mobility,
range of motion, and joint
movement.
Sanitation
1. Use materials that don’t stain (i.e. not raw concrete) for constructing toilets,
as otherwise the fear of staining can keep menstruating girls and women
from using them.
2. Maintain cleanliness in sanitary facilities. If sanitary facilities are not
regularly cleaned, workers will not be encouraged to use them. Dirty toilets
that do not properly separate human excreta from human contact may cause
illness and disease, and may contaminate the local environment. Practical
ideas for maintenance include:
a. Develop and clearly post cleaning schedules in sanitary facilities to ensure
maintenance and to keep workers informed of cleaning schedule.
b. Conduct regular checks of sanitary facilities to ensure cleanliness.
c. Take immediate action when there is a cleanliness problem in sanitary
facilities. Ignoring the problem could result in worker illness or contamination
of the environment.
ILO
1. An adequate number of toilets is provided to workers.
Standards range from 1 unit to 15 persons to 1 unit per 6
persons. For urinals, usual standards are 1 unit to 15 persons.
2. Toilet facilities are conveniently located and easily accessible.
Standards range from 30 to 60 metres from
rooms/dormitories. Toilet rooms shall be located so as to be
accessible without any individual passing through any sleeping
room. In addition, all toilet rooms should be well-lit, have good
ventilation or external windows, have sufficient hand wash
basins and be conveniently located. Toilets and other sanitary
facilities should be (“must be” in cold climates) in the same
building as rooms and dormitories.
Poster sebagai bentuk promosi kesehatan

Dipasang di area tempat


cuci tangan

Dipasang di dalam toilet


Pengawasan Lingkungan Kerja
• Pimpinan satuan kerja/unit perkantoran
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
penyehatan lingkungan kerja.
• Dalam melaksanakan tugas tersebut Pimpinan
perkantoran dapat menunjuk seorang petugas
atau membentuk satuan kerja/unit organisasi
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang kesehatan lingkungan kerja.
Pengawasan Lingkungan Kerja
• Petugas atau satuan kerja/unit organisasi yang
ditunjuk untuk menyelenggarakan kesehatan
lingkungan kerja perkantoran harus melaksanakan
tahap-tahap kegiatan, meliputi antara lain :
• a. Menyusun rencana/program kerja tahunan
penyehatan lingkungan kerja perkantoran yang
merupakan bagian dari rencana/program kerja
perkantoran secara keseluruhan.
• b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
berdasarkan rencana/program kerja tahunan
Pengawasan Lingkungan Kerja
• Pimpinan satuan kerja/unit perkantoran dapat
memanfaatkan pihak ketiga untuk
melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan
kerja. Pihak ketiga harus berbentuk Badan
Hukum Usaha penyehatan lingkungan kerja
perkantoran yang diakui.
Hal yang Perlu diperhatikan dalam Penyelenggaraan
Kantin dan Toilet

1. Training employees
2. Delegation of responsibilities or telling
employees what jobs must be done.
3. Supervision to ensure that all responsibilities
are properly executed  audit of the
sanitation program and self-inspection
Toilet Checklist
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai