Anda di halaman 1dari 37

PEMBINAAN

KANTIN
SEKOLAH SEHAT
Puskesmas Kecamatan Cakung
KANTIN
SEHAT
Kantin sehat sekolah adalah suatu
fasilitas atau unit kegiatan di
sekolah yang memberi layanan
pendukung bagi kesehatan warga
sekolah.
4 PILAR
KANTIN
SEHAT
Terdapat 4 pilar utama yang dapat mewujudkan
kantin sekolah
PILAR 1: KOMITMEN DAN
MANAJEMEN

Terdapat komitmen tertulis, tim


pengawas kantin sekolah, dan
kebijakan tertulis tentang
pengelolaan kantin sehat
Makanan mulai dari awal proses pengolahan sampai siap
dihidangkan dapat memungkinkan terjadi kontaminasi oleh bakteri.

PENJAMAH BAHAN
MAKANAN MAKANAN

TEMPAT ALAT
PILAR 2: SUMBER DAYA
PILAR
MANUSIA 2: SUMBER DAYA
MANUSIA

SDM yaitu pihak penjual


makanan dan minuman di
kantin sekolah (penjamah
makanan) yang merupakan
orang yang beresiko tinggi
dapat mencemari makanan
Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai
dengan penyajian.

Personal higiene dan perilaku sehat penjamah makanan harus diperhatikan.


Seorang penjamah makanan harus beranggapan bahwa sanitasi makanan
harus merupakan pandangan hidupnya serta menyadari akan pentingnya
sanitasi makanan, higiene perorangan dan mempunyai kebiasaan bekerja,
minat maupun perilaku sehat
Penjamah makanan menjadi penyebab potensial
terjadinya kontaminasi makanan apabila:
1. Menderita penyakit tertentu
2. Kulit, tangan, jari-jari dan kuku banyak
mengandung bakteri kemudian kontak
dengan makanan
3. Batuk, bersin maka akan menyebarkan
bakteri
4. Memakai perhiasan
TENAGA PENGOLAH MAKANAN
1.TERLATIH (Bersertifikat hygiene sanitasi makanan)
2.BERBADAN SEHAT (Dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter).
3.TIDAK MENGIDAP PENYAKIT MENULAR SPT : Typhus, Kolera, Tbc
dan lain-lain atau pembawa kuman (Carrier).
4.PADA SAAT BEKERJA, WAJIB MEMAKAI PAKAIAN KHUSUS
LENGKAP DENGAN CELEMEK, TUTUP KEPALA & SEPATU DAPUR.
5.PADA SAAT BEKERJA SELALU BERPERILAKU SEHAT (Tidak merokok,
Tdk meludah sembarangan, Tdk bercakap-cakap, berkuku tangan pendek,
Mencuci tangan dg sabun sbl bekerja & stlh BAB/BAK dll).
Tangan
 Perhatikan Kulit, jari, kuku dan perhiasan
 Jari dan kulit : kontak dengan sumber
kontaminasi/cemaran
 Kuku salah satu sumber kontaminasi

Pencegahan
 Hindari garuk-garuk anggota badan
 Atasi dengan CTPS sblm mengolah pangan
 Lepas perhiasan yang mengganggu : mis cincin
yang berukir
 Berkuku pendek
Pakaian dapat membawa kuman dan debu
yang dapat mencemari makanan.
Pengolah pangan harus :
- Mengenakan pakaian bersih dan rapi
- Pada saat mengelola makanan
menggunakan
 Celemek bersih

 Tutup kepala

 Sarung tangan dan masker jika perlu


KESEHATAN DAN KEBERSIHAN
PENGOLAH PANGAN
(PENJAMAH MAKANAN)

- Sehat
- Jika sakit harus istirahat atau tidak
bekerja yg berhubungan langsung pada
pengolahan pangan

BER PHBS
 Menjaga kebersihan tubuh
 Mengenakan pakaian bersih dan rapi
 CTPS sebelum mengolah pangan
 Menghindari kebiasaan yang tidak higienis
 Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
 Tidak mengolah pangan ketika sakit
PILAR 3: SARANA
PRASARANA
Persyaratan
01 Bangunan
1. Lantai kedap air, rata, halus tidak licin, kuat, dibuat miring sehingga
mudah dibersihkan;
2. Dinding kedap air, rata halus, berwarma terang, tahan lama, tidak
mudah mengelupas, dan kuat sehingga mudah dibersihkan;
3. Langit-langit terbuat dari bahan tahan lama, tidak bocor, tidak berlubang-lubang, dan tidak mudah
mengelupas serta mudah dibersihkan;
4. Pintu, jendela, dan ventilasi kantin dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah, rata, halus,
berwarna terang, dapat dibuka tutup dengan baik, dilengkapi kasa yang dapat dilepas sehingga
mudah dibersihkan.
5. Ruang pengolahan dan penyajian serta tempat makan di ruangan, lubang angin/ventilasi minimal
dua buah dengan luas keseluruhan lubang ventilasi 20% terhadap luas lantai harus tersedia.
6. Lantai, dinding, langit-langit kantin, pintu, jendela, dan lubang angin/ventilasi selalu dalam
keadaan bersih.
7. Atap bangunan tidak menggunakan bahan yang berbahaya, contohnya: Asbes.
02 Persyaratan Air

Kantin dengan ruang tertutup maupun kantin dengan ruang terbuka harus
memiliki suplai air bersih yang cukup, baik untuk mengolah makanan
maupun untuk kebersihan. Sumber air di kantin dapat diperoleh dari air
PAM atau air sumur, disesuaikan dengan kondisi sumber air di sekolah
secara keseluruhan.

 Air harus bebas dari mikroba dan bahan


kimia yang dapat membahayakan
kesehatan, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
 Harus memenuhi persyaratan kualitas air
bersih atau air minum. Terutama air yang
digunakan untuk mencuci dan mengolah
bahan pangan harus memenuhi
persyaratan bahan baku air minum.
03 Tempat Pengolahan dan Persiapan Makanan

1. Pengolahan dan persiapan makanan di kantin dilakukan di


ruang khusus.
2. Ruang pengolahan harus tertutup dan selalu dalam keadaan
bersih dan terpisah dari ruang penyajian dan ruang makan;
3. Terdapat tempat/meja yang permanen dengan permukaan halus,
tidak bercelah, dan mudah dibersihkan;
4. Ruang pengolahan disesuaikan dengan kebutuhan jumlah orang di dalamnya, sehingga tidak
berdesakan;
5. Terdapat penerangan yang cukup, sehingga mempermudah pengolah makanan dalam bekerja.
Jika lampu berada langsung di atas tempat pengolahan, lampu tersebut harus diberi penutup
(mencegah adanya binatang kecil yang responsif terhadap cahaya);
6. Terdapat ventilasi yang cukup agar udara panas dan lembab di dalam ruangan pengolahan dapat
dibuang keluar dan diganti dengan udara segar;
7. Terdapat exhaust fan jiika memungkinkan.
Tempat Penyajian
04 Makanan
Baik kantin dengan ruangan tertutup maupun terbuka harus
mempunyai tempat penyajian makanan seperti lemari
pajang, etalase, atau lemari kaca yang memungkinkan
konsumen dapat melihat makanan secara jelas. Berikut
beberapa syaratnya:

 Tempat penyajian harus selalu tertutup agar makanan


terlindung dari debu dan serangga;
 Tempat penyajian harus selalu dalam keadaan bersih
dan kering (tidak lembab);
 Makanan camilan harus mempunyai tempat penyajian
yang terpisah dari tempat penyajian makanan
sepinggan.
 Buah potong harus memiliki tempat tersendiri yang
terhindar dari debu, serangga, dan sebisa mungkin
dalam keadaan dingin.
Tempat Penyimpanan
05 Makanan
Tempat penyimpanan makanan baik bagi kantin tertutup maupun kantin
di ruang terbuka memiliki persyaratan yang sama, yaitu:

 Tempat penyimpanan bahan baku, makanan jadi yang akan disajikan,


dan tempat penyimpanan peralatan harus dimiliki oleh kantin secara
terpisah;
 Tempat penyimpanan peralatan makan harus dipastikan steril, maka
diperlukan lemari khusus untuk menyimpannya dalam keadaan kering dan
tidak lembab;
 Bahan-bahan bukan pangan seperti; minyak, bahan pencuci harus
disimpan terpisah;
 Bahan berbahaya seperti racun tikus, kecoa tidak boleh disimpan di kantin;
 Penyimpanan bahan baku produk pangan harus sesuai dengan suhu
penyimpanan yang dianjurkan.
06 Tempat Makan

 Kantin harus menyediakan meja dan kursi dalam


jumlah yang cukup;
 Meja dan kursi harus selalu dibersihkan setelah
digunakan, maka permukaan meja harus mudah
dibersihkan;
 Untuk kantin di ruang tertutup, harus memiliki ventilasi
yang cukup agar udara panas dan lembab berganti
dengan udara segar;
 Tempat makan dan kantin secara keseluruhan harus
selalu dijaga kebersihannya, ada pertukaran udara,
serta jauh dari tempat penampungan sampah, WC,
dan pembuangan limbah (jarak minimal 20 m)
07 Fasilitas Sanitasi

 Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan


air mengalir serta rak pengering;
 Tersedia wastafel dengan sabun/detergen dan
lap bersih atau tisu di tempat makan dan di
tempat pengolahan makanan;
 Tersedia suplai air bersih yang cukup;
 Tersedia alat cuci/pembersih yang terawat
dengan baik seperti sapu lidi, sapu ijuk, selang
air, kain lap, sikat, kain pel, dan bahan
pembersih seperti sabun dan bahan sanitasi.
 Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).
PILAR 4: MUTU PANGAN
Puskesmas Kecamatan Cakung
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Styrofoam
Styrofoam terdiri dari butiran- benzena adalah termasuk zat
butiran styrene yang diproses yang bisa menimbulkan banyak
dengan mengunakan benzena. penyakit.

Benzena ini menimbulkan masalah


Semakin lama waktu pengemasan
pada kelenjar tyroid, menganggu
dengan Styrofoam dan semakin
sistem syaraf sehingga
tinggi suhu, semakin besar pula
menyebabkan kelelahan,
migrasi atau perpindahan bahan-
mempercepat denyut jantung, sulit
bahan yang bersifat toksik tersebut
tidur, badan menjadi gemetar, dan
ke dalam makanan atau minuman.
menjadi mudah gelisah
Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada
Styrofoam ke dalam makanan, antara lain:
1. Suhu yang tinggi Semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia
styrofoam ke dalam makanan.

2. Kadar lemak tinggi Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan
dengan lebih cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi.

3. Kadar alkohol dan asam yang tinggi Bahan alkohol dan asam mempercepat laju perpindahan.

4. Lama kontak Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam semakin besar
kemungkinan jumlah zat kimia yangbermigrasi ke dalam makanan.
Berikut adalah cara mencegah timbulnya bahaya
styrofoam yang sering Anda gunakan tersebut:
Jangan menggunakan styrofoam berulang kali. Gunakanlah
hanya untuk satu kali pakai.

Hindari penggunaan styrofoam untuk makanan yang panas.

Jangan menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan


yang akan dipanaskan.

Hindari kontak langsung dengan styrofoam, Anda bisa memberi


plastik atau kertas nasi sebagai alas dari styrofoam.

Jika makanan bersifat asam, mengandung banyak lemak atau


alkohol, maka sebaiknya hindari penggunaan styrofoam.
Lebih Baik Dan Lebih Aman
Peran serta guru:

1. Guru berperan dalam mengawasi kantin sekolah melalui


kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), yaitu mengawasi
pangan apa yang dijual, kebersihan kantin, serta
memberikan pelatihan bagi petugas kantin.
2. Guru berperan dalam memberikan pengertian dan
pengetahuan kepada anak–anak mengenai dampak negatif
yang timbul apabila jajan di sembarang tempat.
Apa yang bisa dilakukan?
Peran serta penjual pangan:

1. Penjual hanya boleh menggunakan BTP yang diijinkan dan tidak melebihi batas
maksimum yang dipersyaratkan,serta tidak boleh menggunakan pewarna ataupun
bahan berbahaya yang dilarang penggunaannya pada pangan.

2. Penjual wajib memperhatikan kebersihan fasilitas dan tempat penjualan untuk mencegah
kontaminasi silang terhadap produk, serta mempraktekkan cara pengolahan pangan yang
baik terutama memperhatikan persyaratan higiene dan sanitasi.
KESIMPULAN
1. Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam
memberikan asupan energi dan gizi bagi anak–anak usia sekolah.
2. Jajanan yang tersedia di sekolah herus memenuhi syarat halal, sehat,
aman, dan bersih
3. Diperlukan kerjasama antara semua pihak antara lain sekolah,
produsen, dan orang tua dalam mengontrol kualitas jajanan anak
sekolah

Anda mungkin juga menyukai