Anda di halaman 1dari 9

Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2.

Februari 2022 22

Hubungan Antara Umur Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Petani
Di Desa Tambelang Minahasa Selatan
Cindy Keren Sumigar*, Paul A.T Kawatu*, Finny Warouw*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal. Keluhan muskuloskeletal banyak
dirasakan pada petani. Hal ini diperkuat oleh data Riskesdas 2018 yang menunjukan bahwa prevalensi
penyakit muskuloskeletal di Indonesia sebanyak 7,30% dan pekerjaan petani merupakan angka
prevalensi paling tinggi yaitu sebanyak 9,86%. Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui hubungan
umur dan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal yang dilaksanakan di Desa Tambelang Kabupaten
Minahasa Selatan bulan Mei - Oktober 2021. Metode penelitian ini adalah survei analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 55 orang dan sampel penelitian ini
berjumalah 47 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi dan 8 orang termasuk kriteria eksklusi.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Nordic body map. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan uji korelasi pearson. Dengan hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur
dengan keluhan msukuloskeletal dengan nilai p 0,000. Kemudian terdapat hubungan antara masa kerja
dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai p 0,000.

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Keluhan Muskuloskeletal

ABSTRACT
Musculoskeletal complaints are complaints in the skeletal muscles. Many musculoskeletal complaints are
felt by farmers. This is reinforced by the 2018 Riskesdas data which shows that the prevalence of
musculoskeletal disease in Indonesia is 7.30% and farmer work is the highest prevalence rate, which is
9.86%. The aims of this research is to determine the relationship between age and tenure with
musculoskeletal complaints which was carried out in Tambelang Village, South Minahasa Regency in
May - October 2021. This research method is an analytic survey with a cross-sectional research design.
The population of this study amounted to 55 people and the sample of this study was 47 people who were
included in the inclusion criteria and 8 people including the exclusion criteria. The research instrument
used a Nordic body map questionnaire. Processing data in this study using the pearson correlation test.
With the results of the study, it was found that there was a relationship between age and musculoskeletal
complaints with a p-value of 0,000. Then there is a relationship between tenure and musculoskeletal
complaints with a p-value of 0,000.

Keywords: Age, Working Period, Musculoskeletal Complaints.

Pendahuluan 2020). Menurut data Riset Kesehatan


Gangguan muskuloskeletal adalah salah Dasar pada tahun 2018 menunjukan bahwa
satu dari penyakit akibat kerja yang sering prevalensi penyakit muskuloskeletal di
dijumpai dalam sektor agrikultur terutama Indonesia sebanyak 7,30% dan pekerjaan
pada petani. The US Bureau of Labor petani merupakan angka prevalensi
Statistics (BLS) melaporkan bahwa terdapat tertinggi yaitu 9,86%. Provinsi Sulawesi
>2,8 juta kasus kecelakaan kerja yang non Utara memiliki angka prevalensi penyakit
fatal dan Musculoskeletal disorders muskuloskeletal berdasarkan diagnosis
(MSDs) menyumbang sebanyak 33% dari yaitu 8,35% dan pekerjaan petani berada
semua penyakit yang ada di tempat kerja pada urutan ketiga tertinggi sebanyak
(Catley dalam Simanungkalit & Yovani, 9,88%. Kabupaten Minahasa Selatan
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 23

menunjukan prevalensi penyakit hubungan antara umur dengan keluhan


muskuloskeletal yaitu 6,50% yang berada Musculoskeletal Disorders (MSDs).
pada urutan ke 12 tertinggi (Kemenkes RI, Keluhan muskuloskeletal juga
2018). Profil kesehatan puskesmas Maesaan dapat disebabkan oleh masa kerja karena
tahun 2020 mengemukakan bahwa myalgia masa kerja adalah aktivitas pekerja yang
termasuk dalam 10 penyakit menonjol di dilakukan dalam waktu yang panjang. Jika
puskesmas dan berada pada posisi ke 7 aktivitas dilakukan terus-menerus dan
tertinggi. dalam waktu yang lama maka dapat
Keluhan muskuloskeletal adalah mengakibatkan gangguan pada tubuh
keluhan yang berada di bagian otot skeletal (Tarwaka, 2015). Penelitian dari
atau otot rangka yang dirasakan pekerja Mongkareng., dkk (2018) mengemukakan
mulai dari keluhan ringan hingga keluhan bahwa masa kerja memiliki hubungan yang
berat. Apabila otot menerima beban secara kuat dengan keluhan muskuloskeletal.
berulang dan dalam jangka waktu yang Desa Tambelang adalah desa yang
cukup lama maka dapat menyebabkan terletak di kecamatan Maesaan kabupaten
keluhan berupa kerusakan pada sendi, Minahasa Selatan. Sebagian besar
ligamen dan tendon. Ada beberapa faktor masyarakat desa Tambelang pekerjaanya
yang menyebabkan terjadinya keluhan adalah petani. Petani di desa Tambelang
muskuloskeletal yaitu faktor individu merupakan petani jenis agribisnis
(seperti jenis kelamin, umur, masa kerja, hortikultura yang artinya pertanian yang
antropometri, status merokok, konsumsi berkaitan dengan budidaya tanaman yang
alkohol, dan kebiasaan olahraga), faktor menghasilkan buah, sayur, tanaman hias,
pekerjaan dan faktor lingkungan (Tarwaka, dan rempah-rempah (Astuti, 2017). Petani
2015). hortikultura memiliki beberapa kegiatan
Keluhan muskuloskeletal biasanya antara lain mencangkul, menanam,
akan dirasakan pada pekerja yang berumur mengairi ladang, dan berpanen. Petani yang
35 tahun dan tingkat keluhannya akan terus ada di desa Tambelang melakukan aktivitas
meningkat dengan bertambahnya umur. itu dengan cara tradisional yaitu dengan
Keluhan tersebut terjadi karena terjadi menggunakan tangan dan kaki tanpa
penurunan kekuatan dan ketahanan otot bantuan mesin, hal tersebut melibatkan
sehingga risiko terjadinya keluhan otot berbagai otot. Sering kali juga, untuk
meningkat (Tarwaka., dkk, 2004). berusaha mencapai target dari hasil
Penelitian yang dilakukan oleh Helmina., produksi mereka memaksakan
dkk (2019) menunjukkan terdapat kemampuannya dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 24

Berdasarkan hasil observasi dan kriteria eksklusi. Instrumen yang digunakan


wawancara awal kepada beberapa petani adalah kuesioner Nordic body map.
didapatkan bahwa petani mengeluhkan sakit Analisis data yang digunakan yaitu analisis
pada bagian lengan, bagian belakang, univariat dan analisis bivariat. Analisis
bagian paha, dan bagian kaki saat selesai Bivariat yang digunakan dalam penelitian
bekerja. Saat dilakukan wawancara singkat, ini yaitu uji korelasi pearson.
peneliti menemukan bahwa sebagian besar
yang memiliki keluhan sakit pada bagian Hasil Dan Pembahasan
tangan, bagian punggung, bagian paha dan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
bagian kaki adalah petani yang berumur di Jenis Kelamin
>35 tahun dan memiliki masa kerja >5 Jenis Kelamin N (%)
Laki-Laki 24 51,1
tahun. Sedangkan pada petani yang berusia Perempuan 23 48,9
<35 tahun dan memiliki masa kerja <5 Total 47 100

tahun mereka menyatakan bahwa jarang


Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat
merasakan keluhan sakit saat selesai
bahwa distribusi responden berdasarkan
bekerja. Biasanya keluhan akan terasa jika
jenis kelamin, laki-laki dengan persentase
melakukan pekerjaan dengan waktu yang
51,1 atau 24 responden, sedangkan jenis
lama dan dengan posisi yang tidak
kelamin perempuan yaitu 48,9 atau 23
ergonomi. Oleh karena itu berdasarkan
responden.
pernyataan di atas peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “hubungan antara umur
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
dan masa kerja dengan keluhan
Pendidikan Terakhir
muskuloskeletal pada petani di desa
Pendidikan N (%)
Tambelang Minahasa Selatan”. Terakhir
SD 18 38,3
SMP 14 29,8
SMA Sederajat 15 31,9
Metode Total 47 100
Metode penelitian ini yaitu survei analitik
dengan desain penelitian cross sectional. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
Penelitian dilakukan pada petani kebun di bahwa pendidikan terakhir dari responden
Desa Tambelang Kabupaten Minahasa terbanyak di tingkat pendidikan SD yaitu
Selatan pada bulan Mei-Oktober 2021. sebanyak 18 responden dengan persentase
Populasi pada penelitian ini berjumlah 55 38,3 kemudian tingkat pendidikan SMA
orang dan untuk sampel didapatkan 47 sederajat sebanyak 15 responden dengan
responden yang termasuk dalam kriteria persentase 31,9 dan yang terakhir yaitu
inklusi dan 8 responden termasuk dalam
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 25

tingkat pendidikan SMP sebanyak 14 yang masa kerjanya >10 tahun yaitu
responden dengan persentase 29,8. sebanyak 12 orang dengan persentase 25,5.

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 5. Gambaran Keluhan


Umur Muskuloskeletal Petani di Desa Tambelang
Umur N (%) Keluhan N (%)
20-35 4 8,5 Muskuloskeletal
36-50 27 57,4 Rendah 26 55,3
51-60 14 29,8 Sedang 21 44,7
>65 2 4,3 Total 47 100
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat


Tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok
bahwa distribusi keluhan muskuloskeletal
umur 36-50 tahun berada di posisi tertinggi
yang dirasakan responden terbanyak yaitu
dengan persentase 57,4 yaitu sebanyak 27
pada keluhan rendah dengan persentase
responden dan posisi kedua yaitu kelompok
55,3 atau sebanyak 26 responden.
umur 51-60 tahun dengan persentase 29,8
Sedangkan keluhan sedang dirasakan oleh
atau 14 responden. Posisi ketiga yaitu
21 responden dengan persentase 44,7.
kelompok umur 20-35 tahun dengan
persentase 8,5 atau sebanyak 4 responden.
Sedangkan umur >65 tahun didapati hanya
2 responden dengan persentase 4,3.

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan


Masa Kerja
Masa Kerja N (%)

1-5 Tahun 22 46,8


6-10 Tahun 13 27,7
Grafik diatas menunjukan bahwa keluhan
>10 Tahun 12 25,5 muskuloskeletal terbanyak berada pada
Total 47 100
betis kiri dan betis kanan yang dikeluhkan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat oleh 36 responden, kemudian keluhan pada
bahwa responden yang masa kerjanya 1-5 pinggang, paha kiri, dan lengan atas kiri
tahun berada pada posisi tertinggi yaitu terdapat 29 keluhan, keluhan pada paha
sebanyak 22 responden dengan persentase kanan berjumlah 28 responden. Hal itu
46,8, kemudian posisi kedua yaitu terjadi karena saat dilakukan penelitian
responden yang masa kerjanya 6-10 tahun petani dalam masa panen yang dimana
sebanyak 13 responden dengan persentase posisi kerjanya antara lain menjongkok
27,7 dan yang terakhir adalah responden yang dimana otot betis dan paha mengalami
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 26

kerja yang cukup berat, dan posisi Tabel 6. Hubungan antara Umur dengan
membungkuk sambil memetik dalam waktu Keluhan Muskuloskeletal
yang lama menimbulkan sikap kerja tidak p R
Umur
alamiah sehingga petani mengalami Keluhan 0,000 0,549
Muskuloskeletal
keluhan pada bagian pinggang dan lengan
(Hutabarat, 2017). Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai p
Secara umum keluhan adalah 0,000 (p<0.05) yang artinya terdapat
muskuloskeletal terjadi apabila otot hubungan yang signifikan antara umur
menerima beban statis secara berulang dan dengan keluhan muskuloskeletal petani di
dalam waktu yang lama. Dalam penelitian Desa Tambelang Minahasa Selatan.
ini keluhan muskuloskeletal yang dirasakan Korelasi (r) = 0,549 yang artinya kekuatan
adalah keluhan otot yang bersifat menetap. korelasi hubungan antara umur dengan
Walaupun pemberian beban kerja telah keluhan muskuloskeletal sedang dan arah
dihentikan, namun rasa sakit pada otot terus korelasi pada penelitian ini yaitu positif
berlanjut. Mengapa demikian karena saat yang artinya semakin tinggi umur, maka
dilakukan wawancara petani dalam keadaan semakin tinggi juga keluhan
selesai bekerja dan telah berada dirumah muskuloskeletal.
(Hutabarat, 2017). Hal ini terjadi dikarenakan
Keluhan muskuloskeletal memiliki kekuatan dan ketahanan otot mulai
beberapa penyebab antara lain faktor menurun sehingga berresiko terjadinya
individu seperti umur, jenis kelamin, masa keluhan muskuloskeletal meningkat. Pada
kerja, kebiasaan merokok, kesegaran umumnya keluhan muskuloskeletal
jasmani dan ukuran tubuh. Faktor lain juga dirasakan oleh seseorang mulai umur 25-65
yang mempengaruhi yaitu faktor pekerjaan tahun. Keluhan pertama dirasakan pada
seperti postur kerja, beban kerja, frekuensi umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan
kerja, dan durasi kerja. Ada juga faktor terus meningkat sejalan dengsn
yang dapat menyebabkan keluhan bertambahnya umur (Tarwaka, 2015).
muskuloskeletal yaitu faktor lingkungan Hasil penelitian ini diperkuat oleh
yang meliputi suhu, getaran dan tekanan penelitian yang dilakukan oleh Meruntu
(Tarwaka, 2015). dkk (2019) bahwa hasil uji statistik
menggunakan spearman didapatkan nilai p
value 0,000 yang artinya terdapat hubungan
antara masa kerja dengan keluhan
muskuloskeletal pada petani di Desa
Kanonang Dua Kecamatan Kawangkoan
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 27

Barat Kabupaten Minahasa. Penelitian yang kerja maka dapat mengakibatkan gangguan
dilakukan oleh Fatejarum dkk (2020) yang pada tubuh.
berjudul faktor-faktor individu yang Petani yang masa kerjanya >10
berhubungan dengan kejadian keluhan tahun yaitu sebanyak 12 responden, 8
muskuloskeletal pada petani di Kecamatan diantaranya mengalami keluhan
Adiluwih Kabupaten Pringsewu juga muskuloskeletal pada kategori rendah.
mengemukakan bahwa terdapat hubungan Responden yang masa kerjanya 6-10 tahun
antara umur dan keluhan muskuloskeletal didapati 10 responden mengalami keluhan
petani di Kecamatan Adiluwih Kabupaten muskuloskeletal sedang dan 3 responden
Pringsewu dengan nilai p= 0,003. keluhan muskuloskeletal rendah.
Sedangkan responden yang masa kerjanya
Tabel 7. Hubungan antara Masa Kerja 1-5 tahun, 3 diantaranya merasakan keluhan
dengan Keluhan Muskuloskeletal muskuloskeletal sedang dan sisanya
P R merasakan keluhan muskuloskeletal rendah.
Masa Kerja
Keluhan 0,000 0,492 Menurut Suma’mur (2014) tekanan-tekanan
Muskuloskeletal
akan terakumulasi setiap harinya pada suatu

Tabel diatas menunjukkan bahwa. nilai p masa yang panjang, sehingga

adalah 0,000 (p<0.05) yang artinya terdapat mengakibatkan memburuknya kesehatan

hubungan yang signifikan antara masa kerja yang disebut juga kelelahan klinis atau

dengan keluhan muskuloskeletal petani di kronis pada otot dan pada akhirnya akan

Desa Tambelang Minahasa Selatan. mengalami gangguan muskuloskeletal.

Korelasi (r) = 0,492 yang artinya kekuatan Penelitian ini diperkuat oleh penelitian

korelasi hubungan antara masa kerja yang dilakukan Meruntu dkk (2019) yang

dengan keluhan muskuloskeletal sedang hasil penelitiannya terdapat hubungan

dan arah korelasi pada penelitian ini yaitu antara masa kerja dengan keluhan

positif yang artinya semakin lama masa muskuloskeletal. Hasil analisis yang

kerja, maka semakin tinggi juga keluhan menggunakan uji Spearman didapati nilai p

muskuloskeletal. value 0,027. Penelitian lain juga yang

Dalam penelitian ini didapati responden dilakukan oleh Fatejarum dkk (2020) yang

yang masa kerjanya 1-5 tahun berjumlah 22 berjudul faktor-faktor individu yang

dengan persentase 46,8 kemudian berhubungan dengan kejadian keluhan

responden yang masa kerjanya 6-10 tahun muskuloskeletal pada petani di Kecamatan

berjumlah 13 dengan persentase 27,7 dan Adiluwih Kabupaten Pringsewu juga

responden yang masa kerjanya >10 tahun mengemukakan bahwa terdapat hubungan

berjumlah 12. Semakin panjang aktivitas antara masa kerja dan keluhan
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 28

muskuloskeletal petani di Kecamatan 3. Hasil penelitian yang dilakukan


Adiluwih Kabupaten Pringsewu dimana menunjukan bahwa keluhan
nilai p= 0,000. muskuloskeletal paling tinggi berada
pada tingkat rendah yaitu sebanyak 26
Kesimpulan responden dengan persentase 55,3 dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah keluhan muskuloskeletal pada tingkat
dilakukan oleh peneliti pada petani di Desa sedang berjumlah 21 responden dengan
Tambelang Minahasa Selatan, maka dapat persentase 44,7. Keluhan
ditarik kesimpulan sebagai berikut. muskuloskeletal paling banyak
1. Petani yang ada berumur mulai dari 20 dirasakan berada pada bagian betis kiri
tahun sampai >65 tahun. Umur 36-50 dan betis kanan yang dikeluhkan oleh
tahun berjumlah 27 responden atau 36 responden, kemudian keluhan pada
57,4%. Kemudian responden yang pinggang, paha kiri, dan lengan atas kiri
berumur 51-65 tahun berjumlah 14 terdapat 29 keluhan, keluhan pada paha
dengan persentase 29,8. Responden kanan berjumlah 28 responden.
yang berumur 20-35 tahun berjumlah 4 4. Terdapat hubungan antara umur
dengan persentase 8,5 dan yang terakhir dan keluhan muskuloskeletal pada
responden yang berumur >65 tahun petani di Desa Tambelang
berjumlah 2 orang dengan persentase Minahasa Selatan dengan
4,3. hubungan korelasi antara umur dan
2. Petani yang ada di Desa Tambelang keluhan muskuloskeletal sedang.
Minahasa Selatan mempunyai masa Semakin bertambah umur maka
kerja mulai dari 1 sampai > 10 tahun. semakin tinggi keluhan
Data yang didapatkan saat dilakukan muskuloskeletal.
penelitian, responden dengan masa 5. Terdapat hubungan antara masa
kerja tertinggi yaitu pekerja yang kerja dan keluhan muskuloskeletal
memiliki masa kerja 1-5 tahun yaitu pada petani di Desa Tambelang
berjumlah 22 responden dengan Minahasa Selatan dengan
persentase 46,8. Responden yang masa hubungan korelasi masa kerja dan
kerjanya 6-10 tahun berjumlah 13 keluhan muskuloskeletal sedang.
responden dengan persentase 27,7 dan Semakin lama masa kerja maka
responden yang mempunyai masa kerja semakin tinggi keluhan
> 10 tahun berjumlah 12 orang dengan muskuloskeletal.
persentase 25,5.
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 29

Saran Daftar Pustaka


1. Bagi Petani Anonim. 2020. Profil Kesehatan
Puskesmas Maesaan. Maesaan:
a) Membentuk POS UKK (unit kesehatan
Puskesmas Maesaan.
kerja) untuk mengurangi resiko
Astuti D. 2017. Ekonomika Agribisnis
kecelakaan kerja dan penyakit akibat (Teori dan Kasus). Makassar: Carabaca.
kerja. Elfindri, Hasnita E, Abidin Z. 2011.
b) Memperhatikan kesehatan seperti jika Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Badouse Media.
merasa kurang enak pada bagian tubuh,
Fatejarum A, Saftarina F, Utami N,
jangan memaksakan diri untuk bekerja. Mayasari D, 2020. Faktor-faktor
Atur waktu kerja dan istirahatlah Individu yang Berhubungan dengan
Kejadian Keluhan Muskuloskeletal
secukupnya. pada Petani di Kecamatan Adiluwih
c) Melakukan peregangan otot sebelum Kabupaten Pringsewu. J
Agromedicine Unila, (Online), Vol.
bekerja untuk menghindari resiko 7, No. 1,
cedera pada otot dan rutin beraktivitas
(http://repository.lppm.unila.ac.id/3
fisik. 0305/1/Diana_Aldo%20Agro%20A
gust%202020.pdf diakses 2 oktober
d) Petani perlu memperhatikan prinsip-
2021).
prinsip ergonomi pada saat melakukan
Helminah, Diani N, Hafifah I, 2019.
pekerjaan. Hubungan Umur, Jenis Kelamin,
e) Menggunakan pakaian tertutup untuk Masa Kerja dan Kebiasaan
Olahraga dengan Keluhan
mengurangi resiko terpapar matahari Muskuloskeletal Disorders pada
akibat suhu udara yang terlalu panas. Perawat. ISSN: 2580-0078
(Online), Vol. 3, No. 1,
2. Bagi Pemerintah (http://digilib.ulm.ac.id/archive/digi
Diharapkan dapat lagi meningkatkan tal/download.php?tkn=1de3eeba3c
4e7465d19e4b0a63aae4c32019021
kerja sama dengan instansi kesehatan 82fc2154e9a9db16b884c1f1a09e99
agar dapat melakukan promosi K3 dan 511 diakses 2 Maret 2021).

mengadakan pelatihan manual handling Hutabarat. 2017. Dasar Dasar


Pengetahuan Ergonomi. Malang:
kepada petani yang ada di Desa MNC.
Tambelang Minahasa Selatan. Kemenkes RI. 2018. Laporan Nasional
3. Bagi Instansi Kesehatan Riskesdas 2018. Jakarta: Badan
Penelliti dan Pengembangan
Diharapkan bisa melakukan promosi K3 Masyarakat.
kepada petani yang ada di desa
Kemenkes RI. 2019. Laporan Provinsi
Tambelang Minahasa Selatan dan lebih Sulawesi Utara Riskesdas 2018.
Jakarta: Badan penelliti dan
berkontribusi dalam pelayanan
pengembangan masyarakat.
kesehatan kerja.
Kementrian Pertanian. 2021. Sistem
Informasi Manajemen Penyuluhan
Jurnal KESMAS, Vol. 11, No. 2. Februari 2022 30

Pertanian. Jakarta: Pusat Susanti, Hilma, Berry. 2015. Pengantar


Penyuluhan Pertanian, Ergonomi Industri. Padang:
Andalas University Press.
Meruntu V, Kawatu P, Rumayar A, 2019.
Hubungan Antara Umur dan Masa Susila, Suyanto. 2014. Metodologi
Kerja dengan Keluhan Penelitian Cross Sectional. Klaten:
Muskuloskeletal pada Pekerja Bosscript.
Petani di Desa Kanonang Dua
Kecamatan Kawangkoan Barat Tarwaka, Solichul, Lilik. 2004. Ergonomi
Kabupaten Minahasa. Jurnal untuk Keselamatan, Kesehatan dan
Kesmas (online), Vol. 8, No. 7, Produktivita. Surakarta: UNIBA
PRESS.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
hp/kesmas/article/view/27236/2680 Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri: Dasar-
3 diakses 2 oktober 2021). dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
Mongkareng ER, Kawatu P, Maramis F, Harapan Perss.
2018. Hubungan antara Masa Kerja
dan Posisi Kerja dengan Keluhan Tambuwun J, Malonda N, Kawatu P, 2020.
Muskuloskeletal pada Pekerja Hubungan Antara Usia dan Masa
Pembuat Babi Gulung di Kelurahan Kerja dengan Keluhan
Kolongan Kota Tomohon. Jurnal Muskuloskeletal pada Pekerja Mebel
Kesmas (Online), Vol.7, No. 5, di Desa Leilem Dua Kecamatan
Sonder. Medical Scope Journal
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index. (Online), Vol. 1 No. 1,
php/kesmas/article/download/2233 (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
5/2202 diakses 2 Maret 2021). p/msj/article/download/27201/26790
diakses 3 Maret 2021).
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Salami. 2015. Kesehatan dan Keselamatan
Lingkungan Kerja. Yogyakarta:
UGM Press.
Simanungkalit J, Sitepu Y, 2020. Hubungan
Ergonomi dan Gangguan
Muskuloskeletal pada Petani Kebun
Teh. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional (Online), Vol. 2, No. 4,
(http://jurnal.globalhealthsciencegr
oup.com/index.php/JPPP/article/do
wnload/196/145/ diakses 2 Maret
2021).
Suma’mur P K. 2013. Higiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Jakarta: Sagung Seto.
Suma’mur P K. 2014. Kesehatan Kerja
dalam Perspektif Hiperkes &
Keselamatan Kerja. Magelang:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai