Anda di halaman 1dari 12

TELAAH KRITIS JURNAL

Masa Kerja Dan Sikap Kerja Duduk Terhadap Nyeri Punggung


(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ergonomi dan Faal Kerja)

Disusun oleh :
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.

Renny Indharwati
Rissah Bellah
Wawan Deprana
Aulia Islami

(152110101)
(152110101)
(152110101248)
(152110101247)

Kelas Alih Jenis

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diperkirakan setidaknya 70% manusia menderita sakit punggung, baik kronis
maupun sporadis. Di Negara Inggris dan melaporkan 17,3 juta orang Inggris pernah
mengalami nyeri punggung pada suatu waktu dan dari jumlah tersebut 1,1 juta mengalami
kelumpuhan akibat nyeri punggung. Di Indonesia diperkirakan angka prevalensi 7,6%
sampai 37%. Masalah nyeri punggung pada pekerja pada umumnya dimulai pada usia
dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 25-60 tahun (Steven, 2005).
Jenis alat dan sarana kerja yang kurang nyaman sering menimbulkan masalah
kesehatan pada pekerja yang menggunakan baik digunakan jangka waktu lama maupun
tidak, apabila digunakan pada jangka waktu yang lama maka akan memberikan efek
negatif pada kesehatan dan timbul penyakit akibat kerja (Cris, 2012). Pada posisi duduk
yang kurang baik dan didukung dengan desain kursi yang buruk, akan beresiko
menyebabkan penyakit akibat hubungan kerja berupa gangguan muskuloskeletal yang
dapat menyebabkan kekakuan dan kesakitan pada punggung. Serta sikap kerja dengan
posisi duduk dengan frekuensi yang lama pada kursi yang kurang ergonomis akan
menimbulkan masalah yakni kontraksi otot akan menjadi statis dan the load pattern lebih
kuat dibandingkan kontraksi dinamis (Laura, 2005; Swinkels, 2006; Hurwitz, 2005).
Pada umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65
tahun. Dimana keluhan pertama dirasakan pada umur 35 tahun dan keluhan terus
meningkat seiring bertambahnya umur. Penyebab timbulnya nyeri punggung tidak selalu
bisa ditentukan, tapi tempat munculnya rasa sakit berlangsung dapat digunakan untuk
menunjukkan penyebab nyeri. Nyeri punggung juga bisa disebabkan oleh bergesernya
salah satu bantalan di antara tulang belakang atau terjadi tekanan pada saraf panggul
(Simon, 2008; Eugene, 2005).
Terdapat 2 faktor yang ada pada manusia keterkaitanya dengan aspek ergonomi
yang berpengaruh keluhan muskuloskeletal yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam antara lain seperti usia, jenis kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran
tubuh dan lainya. Sedangkan faktor dari luar seperti penyakit, status gizi, lingkungan
kerja, adat-istiadat dan lainya.
Desa Wanarejan Utara merupakan suatu desa yang berada di wilayah Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang. Desa tersebut salah satu desa yang memiliki industri
penenunan sarung dengan Alat Tenun bukan Mesin atau ATBM dan masih bersifat
tradisional (home industry), segi ergonomi dan penerapan mengenai kesehatan kerja belu
sepenuhnya diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari sikap kerja yang tidak alamiah, yakni
sikap kerja duduk dan penggunaan desain kursi dalam bekerja, karena sikap badan yang

tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain akan menimbulkan kelelahan fisik
dan gangguan kesehatan dan bahkan lambat laun akan merubah fisik tubuh pekerja
apabila dibiarkan atau sampai menimbulkan kecacatan.
Berdasarkan hasil obeservasi awal pada 9 April 2012 dengan menggunakan Nordic
Body Map (NBM) pada pekerja tenun Desa Wanarejan Utara dari 20 pekerja tenun 17
diantaranya mengalami nyeri di daerah punggung setelah bekerja dalam sehari dan jam
kerja dimulai dari pukul 08-00 sampai dengan 16-00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam
yakni pada pukul 12.00 sampai dengan 13.00 WIB. Penenunan sarung dilakukan dengan
posisi duduk terus menerus diatas kursi yang berpotensi menimbulkan keluhan nyeri
punggung karena pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan kaidah ergonomi sehingga
mengakibatkan kelelahan dan gangguan muskuloskeletal bila berlangsung terus menerus,
dan dalam waktu yang lama juga dapat merubah bentuk tubuh.
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan masa kerja dan
sikap kerja pada terhadap nyeri punggung pekerja sarung tenun ATBM di Desa Wanarejan
Utara Pemalang.

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
rancangan cross sectional. Untuk variabel bebasnya yakni, usia, masa kerja, sikap kerja
duduk dan desain kursi dengan variabel terikatnya yakni, keluhan subjektif pada
punggung pekerja tenun. Populasi dalam penelitian ini yakni keseluruhan pengrajin
tenun sarung di Desa Wanarejan Utara Pemalang sebanyak 92 orang, kemudian diambil

sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni sebnayak 46 orang


dengan kriteria:
1. Responden dengan riwayat penyakit yang berkaitan dengan nyeri punggung (rematik,
osteoporosis, kifosis, dan lordosis).
2. Responden berjenis kelamin laki-laki yang berisiko lebih sedikit mengalami nyeri
punggung.
3. Responden yang tidak melakukan waktu kerja lembur.
4. Responden yang tidak mempunyai cidera atau patah di bangian tulang punggung.
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan
istrumen yang digunakan yakni menggunakan kuesioner, lembar penilaian REBA, dan
meteran gulung. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi
square.
2.2 Hasil dan Pembahasan
Sesuai dari tabel distribusi frekuensi karakteristik responden didapatkan hasil
adanya hubungan antara usia dengan keluhan subjektif punggung pekerja tenun sarung
dengan value 0,04 dimana jumlah responden yang mengalami keluhan subjektif pada
punggung sebanyak 22 responden dari 30 responden usia berisiko dan 10 responden dari
16 responden usia tidak berisiko tidak mengalami keluhan subjektif pada punggung.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yng bermakna antara faktor usia dengan
keluhan punggung dimana usia yang berisiko memliki risiko 2 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan usia muda atau usia tidak berisiko. Seseorang dengan usia 50-60
tahun memiliki kekuatan otot menurun hingga 25% dan kemampuan kerja fisik usia 60
tahun mencapai 50% dari orang usia 25 tahun. Dari hasil penelitian nini umumnya nyeri
keluhan dirasakan pada usia rentang 25 hingga 65 tahun dengan keluhan pertama yang
dirasakan pada usia 35 tahun dengan tingkat keluhan yang terus meningkat sejalan
bertambahnya umur seseorang.
Mengenai hubungan masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung pekerja
tenun sarung pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna. Dimana jumlah
responden yang mengalami keluhan subjektif pada punggung sebanyak 20 responden
dari 26 responden masa kerja berisiko dan 12 responden dari 20 responden masa kerja
tidak berisiko tidak mengalami keluhan subjektif pada punggung. Masa kerja merupakan
akumulasi aktivitas seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan
apabila aktivitas tersebut dilakukan terus menerus akan mengakibatkan gangguan pada
tubuh yakni salah satunya keluhan nyeri pada bagian punggung. Menurut Hendra dan

Suwandi Raharjo dalam Jurnal Nasional IX Ergonomi tahun 2009, menyatakan bahwa
pekerja yang mempunyai masa kerja lebih dari 4 tahun mempunyai risiko gangguan
muskuloskeletal 2,775 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja dengan masa kerja
4 tahun.
Namun dalam penelitin ini diketahui bahwa tidak ada hubungan antara keluhan
nyeri punggung dengan sikap kerja duduk. Hal ini berlawan dengan teori Tarwaka, 2004
yang menyatakan bahwa kerja dengan posisi duduk secara terus menerus mengakibatkan
kontraksi otot cepat menjadi statis dan the load pattern menjadi lebih kuat dibandingkan
dengan kontranksi dinamis. Pekerjaan yang monoton, ukuran saran kerja, dan
antropometri yang tidak sesuai akan menyebabkan sikap kerja yang tidak alamiah dan
memberikan beban kerja tambahan sehingga menyebabkan keluhan subjektif. Alasan
mengapa sikap kerja duduk tidak terdapat hubungan dengan keluhan subjektif
dikarenakan bekerja dengan sikap kerja duduk meminimalkan beban kerja yang ditopang
dengan tubuh mengurangi besarnya beban otot statis pada kaki dan meregangkan otot
sendi yang ada, derajat stabilitas tinggi serta sikap kerja duduk tidak membutuhkan
energi yang banyak dibandingkan dengan sikap kerja berdiri. Adanya status gizi yang
baik pada pekerja tenun Desa Wanarejan Utara juga mempengaruhi kondisi kesehatan
pekerja karena status gizi yang baik dapat mencukupi zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh yang dapat memungkinkan meningkatkan kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum.

BAB III. KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN


3.1 Penulis
Nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar, dilengkapi dengan instansi/lembaga
asal dan alamat korespondensi (nama jalan, nama kota, kode pos, alamat e-mail,
nomor telepon dan jika ada nomor fax).
Penelitian ini dilakukan oleh Herry Koesyanto dengan instansi asal Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Semarang, Indonesia. Penulisan alamat korespondensi ini kurang lengkap karena tidak
disertai dengan kode pos, nomor telepon, email, dan nomor fax. Penulis hanya
menyertakan email pribadi penulis yaitu dhim45ku@yahoo.co.id. Dilihat dari latar
belakang pendidikan dan pekerjaan yang dikaitkan dengan judul, penulis jurnal ini
dapat dikatakan berkompeten karena menulis jurnal yang sesuai dengan bidangnya
yaitu Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Herry Koesyanto terdapat kekurangan pada


penulisan alamat korespondensi ini kurang lengkap karena tidak disertai dengan
nomor telepon, dan nomor fax.

3.2 Penerbit
Penerbit jurnal penelitian ini adalah Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas
Negeri Semarang tahun 2013, ISSN: 1858-1196. Jurnal ini merupakan jurnal yang
dipublikasikan secara online di situs resmi publikasi jurnal elektronik yaitu
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.
3.3 Abstrak
Jumlah kata maksimum dalam abstrak biasanya 200-300. Untuk menghemat
kata, sebaiknya judul tidak diulang dalam abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa
Inggris pada satu paragraf. Hal yang perlu dimuat dalam abstrak adalah masalah,
tujuan, metode yang digunakan, sampel, hasil-hasil penting, dan simpulan. Simpulan
yang ditulis di abstrak merupakan simpulan yang dibahas dalam jurnal. Singkatan

yang digunakan dalam abstrak harus dijelaskan, tetapi apabila singkatan tersebut tidak
digunakan lagi dalam abstrak, sebaiknya tidak perlu ada singkatan. Di bawah abstrak,
harus disertakan kata kunci (keywords) yang jumlahnya tidak boleh lebih dari 5 kata
dan dicetak miring. Judul abstract ditulis dengan huruf kapital tebal dan diletakkan
di posisi tengah secara horisontal.
Abstrak dalam jurnal penelitian ini ada dua bahasa yakni yang ditulis dengan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk abstrak yang ditulis dengan bahasa
Indonesia terdiri dari satu paragraf dengan jumlah kata sekitar 125 sedangkan untuk
abstrak yang ditulis dengan bahasa Inggris terdapat 126 kata dan keduanya sudah
memuat masalah, tujuan, metode, sampel, hasil, dan simpulan. Simpulan yang
digunakan merupakan simpulan yang dibahas dalam jurnal, dan tidak menggunakan
singkatan. Di samping kiri abstrak terdapat 3 kata kunci yaitu working period, work
position, back pain. yang tidak dicetak miring.
Kelemahan abstrak penelitian ini adalah penulisan judul ABSTRACT yang
posisinya tidak di tengah, kata kunci yang tidak ditulis miring, dan kata kunci terletak
di sebelah kiri Abstract, serta kata kunci hanya kata kunci untuk abstrak dengan
bahasa Inggris sedangkan untuk abstrak dengan bahasa Indonesia tidak dicantumkan
kata kunci. Jumlah kata dalam abstrak bahasa Indonesia juga kurang memenuhi
standart yakni maksimum 200-300 kata.

3.4 Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan yang terjadi. Latar
belakang permasalahan pada penelitian ini adalah diperkirakan setidaknya 70%
manusia menderita sakit punggung, baik kronis maupun sporadis dengan angka
prevalensi 7,6% sampai 37%. Masalah nyeri punggung pada pekerja pada umumnya
dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 25-60
tahun (Steven, 2005). Jenis alat dan sarana kerja yang kurang nyaman sering
menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja yang menggunakan baik digunakan
jangka waktu lama maupun tidak, apabila digunakan pada jangka waktu yang lama
maka akan memberikan efek negatif pada kesehatan dan timbul penyakit akibat kerja
(Cris, 2012). Pada posisi duduk yang kurang baik dan didukung dengan desain kursi
yang buruk, akan beresiko menyebabkan penyakit akibat hubungan kerja berupa
gangguan muskuloskeletal yang dapat menyebabkan kekakuan dan kesakitan pada
punggung. Serta sikap kerja dengan posisi duduk dengan frekuensi yang lama pada
kursi yang kurang ergonomis akan menimbulkan masalah yakni kontraksi otot akan
menjadi statis dan the load pattern lebih kuat dibandingkan kontraksi dinamis (Laura,
2005; Swinkels, 2006; Hurwitz, 2005).
Hipotesis pada penelitian dicantumkan apabila ada. Pada penelitian ini tidak
dicantumkan hipotesis penelitian dengan jelas. Seharusnya ada hipotesis yang jelas
melihat dari jenis penelitiannya yakni observasional analitik dengan rancangan cross
sectional.
Tujuan penelitian ini yakni, mengetahui hubungan masa kerja dan sikap kerja
duduk terhadap nyeri punggung. Manfaat tidak disebutkan, baik di abstrak maupun
pendahuluan.
Pada penelitian ini mengacu beberapa pustaka yang menjadi landasan atau
alasan penelitian yakni, sebagai contoh pada data yang diambil dari riset yang
dilakukan Badan Dunia ILO tahun 2013 tentang kecelakaan kerja menunjukkan setiap
harinya 6.000 orang meninggal berkaitan dengan pekerjaan mereka. Angka ini setara
dengan satu orang setiap 15 detik meninggal per tahunnya. Dengan angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yang terbanyak yakni penyakit muskuloskeletal sebanyak.
Di negara Inggris melaporkan 17,3 juta orang Inggris mengalami nyeri punggung, dan
1,1 jutanya mengalami kelumpuhan akibat nyeri punggung. Di Indonesia sendiri
diperkirakan angka prevalensi masalah nyeri punggung sekitar 7,6% hingga 37%.

Pustaka yang diambil sudah memuat memuat garis depan pengetahuan saat ini
serta menyiratkan kebaruan yang ditawarkan terlihat dari tahun data yang diambil
yakni tahun 2013. Manfaat penelitian tidak dicantumkan pada penelitian ini, hanya
tujuan saja yang dicantumkan.
3.5 Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
rancangan cross sectional. Untuk variabel bebasnya yakni, usia, masa kerja, sikap
kerja duduk dan desain kursi dengan variabel terikatnya yakni, keluhan subjektif pada
punggung pekerja tenun. Populasi dalam penelitian ini yakni keseluruhan pengrajin
tenun sarung di Desa Wanarejan Utara Pemalang sebanyak 92 orang, kemudian
diambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni sebanyak 46
orang. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan
istrumen yang digunakan yakni menggunakan kuesioner, lembar penilaian REBA, dan
meteran gulung. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi
square.

3.6 Hasil
Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil adanya hubungan antara usia dengan
keluhan subjektif punggung pekerja tenun sarung dengan jumlah responden yang
mengalami keluhan subjektif pada punggung sebanyak 22 responden dari 30
responden usia berisiko dan 10 responden dari 16 responden usia tidak berisiko tidak
mengalami keluhan subjektif pada punggung. Dikarenakan usia yang berisiko
memliki risiko 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan usia muda atau usia tidak
berisiko.
Mengenai hubungan masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung
pekerja tenun sarung pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna. Dimana
jumlah responden yang mengalami keluhan subjektif pada punggung sebanyak 20
responden dari 26 responden masa kerja berisiko dan 12 responden dari 20 responden
masa kerja tidak berisiko tidak mengalami keluhan subjektif pada punggung. Masa
kerja merupakan akumulasi aktivitas seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu
yang panjang dan apabila aktivitas tersebut dilakukan terus menerus akan
mengakibatkan gangguan pada tubuh yakni salah satunya keluhan nyeri pada bagian
punggung.

Namun dalam penelitin ini diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
keluhan nyeri punggung dengan sikap kerja duduk. Alasannya dikarenakan bekerja
dengan sikap kerja duduk meminimalkan beban kerja yang ditopang dengan tubuh
mengurangi besarnya beban otot statis pada kaki dan meregangkan otot sendi yang
ada, derajat stabilitas tinggi serta sikap kerja duduk tidak membutuhkan energi yang
banyak dibandingkan dengan sikap kerja berdiri. Adanya status gizi yang baik pada
pekerja tenun Desa Wanarejan Utara juga mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja
karena status gizi yang baik dapat mencukupi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
yang dapat memungkinkan meningkatkan kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum.
Sajian hasil sesuai dengan melihat tujuan penelitian. Tidak ada data yang
ditampilkan berulang. Hasil didukung oleh olahan data namun tidak ada ilustrasi
hanya narasi.

3.7 Pembahasan dan Saran


Pada penelitian ini ada kolom pembahasan yang jelas dan menarasikan hasil dan
mendalam dari penelitian. Namun pada pinti ketiga paragraf ke-7 kalimatnya rancu
mungkin yang dimaksud adalah Dalam penelitian ini diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara keluhan nyeri punggung dengan sikap kerja duduk, namun yang
terjadi justru didalam kalimatnya berisikan Dalam penelitian ini diketahui bahwa tidak
ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung. Kalimat
tersebut akan menimbulkan pandangan yang salah dan membingungkan pembaca
sehingga seharusnya harus diperhatikan betul cara penulisannya.
Tidak terdapat saran yang berkaitan dengan pelaksanaan atau hasil penelitian ini.
Seharusnya diadakan saran agar penelitian ini layak dilanjutkan pada bagian yang mana
dan bagaimana kedepannya.
3.8 Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal penelitian ini secara jelas telah disebutkan berdasarkan
hasil dari pembahasan yaitu, keluhan nyeri punggung yang dialami oleh pekerja tenun
sarung di Desa Wanarejan Utara Pemalang berhubungan dengan usia dan masa kerja.

Sedangkan keluhan nyeri punggung tidak berhubungan dengan sikap kerja duduk
seseorang yang berusia 40-60 tahun lebih berisiko terkenan keluhan nyeri punggung
daripada yang berusia 23-39 tahun, sedangkan masa kerja 4 tahun lebih berisiko
terkenan keluhan nyeri punggung dibangdingkan masa kerja < 4 tahun.
3.9 Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih pada penelitian ini membingungkan melihat ada pengulangan
kata pada pengucapan terimakasih kepada para pengrajin tenun sarung di Desa
Wanareja Utara Kabupaten Pemalang. Seharusnya pada ucapan terimakasih harus jelas
diyujukan kepada siapa, dan tidak ada pengulangan kata. Dan harus lebih teliti lagi
dalam penulisannya.

3.10 Pustaka
Pustaka yang digunakan sebagai referensi harus relevan dengan judul penelitian.
Sebisa mungkin, referensi yang digunakan adalah referensi yang diterbitkan tidak lebih
dari 5 tahun sebelum penelitian dilakukan. Hal ini dikarenakan suatu penelitian bersifat
dinamis dan selalu ada perubahan dari tahun ke tahun, sehingga referensi pun juga
harus diperbarui.
Penelitian yang menggunakan 15 pustaka berupa buku, jurnal dan artikel online
ini diterbitkan pada rentang waktu tahun 2002 hingga 2012. Namun ada beberapa
pustaka yang menggunakan 6 referensi lebih dari 5 tahun terakhir sebelum penelitian.
Format penulisan daftar pustaka sudah benar. Tahun penerbitan pustaka
diletakkan setelah nama penulis, pencantuman nama penulis dilakukan dengan
menyebut nama akhir diikuti koma, selanjutnya singkatan nama depan. Namun, daftar
pustaka tidak disusun urut berdasarkan abjad. Untuk penulisan pustaka dari media
tautan (link) lengkap.

BAB VI. PENUTUP


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai