Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RESIKO BAHAYA PENGGUNAAN KOMPUTER

PADA JURNAL BERJUDUL


“HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH PADA PEKERJA YANG MENGGUNAKAN KOMPUTER”
Dosen Pengampu : Ibu Ni’matU Zuliana, S.KM., M.KKK

OLEH :
IRFAN HIDAYATUR ROHMAN
NIM.10319027

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lanjutan

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai sifat kemampuan
dan keterbatasan manusia dalam merancangan sistem kerja. Dengan ergonomi
diharapkan manusia yang berperan sentral dalam suatu sistem kerja dapat bekerja
lebih efektif dan optimal. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja
pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana,1979).
Antropometri adalah ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran
tubuh manusia yang digunakan untuk melakukan perbedaan pada individu,
kelompok,dan sebagainya. Dimensi tubuh manusia sendiri dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data
yang akan diambil. Faktorfaktor tersebut adalah umur, jenis kelamin, rumpun dan
suku bangsa, sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh, pekerjaan, dan kondisi
waktu pengukuran (Sutalaksana,1979).
Pada saat bekerja postur tubuh sering ditentukan oleh tipe pekerjaan dan
lingkungan kerja. Postur tubuh yang buruk seperti postur berdiri dan postur duduk
yang terlalu lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri punggung bawah
serta perubahan bentuk tulang belakang dan Pekerjaan yang dilakukan dengan postur
tubuh yang kurang baik dapat menyebabkan MSDs (Susihono & Prasetyo, 2012).
Musculoskeletal disorders ini bersifat kronis karena disebabkan terjadinya kerusakan
pada tendon, otot, ligamen, sendi, saraf, kartilago atau spinal disc biasanya
menyebabkan munculnya rasa tidak nyaman, nyeri, gatal serta pelemahan fungsi.
Keluhan ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor pekerjaan seperti
contohnya peregangan otot yang berlebih, postur tubuh pada saat bekerja yang tidak
alamiah, gerakan repetitif dan lingkungan disekitar tempat kerja seperti getaran,
tekanan dan mikroklimat (Tarwaka, 2013). Musculoskeletal Disorders (MSDs) dapat
menurunkan produktivitas kerja, kehilangan waktu kerja, menimbulkan
ketidakmampuan secara temporer atau cacat tetap (Lukman, 2012)
Adapun beberapa faktor risiko yang berpotensi menimbulkan MSDs, antara lain
faktor individu; usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, lama
kerja, dan kebiasaan merokok, faktor yang berhubungan dengan pekerjaan fisik atau
biomekanik; postur kerja yang buruk, gaya, gerakan berulang, berdiri atau duduk
terlalu lama, dan faktor psikososial (European Agency for Safety and Health at Work,
2010). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2019) menyatakan
bahwa variabel yang terbukti berhubungan dengan keluhan MSDs adalah usia, jenis
kelamin, masa kerja, dan sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Anggraini (2018)
dan Mariana (2019) menyatakan bahwa variabel yang terbukti berhubungan dengan
keluhan MSDs yaitu usia, masa kerja dan gerakan berulang. Hal tersebut didukung
oleh Damayanti & Iftadi (2014) peningkatan presentase penggunaan komputer di
kantor mencapai 85% penggunaan komputer secara harian, 10% pengguna mingguan
dan 5% penggunaan komputer dalam sebulan jumlah penggunaan komputer tidak
diimbangi dengan kepedulian pengguna terhadap faktor ergonomi ketika bekerja
menggunakan perangkat komputer. Bekerja menggunakan komputer dengan tidak
memperhatikan sisi ergonomi dapat menyebabkan perubahan 3 bentuk tubuh,
muskuloskeletal disorder dan kelelahan pada bagian tubuh tertentu. Selain sikap
pekerja, tingginya keluhan penggunaan komputer dapat dipengaruhi faktor fasilitas,
tata letak tempat kerja, kondisi lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) adalah suatu masalah kesehatan
yang umumnya dialami dalam masyarakat. LBP didefinisikan sebagai suatu kondisi
tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan tidak
kenyamanan pada atau di dekat daerah lumbosakral, yang dapat disebabkan oleh
inflamasi, degenerasi, keganasan, kelainan ginekologi, trauma dan gangguan
metabolik. LBP diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP
akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan, LBP kronis terjadi
dalam waktu 3 bulan (Idyan Zamna, 2007). Faktor risiko okupasi yang menyebabkan
LBP adalah pengerahan tenaga berlebih saat melakukan manual handling, postur
janggal dan vibrasi seluruh tubuh. Faktor resiko ini diperberat oleh faktor non okupasi
yaitu obesitas, kebiasaan merokok, riwayat gangguan muskuloskeletal dalam
keluarga, lamanya pejanan terhadap faktor okupasi serta riwayat trauma tulang
belakang (Tiwari, 2003).Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama dari ketidak
hadiran kerja di inggris, diperkirakan sekitar 3,5 juta perhari pekerja hilang karena
gangguan muskuloskeletal terutama masalah nyeri punggung bawah (Health and
Safety Executive, 2009).
B. TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya literatur review ini adalah untuk mengetahui bagaimana
hubungan dan masalah yang terjadi akibat posisi kerja yang tidak ergonomic serta
efek yang berhubungan dengan Kesehatan yang ditimbulkan dari pekerjaan yag
dilakukan secara statis didepan computer.

C. ANALISA MASALAH
1. Data WHO
Menurut World Health Organization (WHO) 2%-5% dari karyawan di negara
industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB), dan 15% dari
absenteisme di industri baja serta industri perdagangan disebabkan karena
NPB. Data statistik Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar
15%-20% per tahun. Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan
oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja.
Nyeri pinggang menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada
pemogokan kerja sebanyak 20 juta hari kerja karenanya.
Hal ini mengindikasikan bahwa posisi kerja sangat berpengaruh terhadap
keluhan NBP pada pekerja. Selain itu faktor iklim dan kondisi tempat kerja
juga perlu diperhatikan karena apabila kondisi tempat kerja memenuhi syarat
ergonomis maka kejadian NBP kemungkinan kecil dapat terjadi, begitu pula
sebaliknya. Hal tersebut karena posisi kerja dipengaruhi oleh bagaimana
kondisi tempat kerja, apabila kursi yang digunakan sesuai dengan postur tubuh
dan tidak menyebabkan pererakan sendi yang terlalu konsisten atau terlalu
tegang maka kemungkinan terjadinya NBP juga semakin kecil.
2. Posisi Kerja Tidak Ergonomis
Sistem kerja yang tidak ergonomis dalam suatu perusahaan seringkali kurang
mendapat perhatian atau dianggap sepele oleh para pihak manajemen atau
pengelola sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Sebagai contoh antara
lain adalah pada cara, sikap dan posisi kerja yang tidak benar, fasilitas kerja
yang tidak sesuai, dan faktor lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai
masalah, antara lain: nyeri, kelelahan bahkan kecelakaan. Hal ini didukung
hasil penelitian Sakinah (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
sikap tubuh dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hasil penelitian
Tangkeallo (2013) juga menyatakan bahwa posisi duduk memiliki hubungan
yang bermakna dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hasil penelitian
Hidayat (2013) juga menyimpulkan bahwa faktor risiko ergonomi dapat
mempengaruhi munculnya keluhan muskuloskeletal terhadap pekerja.
Semakin tidak ergonomis suatu pekerjaan maka akan memicu terjadinya
keluhan muskuloskeletal dengan tingkat keluhan lebih tinggi. Oleh karena itu
di tempat kerja perlu diterapkan sistem kerja secara ergonomis
3. Kondisi Lapangan
Menurut penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan melalui wawancara di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Bandung diperoleh data dari 10 orang, 5 orang pekerja menyatakan bahwa
mengalami nyeri daerah punggung bawah setelah bekerja menggunakan
komputer selama sehari karena memiliki posisi kerja yang lebih banyak
duduk, yaitu selama 7-8 jam sehari dengan diselingi istirahat selama 1 jam,
terkadang karena banyaknya pekerjaan pegawai melakukan penambahan jam
kerja atau lembur selama 2-3 jam.
D. PEMBAHASAN
1. Identitas Jurnal
HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN
Judul NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA YANG
MENGGUNAKAN KOMPUTER
Nama
Heni Fa’riatul Aeni, Awaludin
Penulis
Penerbit Jurnal Kesehatan STIKES Cirebon
Tahun
2017
Terbit
Sumber http://jurnal.stikescirebon.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/92/41

2. Sikap Kerja
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan
sikap kerja duduk dalam kategori rendah yaitu 6 orang (10,2%), sedang yaitu
28 orang (47,5), tinggi yaitu 14 orang (23,7) dan sangat tinggi yaitu 11 orang
(18,6%). Hal ini menunjukkan kebanyakan responden dengan sikap kerja
duduk dalam kategori sedang. Posisi netral (duduk dan berdiri secara normal)
merupakan kondisi yang paling alamiah untuk bekerja, dengan usaha otot dan
tekanan pada sendi, tendon, dan ligamen yang paling minimum. Banyak
pekerjaan yang memaksa pekerjanya dengan posisi bungkuk, jongkok, atau
sikap kerja dengan pergelangan tangan menekuk dan leher mendongak. Sikap
kerja tersebut sangat berisiko berdampak pada gangguan sistem otot-rangka.
Para pekerja komputer biasanya dalam pekerjaannya tidak
memperhatikan sikap duduk secara benar, letak monitor komputer, dan ukuran
kursi yang tidak ergonomi, hal ini akan menimbulkan permasalahan kesehatan
pada pekerja komputer, salah satunya nyeri punggung bawah Punggung harus
bekerja nonstop 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri , berjalan, bahkan
tidur, punggung harus bekerja keras menyangga tubuh kita. Jika kita tidak jeli
menjaga kesehatan punggung, maka nyeri punggung pun menimpa. Hal yang
dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah adalah kebiasaan duduk, bekerja
membungkuk dalam waktu yang relative lama, mengangkat beban dengan
sikap yang tidak ergonomis, tulang belakang yang tidak normal atau penyakit
tertentu seperti penyakit degeneratf

3. Keluhan Nyeri Punggung Bawah


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan
keluhan nyeri punggung bawah dalam kategori rendah yaitu 30 orang (50,8%)
dan sedang yaitu 29 orang (49,2%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah responden dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam kategori
rendah. Salah satu penyebab nyeri punggung adalah bergesernya bantalan
tulang belakang sehingga menekan saraf belakang. Sendi atau ruas tulang
belakang memiliki komponen inti yang disebut nucleus yang berbentuk seperti
agar-agar dan berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut. Kondisi ini
menimbulkan sakit yang luar biasa. Penyebab lain nyeri punggung adalah
spondilosis, yakni kerusakan pada sendi tulang belakang (intervetebral disc)
akibat aus atau terkikisnya tulang rawan yang melindungi ruas tulang
belakang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Klooch, 2006, Faktor-faktor
resiko terjadinya nyeri punggung bawah yaitu, tegangnya postur tubuh,
obesitas, faktor psikologi, pertambahan usia dan beberapa aktivitas yang
dilakukan dengan cara tidak benar seperti duduk terlalu lama dan mengangkat
benda berat. Di zaman modern ini, penggunaan komputer mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Dengan adanya komputer, pekerjaan dapat
diselesaikan dengan udah dan cepat. Namun juga memberikan efek yang tidak
baik untuk kesehatan. Salah satu gangguan fisik yang dirasakan oleh
penggunaan komputer adalah nyeri punggung bawah. Sikap duduk yang dapat
menimbulkan nyeri punggung salah satunya apabila duduk terlalu lama
dengan posisi yang salah. Terutama bila duduk dengan posisi membungkuk
dan tegak dalam jangka waktu yang lama dan desain stasiun kerja yang buruk.

4. Hubungan Sikap Kerja dan Keluuhan Nyeri Punggung Bawah


Hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa responden dengan
sikap kerja duduk masuk dalam kategori rendah yaitu 3 orang (50%)
mengalami keluhan nyeri punggung dalam kategori rendah, sedangkan sikap
kerja duduk dalam kategori sedang yaitu 19 orang (67,9%) mengalami
keluhan nyeri punggung dalam kategori rendah, kemudian sikap kerja duduk
dalam kategori tinggi yaitu 7 orang (50%) mengalami keluhan nyeri punggung
dalam kategori rendah dan sikap kerja duduk dalam kategori sangat tinggi
yaitu 10 orang (90,9%) mengalami keluhan nyeri punggung dalam kategori
sedang. Berdasarkan analisa data yang menggunakan uji korelasi spearman
rho menunjukan bahwa nilai p value = 0,010, maka p value < α (0,05) berarti
Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja duduk
dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja yang menggunakan
komputer di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung tahun 2017.
Salah satu penyakit akibat kerja (PAK) adalah nyeri punggung bawah
atau Low Back Pain (LBP) yang disebabkan oleh posisi duduk yang salah
pada saat bekerja yaitu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama
nyeri atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tulang punggung bagian
bawah. Nyeri punggung bawah merupakan fenomena yang seringkali dijumpai
pada setiap pekerjaan. Insiden dan beratnya gangguan nyeri punggung bawah
lebih sering dijumpai pada pekerja wanita dibandingkan laki-laki. Posisi statis
dalam bekerja kadang-kadang tidak dapat terhindarkan. Bila keadaan statis
tersebut berlangsung terus-menerus atau berulang-ulang maka dapat
menyebabkan gangguan kesehatan antara lain nyeri punggung bawah. Nyeri
punggung bawah yang timbul dapat mengakibatkan kehilangan jam kerja
sehingga menggangu produktivitas kerja. Peningkatan ketegangan otot dapat
menimbulkan stress mekanik pada jaringan yang cidera sehingga menstimulasi
nosiseptor yang ada di dalam tendon dan otot. Semakin kuat nosiseptor
tersebut terstimulasi, maka akan semakin kuat reflek ketegangan otot.
Keadaan ini akan menyebabkan ischemic local sehingga jaringan mengalami
kekurangan nutrisi dan oksigen menimbulkan mikrosirkulasi yang tidak kuat
serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme.
5. Peranan Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan
pekerjaannya sesuai dengan lingkungan pekerjaannya yang berkaitan erat
dengan interaksi dalam penggunaan peralatan yang mendukung pekerjaannya.
Dalam postingan kali ini saya akan membahas prinsip ergonomic dalam
penggunaan komputer.
Penggunaan komputer yang tidak tepat dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Secara garis besar gangguan kesehatan akibat penggunaan
komputer yang tidak tepat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Gangguan pada bagian mata dan kepala (Computer vision syndrome).
Gangguan pada mata meliputi mulai dari sakit kepala, mata kering dan
iritasi, mata leleah hingga gangguan seperti kemampuan fokus mata
memlemah, penglihatan kabur, pandangan ganda, disorientasi warna.
b) Gangguan pada lengan dan tangan (Carpal tunnel Syndrome).
Gangguan pada lengan dan tangan meliputi nyeri pada pergelangan
tangan, nyeri siku hingga Carpal Tunnel Syndrome yang merupakan
terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan nyeri di
sekujur tangan.

c) Gangguan pada leher, pundak dan punggung


Beberapa prinsip yamg harus diperhatikan pada ergonomi untuk pekerja dengan computer
adalah sebagai berikut :
a) Cukup tempat di meja untuk menata posisi yang paling nyaman untuk cpu, monitor,
keyboard, mouse, printer, penyangga buku, dan piranti lainnya seperti telpon, dll.
Atur meja senyaman mungkin sehingga sesuai dengan posisi tubuh kita, apabila meja
terlalu pendek dapat di tinggikan, dan apabila terlalu tinggi maka kursi yang harus
dinaikkan.
b) Apabila sering menerima telepon, dekatkan telepon agar mudah diraih oleh tangan,
penggunaan headset direkomendasikan dalam hal ini. “Menerima telepon dengan
menjepit gagang telepon antara telinga dan pundak , dapat berakibat gangguan otot
leher
c) Jika sering membaca berkas/naskah letakkan sedekat mungkin dengan monitor,
menyalin naskah dengan sering melihat kekiri / kekanan yang terlalu jauh dari
monitor dapat mempercepat kelelahan di leher.
d) Atur pencahayaan ruang kerja secara optimal, cahaya yang terlalu kuat
mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam, cahaya rendah potensi menyebabkan
gangguan pada mata anda. Hindari lampu yang menyorot langsung ke monitor karena
akan memunculkan pantulan di layar. Usahakan posisi sejajar terhadap jendela,
jangan berhadapan atau membelakangi.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heni, 2017, diketahui bahwa ada
hubungan yang signifikan antara sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada pekerja yang menggunakan komputer. Tentunya hal tersebut didukung
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya sikap kerja dan tempat kerja.
Sikap kerja yang tidak baik dapat mengakibatkan terjadinya ketegangan pada otot
yang dapat berakibat pada keluhan rasa nyeri dan sakit pada bagian tubuh tertentu.
F. SARAN
1. Bagi Instansi
Hendaknya instansi memberikan tempat kerja dan fasilitas kerja yang sesuai
dengan prosedur ergonomis untuk menunjang kualitas kerja karyawan dan
menghindari resiko terjadinya kesakitan pada pekerja.
2. Bagi Pekerja
Hendaknya senantiasa memperhatikaan posisi kerja, apabila dirasa sudah
terlalu lama duduk maka lakukanlah peragangan untuk meregangkan otot-otot
yang kaku,
REFRENSI

Kunci, K., & Bawah, N. P. (2017). HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN
KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA YANG MENGGUNAKAN
KOMPUTER. 887–894.

Novianah, N., Triyono, A., & Sumadi. (2014). Hubungan Posisi Kerja Duduk dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Tukang Becak di Wilayah Kelurahan Larangan
Indah Ciledug-Tangerang. Jurnal Inohim, 2(1), 59–66.

Anda mungkin juga menyukai