Anda di halaman 1dari 6

Nama: Qorry Aina (H2A018065)

Judul: Hubungan Durasi dan Sikap Kerja Penggunaan Komputer Terhadap Keluhan
Nyeri Leher Pada Pegawai di PTPN-IX, Kebun Ngobo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia adalah penentu keberhasilan suatu pekerjaan. Oleh


sebab itu, kebutuhan utama dalam dunia pekerjaan adalah meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja, maka dapat menciptakan pekerja yang baik dari segi fisik
maupun jiwa. Pegawai di PTPN-IX memiliki sifat kerja yang statis yang
dilakukan dalam kurun waktu 8 jam per hari. Pada keadaan ini otot akan lebih
mudah lelah saat bekerja statis dibandingkan saat bekerja secara dinamis yang
dapat menyebabkan terjadinya nyeri leher dan spasme otot-otot leher.1
Pada umumnya, orang yang merasakan keluhan musculoskeletal biasanya
dimulai dari melakukan kebiasaan selama bekerja. Jika postur kerja yang
dilakukan kurang tepat dan dipertahankan dalam durasi yang sangat lama, maka
dapat memicu timbulnya keluhan muskuloskeletal.2 Postur kerja tidak alamiah
merupakan sikap atau postur tubuh saat bekerja yang disebabkan oleh bagian-
bagian tubuh menjauhi posisi alamiahnya, seperti posisi punggung yang terlalu
membungkuk, posisi leher atau kepala yang terlalu mendongak atau menunduk,
serta posisi lain yang kurang tepat dengan posisi alamiahnya.3
Berbagai macam pekerjaan dapat mengakibatkan nyeri leher terutama
selama bekerja dengan posisi tubuh yang tidak sesuai sehingga membuat leher
berada dalam posisi yang kurang tepat dalam jangka waktu lama, sehingga terjadi
ketegangan otot.4 Misalkan pekerja yang sepanjang hari hanya duduk bekerja
dengan komputer dan pekerja yang sering menggunakan beban yang berat.
Penggunaan komputer yang tidak memperhatikan ruang lingkup kerja dan sikap
kerja yang baik dapat menjadi faktor resiko terjadinya kelelahan otot pada
punggung, leher, ekstremitas dan bahu.5 Berdasarkan hasil survei Badan Pusat
Statistik melaporkan bahwa kegiatan usaha pada sektor bisnis telah menggunakan
komputer sebanyak 69,38%, pada sektor informasi dan komunikasi sebanyak
93,54%, industri pengolahan 84,12%, penyediaan makan minum 75,01%,
akomodasi 66,64%, dan perdagangan 65,85%.6
Dengan adanya perkembangan zaman, para pekerja di tuntut untuk
mengerjakan pekerjaan menggunakan komputer, baik di lingkungan perkantoran
maupun sebagai bagian dari kehidupan setiap individu. Penggunaan komputer
mengakibatkan adanya masalah kesehatan yaitu gangguan musculoskeletal seperti
nyeri leher (neck pain).7 Menurut Kraker dan Blatter nyeri pada leher dan
ekstremitas atas disebabkan karena gangguan yang umum terjadi pada pekerja
komputer dengan pravalensi 25% untuk nyeri leher dan bahu serta 15 % untuk
daerah lengan di Eropa.7 Di Indonesia sekitar 16,6% populasi dewasa mengeluh
rasa tidak nyaman di leher, bahkan 0,6% dari rasa nyeri leher yang ringan akan
berlanjut menjadi nyeri leher yang berat, angka kejadian nyeri leher ini dapat
meningkat dengan bertambahnya usia.8
Faktor resiko dari keluhan nyeri leher ini tidak hanya terkait dengan factor
lama kerja dan postur, tetapi dipengaruhi juga dengan jenis kelamin. 9 Angka
kejadian keluhan nyeri leher dan nyeri punggung tertinggi dialami oleh
perempuan dibandingkan dengan pria.1 Otot-otot yang sering terjadi gangguan di
daerah leher seperti m.sternokleidomastoideus yang digunakan untuk menoleh ke
kanan dan ke kiri, serta m.trapezius pada bagian leher dan punggung yang dapat
menyebabkan nyeri hingga ke punggung.10 Keluhan nyeri leher sering diabaikan
oleh para pekerja dapat mengakibatkan cidera yang berakibat fatal.
Jumlah pegawai PTPN-IX, Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang sebanyak
40 orang. Setiap karyawan tersebut difasilitasi komputer saat bekerja. Berdasarkan
studi pendahuluan yang telah saya lakukan dengan beberapa responden
mengeluhkan nyeri leher pada saat menjalankan proses pekerjaannya. Durasi
waktu yang dilakukan oleh pekerja selama 7,5-8 jam/hari dalam keadaan posisi
yang statis. Dari permasalahan diatas peniliti bertujuan menganalisis adanya
hubungan antara durasi kerja dan sikap kerja dalam penggunaan komputer
terhadap keluhan nyeri leher pada pegawai di PTPN-IX, Kebun ngobo, Kabupaten
Semarang.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Diana, S. 2007. Nyeri Musculoskeletal pada Leher Pekerja dengan Posisi
Pekerjaan yang Statis. Universa Mediciana
2. Alfara, I., Iftadi, I. dan Astuti, R.D. 2017. Analisis Postur Kerja Operator
Perakitan Di Yessy Shoes Untuk Mengidentifikasi Resiko Gangguan
Muskuloskeletal Akibat Kerja. Performa, Vol. 16(1).

3. Tarwaka. Ergonomi Untuk Kesehatan, Keselamatan, Dan Produktivitas.


1st ed. Surakarta: UNIBA PRESS, 2004
4. Kudsi, A. F. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri
Leher pada Operator Komputer. Jurnal Agromedicine, 2(3)
5. Constand MK, Macdermid JC. Effects of neck pain on reaching overhead
and reading: a case-control study of long and short neck flexion. BMC
Sports Sci Med Rehabil. 2013;5(1):21

6. Persentase Pengguna Komputer, https://www.bps.go.id/publication/downl


oad.html?MT (2019).
7. Eijckelhof BHW, Huysmans M A, Bruno Garza JL, Blatter BM, Van
Dieën JH, Dennerlein JT, et al., The effects of workplace stressors on
muscle activity in the neck-shoulder and forearm muscles during computer
work: A systematic review and meta-analysis. Eur J Appl Physiol. 2013;
113(12):2897–912

8. Widyadharma, I. P. E., & Purwata, T. E. (2017). Nyeri Miofasial Servikal.


9. Ehsani, F., Mosallanezhad, Z., & Vahedi, G. (2017). The Prevalence , Risk
Factors and Consequences of Neck Pain in Office Employees. Middle East J
Rehabil Health, 4(2)
10. Kenwa (et al). 2018. Hubungan Antara Penggunaan Telepon Pintar
Dengan Kejadian Nyeri Leher Pada Individu Dewasa Muda. Callosum
Neurology Journal 1(3): 78-72.
Relevansi aspek-aspek yang dikaji dengan minat yang dipilih.

Penyakit akibat kerja termasuk penyakit yang mempunyai penyebab yang kuat
dengan pekerjaan. Studi tentang MSDs pada berbagai industri menunjukkan
bahwa keluhan otot yang sering dirasakan pekerja antara lain otot otot leher, bahu,
lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Kebanyakan
kejadian muskuloskeletal tidak mengakibatkan kecacatan tapi menyebabkan
gangguan aktivitas kerja, oleh karena itu saya memilih disiplin ilmu kedokteran
okupasi yang relevan dan sesuai dengan minat yang saya ambil yaitu hubungan
antara durasi kerja dan sikap kerja dalam penggunaan laptop pada keluhan nyeri
leher pada pegawai PTPN IX, Kebun Ngobo. Menganalisis faktor resiko
terjadinya keluhan nyeri leher atau neck pain yang bertujuan untuk edukasi para
pekerja dan menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif

Pemilihan Topik dengan Pertimbangan FINER:


1. Feasible ( Kemampulaksanaan )
Hasil studi penilitian yang sudah saya lakukan adalah terdapat 40 pegawai
yang aktif bekerja di PTPN IX, Kebun Ngobo dengan mempertimbangkan
dari segi subjek penilitian dengan posisi sikap kerja yang statis jumlah
tersebut dirasa sudah cukup. Hasil wawancara dengan salah satu pegawai
PTPN IX, Kebun Ngobo menyatakan sering mengalami keluhan nyeri
leher, dari hasil tersebut menyimpulkan bahwa penilitian akan tepat pada
sasarannya. Ketersediaan dana dan alat tidak terdapat kendala. Dalam
pelaksanaan penilitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan
pengisisan quisioner yang dapat mempermudah proses pengambilan data
penilitian
2. Interest ( Menarik )
Di bidang kedokteran okupasi ini akan mempelajari pengaruh pekerjaan
terhadap kesehatan pekerja dan pengaruh kesehatan pekerja terhadap
pekerjaan, merupakan suatu timbal balik yang sangat menarik bagi saya
karena meneliti seorang pekerja dengan kebiasaan yang umum yaitu
pengunaan komputer saat bekerja yang dapat berpengaruh dengan
kesehatannya. Dari pembahasan yang akan saya teliti ini akan memberikan
dampak positif kepada pekerja yaitu membenahi faktor ergonomis terkait
sikap kerja agar menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
3. Novelty ( Kebaharuan )
Saya mengamati dan mencari judul penelitian yang telah dilaksanakan
kakak tingkat belum membahas topik yang saya angkat. Kebaharuan yang
ada dalam penilitian saya adalah menganalisis durasi dan sikap kerja para
pegawai pengguna komputer yang berkaitan dengan nyeri leher, lalu
komunitas dan lokasi yang saya tentukan belum ada yang meniliti.
4. Ethics ( Sesuai Etik )
Dalam segi etik dalam pelaksanaan dan perancangan penilitian tidak
menyimpang dari segi etik maupun norma, karena sebelumnya saya sudah
melakukan studi penilitian yang dimana meminta izin oleh pihak pihak
yang bersangkutan. Dalam penalaksaannya pun saya menjaga sikap, etik
dan. Norma norma yang berlaku
5. Relevant ( Relevan )
Tujuan dari penilitian ini untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan
pekerja. Di zaman yang semakin canggih ini banyak pekerja yang
melakukan pekerjaannya menggunakan komputer, oleh karena itu sikap
pekerja pengguna komputer adalah sikap statis yang merupakan faktor
resiko dari keluhan nyeri leher, selain itu penilitian ini bentuk dukungan
terhadap Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3)

Anda mungkin juga menyukai