Diajukan Kepada :
Pembimbing:
dr. Jenny Jusuf, M.Si.Med, Sp.OG
Disusun Oleh:
Qorry Aina
H3A021069
KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RSUD TUGUREJO SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN
ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Qorry Aina
H3A021069
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
STATUS PASIEN
2
disangkal, Buang air besar dan kecil dalam batas normal.
2. RIWAYAT HAID
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama Haid : 7 hari
d. Nyeri Haid : diakui
e. Hari Pertama Haid Terakhir : 20 November 2022
f. Hari Perkiraan Lahir : 27 Agustus 2023
3. RIWAYAT PERNIKAHAN
Merupakan pernikahan pertama dan sudah menikah selama 1,5 tahun.
4. RIWAYAT OBSTETRI
G1P0A0
5. RIWAYAT KB
Tidak menggunakkan KB
6. RIWAYAT ANC
ANC ke dokter Sp.OG 1 kali dan bidan 1 kali setelah dinyatakanhamil.
7. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Riwayat Darah Tinggi : Disangkal
b. Riwayat Kencing Manis : Disangkal
c. Riwayat Gastritis : Diakui sejak 2018
d. Riwayat Asma : Disangkal
e. Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
f. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
g. Riwayat Alergi : Disangkal
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
a. Riwayat Darah Tinggi : Disangkal
3
b. Riwayat Kencing Manis : Disangkal
c. Riwayat Asma : Disangkal
d. Riwayat Jantung : Disangkal
e. Riwayat Alergi : Disangkal
f. Riwayat Abortus : Disangkal
g. Riwayat kembar : Disangkal
9. RIWAYAT OPERASI
Disangkal
10. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien seorang karyawan swasta dengan pendidikan terakhir SLTA.
Suami pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan
menggunakan BPJS non PBI.
Kesan ekonomi: cukup.
11. RIWAYAT PRIBADI
a. Riwayat Merokok : Disangkal
b. Riwayat Konsumsi Alkohol : Disangkal
c. Riwayat Konsumsi Obat-obatan : Disangkal
4
6. Status Generalisata
a. Kepala : Mesochepal
b. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung-/-
c. Hidung : Septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-, sekret -/-
d. Mulut : Sianosis (-)
e. Telinga : Warna aurikula dalam batas normal, nyeri tarik aurikula
-/-, sekret -/-
f. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid -/-, pembesaran kelenjar limfe
-/-, retraksi otot bantu nafas (-)
g. Thoraks :
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan
Paru-paru:
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/-
i. Ekstremitas :
7. Status Ginekologi
a. Genitalia Eksterna
3) Labia minor
4) Klitoris
6) Introitus vagina
a) Inspeksi : fluksus (+), fluor (-), hiperemis (-), lesi (-), massa
(-)
7) Glandula bartholini
8) Glandula skene
9) Perineum
6
c. VT
5) OUE : tertutup
Darah Rutin
7
Basofil 0.2 % 0–1
Neutrofil H 70.7 % 50 – 70
Limfosit L 21.9 % 25 - 40
Monosit 6.9
Neutrofil Limfosit
H 3.22 < 3.13
Ratio
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 82 Mg/dL < 125
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
Kesan:
Janin 1 intrauterine.
Crown Rump Lenght : 2,52 cm sesuai usia kehamilan 5 minggu 5
hari. Fetal Plate (+) posisi ditengah
Fetal Heart Movement (+).
2.5 RESUME
Ny. M usia 26 tahun hamil 5 minggu datang ke IGD RSUD Tugurejo
Semarang pada tanggal 4 Januari 2023 pukul 14.30 WIB dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir. Keluhan tersebut dirasakan sudah sejak selasa
malam pada tanggal 3 Januari 2023 dengan frekuensi terus menerus dengan jumlah yang
keluar sedikit sedikit dengan warna kecoklatan, keluhan diperberat saat tanggal 4
8
Januari 2023 pukul 07.30 WIB keluhan disertai nyeri perut bagian bawah yang
hilang timbul. Riwayat trauma dan hubungan seksual sebelumnya disangkal.
Pasien mengaku lima hari yang lalu merasa kelelahan dan pusing setelah
perjalanan dari luar kota. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan.
Pasien sudah periksa ke dokter Sp.OG 1 kali dan bidan 1 kalisetelah
dinyatakan hamil. Riwayat trauma disangkal, Riwayat koitus disangkal,
Buang air besar dan kecil dalam batas normal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, composmentis.
Tekanan darah 119/74 mmHg, nadi 89 x / menit, laju nafas 20 x / menit, suhu
36.7 0C, sp02 99 %. Status internus pada abdomen didapatkan perut sedikit
cembung, striae gravidarum (-), bekas SC (-), nyeri tekan (-). Genitalia
eksterna : fluksus (+). Inspekulo tidak dilakukan. Pemeriksaan VT : fluksus
(+), portio: lunak, licin, sebesar jempol tangan, cavum uteri sebesar telur
bebek, ostium uteri eksternum tertutup. Pada hasil pemeriksaan laboratorium
darah lengkap didapatkan leukosit 17.940 (meningkat), neutrofil absolute
11.42% (meningkat), limfosit absolute 5.43 % (meningkat), eosinofil 0.9%
(menurun). USG didapatkan janin 1 intrauterine, Crown Rump Lenght : 2,52
cm sesuai usia kehamilan 5 minggu 5 hari, Fetal Plate(+) posisi ditengah, Fetal
Heart Movement (+).
Tidak ada
a. Konservatif
b. Bed Rest
c. Medikamentosa :
1) Sefadroxil 3 x 500 mg
9
2) Mikrogest 2 x 1 tablet
4) Emineton 2 x 1 tablet
2.8 PROGNOSIS
10
2.9 LAPORAN FOLLOW UP
Tanggal S O A P
11
Laboratorium 4/1/2023:
- leukosit 17.940
(meningkat)
- neutrofil absolute
11.42% (meningkat),
- limfosit absolute 5.43
% (meningkat),
- eosinofil 0.9%
(menurun)
05-1-2023 Tidak keluar KU: baik, composmentis G1P0A0 usia 26 - Bed rest
Pukul 06.30 darah dari TD: 110/70 mmHg tahun hamil 5 - Pengawasan
WIB jalan lahir HR: 80x/menit minggu, abortus keadaan umum,
RR: 20x/menit imminens tanda-tanda vital,
o
T: 36.6 C pengeluaran
pervaginam
Status internus dalam batas - Infus Ringer
normal Laktat 18 tetes
permenit
Pengeluaran pervaginam: - Sefadroxil 3 x
fluksus (-) 500 mg
- Mikrogest 2 x 1
Laboratorium 4/1/2023: tab
- leukosit 17.940 - Asam folat 1 x1
(meningkat) gram
- neutrofil absolute
11.42% (meningkat),
- limfosit absolute 5.43
% (meningkat),
12
- eosinofil 0.9%
(menurun)
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya
abortus, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih baik dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan dari:
14
Gambar 1. Abortus imminens
2. Abortus Insipien
Abortus yang sedang berlangsung. Dalam hal ini rasa nyeri menjadi
lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah, serviks telah mendatar dan
ostium uteri eksternum telah terbuka, akan tetapi hasil konsepsi masih
dalam cavum uteri dan dalam proses pengeluaran. Diagnosis abortus
insipien ditentukan dari:
c. Serviks membuka
15
3. Abortus Inkomplet
4. Abortus Komplet
17
infeksi pada peredaran darah dalam tubuh atau peritoneum.
Diagnosis abortus infeksius ditentukan dengan adanya abortus yang
disertai gejala dan tanda infeksi alat genital seperti panas, takikardi,
perdarahan pervaginam yang lama atau bercak perdarahan, discharge
vagina atau serviks yang berbau busuk, uterus lembek, nyeri perut dan
pelvis serta leukositosis. Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit
berat atau kadang menggigil, demam tinggi, dan penurunan tekanan
darah.8
7. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah jika abortus spontan yang terjadi 3 kali atau
lebih secara berturut-turun. Penderita abortus habitualis umumnya tidak
sulit untuk hamil kembali, namun kehamilannya berakhir dengan abortus
secara berturut-turut. Penyebab abortus habitualis selain faktoranatomis
antara lain adalah kelainan dari ovum atau spermatozoa, kelainan
kromosom, dan inkompetensi serviks.8
3.4 PATOGENESIS
Saat ini penyebab abortus terancam yang diketahui meliputi perubahan
kadar sitokin dan membran plasenta, disfungsi imun ibu, dan kelainan
endokrin.
1. Profil sitokin abnormal
Patofisiologi keguguran yang mengancam dalam hal sitokin
melibatkan perubahan keseimbangan T helper (Th) 1/Th2 akibat
peningkatan sitokin proinflamasi tipe Th1 uterus dan/atau defisiensi
sitokin tipe Th2/3, yang menyebabkan peningkatan interleukin serum ibu.
(IL)-2 reseptor dan tingkat tumor necrosis factor (TNF)-α. Perubahan
19
kadar sitokin ini dapat membantu memprediksi hasil.
2. Disfungsi imunologi
Pengenalan imunologis kehamilan sangat penting untuk pemeliharaan
kehamilan. Dan pengenalan antigen janin yang tidak memadai dapat
menyebabkan aborsi. Kehadiran antibodi Anti-b2-glikoprotein I dikaitkan
dengan peningkatan risiko keguguran pada wanita dengan ancaman aborsi
pada trimester pertama. Tingkat sirkulasi kemokin yang merupakan
protein yang terlibat dalam regulasi peradangan dan respons imun
dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran yang mengancam dan
mungkin memiliki fungsi regulasi pada kehamilan. Peningkatan level
neutrophilactivating protein-78 (ENA-78) yang diturunkan dari sel epitel,
protein yang terlibat dalam regulasi angiogenesis dan rekrutmen leukosit,
dikaitkan dengan peningkatan interval risiko keguguran saat hasil
pengumpulan meningkat. Dalam kasus RPL, Satu gangguan autoimun
spesifik, APS, memerlukan perhatian khusus karena telah jelas terkait
dengan banyak hasil obstetrik yang buruk, termasuk RPL.
3. Stres oksidatif
Peroksidasi lipid dan variasi aktivitas enzim antioksidan mungkin
pentingdalam patogenesis keguguran]. Radikal bebas O2 dihasilkan dalam
kondisihipoksia dan dikonfirmasi sebagai ancaman teratogenik potensial
terhadap jaringan janin dan diketahui terkait dengan patofisiologi
gangguan kehamilan manusia yang umum, termasuk keguguran.
4. Gangguan endokrin
Faktor endokrinologi yang paling umum adalah sindrom ovarium
polikistik (PCOS) dan obesitas. Selain cacat janin, ini termasuk ovarium
polikistik anatomis, obesitas, cacat endometrium, trombosis plasenta, dan
kelainan hormonal seperti resistensi insulin atau sekresi androgen
berlebih.9
20
3.5 PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Didapatkan tanda-tanda kehamilan, seperti amenorea kurang dari 20
minggu, mual muntah, hiperpigmentasi mammae, dan tes kehamilan
positif, perdarahan pervaginam yang dapat disertai keluarnya jaringan
hasil konsepsi. Nyeri perut di daerah atas simfisis disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, serta
suhu badan normal atau meningkat.
b. Pemeriksaan ginekologis
1) Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.
2) Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, serta
ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3) VT : porsio masih tebuka atau sudah tertutup serta teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak
nyeri pada perabaan adneksa, dan kavum douglas tidak menonjol
dan tidak nyeri.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Darah Lengkap
a) Kadar hemoglobin rendah akibat anemia hemoragik
b) LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
2) Tes Kehamilan
Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG
secara prediktif. Hasil positif menunjukkan terjadinya kehamilan
abnormal (blighted ovum, abortus spontan atau kehamilan
ektopik).
b. Ultrasonografi
1) USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 - 5
21
minggu
2) Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm
(usia kehamilan 5 - 6 minggu)
3) Dengan melakukan dan menginterpretasi secara cermat,
pemeriksaan USG dapat digunakan untuk menentukan apakah
kehamilan viabel atau non-viabel.8
3.6 PENATALAKSANAAN
22
pengobatan atau pencegahan untuk pasien dengan abortus iminens. Beberapa
provider lebih memilih untuk menasihati pasien untuk menghindari aktivitas
berat dan untuk mempertahankan istirahat panggul setidaknya sampai
penghentian pendarahan vagina. Dokter harus merekomendasikan agar pasien
memulai atau melanjutkan konsumsi vitamin prenatal dengan suplementasi
asam folat.8
3.7 KOMPLIKASI
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,
infeksi, dan syok.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterusdalam
posisi hiporetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-
amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luar dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan
oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus
biasanya luas, mungkin juga terjadi perlukaan pada kandung kemih atau
usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera,
untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada
abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis
umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
23
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
dan karena infeksi berat (syok endoseptik).8
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
obatan juga dapat dilakukan untuk menunjang kondisi ibu, seperti pemberian
asam folat, spasmolitika agar uterus tidak berkontraksi atau diberitambahan
hormon progesteron atau derivatnya untuk mencegah terjadinya abortus.8
Pasien dan keluarga juga perlu diberikan edukasi tentang kemungkinan
aborsi spontan pada kehamilan, serta kemungkinan bahwa kehamilan dapat
berlanjut menujukelangsungan hidup. Pasien diminta untuk menghindari
aktivitasberat dan faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya abortus
spontan serta pasien dapat mengistirahatkan panggul setidaknya sampai
penghentian pendarahan vagina.8
26
DAFTAR PUSTAKA
2. Sari, Wulan Citra. Hubungan antara Umur dan Paritas dengan Kejadian
Abortus Imminens di RS.AR Bunda Kota Prabumulih Tahun 2019. Jurnal
Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan
Budi Mulia Palembang; 2020: vol. 1, no. 10.
4. Rangkuti, L. F., Sanusi, S. R., & Lutan, D. (2019). Penyakit Ibu Terhadap
Kejadian Abortus Imminens Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan, 3(1), 29. https://doi.org/10.24912/jmstkik.v3i1.1793.
7. Riza PA, Ririn R, Nur Hidayati. Studi Kasus Kehamilan dengan Masalah
Kecemasan, Anemia dan Riwayat Abortus di Praktik Mandiri Bidan Lilis S.,
S.ST. Health Science Journa; 2019: vol. 3, no.2.
8. Ratna DPS, Arif YP. Perdarahan pada Kehamilan Trimester 1. Lampung; 2018.
27
10. Yollin NS, Esitra H, Intan MP. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Abortus
Spontan pada Ibu Hamil di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017–2018.
Jurnal Sehat Mandiri; 2022: vol.17, no 1.
28