Anda di halaman 1dari 14

PREEKLAMPSIA DAN

EKLAMPSIA
Pembimbing : dr. Diana Handaria, Sp.OG
Disusun oleh : khoirunnisak (H3A021059)
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
EPIDEMIOLOGI
2 Berdasarkan data survei 2015 Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia sebesar 305/100.000 Kelahiran
Hidup.
1 Insidensi preeklamsia di Indonesia sekitar 5,3% dari
seluruh ibu hamil. Data epidemiologi preeklampsia di
Indonesia juga banyak diketahui melalui penelitian di
rumah sakit besar di seluruh Indonesia. Suatu studi
kohort retrospektif pada tahun 2016 di tujuh rumah
sakit rujukan di Medan, Bandung, Semarang, Solo,
Surabaya, Bali, dan Manado mendapatkan 1.232 kasus
preeklampsia dalam 1 tahun.
FAKTOR RISIKO
1 2
DM, Hipertensi kronik Obseitas sebelum hamil

3
4
Riwayat keluarga
Usia >40 tahun preeklampsia dan eklampsia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA RINGAN
1 Usia kehamilan >20minggu

TD Sistolik >140 mmHg


2 atau diastolik >90 mmHg

Proteinuria >300mg/24 jam


3 atau > +1
Jika proteinuria (-) disertai adanya salah satu gangguan organ :
- Trombositopenia
- Gangguan ginjal : kreatinin 1,1 mg/dl
- Gangguan liver : peningkatan transaminase 2x atau nyeri epigastric
- Gangguan neurologis : stroke
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA BERAT
1 TD Sistolik >160 mmHg atau
diastolik >110 mmHg
Proteinuria >300mg/24 jam
2 atau > +2

Disertai adanya gangguan


3 fungsi organ berat
PENEGAKAN DIAGNOSIS
EKLAMPSIA
Preeklampsia berat yang
1 disertai adanya kejang
TATALAKSANA
ANTIHIPERTENSI MgSO4 PERSALINAN

TD Sistolik >160 mmHg atau Terminasi saat usia


Profilaksis untuk kejang kehamilan PE >37 minggu
diastolic > 110 mmHg
 Nifedipin 3 x 10 mg dan PEB >34 minggu
 Metildopa 3 x 500 mg
TATALAKSANA PREEKLAMPSIA
EKLAMPSIA

Stabilisasi kondisi ibu :


- Posisi miring kiri
- Suplementasi oksigen
- Fiksasi longgar ditempat tidur untuk mencegah trauma dan

TATALAKSANA
fraktur
Atasi kejang dan cegah kejang berulang
- Berikan MgSO4 sebagai lini pertama jika menetap dapat diulang
hingga pemberian lini kedua sampai dengan black out anestesi
Beri antihipertensi
- Jika TD : TD sistol ≥ 160 mmHg atau diastol ≥ 110 mmHg EKLAMPSIA
Vital sign score ≥ 18

- Penurunan kesadaran Kondisi maternal dan


- Gawat janin janin baik

Score pelvik < 5 Score pelvik ≥ 5

Gagal induksi Induksi Oksitosin

Terminasi perabdominal Terminasi pervaginam


CARA Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang
PEMBERIAN atau kejang berulang.

MgSO4 • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan
dengan 10 ml akuades
• Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
Syarat pemerian MgSO4 • Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
• Tersedia Ca Glukonas 10% larutan MgSO4 40%) IM dibokong kiri dan kanan
• RR min 16 x/menit
• Refleks patella (+)
• Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam 6 jam
sesuai prosedur.
terakhir
• Stop jika keadaan diatas (-)

Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkandalam 500 ml


larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secaraIV dengan
kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia)
PROGNOSIS dan KOMPLIKASI

PROGNOSIS KOMPLIKASI
Pada preeklampsia umumnya 1. MATERNAL
dubia ad bonam. Sedangkan 2. JANIN
pada eklampsia prognosis
umumnya dubia ad malam
TERIMAKASIH DOKTER
Mohon arahan dan bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai