Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No. Kode :.
Logo Puskesmas dan
Terbitan :01 nama Puskesmas

SOP No. Revisi :0

Tgl. Mulai Berlaku :


Dinkes.Kab.
Tasikmalaya Halaman : 1 - 4.

Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas .................
(..............................)
NIP: ..............................

1. DEFINISI Hipertensi dalam kehamilan adalah Tekanan Darah sekurang-


kurangnya 140 mmHg Sistolik atau 90 mmHg Diatolik pada dua kali
pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya
normotensi.
Bila ditemukan tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg pada ibu hamil,
lakukan pemeriksaan kadar protein urine dengan tes celup urin atau
protein urine 24 jam dan tentukan diagnosis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksaan
hipertensi dalam kehamilan di tempat pelayanan kesehatan dasar.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas ………...... no………....
tentang Prosedur penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan
4. Diagnosis DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN
HIPERTENSI
DALAM
KEHAMILAN
Hipertensi Tekanan diastolik Proteinuria (-)
>90mmHg/ Kehamilan >20 mgg
Kenaikan 15 mmHg
Dlm 2 pengukuran
berjarak 1 jam
Proteinuria 1+
Preeklampsia Idem
Ringan
Proteinuria 2+
Preeklampsia Berat Tekanan Diastolik > Oliguria
110 mmHg Hiperrefleksia
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium

Eklampsia Hipertensi Kejang


HIPERTENSI
KRONIK

Hipertensi Kronik Hipertensi Kehamilan < 20 mgg


Superimposed Hipertensikronik Proteinuria dan tanda
Preeklampsia lain dari preeklampsia

5. Prosedur Hipertensi Dalam Kehamilan


Jika Kehamilan < 35 mgg , lakukan pengelolaan rawat jalan :
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin
setiap minggu
 Jika tekanan darah meningkat kelola sebagai pre eklampsia
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan
Preeklmpsia Ringan
Jika kehamilan < 35 mgg dan tidak terdapat tanda perbaikan, laukan
penilaian 2x seminggu secara rawat jalan
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, Refleks dan
kondisi janin
 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa
 Tidak perlu pemberian obat
 Jika tidak memungkinkan rawat jalan rawat d RS

Preeklampsia Berat dan Eklampsia


Penanganan Preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang
pada eklampsia.

Pengelolaan kejang
 Beri Obat anti Kejang
 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap
lendir, Masker O2, O2)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, aspirasi mulut dan
tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, kepala sedikit lebih tinggi (posisi
fouler) untuk mengurangi resiko aspirasi
 Berikan O2 4-6 liter/menit

Pengelolaan Umum :
 Jika tekanan diastolik >110 mmHg , berikan anti hipertensi sampai
tekanan diastolik antara 90 -100 mmHg
 Pasang Infus RL dengan Abbocath no.16 atau lebih
 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi over load
 Kateterisasi Urine untuk pengukuran volume dan pemeriksaan
proteinuria
 Infus Cairan di pertahankan 1,5 -2 liter/24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda Vital, Refleks, dan DJJ setiap 1 jam
 Auskultasi paru untuk mencari tanda oedema paru. Adanya
krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. Jika adanya edema
paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (Misal
furosemid 40mg iv)

Anti konvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Alternatip lain
adalah Diasepam, dengan resiko terjadinya depresi neonatal.

Magnesium sulfat untuk preeklampsia dan eklampsia


Alternatif 1
Dosis awal MgSO4 4 gr (40%) dilarutkan dengan cairan 100
cc RL di berikan selama 15-20 mnt

Dosis pemeliharan
MgSO4 6 gr ( 40% ) dalam 500 cc cairan RL diberikan dgn
kecepatan 1 gr / jam ( 20-30 tts/mnt)

Alternatif 2
Dosis awal MgSO4 40% 4gr ( 10 cc ) masukan kedalam spuit 10
cc masukan secara IV lewat bolus sambil infus RL di guyur
diberikan dalam 5-10 menit
Di lanjutkan dengan pemberian MgSO4 40% 6gr (15 ml) dalam
larutan RL 500 ml diberikan selama 6 jam ( 28 tts / mnit )
Dosis pemeliharaan MgSO4 40% 1 gr / jam melalui infus RL
diberikan sampai 24jam postpartum

Alternatif 3
Dosis awal MgSO4 40% 4gr ( 10cc) dilarutkan dengan
aquabides dengan perbandingan 1:1 diberikan IV selama 15-
20mnt
*Jika aksen IV sulit berikan masing-masing MgSO4 40% 5gr
(12,5 cc MgSO4 40%) IM dibokong kiri dan kanan
Dilanjutkan dengan pemberian MgSO4 40% ( 15 ml ) dalam
larutan RL 500 ml diberikam selama 6 jam (28tts / mnt )
Dosis pemeliharaan MgSO4 40% 1 gr / jam melalui infus RL
yang di brikan sampai 24 jam post partum.

Syarat-syarat pemberian MgSO4


 Frekwensi nafas minimal 16 kali/ mnt
 Refkes patela +/+
 Urin > 30 cc / jam dalm 4 jam terakhir
 Tersedia kalsium glukonat1 gr (10 ml ) dlm larutan 10%

Hentikan pemberian MgSO4 jika:


 Frekwesi nafas < 16 kali / mnt
 Refleks patela -/-
 Urin < 30 ml / jam
 Segera berikan kalsium glukonas 1 gr ( 10 ml ) dalam lartn
10 % IV perlahan-lahan sampai pernfasan mulai lagi.
Perawatan post partum:
 Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang
yang terakhir atau 6 jam setelah tensi normal
 Teruskan terapi hipertensi jika tekanan diastolik masih >90 mmHg
 Lakukan pemantauan jumlah urine
Rujukan:
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
 Terdapat oliguria (<400 ml/24 jam)
 Terdapat syndroma HELLP
 Koma berlanjut >24 jam setelah kejang

6. Unit Terkait  KIA/PONED


 IGD
 Rumah Sakit Rujukan

7. Referensi 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi kedua,
Bagian/SMF IKA FK UNPAD/RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2000.
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO Tahun
2009.

Mengetahui Tasikmalaya, ........ Desember 2016


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Narasumber
Tasikmalaya

H. Oki. Zulkifli D, dr.,M.Epid Polar Silumi, dr SpOG., M.H.Kes


NIP : 19581016 198911 1 002 NIP : 19641114 199801 1 002

Anda mungkin juga menyukai