Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan PEB dan Eklamsi

No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : .
Halaman :
UPTD PUSKESMAS
DTP dr. H. Abdullah Albaar,MARS
CIWANDAN NIP. 19820216 200902 1 004

1. Pengertian Penatalaksanaan preeklamsia berat adalah tatalaksana pada pasien


dengan patologi kehamilan yang ditandai dengan tekanan diastolik ≥
110 mmHg, proteinurine positif 2, oliguria, hiperefleksia, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium dan umur kehamilan 20 minggu sampai
segera setelah persalinan
Eklamsi adalah kejang atau koma yang menyertai keadaan preeklamsi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penanganan pasien preeklamsi berat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 440/646 /KAPUS /IX/2016 tentang
Penanganan Pasien Gawat darurat dan Beresiko tinggi di UPTD
Puskesmas DTP Ciwandan.
4. Referensi Buku paket pelatihan PONED tahun 2008,JNPK-KR
5. Prosedur Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang
pada eklamsia. Semua kasus preeklamsia berat harus ditangani secara
aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan.
Penanganan kejang
 Beri obat anti konvulsan : MgSO4
1) Dosis awal : MgSO4 4gr iv sebagai larutan 20% atau 40%
selama 5 menit
2) Segera diberikan larutan MgSO4 6gr dilarutkan dalam
cairan infus RL 500 cc diberikan selama 6 jam (untuk
MgSO4 40% maka 10cc iv dan 15cc drip)
3) Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan MgSO4 2gr
iv selama 2 menit
4) Dosis pemeliharaan: MgSO4 1-2gr perjam perinfus.
Lakukan pemberian MgSO4 sampai 24jam pasca bersalin
atau kejang berat
5) Berikan MgSO4 bila frekuensi pernafasan >16x/mnt,
refleks patela (+), urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam
terakhir
6) Hentikan pemberian MgSO4 jika RR <16 x/mnt, refleks
patela (-), urin <30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
7) Pemberian Antidotum: jika terjadi henti nafas lakukan
ventilasi, berikan kalsium glukonat 1gr (20 ml dalam
larutan 10%) pelan-pelan sampai nafas mulai lagi
 Diazepam : diazepam digunakan jika MgSO4 tidak ada
 Oksigen 4-5 lt/mnt
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi
 Setelah kejang aspirasi mulut dan tenggorokan jika diperlukan
Penanganan Umum
 Jika tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg berikan obat anti
hipertensi sampai tekanan diatolik 90-100 mmHg
 Pasang infus dengan jarum ukuran besar
 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
 Pasang kateter urin untuk memantau pengeluaran urin dan
proteinurin
 Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam
 Observasi tanda-tanda vital dan denyut jantung janin tiap jam
PERSALINAN
Persalinan harus diusahakan segera setelah pasien stabil
 Periksa serviks, jika matang lakukan pecah ketuban dan induksi
dengan oksitosin atau prostaglandin
 Jika persalinan tidak bisa diharapkan dalam 12 jam lakukan sectio
sesarea
 Jika DJJ < 100 atau >180 x/mnt lakukan sectio sesarea
 Jika serviks belum matang dan janin hidup lakukan sectio sesarea
 Jika janin mati atau terlalu kecil usahakan lahir pervaginam
dengan matangkan serviks dengan misoprostol, prostaglandin
folly kateter
PERAWATAN PASCA PERSALINAN
 Antikonvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau
setelah kejang
 Teruskan antihipertensi jika tensi >110 mmHg
 Pantau urin
Pantau TTV perjam
6. Unit Terkait 1. UGD
2. Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai