Anda di halaman 1dari 5

SOP PENANGANAN ASFIKSIA

1. Pengertian Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
3. Referensi Buku paket pelatihan PONED tahun 2008, JNPK-KR
Yayasan Bina Pustaka SARWONO PRAWIROHARDJO Jakarta, 2006
4. Prosedur  Mencegah kehilangan panas dan mengeringkan tubuh bayi
a. Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada diatas perut ibu
atau sekitar 45 cm dari perineum
b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan perut
tetap terbuka, potong tali pusat
c. Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 ke atas kain
ke-2 yang telah digelar di tempat resusitasi
d. Jaga bayi tetap diselimuti dengan wajah dan dada terbuka
dan di bawah pemancar panas
e. Untuk bayi kecil (BB kurang dari 1500 gram) atau apabila
suhu ruangan sangat dingin dianjurkan menutup bayi
dengan plastik tipis yang tembus pandang
 Meletakkan bayi dalam posisi yang benar
a. Bayi diletakkan terlentang dialas yang datar, kepala lurus
dan leher sedikit tengadah (ekstensi) di dekat penolong
b. Untuk mempertahankan agar leher tetap tengadah,
letakkan handuk atau selimut yamg digulung di bawah
bahu bayi, sehingga bahu terangkat ¾ sampai 1 inci (2-3
cm)
 Membersihkan jalan nafas
a. Kepala bayi dimiringkan agar cairan terkumpul di mulut
dan tidak di faring bagian belakang
b. Mulut dibersihkan terlebih dahulu dengan maksud cairan
tidak teraspirasi, hisapan pada hidung akan menimbulkan
pernafasan megap-megap (gasping)
c. Apabila mekonium kental dan bayi mengalami depresi
harus dilakukan penghisapan dari trakea dengan
menggunakan pipa endrotrakea (pipa ET)
d. Jangan melakukan pengisapan terlalu dalam (jangan lebih
dari 5 cm) ke dalam mulut atau karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau
bayi tiba-tiba berhenti bernafas
 Menilai bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting
yaitu :
a. Usaha bernafas
b. Frekuensi denyut jantung
c. Warna kulit
 Menilai usaha bernafas
a. Apabila bayi bernafas spontan dan memadai, lanjutkan
dengan menilai frekuensi denyut jantung
b. Apabila bayi mengalami sukar bernafas dilakukan
rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak
kaki bayi atau menggosok punggung bayi sambil
memberikan oksigen
c. Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas
rangsangan taktil, mulailah pemberian VTP
d. Pemberian oksigen harus berkonsentrasi 100% yang
diperoleh dari tabung oksigen. Kecepatan aliran oksigen
paling sedikit 5 lt/mnt
 Menilai frekuensi denyut jantung bayi
a. Segera setelah menilai usaha bernafas, tanpa
memperhatikan pernafasan apakah spontan normal atau
tidak, segera dilakukan penilaian frekuensi denyut jantung
bayi
b. Apabila frekuensi denyut jantung lebih dari 100/mnt dan
bayi bernafas spontan, deilanjutkan dengan menilai warna
kulit
c. Apabila frekuensi denyut jantung kurang dari 100/mnt,
walaupun bayi bernafas spontan, menjadi indikasi untuk
dilakukan VTP
d. Apabila detak jantung tidak dapat dideteksi, epinefrin
harus segera diberikan dan pada saat yang sama VTP dan
kompresi dada dimulai
 Menilai warna kulit
a. Penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas,
spontan dan frekuensi denyut jantung bayi lebih dari
100/mnt
b. Apabila terdapat sianosis sentral, oksigen tetap diberikan
c. Apabila terdapat sianosis perifer, oksigen tidak perlu
diberikan. Sianosis perifer disebabkan oleh arena
peredaran darah yang masih lamban, antara lain karena
suhu ruang bersalin yang dingin, bukan akibat hipoksemia
 VTP (ventilasi tekanan positif)
a. Pasang sungkup agar menutupi dagu, mulut, dan hidung
b. Ventilasi 2 kali yaitu yang pertama melakukan pemompaan
dengan tekanan 30 cm air, dan lihat apakah dada bayi
mengembang. Bila tidak mengembang periksa sungkup,
pastikan tidak ada yang bocor. Periksa posisi kepala,
periksa cairan atau lendir di mulut.
c. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik, yaitu tiup tabung atau
remas balon resusitasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik,
kemudian lakukan penilaian ulang nafas
d. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian
ulang napas
e. Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan
sesudah 2 menit resusitasi
f. Lanjutkan ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut
jantung
 Asuhan Pasca Resusitasi
Setelah tindakan resusitasi, diperlakukan asuhan pasca
resusitasi yang merupakan perawatan intensif selama 2 jam
pertama. Asuhan yang diberikan sesuai dengan hasil resusitasi
yaitu
a. Jika resusitasi berhasil
b. Jika perlu rujukan
c. Jika resusitasi tidak berhasil
5. Bagan Alir
Bayi Lahir

Sebelum bayi lahir:


1. Apakah kehamilan cukup bulan?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Setelah bayi lahir:
1. Apakah bayi menangis atau bernafas/tidak megap-megap?
2. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Jika bayi tidak cukup bulan Jika air ketuban tercampur


dan atau tidak mekonium
bernafas/megap-megap dan
atau lemas

Nilai Nafas
Potong Tali Pusat

Jika bayi Jika bayi tidak


menangis/bernafas bernafas/ megap-
normal megap
Langkah Awal
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi Buka mulut lebar,
3. Isap lendir usap dan isap
4. Keringkan dan lendir di mulut
rangsangan taktil Potong Tali
5. Reposisi Pusat

Nilai Nafas

Jika bayi bernafas normal Jika bayi bernafas /bernafas megap-megap

ASUHAN PASCA RESUSITASI VENTILASI


1. Pemantauan tanda 1. Pasang sungkup, perhatikan
bahaya lekatan
2. Perawatan tali pusat 2. Ventilasi 2x dengan tekanan 30 cm
3. IMD air
4. Pencegahan 3. Jika dada mengembang lakukan
hipotermi ventilasi 20x dengan tekanan 20 cm
5. Pemberian Vit K1 air selama 30 detik
6. Pemberian salep/tts
mata
7. Pemeriksaan fisik
8. Pencatatan &
Pelaporan Nilai Nafas

Jika bayi mulai bernafas normal Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap
1. Hentikan Ventilasi 1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30
2. Asuhan Pasca detik
Resusitasi 2. Hentikan ventilasi & nilai kembali nafas tiap
30 detik
3. Jika bayi tidak bernafas spontan sesudan 2
menit resusitasi, siapkan rujukan, nilai denyut
jantung

Jika bayi dirujuk Jika bayi tidak dirujuk dan atau tidak
1. Konseling berhasil
2. Lanjutkan Resusitasi 1. Sesudah 10 mnt bayi tidak
3. Pemantauan tanda bahaya bernafas spontan & tidak
4. Perawatan tali pusat terdengar denyut jantung
5. Pencegahan hipotermi pertimbangkan menghentikan
6. Pemberian vit K1 resusitasi
7. Pemberian salep/tetes mata 2. Konseling
8. Pencatatan & pelaporan 3. Pencatatan & pelaporan
6. Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai