Anda di halaman 1dari 5

RSUD LEBONG ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. Raya M. Aman-Curup


Desa Muning Agung
Lebong
Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUD LEBONG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. ARI AFRIAWAN
NIP. 19820723 201101 1 007
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas
PENGERTIAN
secara spontan dan teratur.
Bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi
TUJUAN
gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN PASIEN
Bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm
PERSIAPAN ALAT
1. Helai kain / handuk.
2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah
disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.
4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
5. Kotak alat resusitasi.
6. Jam atau pencatat waktu.

PROSEDUR
TAHAP 1 : LANGKAH AWAL
Langkah awal diselesaikan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan
bayi baru lahir, 5 langkah awal dibwah ini cukup untuk merangsang
PROSEDUR
bayi bernafas spontan dan teratur. Langkah tersebut meliputi:
1. Jaga bayi tetap hangat:
a. Letakkan bayi diatas kain yang ada diatas perut ibu
b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap
terbuka, potong tali pusat
c. Pindahkan bayi keatas kain ditempat resusitasi yang datar,
rata, keras, bersih, kering, dan hangat.
d. Jaga bayi tetap diselimuti dan dibawah pemancar panas
2. Atur posisi
a. Baringkan bayi terlentang diengan kepala didekay
penolong.
b. Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu dengan
menempatkan ganjal bahu sehingga kepala sedikit
ekstensi.
3. Hisap lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai
berikut:
a. Hisap lendir muali dari mulut dulu, kemudian dari hidung.
b. Lakukan pengisapan saat alat penghisap ditarik keluar,
TIDAK pada waktu memasukkan .
c. Jangan lakukan penghisapan terlalu dalam (jangan lebih
dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam
hidung), hal ini dapat menyebabkan denyut jantung bayi
menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti nafas.
Bila dengan balon karet dilakukan sebagai berikut:
a. Tekan bola diluar mulut
b. Masukkan ujung penghisap dironnga mulut dan lepaskan
(lendir akan terhisap)
c. Untuk hidung, masukkan kelubang hidung.
4. Kering dan rangsang bayi
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat
membantu BBL mulai bernafas.
b. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara dibawah
ini:
1) Menepuk atau menyentil telapak kaki ATAU
2) Menggosok punggung atau perut atau dada atau
tungkai bayi dengan telapak tangan.\
5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
a. Ganti kain yang telah basah dengan kain kering
dibawahnya
b. Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi
muka dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi.
c. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepal sedikit
ekstensi.
Lakukan penilaian bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau
megap-megap.
 Bila bayi bernafas normal: lakukan asuahan pasca resusitasi.
 Bila bayi megap-megap atau tidak bernafas: mulai lakukan
ventilasi bayi

TAHAP II : VENTILASI
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan
sejumlah volume udara kedalam paru dengan tekanan positif untuk
membuka alveoli paru agar bayi dapat bernafas spontan dan teratur.
Langkah-langkah :
1. Pemasangan sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan
hidung.
2. Ventilasi 2 kali
a. Lakukan tiupan/ pemompaan dengan tekanan 30 cm Air
Tiupan awal tabung sungkup / pemompaan awal balon-
sungkup sangat penting untuk membuka alveoli paru agar
bayi memulai bernafas dan menguji apakah jalan nafas
bayi terbuka.
b. Apakah dada bayi mengembang
Saat melakukan tiupan/ pemompaan perhatikan apakah
dada bayi mengembang, bila tidak mengembang
1) Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara
yang bocor.
2) Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi
3) Periksa cairan / lendir dimulut. Bila ada lendir / cairan
lakukan penghisapan.
4) Lakukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm air
(ulangan), Bila dada mengembang, lakukan tahap
berikutnya.
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
a. Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup atau
pemompa dengan balon dan sungkup sebanyak 20 kali
dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi
mulai menangis dan bernafas spontan
b. Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau
pemompaan, setelah 30 detik lakukan penilaian ulang
nafas.
c. Jika bayi mulai bernafas spontan atau menangis, hentikan
ventilasi bertahap.
1) Lihat dada apakah ada retraksi dinding bawah
2) Hitung frekuensi nafas per menit
Jika bernafas > 40 per menit dan tidak ada retraksi
berat :
a) Jangan ventilasi lagi
b) Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit pada
dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
c) Pantau setiap 15 menit untuk pernafasan dan
kehangantan
d) Katakan pada ibu bahwa bayinya kemungkinan
besar akan membaik
e) Jangan tinggalkan bayi sendiri
f) Lanjutkan asuhan pasca resusitasi
Jika bayi megap – megap atau tidak bernafas, lanjutkan
ventilasi
4. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian ulang
nafas
a. Lakukan ventilasi 20 kali dalm 30 detik (dengan tekanan 20
cm air)
b. Hentikan ventilasi setiap 30 detik, lakukan penilaian bayi
apakah bernafas, tidak bernafas atau megap – megap :
1) Jika bayi sudah bernafas spontan, hentikan ventilasi
bertahap dan lakukan asuhan pasca resusitasi
2) Jika bayi megap –megap atau tidak bernafas, teruskan
ventilasi 20 kali dalam 30 detik kemudian lakukan
penilaian ulang nafas setiap 30 detik
5. Lanjutkan ventilasi sambil memeriksa denyut jantung bayi
a. Bila dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar dan
populasi tali pusat tidak teraba, lanjutkan ventilasi selama
10 menit
b. Hentikan resusitasi jika denyut jantung teteap tidak
terdengar dan populasi tali pusat tidak teraba, jelaskan
kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan
pencatatan
c. Bayi yang mengalami asistol (tidak ada denyut jantung)
selama 10 menit kemungkinan besar mengalami kerusakan
otak yang permanen
TAHAP III : ASUHAN PASCARESUSITASI
Setelah tindakan resusutasi, diperlukan pasca resusitasi yang
merupakan perawatan intensif selama 2 jam pertama. Penting sekali
pada tahap ini dilakukan konseling, asuhan BBL dan pemantauan
secara intensif tetap pencatatan.
Asuhan pascaresusitasi adalah Pelayanan kesehatan
pascaresusitasi yang diberikna baik kepada BBL ataupun ibu dan
keluarga. Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pemantauan,
asuhan BBL dan konseling
Asuhan pascaresusitasi diberikan setelah menerima tindakan
resusitasi dan dilakukan pada keadaan :
1. Resusitasi Berhasil : Bayi menangis dan bernafas normal
sesudah langkah awal atau sesudah ventilasi
2. Resusitasi Belum/ kurang berhasil : Bayi perlu rujukan yaitu
sesudah resusitasi 2 menit belum bernafas atau megap- megap
atau pada pemnatauan didapatkan kondisinya memburuk
3. Resusitasi tidak berhasil : Sesudah resusitasi 10 menit dihitung
dari bayi tidak bernafas dan detak jantung 0.
Melakukan dokumentasi
UNIT TERKAIT PONEK
BAGAN ALUR ASFIKSIA NEONATORUM

Anamnesia Pemeriksaan Fisik


- Kesulitan waktu lahir - Bayi tidak bernafas/ megap-
- Lahir tidak bernafas/menangis megap
- Air ketuban bercampur - FJ > 100x/menit
mekonium - Kulit sianosis, pucat
- Tonus otot menurun

- Berikan kehangatan bernafas


- Posisiskan ekstensi, bersihkan Perawatan
jalan nafas bila perlu Observasi
30 detik - Keringkan, rangsang reposisi FJ>100
&
kemerahan

Nilai pernafasan, FJ, Warna kulit

sianosis

kemerahan
Berikan O2

sianosis
ventilasi
efektif Perawatan
30 detik Berikan ventilasi tekanan positif *
Pasca
Resusitasi
FJ>100
&
kemerahan

30 detik Berikan ventilasi tekanan positif *


Lakukan kompresi dada

Berikan epinefrin * Nilai kembali efektivitas :


 Ventilasi
 Kompresi dada Pertimbangkan untuk
Pertimbangkan :
 Intubasi endotrakeal
 Malformasi jalan napas menghentikan resusitasi
 Pemberian epinefrin
 Gangguan paru seperti
pneumotoraks
Hernia diafragmatika
Pertimbangkan kemungkinan : catatan:
 Hipovolemia *intubasi
 Penyakit jantung bawaan

Anda mungkin juga menyukai