Anda di halaman 1dari 87

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.24/IIDB/XII/2012 1/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
Pengertian Suatu penilaian fisik lengkap untuk setiap neonatus yang
dilakukan pada awal setiap jadwal tugas jaga (shift), yang
mencakup : tanda vital, ukuran pertumbuhan, penilaian sistem
dan penilaian usia kehamilan

Tujuan 1. Menilai dan mendokumentasikan penilaian klinis lengkap


2. Menilai tanda vital
3. Menilai ukuran pertumbuhan
4. Melakukan penilaian sistem tubuh
5. Melakukan penilaian usia kehamilan

Kebijakan Pentingnya penilaian fisik terhadap kualitas asuhan yang


diberikan pada neonatus
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan alat :
Thermometer
Stetoskop
Arloji
Metlin
Timbangan berat badan
2. Persiapan Bahan
Kasa steril
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Dokumentasikan data pada saat masuk fasilitas
Kesehatan, nama, tanggal lahir, usia kehamilan,
diagnosis provisional

Dokumentasikan riwayat prenatal


Dokumentasikan riwayat persalinan
Dokumentasikan riwayat paska kelahiran

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


LENGKAP
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler (CRT)
Periska ukuran pertumbuhan: berat, panjang, lingkar
kepala
Dokumentasi penilaian system : dilakukan setiap
jadwal tugas jaga (shift) atau terjadi perubahan pada
kondisi klinis
Nilai keberhasilan menyusui
3. SISTEM PERNAPASAN
Warna yang teramati
Frekuensi napas yang teramati
Observasi untuk retraksi
Observasi untuk grunting
Observasi untuk sianosis dan apnea
Observasi pergerakan dinding dada
Hitung skor downe
Auskultasi bunyi napas

4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa denyut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi untuk murmur yang terdengar
Periksa denyut perifer
Periksa tekanan darah
Periksa waktu pengisian ulang kapiler (CRT)

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Observasi dinding abdomen untuk kelainan,
perubahan warna
Ukur lingkar abdomen
Lakukan palpasi untuk adanya massa atau
organomegali
Auscultasi untuk bunyi usus
Periksa residu lambung
Periksa umbilicus untuk melihat adanya keluaran,
warna kemerahan, edema
Periksa genetalia (laki laki hipospadia, hidrocele,
hernia, testis yang tidak turun. Perempuan, keluaran)
Periksa anus untuk adanya anus imperforata

6. SISTEM SARAF PUSAT


Amati aktifitas bayi(diam, bangun, gelisah, mengantuk)
Observasi tingkat kesadaran(letargis, waspada,
tersedasi)
Periksa tonus otot (hipo atau hipertonia)
Evaluasi ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya
Evaluasi fontanela (datar atau menonjol)
Periksa sutura (menumpuk, terpisah)
Amati dan menggambarkan kejang (seizure)

7. PEMERIKSAAN LAIN
Periksa ektremitas dan panggul
Periksa tubuh dan tulang punggung

8. PENILAIAN USIA KEHAMILAN


Nilai usia kehamilan : maturitas fisik, maturitas
neuromuscular
Gunakan estimasi GA dan memplot berat badan,
panjang dan lingkar kepala bayi
Klasifikasikan bayi sebagai KMK, SMK, BMK

Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen Terkait SOP Pencegahan Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PROSEDUR RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 1/7

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus
yang gagal bernafas secara spontan dan adekuat.

Tujuan 1. Bayi dapat bernafas spontan dan adekuat


2. Mencegah komplikasi
3. Mempertahankan pernafasan bayi
4. Menurunkan angka kematian bayi

Kebijakan Pentingnya melakukan resusitasi neonatus secara efektif dan


dalam waktu yang tepat
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. PERALATAN UNTUK MENGHISAP LENDIR
Balon penghisap lender
Kateter penghisap (ukuran 6, 8 10 dan 12 Fr)
Aspirator mekoneum atau konektor
Penghisap dan pipa mekanik
Pipa lambung ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc

2. PERALATAN BALON DAN SUNGKUP RESUSITASI


Balon resusitasi bayi yang mampu memberikan oksigen
90-100%, dan mempunyai katup pelepas tekanan/alat
pengukuran tekanan.
Oksigen dengan pengukur aliran dan selang
Sungkup/masker wajah dengan pinggiran bantalan

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 2/7
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
untuk ukuran bayi cukup bulan dan kurang bulan
Kateter nasal (nasal prong/kanul nasal)
Oral airway ukuran bayi cukup bulan dan kurang bulan

3. PERALATAN INTUBASI
Laringoskop dengan daun lurus, ukuran 0 (kurang
bulan) dan 1 (neonatus cukup bulan) untuk bayi sangat
kecil/sangat kurang bulan digunakan ukuran 00
Bola lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop
Pipa endotrakeal(ukuran 2,5, 3, 3,5, dan 4 mm)
Gunting
Sarung tangan

4. OBAT-OBATAN
Epineprin 1:10.000 (0,1 mg/ml)
Natrium bikarbonat 4,2 %(5mEq/10ml)
Nalokson 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml
Dektrose 10%(250 cc)
Air steril/aquades(30 cc)
RL atau Nacl 0.9%
5. LAIN-LAIN
Tempat tidur resusitasi neonatus dengan pemanas

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 3/7

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
radian dan handuk atau selimut
Selimut untuk menutup ibu dan bayi saat dilakukan
kontak kulit dengan kulit
Topi bayi untuk pengendalian suhu
Stetoskop
Plester
Spuit (ukuran 1,3,5,10,20 dan 50 cc)
Baki katetrisasi pembuluh umbilikal:
skalpel,gunting,kateter umbilikal, Three-way Stopcock,
pengikat umbilikal, antiseptic
Alat monitor jantung dan oksimeterelektroda atau
denyut nadi setra probe(jika ada)
Spons alcohol
Klem umbilical
Jarum (ukuran 25,21 dan 18)Kateter umbilikal (ukuran
3,5 dan 5 Fr)
Selimut hangat untuk menyelimuti ibu dan neonatus.
PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 4/7
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
Unit Terkait 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan tentang riwayat penyakit maternal
Tanyakan tentang infeksi maternal
Tanyakan tentang obat yang dikonsumsi ibu
Tanyakan tentang riwayat USG sebelumnya
Tanyakan tentang riwayat KPD
Tanyakan tentang riwayat cairan ketuban tercemar
mekonium
Tanyakan tentang riwayat saudara kandung yang
sebelumnya mengalami hal yang sama
Tanyakan tentang riwayat kehamilan kembar
Dokumentasikan usia kehamilan
Dokumentasikan cara persalinan (PN,SC atau dengan
alat)

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Nilai saluran pernafasan pasien
Nilai pernafasan
Nilai denyut jantung
Nilai warna kulit
Nilai tonus otot
Periksa apakah ada malformasi kongenital (fistula
trakheosofageal, atresia koana)z

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 5/7
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
3. INSTRUKSIKAN DAN INTERPRETASIKAN
PEMERIKSAAN KLINIS YANG SESUAI
Minta dan menginterpretasi Hb, Ht jika diperlukan
Minta dan menginterpretasi elektrolit serum jika
diperlukan
Minta dan menginterpretasi gula darah sewaktu jika
diperlukan
Minta dan menginterpretasi gas darah jika diperlukan

4. MONITOR SELAMA RAWAT INAP


Periksa tanda vital(FJ,frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler/CRT)
Dokuntasikan skor Apgar menit pertama dan kelima

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Dokuntasikan bahwa peralatan yang diperlukan tersedia
dan bekerja dengan baik
Mulai sebelum menit pertama kehidupan
Tempatkan bayi dibawah pemanas radian
Tempatkan bayi dalam posisi terlentang dengan
gulungan handuk dibawah bawah bahu, memastikan

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 6/7

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
jalan nafas tetap terbuka posisi, penghisapan
Keringkan bayi dengan segera dan dengan baik
Nilai status pernafasan
Tangani status pernafasan, jika apnea atau megap-
megap/ tersengal berikan berikan rangsangan taktil bila
tidak ada respon lakukan VTP dengan balon sungkup,
lakukan intubasi endotrakheal sesuai kebutuhan
Nilai denyut jantung dan menerapkan kompresi dada
jika ada indikasi (DJ < 60 denyutan/menit setelah VTP
yang memadai)
Berikan efineprin ketika diindikasikan (DJ < 60
deyut/menit setelah 30 detik VTP dan kompresi dada)
Tangani sindrom aspirasi mekonium dengan baik
(intubasi untuk penghisapan trakea, jika diperlukan)
Pindahkan ke ruang bayi atau NICU sesuai dengan
kondisi neonatus. Lakukan kontak kulit dengan kulit
Tetap lakukan kontak kulit dengan kulit hingga waktu
menyusui pertama kali dapat diselesaikan dengan baik
PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.25/IIDB/XII/2012 7/7

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
6. TATALAKSANA AKTIF
Pertahankan suhu normal
Pertahankan dukungan pernafasan sesuai dengan yang
dibutuhkan
Pertahankan dukungan kardiovaskuler sesuai dengan
yang diperlukan

Unit terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi


Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PROSEDUR PENILAIAN MASA KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.26/IIDB/XII/2012 1/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan tgl Diterbitkan


DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Penilaian usia kehamilan yang dilakukan satu jam setelah
kelahiran dan tidak lebih dari 12 jam setelah kelahiran.

Tujuan 1. Mengetahui usia kehamilan


2. Mengetahui adanya kelainan atau komplikasi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan alat :
Infant warmer atau meja tindakan

2. Persiapan bahan :
Bagan penilaian maturitas fisik
Bagan penilaian maturitas neuromuskuler
Prosedur 1. Kaji riwayat persalinan, catat informasi pada Bagan
Perkiraan Usia Kehamilan menurut skor maturitas.
Nama
Usia saat diperiksa
Waktu pemeriksaan
Usia kehamilan menurut tanggal dan USG
Nilai maturitas fisik bayi dan beri tandaX pada kotak
dalam formulir yang paling menjelaskan pada bayi. Jika
pemeriksaan kedua dilakukan, tulis O pada kotak yang
benar

PENILAIAN USIA KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.26/IIDB/XII/2012 2/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Nilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan X pada
kotak dalam formulir yang paling menjelaskan tentang
bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan, tulis O pada
kotak yang benar
Postur paling baik jika dinilai pada saat bayi terlentang
dan tenang. Amati fleksi tangan dan kaki, bandingkan
dengan angka yang adapada lembar kerja dan tuliskan
X pada angka yang paling sesuai
Square window dilakukan dengan melakukan fleksi
pergelangan tangan bayi dan amati sudut antara ibu jari
dan bagian lengan bawah. Lakukan fleksi sebanyak
mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu jari
dengan angka yang ada pada lembar kerja dan pilih
angka yang paling sesuai
Arm recoil dievaluasi pada saat bayi terlentang
Pegang tangan bayi dan lakukan fleksi tangan bagian
bawah sejauh mungkin selama 5 detik, lanjutkan
dengan merentangkan kedua lengan lalu dilepaskan.
Bayi yang tangannya tetap terlentang atau gerakannya
acak mendapatkan skor 0; fleksi parsial 140-180
mendapatkan skor 1; fleksi 110-140 mendapatkan skor
PENILAIAN USIA KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.26/IIDB/XII/2012 3/5

Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
RUMAH SAKIT UMUM
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
2; fleksi 90-100 mendapatkan skor 3; dan kembali
kefleksi penuh dengan cepat mendapatkan skor 4
Untuk menentukan sudut popliteal, letakkan bayi
terlentang, kepala, punggung dan panggulnya
menempel pada permukaan. Pegang paha bayi pada
posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri. Dengan
telunjuk tangan kanan, luruskan kaki di belakang mata
kaki dengan sedikit tekanan lembut. Bandingkan sudut
di belakang lutut atau sudut popliteal dengan angka
pada lembar kerja. Untuk mengevaluasi scraf sign
letakkan bayi terlentang. Pegang tangan bayi dan
tempelkan lengannya melewati leher ke bahu yang
berlawanan sejauh mungkin. Untuk melakukan manuver
ini angkat siku melewati badan, tapi kedua bahu tetap
menempel dipermukaan meja periksa dan kepala harus
tetap lurus. Amati posisi siku pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu catat
pada lembar kerja
Heal-to-ear manuver (manuver tumit telinga) dilakukan
pada posisi terlentang. Pegang kaki bayi dengan ibu jari
dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala
tanpa memaksa dan pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa. Amati jarak antara kaki dan
kepala serta tingkat ektensi lutut lalu bandingkan
PENILAIAN MASA KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.26/IIDB/XII/2012 4/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
dengan angka pada lembar kerja
Jumlahkan nilai pada setiap kotak yang diberi tanda dan
tuliskan totalnya pada lembar kerja. Jika pemeriksaan
hanya terdiri dari pemeriksaan fisik, kalikan angka total
dengan 2
Menggunakan grafik penilaian maturitas, bandingkan
nilai total yang didapat dari penilaian pada kolom skor
dengan perkiraan usia kehamilan pada kolom minggu
Gunakan informasi ini untuk mendokumentasikan
perkiraan yang tepat untuk bayi sesuai klasifikasi berikut
: kurang bulan < 37 minggu, cukup bulan 37-42 minggu,
lebih bulan > 42 minggu
2. Klasifikasi neonatus berdasarkan maturitas dan
pertumbuhan intrauterin
Kaji dan catat pengukuran fisik berikut ini pada grafik
yang ada
Tulis nama, umur saat pemeriksaan, berat dalam gram,
panjang dalam sentimeter, lingkar kepala dalam
sentimeter
PENILAIAN MASA KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.26/IIDB/XII/2012 5/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Gunakan informasi ini untuk mendokumentasikan perkiraan
yang tepat untuk bayi sesuai klasifikasi berikut : BMK (Besar
Masa Kehamilan): diatas 90 persentil, SMK (Sesuai Masa
Kehamilan): 10-90 persentil, KMK (Kecil Masa Kehamilan) : di
bawah 10 persentil

Unit Terkait Dokter, bidan dan perawat

Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus


Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK), Protokol Asuhan neonatus, tahun
2008.
BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.27/IIDB/XII/2012 1/5

Diterbitkan
RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Tujuan 1. Mencegah terjadinya hipotermi


2. Mencegah terjadinya hipoglikemi
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Mencegah kematian bayi

Kebijakan
Keriteria 10 %
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan alat :
Thermometer
Stetoskop
Metlin
Timbangan bayi
Arloji
Buku catatan
2. Persiapan bahan
Grafik pertumbuhan
Bagan penilaian maturitas fisik
Bagan penilaian maturitas neurologis
Bagan penilaian skor downe
Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang penyakit maternal : toxaemia, DM
Tanyakan tentang infeksi maternal : TORCH
Tanyakan tentang perdarahan ante partum

BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.27/IIDB/XII/2012 2/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
Tanyakan tentang kehamilan kembar

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, prekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan berat badan lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Memplot berat badan terhadap usia kehamilan pada
grafik pertumbuhan

3. SISTEM PERNAPASAN
Hitung skor Downe
Amati adanya apnea

4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa adanya takikardi
Lakukan auscultasi bunyi jantung
Periksa adanya mur mur yang dapat didengar dengan
jelas (PDA)
Periksa denyut perifer

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Amati adanya kembung pada abdomen (lingkar
abdomen)
Amati adanya muntah, diare
Periksa adanya residual lambung
Periksa adanya faeces berdarah
BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.27/IIDB/XII/2012 3/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005

6. SISTEM SARAF PUSAT


Amati tingkat kesadaran
Evaluasi tonus otot yang telah (hipertonia atau
hipotonia)

7. KELAINAN HEMATOLOGIS
Amati adanya ikterus
Amati adanya anemia

8. BERBAGAI TANDA SEPSIS


Periksa adanya reflek hisap (baik atau buruk)
Periksa ketidakstabilan temperatur tubuh
Periksa perpusi perifer

9. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasi pemeriksaan darah tepi dengan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan Na, K, Ca serum
Minta dan interpretasikan pengukuran bilirubin serum
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan CRP dan kultur jika
diperlukan
BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.27/IIDB/XII/2 4/5
012

RUMAH SAKIT Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
UMUM DAERAH
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
Minta dan interpretasikan foto rontgen dada
Minta dan interpretasikan USG kranial jika
diperlukan
Minta dan interpretasikan echo jika diperlukan
10. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Hitung skor downe
Periksa apnea dan bradikardi
Amati adanya kejang
Periksa kadar glukosa serial
Periksa Na, K, Ca serum
Periksa kadar bilirubin serial jika terdapat ikterus
Periksa analisa gas darah serial jika ada indikasi
Periksa dan dokumentasikan berat badan setiap hari
dan lingkar kepala setiap minggu
Periksa apakah asi diberikan dengan teratur dan
rutin

11. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Antisipasi masalah selama resusitasi
Berikan lingkungan dengan suhu yang sesuai
Berikan oksigenasi yang memadai
Berikan dukungan kardiovaskuler
Nilai usia kehamilan dan tangani sesuai keadaan
Periksa kadar glukosa
BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.27/IIDB/XII/2012 5/5

RUMAH SAKIT UMUM Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
DAERAH KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005

12. TATALAKSANA AKTIF


Pertahankan lingkungan dengan suhu yang memadai
Berikan dukungan pernafasan yang memadai
Sesuaikan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai
dengan berat badan, usia kehamilan dan kondisi klinis
Berikan asupan dengan menggunakan sonde jika
diindikasikan
Mulai TPN jika tidak dapat mentoleransi pemberian
asupan enteral (jika tersedia)
Mulai terapi sinar atau tranfusi tukar (tingkat III dan IV
saja) pada kasus hiperbilirubinemia
Mulai pemberian antibiotik jika terdapat infeksi
Menangani PDA sesuai dengan prosedur

Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus, SOP Pencegahan Infeksi
dan SOP Penilaian Fisik Neonatus
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM 5.1.28/IIDB/XII/2012 1/4
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR
NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Penyakit pada neonatus yang secara klinis sakit dan


menunjukkan kultur darah positif

Tujuan 1. Mendeteksi secara dini kasus sepsis neonatorum


2. Mengatasi komplikasi
3. Menurunkan angka kematian bayi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
Peralatan pemeriksaan vital sign
Peralatan pemasangan infus
Peralatan injeksi

2. Persiapan Bahan
Ampicillin
Cephalosporin
Gentamicin
Aqua pro injeksi

Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP


Tanyakan tentang ketuban pecah dini > 18 jam
Tanyakan tentang demam intrapartum > 38 C
Tanyakan tentang asfiksia antenatal atau intrapartum
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.28/IIDB/XII/2012 2/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Tanyakan tentang infeksi saluran kemih ibu
Tanyakan tentang persalinan kurang bulan
Tanyakan tentang prosedur invasif : pipa ET, selang
infus dll
Tanyakan tentang pemberian minum (ASI atau formula)

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler (CRT)
Pemeriksaan umum : memeriksa apakah toleransi
minum baik, letargi, iritabilitas, ketidakstabilan suhu
Pemeriksaan nafas : memeriksa adanya takipnea,
apnea, sianosis
Pemeriksaan cardiovaskuler : memeriksa hipotensi,
waktu pengisian kembali kapiler buruk, syok
Pemeriksaan gastrointestinal : memeriksa adanya
muntah, diare, hepatomegali, distensi abdomen
Pemeriksaan adanya ikterus
Pemeriksaan neurologis : memeriksa kejang, ubun
besar rata atau menonjol
Pemeriksaan hematologis : memeriksa adanya anemia,
petekiae, perdarahan, bercak ekimosis
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.28/IIDB/XII/2012 3/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
3. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP
Periksa tanda vital (FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler/CRT)
Minta dan interprestasikan darah tepi lengkap serial
Minta dan interprestasikan CRP serial

4. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Terapi pendukung diberikan jika ada indikasi
Inotropes diberikan sesuai indikasi
Cairan dan elektrolit diberikan sesuai kasusnya

5. TATALAKSANA AKTIF
Antibiotika intrapartum diberikan sesuai indikasi berikut
Persalinan kurang bulan < 37 minggu
Ketuban pecah > 18 jam
Demam antepartum pada ibu 38 C
Pengamatan bayi yang tidak menunjukkan tanda sepsis
tapi usia 35 minggu dan ibu mendapatkan 2 dosis
antibiotika
Pengamatan bayi jika tidak menunjukkan sepsis, < 35
minggu dan ibu mendapatkan satu dosis antibiotika,
disertai pemeriksaan darah tepi lengkap dan kultur
Lakukan kultur, mulai pemberian antibiotika pada
neonatus yang dicurigai sepsis secara klinis
Mulai pemberian ampicillin/gentamicin atau
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.28/IIDB/XII/2012 4/4
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
ampicillin/cephalosporin pada sepsis awitan dini
Mulai pemberian vancomycin/gentamicin atau
vancomycin/cephalosporin pada sepsis awitan lanjut
Periksa dosis antibiotika menurut berat, usia paska
natal atau usia kehamilan
Periksa jangka waktu terapi(0-14 hari IV pada sepsis
yang sudah terbukti, 14-21 hari IV pada meningitis yang
sudah terbukti)

Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus, SOP Pencegahan Infeksi
dan SOP Penilaian Fisik Neonatus
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
5.1.29/IIDB/XII/2012 1/5
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Episode kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan


kegiatan motorik atau sistem otonom abnormal

Tujuan 1. Mengatasi kejang


2. Mencegah kejang ulangan
3. Mengatasi komplikasi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan
1. Persiapan Alat
Lembar anamnesis

2. Persiapan Bahan
Phenobarbital
Phenitoin
Pyridoxine
Natrium Bicarbonat
Ca Glukonas 10 %
D 10 %
MgSO4 50%

Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP


Tanyakan tentang infeksi ibu
Tanyakan tentang asupan obat itu

KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM 5.1.29/IIDB/XII/2012 2/5
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
Tanyakan tentang penyakit ibu(DM, darah tinggi)
Tanyakan tentang riwayat kejang neonates
Tanyakan tentang keguguran sebelumnya
Tanyakan tentang perdarahan antepartum
Tanyakan tentang persalinan yang sulit
Dokumentasikan nilai Apgar rendah jika persalinan
dilakukan dengan pertolongan (< 3 pada menit ke-1
atau < 5 pada menit ke-5)
Tanyakan tentang gambaran kejang (jenis dan
berlangsung beberapa hari lama)
Tanyakan tentang penyakit neonatus seperti sepsis dan
ikterus)

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Memeriksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu,
waktu pengisian ulang kafiler (CRT), saturasi O2
Pernafasan : amati adanya takipnea, apnea, sianosis
CVS: amati adanya perpusi perifer yang buruk,
takikardi
GIT: amati adanya bab berdarah, ikterus, distensi
abdomen
Ginjal: amati adanya oliguri, hematuria
SSP: amati tingkat kesadaran (letargi, stupor, koma),
tonus (hipo atau hipertonia), reflek (hipo atau
hiperreflek, kejang
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.29/IIDB/XII/2012 3/5

Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
RUMAH SAKIT UMUM Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
3. MEMINTA DAN MENGINTERPRETASIKAN
PEMERIKSAAN YANG SESUAI HARUS
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan kalsium serum dan Mg jika
ada
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan hitung
darahlengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan elektrolit serum (Na, K)
Minta dan interpretasikan BUN dan kreatinin
Minta dan interpretasikan analisa gas darah arteri jika
ada
JIKA ADA INDIKASI
Minta dan interpretasikan analisis CSS
Minta dan interpretasikan darah dan kultur CSS
Minta dan interpretasikan USG cranial
Minta dan interpretasikan CT dan EEG
Minta dan interpretasikan TORCH
Minta dan interpretasikan kadar ammonia
Minta dan interpretasika asam amino dalam urin
4. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP
Periksa tanda vital setiap jam
Pantau saturasi O2 terus menerus
Amati adanya apnea
Dokumentasikan frekuensi dan lamanya kejang
Lakukan pemeriksaan SSP lengakap(tingkat
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.29/IIDB/XII/2012 4/5
RUMAH SAKIT UMUM
Diterbitkan
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
kesadaran, tonus, reflek, pupil, frekuensi dan lamanya
kejang)
Minta dan interpretasikan glukosa serum serial,
kalsium, Mg, Na

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Pertahankan termoregulasi
Berikan dukungan pernafasan (posisi, penghisapan
lendir, dan pemberian O2)Berikan dukungan CVS
Berikan phenobarbital (awal)

MENGOREKSI PENYEBAB DASARNYA JIKA


MUNGKIN
Hipoglikemia (2 ml D 10%/kg)
Hipokalsemia (2 ml Ca glukonat 10 % perlahan lahan
bolus)
Hipomagnesemia (0,2 ml/kg MgSO4 50 % IV bolus)
Asidosis metabolik (2-4 mE /kg Na bikarbonat IV)

6. TATALAKSANA AKTIF
Pertahankan kadar glukosa , kalsium dan magnesium
normal menurut protocol
Pertahankan keseimbangan asam basa normal
menurut protocol
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.29/IIDB/XII/2012 5/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Mulai terapi antikonvulsan menurut protokol
(phenobarbital diphenylhydantoin)
Tambahkan obat ke tiga dalam kasus kejang menetap
menurut protocol
Berikan piridoksin 50 mg IV sebagai percobaan untuk
kejang menetap
Menghentikan antikonvulsan menurut protocol
Memulai terapi antibiotika jika dicurigai adanya sepsis
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus, SOP Pencegahan Infeksi
dan SOP Penilaian Fisik Neonatus
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 1/5
RUMAH SAKIT
Diterbitkan
UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Penyimpangan dari pola pertumbuhan yang diharapkan pada
janin

Tujuan 1. Mencegah komplikasi


2. Menurunkan angka kematian bayi

Kebijakan
Keriteria pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang penyakit maternal : toxaemia, DM
Tanyakan tentang infeksi maternal : TORCH
Tanyakan tentang perdarahan antepartum
Tanyakan tentang kehamilan kembar
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 2/5
RUMAH SAKIT UMUM
Diterbitkan
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP
Periksa tanda vital : FJ, prekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan berat badan lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Memplot berat badan terhadap usia kehamilan pada
grafik pertumbuhan

3. SISTEM PERNAFASAN
Hitung skor Downe
Amati adanya apnea

4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa adanya takikardi
Lakukan auscultasi bunyi jantung
Periksa adanya mur mur yang dapat didengar dengan
jelas (PDA)
Periksa denyut perifer

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Amati adanya kembung pada abdomen (lingkar
abdomen)
Amati adanya muntah, diare
Periksa adanya residual lambung
Periksa adanya faeces berdarah
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 3/5
RUMAH SAKIT UMUM
Diterbitkan
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait 6. SISTEM SARAF PUSAT
Amati tingkat kesadaran
Evaluasi tonus otot yang telah (hipertonia atau
hipotonia)

7. KELAINAN HEMATOLOGIS
Amati adanya ikterus
Amati adanya anemia

8. BERBAGAI TANDA SEPSIS


Periksa adanya reflek hisap (baik atau buruk)
Periksa ketidakstabilan temperatur tubuh
Periksa perpusi perifer

9. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasi pemeriksaan darah tepi dengan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan Na, K, Ca serum
Minta dan interpretasikan pengukuran bilirubin serum
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan CRP dan kultur jika diperlukan
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 4/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait Minta dan interpretasikan foto rontgen dada


Minta dan interpretasikan USG kranial jika diperlukan
Minta dan interpretasikan echo jika diperlukan

10. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Hitung skor downe
Periksa apnea dan bradikardi
Amati adanya kejang
Periksa kadar glukosa serial
Periksa Na, K, Ca serum
Periksa kadar bilirubin serial jika terdapat ikterus
Periksa analisa gas darah serial jika ada indikasi
Periksa dan dokumentasikan berat badan setiap hari
dan lingkar kepala setiap minggu
Periksa apakah asi diberikan dengan teratur dan rutin

11. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Antisipasi masalah selama resusitasi
Berikan lingkungan dengan suhu yang sesuai
Berikan oksigenasi yang memadai
Berikan dukungan kardiovaskuler
Nilai usia kehamilan dan tangani sesuai keadaan
Periksa kadar glukosa
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 5/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait 12. TATALAKSANA AKTIF


Pertahankan lingkungan dengan suhu yang memadai
Berikan dukungan pernafasan yang memadai
Sesuaikan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai
dengan berat badan, usia kehamilan dan kondisi klinis
Berikan asupan dengan menggunakan sonde jika
diindikasikan
Mulai TPN jika tidak dapat mentoleransi pemberian
asupan enteral (jika tersedia)
Mulai terapi sinar atau tranfusi tukar (tingkat III dan IV
saja) pada kasus hiperbilirubinemia
Mulai pemberian antibiotik jika terdapat infeksi
Menangani PDA sesuai dengan prosedur

Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik, SOP Pencegahan Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
5.1.31/IIDB/XII/2012 1/5
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Naiknya kadar bilirubin serum melebihi normal. Pada neonatus


ikterus yang nyata jika bilirubin total serum 5mg/dl

Tujuan 1. Mencegah dan mengatasi komplikasi


2. Mencegah kern ikterus

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang riwayat ikterus , anamia, spenektomi
keluarga
Tanyakan tentang kakak adik yang sebelumnya
mengalami ikterus, pucat, atau penyakit hati
Tanyakan tentang asupan obat ibu seperti
sulponamides
Dokumentasikan riwayat persalinan termasuk trauma
lahir, ekstraksi vakum, infus oksitosin, tertundanya
penjepitan tali pusat dan asfiksia jika persalinan
ditolong oleh orang lain
Dokumentasikan hari mulainya ikterus
Dokumentasikan warna urine dan faeces
Dokumentasikan metode pemberian minum (ASI atau
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.31/IIDB/XII/2012 2/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait formula)
Tanyakan tentang pemberian minum enteral yang
buruk
Tanyakan tentang muntah dan sembelit

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang (CRT)
Dokumentasikan usia kehamilan (system penilaian
ballard)
Periksa apakah bayi kecil dibandingkan dengan usia
kehamilan
Periksa apakah ada sefalhematoma
Periksa apakah ada memar
Periksa adanya pucat yang berkaitan
Periksa adanya kejang, iritabilitas, letargi
Periksa apakah terjadi hepatosplenomegali
Periksa adanya petekiae
Periksa apakah terjadi mikrosefali
Periksa tanda hipotiroide pada ikterus awitan lambat
Periksa warna urin dan faeses

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.31/IIDB/XII/2012 3/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Minta dan interpretasikan bilirubin total dan direk

HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK TERKONYUGASI


(INDIREK)
Minta dan interprestasikan hitung darah lengkap
dengan hitung jenis
Minta dan interprestasikan retikulosit
Minta dan interprestasikan golongan darah dan Resus
ibu dan bayi
Minta dan interptestasikan Coombs direk jika ada
Minta dan interprestasikan penapisan G6PD jika ada
Minta dan interprestasikan profil tiroid pada ikterus
awitan lambat jika ada

HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)


Minta dan interprestasikan pemeriksaan darah lengkap
dengan hitung jenis
Minta dan interprestasikan fungsi hati, PT, PTT
Minta dan interprestasikan USG abdomen
Minta dan interprestasikan penurunan zat dalam urine
bila ada
Minta dan interprestasikan penapisan TORCH bila ada
Minta dan interpretasikan penapisan metabolik (amonia
serum dan glukosa, keton dalam urin)
Minta dan interpretasikan biopsi hati jika ada
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.31/IIDB/XII/2012 4/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Minta dan interpretasikan pemindahan HIDA jika ada

4. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Periksa efek samping terapi sinar
Identifikasi tanda dan gejala kern ikterus

HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK TERKONYUGASI


(INDIREK)
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis(HB dan hitung trombosit
direk)
Minta dan interpretasikan kadar bilirubin serum setiap
hari
Mengulang pemeriksaan kadar bilirubin serumlebih
sering sesuai dengan protokol

MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)
Pemeriksaan darah lengkap dengan hitung jenis
Kadar bilirubin serial

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan lingkungan suhu netral
Berikan terapi jika diperlukan
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.31/IIDB/XII/2012 5/5
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait 6. TATALAKSANA AKTIF HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK


TERKONYUGASI (INDIREK)
Meningkatkan asupan minum (volume dan kalori)
Hentikan obat yang mempengaruhi metabolisme
bilirubin
Koreksi hipoksia, asidosis dan infeksi
Lakukan terapi sinar sesuai dengan protocol
Lakukan tranfusi tukar sesuai dengan indikasi berikut
(hanya untuk tingkat III saja)
- Ikterus hemolitik
- Ikterus non hemolitik
Gunakan fenobarbital dengan benar (pada Cligkler
Najjar tipe II saja)
Menatalaksana kecurigaan kern ikterus dengan tepat
dengan melakukan tranfusi tukar segera yang didahului
oleh terapi sinar hingga tranfusi tukar dimulai

HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)


Menatalaksana kolestasis dengan cepat dengan cara
mengobati penyebab dasar dan komplikasinya atau
merujuk ke tingkat rujukan yang sesuai
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik, SOP Pencegahan Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PEMBERIAN ASUPAN PADA NEONATUS BERISIKO
TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM 5.1.32/IIDB/XII/2012 1/3
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Memberikan dukungan nutrisi yang cukup untuk bayi dengan
masalah kesehatan

Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Pros 1. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP
edur Periksa tanda vital :FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian kembali kapiler (CRT)
Dokumentasikan berat lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Dokumentasikan berat untuk usia kehamilan pada
diagram pertumbuhan
Sistem pernafasan : menghitung skor Downe
Sistem cardiovaskuler :periksa kriteria gagal jantung
(takipnea, takikardi dan pembesaran hati)
Pemeriksaan sistem gastrointestinal : distensi abdomen,
bising usus, residu lambung, feses berdarah
Sisihkan kemungkinan kongenital anomali seperti bibir
sumbing, imperforasi anus, hernia diagfrahmatik, fistula
trakheo
Sofageal

PEMBERIAN ASUPAN PADA NEONATUS RESIKO
TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM 5.1.32/IIDB/XII/2012 2/3
DAERAH KABUPATEN
Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait 2. MINTA DAN INTERPRESTASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap dan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan elektrolit serum, Na, K
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan Ca serum, Ph, pospatase
alkalin
Minta dan interpretasikan albumin serum
Minta dan interpretasikan foto rontgen abdomen jika
perlu

3. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Memeriksa tanda vital: FJ, frekuensi nafas, suhu waktu
pengisian kembali kafiler (CRT)
Mendokumentasikan lingkar perut setiap kali sebelum
memberi asupan
Periksa dan dokumentasikan berat badan setiap hari
Periksa dan dokumentasikan lingkar kepala setiap
minggu
Periksa residu lambung setiap kali akan memberi
asupan
Amati adanya muntah setelah memberikan asupan
Periksa asupan kalori yang sesuai setiap hari
PEMBERIAN ASUPAN PADA NEONATUS RESIKO
TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
5.1.32/IIDB/XII/2012 3/3
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait PEMERIKSAAN


Memeriksa albumin menurut protocol
Memeriksa kalsium, fosfor fosfatase alkalin menurut
protocol
Memeriksa haemoglobin dan retiks menurut protokol

4. PENATALAKSANAAN PERTOLONGAN PERTAMA


Menatalaksana pertolongan pertama
Mulai cairan parenteral setiap jika ada indikasi

5. PENATALAKSANAAN AKTIF
Mulai trofik feeding
Mulai pemberian nutrisi
Tentukan metode pemberian asupan yang tepat
Tentukan volume dan jenis susu
Amati dan tatalaksana intoleransi pemberian asupan
menurut protocol
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik, SOP Pencegahan Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PENGENDALIAN INFEKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.33/IIDB/XII/2012 1/3
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN
Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Serangkaian tindakan pencegahan universal yang harus diikuti


oleh staf medis

Tujuan Menurunkan insidens infeksi di unit perawatan neonates

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang prosedur invasive
Tanyakan tentang jumlah staf di unit perawatan
Tanyakan tentang penyalahgunaan antibiotika
Tanyakan tentang cuci tangan sebelum unit perawatan
dan setelah melakukan pemeriksaan

2. PEMERIKSAAN FISIK LENGKAP PADA NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian kembali kafiler
Dokumentasikan berat badan
Dokumentasikan usia kehamilan
Periksa tanda infeksi
Memeriksa pemberian ASI rutin, reflek isap
PENGENDALIAN INFEKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.33/IIDB/XII/2012 2/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait 3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG
SESUAI
Minta dan interpretasikan darah tepi lengkap
Minta dan interpretasikan CRP
Minta dan interpretasikan kultur (darah, urin, cairan
sereberal spinal, kultur daerah tertentu)

4. PEMANTAUAN SELAMA PERAWATAN


Nilai pengendalian infeksi yang tepat di lingkungan
ruang bayi(inkubator, gaun penutup, linen, dinding dan
lantai ruang bayi)
Nilai cuci tangan yang dilakukan petugas ruang bayi
(tehnik dan lama mencuci tangan)
Periksa apakah bayi dimandikan 3 kali seminggu
Periksa apakah tali pusat dibersihkan dengan alkohol
setiap pergantian tugas jaga (8 jam)
Periksa apakah tetes atau salep mata profilaksis
diberikan pada bayi pada hari pertama
Periksa apakah elektroda diganti setiap tiga hari
Periksa pemberian asupan dan sterilisasinya
Periksa apakah sonde lambung diganti tiap 2 atau 3 hari
Periksa persiapan cairan infus dan sterilisasinya
Periksa area canula apakah terkena infeksi atau
ekstavasasi
PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.33/IIDB/XII/2012 3/3

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Periksa apakah canula diganti setiap 2 atau 3 hari
Periksa apakah tabung infus dan buret diganti setiap
hari
Periksa apakah spuit 50 cc untuk infus diganti setiap
pergantian cairan
Periksa apakah alat sirkui pernafasan diganti setiap 3
hari
Pilah bayi yang memerlukan isolasi
Periksa apakah pengumpulan dan pembuangan limbah
sudah benar

5. TATALAKSANA AKTIF
Catat insiden infeksiyang menyebar diruang perinatologi
Identifikasi penyebab infeksi dan lakukan tatalaksana
yang sesuai
Ambil kultur dari petugas dan perlengkapan diruang
perinatologi
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
TATALAKSANA CAIRAN DAN ELEKTROLIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.34/IIDB/XII/2012 1/4
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Cairan dan elektrolit diberikan untuk mempertahankan status
hidrasi bayi dan untuk mempertahankan / mengoreksi
keseimbangan elektrolit bayi

Tujuan 1. Mempertahankan status hidrasi bayi


2. Mempertahankan keseimbangan cairan

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Dokumentasikan berat badan setiap hari atau 2 kali
setiap hari jika < 1000 gram
Periksa status hidrasi setiap 8 jam
Periksa jumlah urine setiap hari
Periksa lokasi kanul IV untuk infeksi kulit dan
pengelupasan kulit
Periksa lokasi kanul IV untuk ekstavasasi

2. MINTA DAN INTERPRETASI PAMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan pemeriksaan darah tepi
lengkap dan hitung jenis
TATALAKSANA CAIRAN DAN ELEKTROLIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.34/IIDB/XII/2012 2/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Minta dan interpretasikan Na, K, Ca, BUN, kreatinin
serum
Minta dan interpretasikan glukosa serum

3. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : JAM, RR, suhu, waktu pengisian
ulang kafiler
Dokumentasikan berat badan setiap hari atau setiap hari
atau dua kali setiap hari jika < 1000 gram
Dokumentasikan keluaran urin setiap hari
Periksa kulit dan fontanel setiap hari atau setiap 8 jam
jika < 1000 gram
Periksa Na serum setiap hari atau dua kali sehari jika <
1000 gram
Periksa kadar glukosa serial

4. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Koreksi hipoglikemi jika ditemui sesuai protokol
Koreksi dehidrasi sesuai protokol
Hitung kebutuhan cairan sesuai dengan: usia
kehamilan, usia bayi, berat badan

5. MANAJEMEN AKTIF
Bayi cukup bulan, hari 1 sampai 3, > 2,5 kg.
Menggunakan D 10, dimulai pada 80 ml/kg, dinaikkan
TATALAKSANA CAIRAN DAN ELEKTROLIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.34/IIDB/XII/2012

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait sejumlah 10 -20 ml/kg/hari
Bayi kurang bulan, hari 1 sampai 3, < 2,5 kg
menggunakan konsentrasi dektrosa sesuai dengan
berat badan dan glukosa serum. Dimulai pada 80-120
kg dinaikkan sejumlah 10-20 ml/kg/hari
Tingkatkan cairan IV sebanyak 20 % untuk alasan
berikut : kelahiran kurang bulan, pemakaian lampu
pemanas, pelaksanaan terapi sinar
Turunkan cairan IV sebanyak 20 % untuk alasan berikut
: Pelembaban inkubator, intubasi trahea dan
pelembaban, gawat nafas, HIE
Mulai sodium 2-3 mEq/kg perhari dari hari kedua.
Sodium tidak ditambahkan jika sodium serum >140
mEq/L
Memulai potasium 1-2 mEq/kg/hari dari hari kedua jika
ditemui jumlah urin yang memadai
Memulai kalsium 45 mg/kg per hari kalsium elemental
dari hari pertama
Memulai GIR at 4-6 mg/kg/menit
Menyesuaikan glukosa plasma antara 50-120 mg/dl
Memeriksa bahwa konsentrasi glukosa pada jalur tepi
tidak lebih dari 12,5 %
Memeriksa glukosa pada urin
Memulai TPN jika tersedia pada hari kedua
TATALAKSANA CAIRAN DAN ELEKTROLIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.34/IIDB/XII/2012 4/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
HARI 4-6
Tingkatkan tahapan cairan IV sesuai dengan usia
Sesuaikan asupan elektrolit untuk kehilangan urin : K 2-
4 mEq/kg perhari
Meningkatkan tahapan TPN sesuai prosedur

HARI > 7
Jika bayi diberi TPN, total kebutuhan cairan yang
diterima sebesar 120-140 ml/kg perhari (kalori total 90-
100 Kkal/kg/hari)
Jika bayi diberi asupan enteral, memeriksa bahwa bayi
menerima total cairan 150 ml/kg perhari (kalori total 120
Kkal/kg/hari)
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus dan SOP Pencegahan
Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
NUTRISI PARENTERAL TOTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 5.1.35/IIDB/XI/2012 1/4
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan nutrisi bayi untuk


pertumbuhannya melalui alur intravena

Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi melalui alur intravena

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang riwayat pembedahan
Tanyakan tentang riwayat peningkatan berat badan

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu
pengisian kembali kafiler (CRT)
Dokumentasikan berat badan setiap hari
Periksa tempat masuknya parenteralterhadap
sepsis(infeksi lokal pada kulit ; sloughing)
Amati adanya ikterus

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
NUTRISI PARENTERAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.35/IIDB/XII/2012 2/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap dengan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan elektrolit serum, Ca, Ph
Minta dan interpretasikan BUN serum, albumin,
pemeriksaan fungsi hati
Minta dan interpretasikan trigliserida serum

4. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu
pengisian kembali kapiler (CRT)
Dokumentasikan berat badan setiap hari
Dokumentasikan panjang dan lingkar kepala setiap
minggu
Instruksikan dan interpretasikan pemeriksaan menurut
protokol

5. PENATALAKSAAN PERTOLONGAN PERTAMA


Koreksi hipoglikemi dengan D 10 % 2 ml/kg iv
Memulai infus glukosa dengan laju
- 4-6 mg/kg/min pada BBLR
- 6-8 mg/kg/min pada bayi cukup bulan

6. PENATALAKSANAAN AKTIF
KALORI
Identifikasi tujuan utama untuk asupan kalori per hari
NUTRISI PARENTERAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.35/IIDB/XII/2012 3/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait sebesar 90-100 Kcal/kg/hari
Tingkatkan asupan kalori secara perlahan menurut
jadwal ini untuk bayi dengan beratlahir sangat rendah
- Hari ke 1-3 : 50-55 Kcal/kg/hari
- Hari ke 4-6 : 65-75 Kcal/kg/hari
- Hari ke 5-7 : 85-90 Kcal/kg/hari

GLUKOSA
Mulai laju infus glukosa (GIR) dengan laju 4-6
mg/kg/min untuk bayi dengan berat badan sangat
rendah
Minta GIR 6-8 mg/kg/min pada bayi cukup bulan
Gunakan akses vena sentral jika konsentrasi glukosa >
12,5 %
Tingkatkan GIR 1-2 mg/kg/min per hari
Mulai laju infus insulin jika terjadi hiperglikemia

PROTEIN
Mulai infus asam amino 0,5 mg/kg/hari
Tingkatkan infus asam amino 0,5 mg/kg/hari hingga
maksimal 3-4 mg/kg/hari

LIPID
Mulai infus intralipid 0,5-1mg/kg/hari
Tingkatkan infus intralipid 0,5 mg/kg/hari hingga
NUTRISI PARENTERAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.35/IIDB/XII/2012 4/5
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait maksimal 3-4 mg/kg/hari

LIPID
Mulai infus intralipid 0,5-1mg/kg/hari
Tingkatkan infus intralipid 0,5 mg/kg/hari hingga
maksimal 3-4 mg/kg/hari
Periksa bahwa infus lipid parenteral dilakukan melalui
jalur terpisahselama 24 jam
Hentikan lipid parenteral jika kadar TG >200 mg %
Turunkan infus lipid parenteral jika TG > 150 mg %
Turunkan kandungan protein jika BUN serum
meningkat atau pada kasus asidosis metabolik
Periksa bahwa kalori dari protein tidak melebihi 15 %
dan kalori dari lemak tidak melebihi 50 % kalori total
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus dan SOP Pencegahan
Infeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
SYOK PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 5.1.36/IIDB/XII/2012 1/3
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Suatu sindrom akut yang ditandai oleh perfusi sirkulasi yang
tidak memadai pada jaringan untuk dapat memenuhi
kebutuhan metabolisme organ organ vital

Tujuan 1. Meningkatkan perpusi sirkulasi jaringan


2. Mengatasi syok
3. Mencegah komplikasi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. LENGKAPI REKAM MEDIS
Tanyakan riwayat kehilangan darah : antepartum,
intrapartum, dan postpartum
Tanyakan riwayat trauma lahir
Tanyakan riwayat asfikia lahir : durasi persalinan, alat,
skor Apgar
Tanyakan riwayat kelainan perdarahan : penyakit
perdarahan pada neonatus, DIC
Menanytakan riwayat penggunaan MgSO4 oleh ibu

2. LAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK BBL


Periksa tanda vital : JAM, RR, suhu, waktu pengisian
SYOK PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.36/IIDB/XII/2012 2/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait ulang kafiler (CRT), saturasi O2
Periksa sisten pernafasan untuk melihat adanya
takipnea
Periksa SVP untuk melihat adanya takikardia, hipotensi,
pulsasi perifer
Periksa SSP untuk melihat adanya iritabilitas, letargi,
koma
Amati jumlah urin untuk oliguria
Periksa kulit untuk adanya : pucat, ekstreminas dingin,
waktu pengisian ulang kapiler lambat dan bercak

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan pemeriksaan darah tepi
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan gas darah arteri, jika tersedia
Minta dan interpretasikan glukosa serum, elektrolit
serum (Na, K dan kalsium) BUN dan kreatinin
Minta dan interpretasikan golongan darah dan Rhesus
Minta dan interpretasikan kultur darah jika ada indikasi
Minta dan interpretasikan CXR atau echo bila ada
indikasi
Minta dan interpretasikan PT, PTT jika ada indikasi
Minta dan interpretasikan sonar kranial jika perlu
SYOK PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.36/IIDB/XII/2012 3/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait 4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital setiap jam
Periksa jumlah urin
Periksa elektrolit serum
Periksa BUN dan kreatinin

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan volume ekspander (20 mg/klg)
Berikan dukungan pernafasan sesuai kebutuhan
Koreksi asidosis metabolik dengan Na bikarbonat (2-4
mEq/kg)
Koreksi hipoglikemi jika ditemui (2 ml/kg D 10 %)

6. TATALAKSANA AKTIF SYOK HIPOVOLEMIK


Berikan volume ekspander sampai perfusi memadai
dipertahankan
Berikan darah atau produk darah sesuai indikasi
Ambil kultur darah dan mulai antibiotika empirik pada
kasus syok septik
Mulai agen inotropik (dopamin dan dobutamin) sesuai
prosedur dalam kasus syok kardiogenik

Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat


Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan fisik, SOP PenanggulanganIinfeksi
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
HIPOGLIKEMI PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.37/IIDB/XII/2012 1/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL
dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
Pengertian Glukosa serum < 40mg/dl pada neonatus

Tujuan 1. Menangani hipoglikemi


2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah kematian bayi akibat hipoglikemi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan tentang penyakit ibu (DM)
Tanyakan tentang infeksi pada ibu (TORCH)
Tanyakan tentang obat yang dikonsumsi ibu
Dokumentasikan cara melahirkan (NVD, seksio sesaria,
dengan bantuan alat)
Dokumentasikan lama proses melahirkan
Dokumentasikan skor Apgar
Dokumentasikan metode resusitasi
Dokumentasikan usia kehamilan : kurang bulan, cukup
bulan atau lebih bulan
Tanyakan tentang masalah neonatus terkait : sepsis,
kejang
Tanyakan tentang pemberian asupan setelah lahir :
frekuensi, cara pemberian asupan, , susu atau glukosa
HIPOGLIKEMI PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.37/IIDB/XII/2012 2/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait 2. LENGKAPI PEMERIKSAAN NEONATUS
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Dokumentasikan usia kehamilan
Dokumentasikan berat badan
Buat grafik usia kehamilan dan berat badan pada grafik
pertumbuhan
Periksa sistem respirasi untuk adanya takipnea, apnea
Periksa SKV untuk adanya takikardi, sianosis, berbercak
Periksa SSP untuk adanya jiteriness, kejang, letargi
Periksa untuk adanya pemberian asupan yang buruk

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap dengan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan kadar glukosa serum

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, suhu, frekuensi nafas, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Periksa kadar glukosa serum sesuai prosedur

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


HIPOGLIKEMI PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.37/IIDB/XII/2012 3/3

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Ambil sampel glukosa darah jika dekstrostik < 45 mg
Berikan 2 cc/kg D 10 % selama 5 menit
Mulai infus D 10 % segera pada kecepatan 6-8
mg/kg/menit
Sesuaikan konsentrasi glukosa sesuai dengan kadar
gula darah

6. TATALAKSANA AKTIF
Ambil sampel glukosa darah

JIKA GLUKOSA DARAH < 45 MG/DL


Mulai pemberian minum dini secara sering jika kondisi
umum bayi baik
Mulai D 10 % IV jika pemberian minum tidak dapat
ditoleransi (sesuai prosedur)

JIKA GLUKOSA DARAH > 45 MG/DL


Mulai pemberian minum dalam waktu 4 jam setelah lahir
jika kondisi bayi baik
Periksa glukosa darah sampai pemberian minum dapat
dilakukan dengan baik
Pantau kadar glukosa sampai bayi sepenuhnya diberi
asupan enteral penuh atau 3 pembacaan per jam
menunjukkan angka < 45 mg %
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
BAYI IBU DARI PENDERITA DIABETES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.38/IIDB/XII/2012
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005
Pengertian Neonatus yang lahir dari ibu penderita diabetes kehamilan
atau diabetes bergantung insulin dan rentan terhadap
perkembangan metabolisme abnormal, terutama
hipoglikemia

Tujuan
Kebijakan
Keriteria pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Saturasi O2
Timbangan bayi
Metlin
2. Persiapan Bahan
D 10 %
Kalsium glukonat 10 %
Hidrokortison
Spuit
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan riwayat diabetes ibu (kehamilan atau non
kehamilan)
Tanyakan riwayat kontrol gula darah selama
kehamilan
Tanyakan riwayat lahir mati pada kehamilan
sebelumnya
Tanyakan persalinan yang sulit
Tanyakan riwayat kejang pada neonatus
BAYI IBU DARI PENDERITA DIABETES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.38/IIDB/XII/2012 2/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Dokumentasikan awitan gawat nafas jika ditemui

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ. Frrekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan ukuran pertumbuhan : berat badan,
panjang badan, lingkar kepala
Dokumentasikan usia kehamilan
SISTEM RESPIRASI
Hitung skor Downe
SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa denjut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi adanya murmur yang terdengar
Periksa adanya pembesaran hati
Periksa pulsasi perifer
Periksa perfusi perifer
SISTEM SARAF PUSAT
Amati adanya jitteriness, tremor dan kejang
Amati adanya letargi, pemberian asupan yang buruk
HEMATOLOGI
Mengamati adanya pletora atau ikterus
Mengamati adanya kelainan bawaan
Mengamati adanya cedera lahir
BAYI IBU DARI PENDERITA DIABETES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.38/IIDB/XII/2012

RUMAH SAKIT Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
UMUM DAERAH
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG
SESUAI
Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap dengan
hitung jenis
Minta dan interpretasikan kadar glukosa serum sesuai
prosedur
Minta dan interpretasikan kalsium dan magnesium
serum
Minta dan interpretasikan kadar bilirubin serum jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan kultur darah jika ada indikasi
Minta dan interpretasikan rontgen dada, USG dan
ekokardiografi jika ada indikasi

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa kadar glukosa serum pada usia , 1, 1 , 2, 4,
8, 12, 24, 36 dan 48 jam
Jika glukosa darah < 45 mg/dl, verifikasi dengan
pengukuran glukosa serum
Periksa kalsium serum pada usia 24 dan 48 jam
Periksa Ht pada usia 4 dan 24 jam
Periksa kadar bilirubin serum sesuai indikasi
BAYI IBU DARI PENDERITA DIABETES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.38/IIDB/XII/2012 4/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA
Pada kasus hipoglikemi, 2 ml/kg D 10 % selama 5
menit diberikan

6. TATALAKSANA AKTIF
Mulai infus D 10 % berkesinambungan dengan
kecepatan 6-8 mg/kg/menit
Sesuaikan konsentrasi glukosa sesuai dengan kadar
gula darah
Mulai pemberian asupan sedini mungkin
Untuk adanya hipokalsemia, berikan kalsium glukonat
10 % ( 2 mg/kg IV lambat) diikuti 5 mg/kg/hari
Jika hipoglikemi bertahan , berikan hidrokortison 5
mg/kg/12 jam
Tangani masalah kardiopulmonal sesuai prosedur
Tangani masalah hematologi (hiperbilirubinemia,
polisitemia) sesuai prosedur
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 5.1.39/IIDB/XII/2012 1/3
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Suatu kelainan pada unsur sistem hemostatik yang


mengakibatkan perdarahan pada periode neonatus

Tujuan 1. Mengatasi perdarahan


2. Mencegah komplikasi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan tentang riwayat keluarga untuk kelainan
perdarahan
Tanyakan tentang konsumsi obat ibu (aspirin)
Tanyakan tentang penyakit ibu (SLE, ITP)
Tanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Tanyakan tentang trauma selama persalinan
Tanyakan tentang pemberian vit K setelah persalinan

2. LENGKAPI PEMERERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Amati adanya pucat
Amati adanya petekiae
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.39/IIDB/XII/2012 2/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
KABUPATEN Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Amati adanya perdarahan GIT (hematomesis, melena,
aspirat lambung berdarah atau kecoklatan)
Amati adanya rembesan dari lokasi lubang tusukan
vena
Amati adanya perdarahan dari lokasi lain misalnya
epistaksis, hematuria
Periksa adanya hepatosplenomegali
3. MINTA DAN INTERPRESTASIKAN PEMERIKSAAN
YANG SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan waktu protombin, konsentrasi
protombin, waktu tromboplastin parsial
Minta dan interpretasikan produk degradasi fibrin jika
DIC dicurigai
Minta dan interpretasikan penapisan sepsis dicurigai
Minta dan interpretasikan pemeriksaan koagulasi jika
diperlukan
Minta dan interpretasikan TORCH bila ada indikasi
4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Periksa Hb dan hitung trombosit ketika dibutuhkan
5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.39/IIDB/XII/2012 3/3

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Koreksi penyebab yang mendasari jika diperlukan
(hipoksia, asidosis, syok)
Tranfusi darah atau berbagai produk darah sesuai
dengan kebutuhan

6. TATALAKSANA AKTIF DALAM KASUS PENYAKIT


PERDARAHAN PADA NEONATUS
Berikan Vit K (5mg IV atau IM)
Berikan FFV atau darah utuh/whole blood
DALAM KASUS DIC
Obati penyebab yang mendasari jika memungkinkan
Berikan Vit K sesuai prosedur
Berikan FFP jika tersedia
Berika tranfusi trombosit jika tersedia
Berikan darah utuh / whole blood (20 cc/kg) jika ada
indikasi
Berikan heparin jika ada indikasi
Lakukan tranfusi tukar jika ada indikasi

7. DALAM KASUS TROMBOSITOPENIA


Obati penyebab yang mendasari jika memungkinkan
Berikan tranfusi trombosit jika ada indikasi
Berikan imunoglobulin IV jika ada indikasi dan tersedia
Berikan steroid jika ada indikasi
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
ANEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 5.1.40/IIDB/XII/2012 1/3
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
LOMBOK UTARA Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Konsentrasi hemoglobin kurang dari 13 mg/dl pada 28 hari
pertamakehidupan pada bayi cukup bulan

Tujuan 1. Mengatasi anemi


2. Mencegah komplikasi

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIK
Tanyakan tentang riwayat kehilangan darah
(antepartum, intrapartum dan neonatal)
Tanyakan tentang penyakit ibu (SLE, ITP)
Tanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Tanyakan tentang konsumsi obat ibu seperti aspirin
Tanyakan tentang riwayat keluarga untuk anemia,
ikterus dan splenektomi
Tanyakan tentang riwayat trauma kelahiran
Tanyakan tentang riwayat masalah neonatus terkait
seperti infeksi, konsumsi obat, pucat, dan ikterus
ANEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.30/IIDB/XII/2012 2/3

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Dokumentasikan berat badan
Nilai dan dokumentasikan usia kehamilan
Amati adanya pucat
Amati adanya petekiae
Amati adanya perdarahan dari lokasi lain : GIT, lokasi
tusukkan, perdarahan intrakranial
Periksa adanya takikardi, takip[nea, perfusi perifer
yang buruk
Amati adanya letargi
Amati adanya apnea
Periksa adanya kegagalan menaikkan berat badan
Amati adanya hepatosplenomegali

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan hitung retikulosit
Minta dan interpretasikan Coombs test jika tersedia
Minta dan interpretasikan bilirubin , total dan direk
Minta dan interpretasikan golongan darah dan Rhesus
ibu dan bayi
Minta dan interpretasikan TORCH jika tersedia
Minta dan interpretasikan profil hemolitik jika tersedia
ANEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.40/IIDB/XII/2012 3/3

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Amati tingkat kesadaran
Amati adanya apnea yang sering terjadi
Amati adanya peningkatan berat badan optimum
Amati adanya pucat dan perdarahan
Periksa Hb dan Ht ketika dibutuhkan
Periksa serum bilirubin jika diperlukan

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan oksigenasi yang memadai
Berika tranfusi darah jika diperlukan
Berikan volume ekspander sampai darah tersedia jika
ada indikasi

6. TATALAKSANA AKTIF
Obati penyebab yang mendasar jika memungkinkan
Berikan tranfusi darah jika diperlukan (hct < 40 %)
Periksa adanya reaksi tranfusi : demam > 38C,
takikardi, gawat nafas, hipotensi, merah pada kulit,
darah dan urin
Hentikan tranfusi jika terjadi reaksi
Tangani tranfusi sesuai prosedur
Berikan multivitamin dan asam folat jika dibutuhkan
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus
Referensi dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
GAWAT NAFAS PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 5.1.41/IIDB/XII/2012 1/5
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Neonatus pada 28 hari pertama kehidupan dengan satu atau
lebih keadaan berikut ini : takipnea, retraksi, merintih, sianosis
dan atau skor downe > 4

Tujuan 1. Mengetahui penyebab


2. Mencegah dan mengatasi gawat nafas
3. Menurunkan angka kematian oleh karena gawat nafas

Kebijakan
Keriteria
pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Oksimeter
Arloji
2. Persiapan Bahan
Antibiotik (Ampisillin dan Gentamisin)
Cpap
Ventilator
Prosedur 1. MELENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Menanyakan tentang infeksi ibu ( TORCH )
Menanyakan tentang penyakit ibu (DM, hipertensi )
Mendokumentasi usia kehamilan (kurang bulan, cukup
bulan, lewat bulan )
Mendokumentasi cara persalinan :persalinan normal
per vaginam , seksio sesaria , forsep , ventaose )
GAWAT NAFAS PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.41/IIDB/XII/2012 2/5

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Menanyakan tentang persalinan memanjang
Menanyakan tentang cairan air ketuban yang terkotori
oleh mekonium
Mendokumentasi skor Apgar
Menanyakan tentang resusitasi ( pengisapan , amubag,
dll )
Menanyakan tentang dukungan ventilasi
Menanyakan tentang pemberian survaktan
Menanyakan tentang awitan gawat nafas

2. MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Memeriksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas , suhu ,
waktu pengisian ulang kapiler (CRT) . saturasi O2.
Mengamati warna kulit
Mengamati jenis pernafasan : tanda upaya keras ,
merintih , hidung kembang kempis , retraksi )
Mengamati pergerakan dinding dada : simetris atau
asimetris
Mengamati adanya apnea
Auskultasi bunyi nafas
Menghitung skor down
GAWAT NAFAS PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.41/IIDB/XII/2012 3/5

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 3. SISTEM VARDIOVASKULER
Memeriksa takikardia
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi adanya murmur yang dapat di dengar
Memeriksa perfusi perifer

4. SISTEM SYARAF PUSAT


Mengamati tingkat kesadaran (letargi, iritabilitas )

5. HEMATOLOGICAL
Mengamati adanya pucat
Mengamati adanya pletora

6. MEMINTA DAN MENGINTERPRESTASI PEMERIKSAAN


YANG SESUAI .
Meminta dan menginterprestasikan hasil pemeriksaan
darah lengkap dengan hitung jenis
Meminta dan menginterprestasi glukosa serum
Meminta dan menginterprestasi gas darah arteri jika
tersedia
Meminta dan menginterprestasi rontgen dada
Meminta dan menginterprestasiecho jika ada indikasi

7. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Memeriksa tanda vital :FJ, frekuensi nafas , suhu
GAWAT NAFAS PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.41/IIDB/XII/2012 4/5

RUMAH SAKIT Diterbitkan


UMUM DAERAH Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN 1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Menghitung skor dwon
Memantau saturasi O2 secara terus menerus
Meminta dan menginterpretasikan rontgen dada jika
diperlukan

8. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Memberikan lingkungan bersuhu netral
Pemberian cairan IV terbatas
Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Memulai dukungan pernapasan sesuai CPAP (tingkat
II) , ventilasi dengan bantuan (tingkat III, IV)

9. TATALAKSANA AKTIF
Mempertahankan lingkungan bersuhu netral
Mempertahankan oksigenasi yang memadai
Membatasi asupan cairan
DALAM KASUS TRANSIENT TAKIPNEA OF NEWBORN
(TTN)
Memulai pemberian minum segera setelah kegawatan
dapat dihilangkan
DALAM KASUS RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
(RDS)
Surfaktan diberikan jika tersedia dan diperlukan.
PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.41/IIDB/XII/2012 5/5

RUMAH SAKIT Diterbitkan tgl


Diterbitkan
UMUM DAERAH Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait DALAM KASUS MECONIUM ASPIRATION SYNDROM
(MAS)
Mengoreksi abnormalitas metabolik (hipoksia,
hipoglikemia, hipokalsemia).
Penghisapan dan fisioterapi
Memberikan antibiotik
Memberikan dukungan CV jika diperlukan (dopamine,
dobutamine).

DALAM KASUS KEBOCORAN UDARA
Selang dada dipasang
DALAM KASUS PNEUMONIA
Antibiotik diberikan
Memantau durasi terapi
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksan Fisik Neonatus
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
APNEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.42/IIDB/XII/2012 1/4
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Berhentinya pernapasan selama lebih dari 20 detik disertai
oleh bradikardia dan/atau siaonosis

Tujuan 1. Mengatasi apnea


2. Mencegah komplikasi

Kebijakan
Keriteria pencapaian
Persiapan 1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Oksymeter
Arloji
2. Persiapan Bahan
Teofilin
Prosedur 1. MELENGKAPI RIWAYAT MEDIK
Menanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Menanyakan tentang penyakit ibu (DM, hipertensi)
Menanyakan tentang konsumsi obat oleh ibu selama
persalinan
Mendokumentasikan cara persalinan
Mendokumentasikan lamanya persalinan
Menanyakan tentang cairan ketuban yang terkotori
oleh mekonium
APNEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.42/IIDB/XII/ 2/4
2012
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Menanyakan tentang resusitasi (penghisapan, ambu
bag, dll)
Menanyakan tentang awitan berhentinya
pernapasan, durasi dan sianosis terkait.
Menanyakan tentang masalah neonatus terkait
(sepsis, kejang, anemia hipotermia)

2. MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Memeriksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu,
waktu pengisian ulang kapiler (CRT), saturasi O2.
Memeriksa sistem pernapasan untuk adanya
takipnae, retraksi, merintih, sianosis.
Memeriksa SVP untuk adanya takikardia, perfusi
perifer

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan hitung retikulosit
Minta dan interpretasikan Coombs test jika tersedia
Minta dan interpretasikan bilirubin , total dan direk
Minta dan interpretasikan golongan darah dan
Rhesus ibu dan bayi
Minta dan interpretasikan TORCH jika tersedia
APNEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.42/IIDB/XII/2 3/4
012
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait Minta dan interpretasikan TORCH jika tersedia


Minta dan interpretasikan profil hemolitik jika tersedia

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Amati tingkat kesadaran
Amati adanya apnea yang sering terjadi
Amati adanya peningkatan berat badan optimum
Amati adanya pucat dan perdarahan
Periksa Hb dan Ht ketika dibutuhkan
Periksa serum bilirubin jika diperlukan

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan oksigenasi yang memadai
Berika tranfusi darah jika diperlukan
Berikan volume ekspander sampai darah tersedia jika
ada indikasi

6. TATALAKSANA AKTIF
Obati penyebab yang mendasar jika memungkinkan
Berikan tranfusi darah jika diperlukan (hct < 40 %)
Periksa adanya reaksi tranfusi : demam > 38C,
takikardi, gawat nafas, hipotensi, merah pada kulit,
darah dan urin
APNEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.43/IIDB/XII/2012 4/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan tgl


Diterbitkan
UMUM DAERAH Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Hentikan tranfusi jika terjadi reaksi
Tangani tranfusi sesuai prosedur
Berikan multivitamin dan asam folat jika dibutuhkan
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.44/IIDB/XII/2 1/4
RUMAH SAKIT 012
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005

Pengertian Alat yang mempertahankan tekanan positif pada jalan


napas bayi saat bernafas spontan

Tujuan Mempertahankan pernapasan bayi

Kebijakan
Keriteria pencapaian
Persiapan
1. Persiapan Alat
2. Persiapan Bahan

Prosedur
1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang penyakit ibu
Tanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Dokumentasikan lama kehamilan
Dokumentasikan cara persalinan (NVD, seksio
sesaria, dengan bantuan alat)
Tanyakan tentang cairan ketuban bercampour
mekonium
Dokumentasikan cara melahirkan
Dokumentasikan nilai apgar
Tanyakan tentang prosedur resusitasi
Tanyakan tentang awitan gawat nafas
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.44/IIDB/XII/2 2/4
012
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait 2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan berat badan lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Pemeriksaan dada : mengamati takipnea, retraksi,
grunting, sianosis, apnea
Menghitung skor downe
Pemeriksaan kardiovaskuler : periksa takikardi,
buruknya perfusi perifer, hipotensi
Periksa distensi abdomen
Pemeriksaan neurologis : terlihat letargi, irritability,
kejang

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan hitung
darah lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
Minta dan interpretasikan serum Na, K, glukosa,
kalsium
Minta dan interpretasikan x-ray dada

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian kembali kapiler dan saturasi O2
Pantau saturasi O2 secara terus menerus
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.44/IIDB/XII/2012 3/4

RUMAH SAKIT Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
UMUM DAERAH Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


OPERASIONAL NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Unit Terkait Sistem pernafasan : amati adanya grunting, retraksi,
kembang kempis hidung, sianosis
CVS : amati adanya perfusi sentral dan perifer
CNS : amati adanya tonus, aktivitas, tanggapan
terhadap stimulasi
Periksa fungsi sistem CPAP
Jaga agar kanula CPAP tidak pernah menyentuh
septum nasal

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Penuhi kriteria yang diperlukan untuk CPAP :
frekuensi nafas >60/menit, grunting menengah
sampai parah, retraksi, saturasi O2 < 93 %,
kebutuhan O2 > 60 %, sering mengalami apnea
Mulai CPAP nasal segera

6. MANAJEMEN AKTIF
Gunakan nasal prong yang ukurannya sesuai

LAKUKAN CPAP DENGAN BENAR


Atur blender untuk mendapatkan FiO2 yang sesuai
Mengatur flow meter pada laju 5-10 liter/menit
Isi alat pengukur kelembaban dengan H2O steril
hingga mencapai jumah yang tepat
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.44/IIDB/XII/20 4/4
RUMAH SAKIT UMUM 12
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.H.Lalu Bahrudin
NIP. 19691011 200312 1 005
Unit Terkait Ukur suhu di 36C
TEMPELKAN CPAP PADA BAYI
Posisikan bayi dengan kepala dinaikkan 30
Menghisap lendir dari mulut ke hidung
Letakkan gulungan kecil dibawah leher atau bahu
bayi
Menggunakan nasal prong tepat
Gunakan pipa orogastrik jika perlu
Gunakan topi yang ukurannya sesuai untuk
memantapkan posisi nasal prongs
Jaga agar kanula CPAP tidak menyentuh septum dan
mengubah posisi bayi setiap 4-6 jam
Kondisi bayi membaik oleh CPAP (secara klinis dan
laboraturis)
7. BAYI BERHASIL DISAPIH DARI CPAP
Turunkan FiO2 2-5 % hingga penurunan mencapai
21 %
Periksa oksimeter pada setiap kali penurunan
Amati adanya gawat nafas
Coba untuk melepas CPAP
Bayi diberi minum saat masih menggunakan CPAP
Mulai ventilasi mekanis menurut pedoman berikut jika
jika CPAP gagal : beri tanda retraksi pada CPAP,
sering apnea dan bradikardi, FiO2 > 60 %, PaCO2 >
60 mmHg, asidosis metabolikmenetap dengan Bd -
10
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
Ensefalopati Iskemik Hipoksik (HIE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.45/IIDB/XII/2 1/4
RUMAH SAKIT 012
UMUM DAERAH
KABUPATEN Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
LOMBOK UTARA Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014

STANDAR
dr.H.Lalu Bahrudin
OPERASIONAL
NIP. 19691011 200312 1 005
PROSEDUR
Pengertian Neonatus dengan gejala sebagai berikut :
1. Asidosis campuran metabolik yang menonjol (pH <
7,0)
2. Skor Apgar 0-3 > 5 menit
3. Manifestasi neurologis neonatus
4. Disfungsi organ multisistem

Tujuan 1. Mencegah kecacatan jangka panjang


2. Mencegah kematian

Kebijakan
Keriteria pencapaian
Persiapan
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
2. TANYAKAN TENTANG KONDISI YANG TERKAIT
DENGAN ASFIKSIA
Kondisi antepartum : toksemia, diabetes,
hipertensi, infeksi, lain lain
Kondisi obstetrik : solusio plasenta, plasenta
previa, tali pusat menumbung, KPD,
oligohidramnion atau polihidramnion,
kehamilan kembar
Kondisi intrapartum : presentasi abnormal,
partus presipitatus atau memanjang, distocia,
kehamilan lewat waktu
Ensefalopati Iskemik Hipoksik (HIE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.45/IIDB/XII/2 2/4
012
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
KABUPATEN Kabupaten Lombok Utara
1 Januari 2014
LOMBOK UTARA

STANDAR dr.H.Lalu Bahrudin


NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Kondisi pospartum atau neonatus : kelahiran
kurang bulan, RDS, SAM, sepsis, anemia,
penyakit hemolitik, kelainan jantung atau paru
3. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
Periksa tanda fital : FJ, frekuensi nafas, suhu,
CRT dan saturasi O2
4. SISTEM PERNAFASAN
Amati warna
Amati frekuensi nafas
Amati apnea
Hitung skor Downe
5. SISTEM CARDIOVASKULER
Periksa denyut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi jantung untuk murmur yang
terdengar jelas
Periksa pulsasi perifer
Amati bercak
6. SISTEM GASTROINTESTINAL
Amati untuk kembung perut
Amati keadaan feses berdarah
Amati adanya ikterus
Amati adanya aspirat lambung kecoklatan
7. RENAL
Amati adanya oliguri
Ensefalopati Iskemik Hipoksik (HIE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.45/IIDB/XII/2 3/4
012

RUMAH SAKIT Diterbitkan


Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
UMUM DAERAH
1 Januari 2014 Kabupaten Lombok Utara
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

dr.H.Lalu Bahrudin
STANDAR NIP. 19691011 200312 1 005
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait Amati adanya hematuri
8. SISTEM SYARAF PUSAT
Amati tingkat kesadaran
Periksa tonus
Periksa reflek
Amati adanya kejang
Periksa fontanela
Periksa pupil
9. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN
YANG SESUAI
WAJIB
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan
hitung darah lengkap dan hitung jenis
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan BUN dan kreatinin
Minta dan interpretsikan elektrolit serum (Na,
K, Ca, Mg)
Minta dan interpretasikan analisis urine
Minta dan interpretasikan sonor kranial
JIKA ADA INDIKASI
Minta dan interpretasikan amonia serum
Minta dan interpretasikan enzim hati (AST,
ALT)
Minta dan interpretasikan analisis gas darah
arteri jika tersedia
Minta dan interpretasikan pungsi lumbal

Ensefalopati Iskemik Hipoksik (HIE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


5.1.45/IIDB/XII/2 4/4
012

Diterbitkan
Diterbitkan tgl Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH 1 Januari 2014 Kab. Lombok Utara
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

STANDAR
OPERASIONAL dr.H.Lalu Bahrudin
PROSEDUR NIP. 19691011 200312 1 005

Unit Terkait Minta dan interpretasikan CXR


Minta dan interpretasikan rontgen kepala dan
spinal, EEG dan CT
10. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital :FJ, frekuensi nafassuhu,
CRT, dan saturasi O2
Lakukan pemeriksaan SSP
Dokumentasikan jumlah urine harian
Minta dan interpretasikan Na, K, BUN,
kreatinin serum
11. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA
Berikan lingkungan suhu netral
Berikan oksigenasi yang memadai
Pertahankan keseimbangan asam basa
Hitung cairan IV yang memadai
12. PENATALAKSANAAN AKTIF
Pertahankan TD
Pertahankan keseimbangan cairan
Pertahankan oksigenasi
Pertahankan keseimbangan asam basa
Mulai inotrop jika diperlukan
Mulai fenobarbital dosis awal 20 mg/kg sampai
40 mg/kgdan kemudian dosis rumatan 5
mg/kg/hari
Jika kejang tidak dikontrol tambahkan fenitoin
: dosis awal 20 mg/kg dan kemudian dosis
rumatan 5 mg/kg/hari
Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik
Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai