DISUSUN OLEH :
1. TUNGGA DEWI
2. SUBHAN
KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER
STIKES PERTAMEDIKA
2019
* Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan
oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital
lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi
pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang
adekuat (Rilantono, 2010)
*
* Resusitasi pada anak yang mengalami gawat nafas
merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh
perawat yang kompeten. Perawat harus dapat
membuat keputusan yang tepat pada saat kritis.
Kemampuan ini memerlukan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
unik pada situasi kritis dan mampu menerapkannya
untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis (Hudak &
Gallo, 2011)
* Kira-kira 10 % bayi baru lahir memerlukan bantuan
untuk memulai pernafasan saat lahir, dan sekitar 1%
saja yang memerlukan resusitasi lengkap mulai dari
pembersihan jalan nafas hingga pemberian obat-obat
darurat.
*
* Apa kriteria bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi? sederhananya,
bahwa setiap menolong bayi baru lahir, ada 5 pertanyaan yang menentukan
apakah resusitasi dibutuhkan :
*
* Kapan Bayi perlu diresusitasi
* Tidak semua bayi baru lahir memerlukan
resusitasi. Tiga hal penting sebagai dasar
mengambil keputusan melakukan resusitasi
lengkap yang harus diperhatikan, antara lain :
1.Pernafasan yang perlu diperhatikan adalah Lihat gerakan
dada naik turunya.
a.Hitunglah jumlah frekuensi pernafasan selama 1 menit
b.Perhatikan dalamnya pernafasan.
c.Jika nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan
perlutindakan, misalnya apneud.
*
2. Persiapan keluarga
Sebelum menolong persalinan, perlu diberitahukan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada
ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh
penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan
melakukan tindakan yang diperlukan.
3. Per siapan Tempat Resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat
resusitasi. Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat
resusitasi hendaknya rata, keras, bersih, dan kering, misalnya meja,
atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk
mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
sumber pemanas (misalnya lampu sorot) dan tidak banyak tiupan
angin (jendela atau pintuyang terbuka). Biasanya digunakan lampu
sorot atau bohlam berdaya 60 wa att atau lampu gas minyak bumi
(petroma k).Nyalakan lampu menjelangkelahiran bayi .
4. Persiapan Alat Resusitasi
*
Cara yang dilakukan adalah :
*
e. Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi :
1)Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan
kering yang baru (disiapkan).
2)Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian
muka dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat
diteruskan.
3)Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
f. Lakukan penilaian bayi. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas
normal, megap-megap atau tidak bernapas.
1)Bila bayi bernapas normal, berikan pada ibunya :
a)Letakan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu bayi.
b)Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya.
2) Bila bayi bernapas atau mengap-mengap segera lakukan tindakan
ventilasi.
2. Melakukan Tindakan Ventilasi Tekanan Positif,
* Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan
sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai
untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan
teratur.
* VTP dilakukan apabila pada penilaian pasca langkah awal didapatkan
salah satu keadaan berikut:
a. Apnu
b.Frekuensi jantung =100 kali/menit.
c. Tetap sianosis sentral walaupun telah diberikan oksigen aliran bebas
Adapun langkah-langkah ventilasi sebagai berikut:
a. Pemasangan sungkup: pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
b. Ventilasi percobaan (2 kali) : lakukan tiuapan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan awal ini
sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai bernapasan dan sekaligus
menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas. Lihat apakah dada bayi mengembang.
c. Bila tidak mengembang
1) Periksa posisi kepala, pastikan posisinya suda benar.
2) Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.
3) Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat /airan atau lendir (isap kembali).
Bila dada mengembang- lakukan tahap berikutnya.
*
1.Resusitasi Berhasil
Resusitasi berhasil : bayi menangis dan bernapas
normal sesudah langkah awal atau sesudah ventilasi,
perlu pemantauan dan dukungan.Resusitasi berhasil
bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali
normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus
otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan asuhan
berikutnya
a. Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah dilakukan. Jawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
b. Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi. Bila ditemukan
kelainan, segera hubungi penolong.
c. Anjurkan ibu segera memberikan ASI kepada bayinya. Bayi dengan gangguan pernapasan perlu
banyak energy. Pemberian ASI segera,dapat memasok energy yang dibutuhkan.
d. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode kangguru)
e. Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan
bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada bayi.
2. Lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir Normal Termasuk
:
a.Anjurkan ibu menyusui sambil membelai bayinya.
b.Berikan vitamin K, antibiotic, salep mata, imunisasi
hepatitis B
2. Lakukan Pemantauan Dengan Seksama Terhadap Bayi Pasca Resusitasi
Selama 2 jam Pertama
a. Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi:
1)Tarik interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas 60 x/mnt
2) Bayi kebiruan atau pucat.
3)Bayi lemas.
a. Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.
b.Jaga agar bayi tetap hangat dan kering.
c. Tunda memandikan bayi hingga 6-24 jam setelah lahir (perhatikan temperatur
tubuh telah normal dan stabil).
4. Bayi Perlu Rujukan
* Resusitasi tidak/kurang berhasil, bayi perlu rujukan yaitu
sesudah ventilasi 2 menit belum bernapas atau bayi sudah
bernapasan tetapi masih megap-megap atau pada
pemantauan ternyata kondisinya makin memburuk. Bila bayi
pasca resusitasi kondisinya memburuk, segera rujukan.
* Tanda-tanda bayi yang memerlukan rujukan sesudah
resusitasi
a. Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali permenit atau lebih dari 60 kali per
menit
b.Adanya retraksi (tarikan) interkostal.
c. Bayi merintih bising napas ekspirasi atau megap-megap (bising napas
inspirasi)
d.Tubuh bayi pucat atau kebiruan
e. Bayi lemas
* Selain sebagai perawat/ bidan jadilah konselor yang dapat membantu
meringankan beban pasien. Berikan penjelasan dengan kalimat yang mudah
dipahami oleh keluarga pasien. Penjelasan apa saja yang harus disampaikan.
* Konseling
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk. Bayi dirujuk bersama ibunya dan
didampingi oleh saudara. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu atau keluarganya.
b. Meminta keluarga untuk meyiapkan sarana trasportasi secepatnya. suami atau salah seorang
anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama perjalanan rujukan.
c. Beritahukan (bila mungkin) ke tempat rujukan yang dituju tentang kondisi bayi dan perkiraan
waktu tiba. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang dirujuk.
d. Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama perjalanan ke tempat
rujukan
5. Asuhan Bayi Baru Lahir Yang Dirujuk
a. Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernapasan), warna kulit,suhu tubuh)
dan catatan medik.
b.Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala bayi dan bayi dalam
posisi “metode kangguru” dengan ibunya. selimuti ibu bersama bayi dalam
satu selimut.
c. Lindungi bayi dari sinar matahari.
d.Jelaskan kepada ibu bahwa sebagainya memberikan ASI segera kepada
bayinya, kecuali pada keadaan gangguan napas, dan kontra indikasi lainnya
6. Asuhan Lanjutan
Merencanakan asuhan lanjutan sesudah bayi pulang
dari tempat rujukkan akan sangat membantu
pelaksanaan asuhan yang diperlukan oleh ibu dan
bayinya sehingga apabila kemudian timbul masalah
maka hal tersebut dapat dikenali sejak dini dan
kesehatan bayi tetap terjaga
7. Jika Resusitasi Tidak Berhasil
a. Resusitasi gagal setelah 20 menit di ventilasi bayi gagal bernapas.
b.Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan makan
hentikan upaya tersebut.
c. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan syaraf
pusat dan kemudian meninggal.
d.Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral yang adekuat secara hati-hati
dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga untuk memahami masalah dan musibah
yang terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan budaya setempat.
Dukungan Moral :
a. Bicaralah dengan ibu dan keluarganya bahwa tindakan resusitasi dan rencana rujukan yang telah
didiskusikan sebelumnya ternyata belum memberi hasil seperti yang diharapkan.
b. Minta mereka untuk tidak larutan dalam kesedihan sel seluruh kemampuan dan upaya dari
penolong ( dan fasilitas rujukan) telah diberikan dan hasil yang buruk juga sangat disesalkan
bersama, minta agar ibu dan keluarga untuk tabah dan memikirkan pemulihan kondisiibu.
c. Berikan jawaban yang memuaskan terhadap setiap pertanyaan yang diajukan ibu dan keluarganya
d. Minta keluarga ikut membantu pemberian asuhan lanjutan bagi ibu dengan memperhatikan nilai
budaya dan kebiasaan setempat.
e. Tunjukan kepedulian atas kebutuhan mereka. Ajarakan apa yang selanjutnya
dapat dilakukan terhadap bayi yang telah meninggal.
f. Ibu mungkin merasa sedih atau bahkan menangis. Perubahan hormone saat
pasca persalinan dapat menyebabkan perasaan ibu menjadi sangat sensitive,
terutama jika bayinya meninggal.
g. Bila ibu ingin mengungkapkan perasaannya, minta ia berbicara dengan orang
paling dekat atau penolong.
h. Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa ibu perlu beristirahat, dukungan
moral dan makanan bergizi. Sebaiknya ibu tidak mulai bekerja kembali dalam
waktu dekat.
*
a.Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat I
1)Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif
2)Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
3)Resiko tinggi infeksi atau inflamasi
4)Resiko tinggi trauma lahir
5)Perubahan proses keluarga
6)Kurang pemahaman keluarga tentang ASI eksklusif.
*
b. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat II
1) Pola nafas tidak efektif
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif
3) Gangguan perfusi jaringan serebral
4) Termoregulasi tidak efektif
5) Gangguan intake nutrisi kurang dari kebutuhan
6) Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan
7) Resiko tinggi terjadi kern ikterik
8) Resiko tinggi gangguan integritas kulit
9) Infeksi sekunder
10)Nyeri
11)Perubahan proses keluarga
12)Antisipasi berduka
c. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat III
1)Gangguan pertukaran gas
2)Gangguan keseimbangan asam basa
3)Resiko tinggi/aktual gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4)Gangguan perfusi jaringan
5)Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
6)Resiko tinggi/aktual terjadi perubahan mukosa mulut
7)Resiko tinggi/aktual tidak berespon terhadap ”weaning ventilator”
8)Resiko tinggi injuri : luka, perdarahan, pneumothorax akibat penggunaan alat
9)Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit anak dan kebutuhan pengobatan
10)Kehilangan dan berduka
a.Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat I
1)Melakukan resusitasi neonatus baru lahir
2)Menilai masa gestasi
3)Mencegah kehilangan panas pada neonates
4)Melaksanakan manajemen laktasi
5)Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
6)Melakukan pemantauan kondisi klien
7)Melakukan dokumentasi setelah melakukan tindakan keperawatan.
*
b. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat II
1) Melaksanakan tindakan keperawatan pada tingkat I
2) Merawat neonatus dalam incubator
3) Melakukan tindakan kolaboratif : memberi oksigen dengan metode nasal kanul, head box, CPAP,
infus intravena perifer, obat injeksi, nutrisi parenteral
4) Melakukan pengukuran Saturasi oksigen
5) Melakukan penilaian dan pemantauan status neurologis
6) Menghitung keseimbangan cairan
7) Memasang alat dan memantau neonatus yang mendapat terapi sinar
8) Menyiapkan tindakan tranfusi tukar
9) Menangani kegawatdaruratan neonates
10)Melakukan bimbingan antisipasi berduka
c. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat III
1)Melaksanakan tindakan keperawatan pada tingkat I dan II
2)Mengoperasikan alat monitoring kardio respirasi
3)Memantau nilai parameter pada monitoring kardio respirasi dan menganalisanya
4)Menyiapkan dan merawat neonatus untuk pemasangan UAC (Umbilical Arteri
Catheter), UVC (Umbilical Vena Catheter), artery line, long line, TPN,
5)Memantau kondisi klien selama dan sesudah tindakan tranfusi tukar
6)Melakukan perawatan neonatus yang menggunakan CPAP dan ventilator
7)Melakukan bronchial washing
8)Memberikan obat inotropik dan sedatif sesuai program terapi
9)Melakukan bimbingan proses kehilangan dan berduka.
*DAFTAR PUSTAKA
*
*Aminullah Asril. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
pustaka Sarwono Prawiroharjo
*Effendi Nasrul.2012. Pengantar Proses Keperawatan. ECG : Jakarta.
*Manuaba, Ida Bagus Gde. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC
*Talbot Laura A.2007, Pengkajian Keperawatan,EGC : Jakarta
Terimakasih…