Lakukan penilaian usia kehamilan dan air ketuban sebelum bayi lahir.
Segera setelah lahir, sambil meletakkan dan menyelimuti bayi di atas perut ibu atau dekat
perineum
Lakukan penilaian cepat usaha napas dan tonus otot.
Penilaian menjadi dasar keputusan perlu tidaknya resusitasi.
Nilai skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk tindakan resusitasi.
Penilaian kondisi BBL harus dilakukan segera sehingga keputusan resusitasi tidak
didasarkan penilaian APGAR ; skor APGAR dapat dipakai untuk menilai kemajuan BBL
pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran.
Penatalaksanaan Resusitasi Neonatal
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan terpilih
harus segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi. Pemotongan tali pusat
dapat dilakukan saat bayi di atas perut ibu atau dekat perineum.
Jaga Bayi Letakan bayi di atas kain ke-1 yang ada diatas perut ibu atau sekitar 45 cm dari
Tetap perineum
Hangat Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan perut tetap terbuka,
potong tali pusat
Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 ke atas kain ke-2 yang telah
digelar di tempat resusitasi
Jaga bayi tetap diselimuti dengan wajah dan dada terbuka dan di bawah
pemancar panas (infant warmer)
Isap Lendir Gunakan alat penghisap lendir DeLee dengan cara sebagai berikut :
Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung (jika menggunakan
balon karet atau bulb syringe, tekan balon di luar, baru masukkan ke
mulit/hidung dan lepaskan tekanan sambil menarik penghisap ke luar)
Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar. TIDAK pada awal
waktu memasukkan Jangan lakukan penghisapan terlalu dalam yaitu jangan
lebih dari 5cm ke dalam mulut karena dapat menekan pleksus parasimpatis di
orofaring sehingga menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau
bayi tiba-tiba berhenti bernapas. Untuk hidung, jangan melewati cuping
hidung.
Jika dengan bola karet penghisap lakukan dengan cara sbb:
Tekan bola di luar mulut dan hidung
Masukkan ujung penghisap ke mulut dan lepaskan tekanan bola (lendir akan
terhisap)
Untuk hidung, masukkan ke dalam lubang sampai cuping hidung dan lepaskan
Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir Jika Air Ketuban Bercampur Mekonium
Langkah-langkah tersebut pada prinsipnya sama dengan pada bayi yang air
ketubannya tidak bercampur mekonium. Jika pada penilaian didapatkan
ayi megap-megap/tidak bernapas, harus dilakukan pembersihan dan
penghisapan lendir di mulut.
Keringkan Bayi dan Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai dari muka, kepala dan bagian
Rangsan Taktil tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Tekanan ini dpaat merangsang
BBL mulai bernapas.
Rangsang taktil berikut dapat juga dilakukan untuk merangsang BBL
mulai bernapas :
- Menepuk/ menyentil telapak kaki, atau
- Menggosok punggung/ perut/ dada/ tungkai bayi dengan telapak
tangan
Ganti kain ke-1 yang telah basah dengan kain ke-2 yang kering
dibawahnya.
Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan
dada agar bisa memantau pernapasan bayi.
Atur kembali posisi Atur kembali posisi kepla bayi menjadi posisi menghidu.
Kepala Bayi
Lakukan Penilaian Lakukan penilaian bayi apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas
Bayi atau megap-megap
Jika bayi bernapas normal : lakukan asuhan pascaresusitasi
Jika bayi megap=megap atau tidak bernapas : mulai lakukan ventilasi
bayi.
TAHAP II : VENTILASI
Langkah - Langkah
Pasang Sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
Ventilasi 2 kali
Lakukan remasan pada balon/tiupan pada tabung dengan tekanan 30 cm air.
Remasan awal balon dan sungkup atau tiupan awal tabung dan sungkup penting
untuk menguji apakah jalan napas bayi terbuka dan membuka alveoli paru agar bayi
bisa mulai bernapas
Lihat apakah dada bayi mengembang
Saat melakukan remasan atau tiupan, perhatikan apakah dada bayi mengembang
dengan adekuat.
- jika tidak mengembang:
periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor
- Periksa posisi kepala, pastikan kepala pada posisi menghidu
- Periksa cairan atau lendir mulut. Jika ada lendir atau cairan lakukan penghisapan
- Lakukan remasan atau tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm air, jika dada
mengembang, lakukan tahap berikutnya.
Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
Remas balon atau tiup tabung reusitasi sebanyak 20-30 kali, dalam 30 detik, dengan
tekanan 20 cm air mulai bernapas spontan atau menangis.
Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau peremasan, steelah 30 detik
lakukan penilaian ulang napas.
- Jika bayi mulai bernapas normal/tidk megap-megap dan atau tidak menangis,
hentikan ventilasi bertahap
Lihat dinding dada bawah apakah ada retraksi
Hitung frekuesni napas per menit
- Jika bernapas > 40 permenit dan tidak ada retraksi berat ;
Jangan ventilasi lagi
Letakkan bayi untuk kontak kulit bayi-ibu pada dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
Pantau setiap 15 menit untuk pernapasan dan kehangatan Jangan tinggalkan bayi
sendiri.
Lakukan asuhan pascaresusitasi
- Jika bayi megap=megap atau tidak bernapas, lanjutkan ventilasi
Ventilasi, setiap 30 detik, lakukan penilaian ulang napas
Lanjutkan penilaian ulang napas.
Setiap 30 detik, lakukan penilaian napas, kemudian lakukan penilaian ulang bayi
apakah bernapas, tidak bernapas atau megap-megap
- Jika bayi mulai bernapas normal/ tidak megap-megap dan atau menangis, hentikan
ventilasi bertahap, kemudian lakukan asuhan pascaresusitasi
- Jika bayi megap-megap/ tidak bernapas, teruskan ventilasi 20-30 kali dalam 30
detik, kemudian lakukan penilaian ulang napas setiap 30 detik.
Lanjutkan ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut jantung
Lakukan ventilasi 20-30 kali dalam 30 detik, dengan pengembangan dada yang
adekuat
Setiap 30 detik, nilai ulang napas dan nilai denyut jantung
- Jika dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar, lanjutkan ventilasi selama 10
menit. Hentikan resusitasi jika denyut jantung tetap tidak terdengar, jelaskan
kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan. Bayi yang
mengalami henti jantung lebih dari 10 menit kemungkinan besar mengalami
kerusakan otak yang permanen.
TAHAP III : ASUHAN PASCA RESUSITASI
ASUHAN PASCARESUSITASI
Asuhan pascaresusitasi diberikan sesuai dengan keadaan BBL setelah menerima tindakan
resusitasi dan dilakukan pada keadaan:
resusitasi berhasil : bayi menangis dan atau bernapas normal sesuai langkah awal atau
sesudah ventilasi
resusitasi belum/ kurang berhasil : bayi perlu rujukan yaitu sesudah resusitasi 2 menit
belum bernapas atau megap-megap atau pada pemantauan lanjut didapatkan
kondisinya memburuk.
Resusitasi tidak berhasil : sesudah resusitasi dilakukan lebih dari 10 menit dihitung dari
detak jantung 0.
RESUSITASI BERHASIL
Ajari ibu dan atau keluarga untuk membantu bidan menilai keadaan bayi. Jelaskan mengenai
pemantauan BBL dan bagaimana memperoleh pertolongan segera jika bayi mengalami masalah.
Pemantauan dann perawataan tali pusat
Memantau perdarahan tali pusat, jika ikatan lepas, lakukan perbaikan (oleh bidan)
Menjelaskan perawtaan talipusat yang benar kepada ibu dan atau keluarga
Pencegahan hipotermi
Membaringkan bayi dalam ruangan < 25°C bersama ibunya
Mendekap bayi (kontak kulit bayi – ibu – asuhan metode kangguru (sesering
mungkin)
Menunda memandikan bayi sampai dengan 6-24 jam dan bayi stabil
Menimbang berat badan bayi yang terselimuti (BB : berat total dikurang kurangi
berat selimut)
Menjaga bayi tetap hangat selama pemeriksaan, buka sebagian selimut yang
menutupi bayi.
Pemberian Vit K1
Memberikan suntikan vitamin k1 1 mg intramuskular dipaha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL
Pencegahan infeksi
Memberikan salp/tetes mata antibiotika
Memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuskular dipaha kanan, 1 jam
setelah pemberian vit k1
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bayi pasca resusitasi harus lebih hati-hati. Pemeriksaan awal
diutamakan pada pemeriksaan pernapasan dan jantung, dilanjutkan, pemantauan tanda
bahaya. Pemeriksaan lengkap sebaiknya dilakukan dalam 24 jam dan setelah bayi stabil