BARU LAHIR
Oleh :
Dr. H. Alip Yanson, MARS
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Di dalam setiap persalinan, penolong harus
selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat
menghindarkan kehilangan waktu yang sangat
berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya
beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir
dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau
meninggal.
Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan
keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta
persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk
membantu kelancaran persalinan dan melakukan
tindakan yang diperlukan.
Persiapan Tempat Resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan
tempat resusitasi. Gunakan ruangan yang hangat dan
terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas
tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi
kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber
pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan
angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya
digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60 watt atau
lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu
menjelang kelahiran bayi.
Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan,
siapkan juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai,
yaitu:
1. 2 helai kain/handuk
2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain,
kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm
dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
3. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
5. Kotak alat resusitasi.
6. Jam atau pencatat waktu.
Penilaian Segera
Segera setelah lahir, letakkan bayi di perut bawah ibu atau dekat perineum
(harus bersih dan kering). Cegah kehilangan panas dengan menutupi tubuh
bayi dengan kain/handuk yang telah disiapkan sambil melakukan penilaian
dengan menjawab 2 pertanyaan:
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu
resusitasi, segera lakukan tindakan yang diperlukan. Penundaan pertolongan
dapat membahayakan keselamatan bayi. Jepit dan potong tali pusat dan
pindahkan bayi ke tempat resusitasi yang telah disediakan. Lanjutkan
dengan langkah awal resusitasi
PENILAIAN
Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah:
Apakah air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) pada
presentasi kepala.
Segera setelah bayi lahir:
Apakah bayi menangis, bernapas spontan dan tertatur, bernapas
megap-megap atau tidak bernapas
Apakah bayi lemas atau lunglai
KEPUTUSAN
Putuskan perlu dilakukan tindakan resusitasi apabila:
1. Air ketuban bercampur mekonium.
2. Bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap.
3. Bayi lemas atau lunglai
TINDAKAN
Segera lakukan tindakan apabila:
Bayi tidak bernapas atau megap-megap atau lemas:
Lakukan langkah-langkah resusitasi BBL.
Langkah-langkah Resusitasi BBL
1. Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah
dilakukan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan.
2. Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh
bayi. Bila ditemukan kelainan, segera hubungi penolong.
3. Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya. Bayi dengan
gangguan pernapasan perlu banyak energi. Pemberian ASI segera,
dapat memasok energi yang dibutuhkan.
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan
dengan metode Kangguru).
5. Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan
segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada bayi.
Lakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk:
1. Anjurkan ibu menyusukan sambil membelai bayinya
2. Berikan Vitamin K, antibiotik salep mata, imunisasi hepatitis B
Lakukan pemantuan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2
jam pertama:
Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi :
1. Tarikan interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas <> 60 x per
menit.
2. Bayi kebiruan atau pucat.
3. Bayi lemas.
Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.
Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering.
Tunda memandikan bayi hingga 6 – 24 jam setelah lahir (perhatikan
temperatur tubuh telah normal dan stabil).
Bayi perlu rujukan
Bila bayi pascaresusitasi kondisinya memburuk, segera rujuk ke fasilitas rujukan.
Tanda-tanda Bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi
1. Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per
menit
2. Adanya retraksi (tarikan) interkostal
3. Bayi merintih (bising napas ekspirasi) atau megap- megap (bising napas inspirasi)
4. Tubuh bayi pucat atau kebiruan
5. Bayi lemas
Konseling
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk. Bayi dirujuk
bersama ibunya dan didampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan
ibu atau keluarganya.
2. Minta keluarga untuk menyiapkan sarana transportasi secepatnya. Suami atau
salah seorang anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama
perjalanan rujukan.
3. Beritahukan (bila mungkin) ke tempat rujukan yang dituju tentang kondisi bayi
dan perkiraan waktu tiba. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang
dirujuk.
4. Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama perjalan
ke tempat rujukan.
Asuhan bayi baru lahir yang dirujuk
1. Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernapasan,
warna kulit, suhu tubuh) dan catatan medik.
2. Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala
bayi dan bayi dalam posisi “Metode Kangguru” dengan
ibunya. Selimuti ibu bersama bayi dalam satu selimut.
3. Lindungi bayi dari sinar matahari.
4. Jelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI
segera kepada bayinya, kecuali pada keadaan gangguan
napas, dan kontraindikasi lainnya
Asuhan lanjutan
Merencanakan asuhan lanjutan sesudah bayi pulang dari
tempat rujukkan akan sangat membantu pelaksanaan
asuhan yang diperlukan oleh ibu dan bayinya sehingga
apabila kemudian timbul masalah maka hal tersebut dapat
dikenali sejak dini dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Resusitasi tidak berhasil
Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit
tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan
upaya tersebut. Biasanya bayi akan
mengalami gangguan yang berat pada
susunan syaraf pusat dan kemudian
meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan
dukungan moral yang adekuat Secara hati-
hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga
untuk memahami masalah dan musibah yang
terjadi serta berikan dukungan moral sesuai
adat dan budaya setempat.
Dukungan moral
Bicaralah dengan ibu dan keluarganya bahwa tindakan resusitasi dan
rencana rujukan yang telah didiskusikan sebelumnya ternyata belum
memberi hasil seperti yang diharapkan. Minta mereka untuk tidak
larut dalam kesedihan, seluruh kemampuan dan upaya dari
penolong (dan fasilitas rujukan) telah diberikan dan hasil yang
buruk juga sangat disesalkan bersama, minta agar ibu dan keluarga
untuk tabah dan memikirkan pemulihan kondisi ibu. Berikan
jawaban yang memuaskan terhadap setiap pertanyaan yang diajukan
ibu dan keluarganya. Minta keluarga ikut membantu pemberian
asuhan lanjutan bagi ibu dengan memperhatikan nilai budaya dan
kebiasaan setempat. Tunjukkan kepedulian atas kebutuhan mereka.
Bicarakan apa yang selanjutnya dapat dilakukan terhadap bayi yang
telah meninggal.
Ibu mungkin merasa sedih atau bahkan menangis. Perubahan
hormon saat pascapersalinan dapat menyebabkan perasaan ibu
menjadi sangat sensitif, terutama jika bayinya meninggal. Bila ibu
ingin mengungkapkan perasaannya, minta ia berbicara dengan orang
paling dekat atau penolong. Jelaskan pada ibu dan keluarganya
bahwa ibu perlu beristirahat, dukungan moral dan makanan bergizi.
Sebaiknya ibu tidak mulai bekerja kembali dalam waktu dekat.
Asuhan lanjutan bagi ibu
Payudara ibu akan mengalami pembengkakan dalam 2-3
hari. Mungkin juga timbul rasa demam selama 1 atau 2
hari. Ibu dapat mengatasi pembengkakan payudara dengan
cara sebagai berikut:
1. Gunakan BH yang ketat atau balut payudara dengan
sedikit tekanan menggunakan selendang /kemben/kain
sehingga ASI tidak keluar.
2. Jangan memerah ASI atau merangsang payudara.
Asuhan tindak lanjut: kunjungan ibu nifas
Anjurkan ibu untuk kontrol nifas dan ikut KB secepatnya
(dalam waktu 2 minggu). Ovulasi bisa cepat kembali
terjadi karena ibu tidak menyusukan bayi. Banyak ibu yang
tidak menyusui akan mengalami ovulasi kembali setelah 3
minggu pasca persalinan. Bila mungkin, lakukan asuhan
pascapersalinan di rumah ibu.
Asuhan tindak lanjut pascaresusitasi
Sesudah resusitasi, bayi masih perlu asuhan lanjut yang diberikan
melalui kunjungan rumah. Tujuan asuhan lanjut adalah untuk
memantau kondisi kesehatan bayi setelah tindakan resusitasi.
Kunjungan rumah (kunjungan neonatus 0 – 7 hari) dilakukan sehari
setelah bayi lahir. Gunakan algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) untuk melakukan penilaian, membuat klasifikasi,
menentukan tindakan dan pengobatan serta tindak lanjut. Catat
seluruh langkah ke dalam formulir tata laksana bayi muda 1 hari – 2
bulan.
1. Bila pada kunjungan rumah (hari ke 1) ternyata bayi termasuk
dalam klasifikasi merah maka bayi harus segera dirujuk.
2. Bila termasuk klasifikasi kuning, bayi harus dikunjungi kembali pada
hari ke 2.
3. Bila termasuk klasifikasi hijau, berikan nasihat untuk perawatan bayi
baru lahir di rumah.
Untuk kunjungan rumah berikutnya (kunjungan neonatus 8 – 28 hari),
gunakan juga algoritma MTBM.
Bayi Aman bila IBU nya:
TAK MEMILIKI KEKHAWATIRAN
MENGENAI PERILAKU BAYINYA
MEMEGANG DAN BERBICARA DENGAN
BAYI DENGAN PENUH KASIH SAYANG
MENGETAHUI TANDA-TANDA BAHAYA
DAN UPAYA APA YANG HARUS
DILAKUKAN
Langkah-langkah Resusitasi Bayi Baru Lahir
dengan Air Ketuban Bercampur Mekonium