Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN

PROGRAM PENINGKATAN INDIKATOR MUTU INSTALASI KEBIDANAN

I. PENDAHULUAN
Mutu pelayanan merupakan faktor yang esensial dalam seluruh operasional sebuah Rumah
Sakit. Langkah awal dalam melakukan proses manajemen mutu adalah penetapan indikator mutu
kunci. Indikator mutu kemudian akan dimonitoring secara berkala dan menjadi parameter untuk
mengukur dan menilai suatu pelayanan yang tujuan akhirnya adalah kepuasan pelanggan.
Agar mampu memuaskan pelanggannya, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin mutu di semua tingkatan. Kinerja rumah sakit secara nyata dapat diukur dengan memakai
indikator pengukur mutu pelayanan rumah sakit yang semuanya tertuang dalam Permenkes No 129
tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Upaya peningkatan mutu di RS AR Bunda Prabumulih meliputi semua bidang pelayanan yang
ada dan harus dilakukan secara terencana, terpadu (integrated) dan berkesinambungan (Continous
improvement) di semua bidang pelayanan termasuk pelayanan di Instalasi Kebidanan.

II. LATAR BELAKANG


Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih merupakan rumah sakit tumbuh kembang yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan visi menjadi Rumah
Sakit yang mandiri dengan pelayanan yang berkualitas, profesional, efektif, efisien. Oleh karena itu,
untuk mencapai visi Rumah Sakit yang sudah ditetapkan bersama ini, seluruh pelayanan di RS AR
Bunda Prabumulih mempunyai indikator keberhasilan yang harus dicapai, tidak terkecuali di Instalasi
Kebidanan.
Tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan serta fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya
seperti ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol layanan pendukung lainnya yang semoga
saja menjadi suatu yang efektif serta efisien untuk menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu
tinggi. Mutu pelayan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam
praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat
multidimensional. Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu
kepuasan bersifat subjektif. Setiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun
pelayanan kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar.
Dalam upaya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan perlu dilakukan
suatu penilaian mutu pelayanan kebidanan dengan menggunakan indikator mutu pelayanan kebidanan.
Berdasarkan Permenkes 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, ada
beberapa indikator tentang pelayanan rawat inap dan persalinan & perinatolgi (kecuali Rumah Sakit
khusus di luar Rumah Sakit ibu dan anak ), yaitu:

1
1. Pelayanan Rawat Inap
a. Pemberi pelayanan rawat inap
b. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap
d. Jam visite dokter spesialis
e. Kejadian infeksi pasca operasi
f. Angka kejadian infeksi nosokomial
g. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
h. Kematian Pasien > 48 Jam
i. Kejadian pulang paksa
j. Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS

2. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit khusus di luar Rumah Sakit ibu dan anak)
a. Kejadian kematian ibu karena persalinan dengan perdarahan, pre-eklampsia dan sepsis
b. Pemberi pelayanan persalinan normal
c. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
d. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
e. Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
f. Pertolongan persalinan melalui sectio cesaria
g. Keluarga Berencana Mantap
h. Konseling KB Mantap
i. Kepuasan pelanggan

III. TUJUAN
Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan kebidanan yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit.

Tujuan Khusus
1. Menjamin pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang bermutu
2. Mengevaluasi capaian indikator mutu pelayanan kebidanan di Rumah Sakit AR Bunda
Prabumulih.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan peningkatan mutu pelayanan kebidanan RS AR Bunda
Prabumulih adalah sebagai berikut :
 Pemilihan indikator mutu pelayanan kebidanan (Permenkes No 129 tahun 2008)
 Penyusunan profil indikator mutu pelayanan kebidanan
 Pembuatan formulir pengukuran indikator mutu

2
 Analisa data indikator mutu
 Pencatatan dan pelaporan

V. CARA MELAKSAKAN KEGIATAN


1. Pemilihan indikator mutu pelayanan kebidanan (Permenkes No 129 tahun 2008)
 Download Permenkes No 129 tahun 2008
 Meresmikan indikator mutu pelayanan kebidanan RS AR Bunda Prabumulih dalam keputusan
Direktur
 Sosialisasi indikator mutu pelayanan kebidanan yang harus dicapai kepada Pimpinan serta
seluruh staf Instalasi Kebidanan RS AR Bunda Prabumulih
2. Penyusunan profil indikator mutu pelayanan kebidanan
 Membuat kamus indikator mutu pelayanan kebidanan
 Sosialisasi kamus indikator mutu pelayanan kebidanan kepada seluruh staf Instalasi
Kebidanan RS AR Bunda Prabumulih
3. Pembuatan formulir pengukuran indikator mutu
 Membuat formulir pengukuran indikator mutu pelayanan kebidanan
 Sosialisasi formulir pengukuran indikator mutu pelayanan kebidanan kepada seluruh staf
Instalasi Kebidanan RS AR Bunda Prabumulih
4. Analisa data indikator mutu
 Mengumpulkan data/formulir rekap pengukuran indikator mutu pelayanan kebidanan
 Menganalisa data indikator mutu pelayanan kebidanan
5. Pencatatan dan pelaporan data
 Mencatat rekapitulasi indikator mutu pelayanan kebidanan
 Membuat analisa evaluasi indikator mutu pelayanan kebidanan
 Melaporkan data indikator mutu pelayanan kebidanan bersamaan dengan laporan bulanan
Instalasi Kebidanan
 Melakukan evaluasi mutu pelayanan kebidanan berdasarkan capaian indikator

VI. SASARAN
No Rincian Kegiatan Sasaran
1 Pemilihan indikator mutu pelayanan Tergambarnya indikator mutu pelayanan
kebidanan (Permenkes NO 129 tahun 2008) kebidanan yang akan dicapai
2 Penyusunan profil indikator mutu pelayanan Ada kamus indikator mutu pelayanan
kebidanan kebidanan dan mudah diakses oleh seluruh
staf Instalasi Kebidanan
4 Pembuatan formulir pengukuran indikator Ada formulir rekapitulasi indikator mutu
mutu

3
5 Analisa data indikator mutu Ada analisa data indikator mutu pelayanan
kebidanan
6 Pencatatan dan pelaporan data Ada catatan dan laporan hasil analisa
capaian indikator mutu pelayanan
kebidanan setiap tiga bulan (triwulan)

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemilihan indikator mutu √
pelayanan kebidanan
(Permenkes NO 129 tahun
2008)
2 Penyusunan profil √
indikator mutu pelayanan
kebidanan
4 Pembuatan formulir √
pengukuran indikator
mutu
5 Analisa data indikator √ √ √ √
mutu
6 Pencatatan dan pelaporan √ √ √ √
data

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Semua kegiatan didokumentasikan secara tertulis dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Rekapitulasi data sesuai dengan indikator- indikator yang telah ditetapkan setiap bulan.
2. Kepala Instalasi Kebidanan melakukan analisa data dan membuat laporan capaian indikator
mutu pelayanan Instalasi Kebidanan setiap bulan.
3. Kepala Instalasi Kebidanan melakukan evaluasi dan pelaporan capaian indikator mutu
pelayanan Instalasi Kebidanan kepada Direktur Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih setiap
triwulan secara periodik bersama dengan laporan program kerja unit.

Prabumulih, Januari 2016


Kepala Instalasi Kebidanan

Rita Ervina, AM.Keb

4
LAPORAN KEGIATAN
PROGRAM PENINGKATAN INDIKATOR MUTU INSTALASI KEBIDANAN

I. PENDAHULUAN
Mutu pelayanan merupakan faktor yang esensial dalam seluruh operasional sebuah Rumah
Sakit. Langkah awal dalam melakukan proses manajemen mutu adalah penetapan indikator mutu
kunci. Indikator mutu kemudian akan dimonitoring secara berkala dan menjadi parameter untuk
mengukur dan menilai suatu pelayanan yang tujuan akhirnya adalah kepuasan pelanggan.
Agar mampu memuaskan pelanggannya, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin mutu di semua tingkatan. Kinerja rumah sakit secara nyata dapat diukur dengan memakai
indikator pengukur mutu pelayanan rumah sakit yang semuanya tertuang dalam Permenkes No 129
tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Upaya peningkatan mutu di RS AR Bunda Prabumulih meliputi semua bidang pelayanan yang
ada dan harus dilakukan secara terencana, terpadu (integrated) dan berkesinambungan (Continous
improvement) di semua bidang pelayanan termasuk pelayanan di Instalasi Kebidanan.

II. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih merupakan rumah sakit tumbuh kembang yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan visi menjadi Rumah
Sakit yang mandiri dengan pelayanan yang berkualitas, profesional, efektif, efisien. Oleh karena itu,
untuk mencapai visi Rumah Sakit yang sudah ditetapkan bersama ini, seluruh pelayanan di RS AR
Bunda Prabumulih mempunyai indikator keberhasilan yang harus dicapai, tidak terkecuali di Instalasi
Kebidanan.

Tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan serta fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya
seperti ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol layanan pendukung lainnya yang semoga
saja menjadi suatu yang efektif serta efisien untuk menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu
tinggi. Mutu pelayan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam
praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat
multidimensional. Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu
kepuasan bersifat subjektif. Setiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun
pelayanan kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar.
Dalam upaya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan perlu dilakukan
suatu penilaian mutu pelayanan kebidanan dengan menggunakan indikator mutu pelayanan kebidanan.
Berdasarkan Permenkes 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Sakit, ada
beberapa indikator tentang pelayanan rawat inap dan persalinan &perinatolgi (kecuali Rumah Sakit
khusus di luar Rumah Sakit ibu dan anak ), yaitu:

5
1 Pelayan Rawat Inap

a. Pemberi pelayanan rawat inap


b. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap
d. Jam visite dokter spesialis
e. Kejadian infeksi pasca operasi
f. Angka kejadian infeksi nosokomial
g. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
h. Kematian Pasien > 48 Jam
i. Kejadian pulang paksa
j. Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS

2. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit khusus di luar Rumah Sakit ibu dan anak)
a. Kejadian kematian ibu karena persalinan dengan perdarahan, pre-eklampsia dan sepsis
b. Pemberi pelayanan persalinan normal
c. Pemberi pelayanan perslinan dengan penyulit
d. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
e. Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
f. Pertolongan persalinan melalui sectio cesaria
g. Keluarga berencana mantap
h. Konseling KB mantap
i. Kepuasan pelanggan

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan kebidanan yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
3. Menjamin pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang bermutu
4. Mengevaluasi capaian indikator mutu pelayanan kebidanan di Rumah Sakit AR Bunda
Prabumulih.

IV. PROFIL INDIKATOR MUTU PELAYANAN INSTALASI KEBIDANAN

Adapun profil indikator mutu pelayanan Instalasi Kebidanan RS AR Bunda Prabumulih adalah
sebagai berikut:

6
A. PELAYANAN RAWAT INAP

1. Pemberi pelayanan rawat inap


Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat yang
kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan diruang rawat
inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat inap
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin
kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

3. Ketersediaan pelayanan rawat inap


Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah
sakit
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan tirah
baringdi rumah sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan
spesifikasi rumah sakit tsb.
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap

7
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah (kecuali
rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb)
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

4. Jam visite dokter spesialis


Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja
sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan
14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
yang disurvey
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

5.Kejadian infeksi pasca operasi


Judul Kejadian infeksi pasca operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang
bersih sesuai standar
Definisi Operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua
kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit
yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan
(tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

6. Angka kejadian infeksi nosokomial


Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialamioleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumah sakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi tiap bulan

8
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu
bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian


Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat baik
akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat
kecacatan atau kematian
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien
yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

8. Kematian Pasien > 48 Jam


Judul Kematian Pasien > 48 Jam
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman
dan efektif
Definisi Operasional Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode
48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 0,24 % ≤ 2,4/1000 (internasional) (NDR ≤ 25/1000, Indonesia)
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

9. Kejadian pulang paksa


Judul Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien
sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan

9
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤5%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

10. Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat Inap bagi pasein tuberkulosis dengan
strategi DOTS
Definisi Pelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
Operasional tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus
melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus
menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis
yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi
DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di rumah sakit
dalam waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

B. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI (KECUALI RUMAH SAKIT KHUSUS DI LUAR


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK)

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan


Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan, pre eklamsia,
operasional eklampsia, partus lama dan sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala
persalinan dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua,
pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda,
yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
- Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati
- Oedem tungkai

Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau
penurunan kesadaran.

10
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi,
persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau
penolong.
Partus lama adalah…..
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan, pre-
eklampsia/eklampsia dan sepsis
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan, pre-
eklampsia/eklampsia dan sepsis.
Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar Pendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis < 0,2%
Penanggung jawab Komite medik

2. Pemberi pelayanan persalinan normal


Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter umum
operasional terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan
normal) dan bidan yang memberikan pertolongan persalinan normal.
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan normal.
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Komite mutu

3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit


Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK yang
operasional terdiri dari dokter Sp,OG, dengan dokter umum dan bidan (perawat yang
terlatih).
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan dan perawat terlatih.
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian dan rekam medis
Standar Tersedia
Penanggung jawab Komite mutu

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi


Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan operasi oleh tenaga yang
kompeten
Definisi Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi adalah dokter Sp,OG,
operasional dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

11
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi
yang memberikan pertolongan persalinan dengan tindakan operasi.
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang melayani persalinan dengan tindakan operasi
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Komite mutu

5. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr


Judul Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr-2500 gr
operasional
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung jawab Komite medik/Komite mutu

6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria


Judul Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan
efisien.
Definisi Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal
operasional baik elektif maupun emergensi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar < 100%
Penanggung jawab Komite mutu

7. Keluarga Berencana Mantap


Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi Keluarga berencana yang menggunakan metode operasi yang aman dan
operasional sederhana pada alat reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan
fertilitas oleh tenaga yang kompeten
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis pelayanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB
Sumber data Rekam medik dan laporan KB rumah sakit
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data

12
8. Keluarga Berencana Mantap
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih untuk mendapatkan
operasional pilihan pelayanan KB mantap yang sesuai dengan pilihan status kesehatan
pasien.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB mantap
Sumber data Laporan unit layanan KB
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data

9. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan persalinan.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu

13
A. LAPORAN KEGIATAN CAPAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN INSTALASI KEBIDANAN
Berikut ini laporan kegiatan capaian indikator mutu pelayanan Instalasi Kebidanan pada trimester ke IV ( Oktober-Desember 2016).
a. Pelayanan Rawat Inap
No Judul Indikator Mutu Formula Capaian Indikator Analisa dan Tindak Lanjut

1 Dokter Penanggung Jumlah pasien dalam satu Berdasarkan grafik capaian


Jawab Pasien Rawat inap bulan yang mempunyai dokter 120% indikator disamping, dapat
sebagai penanggung jawab 100% disimpulkan bahwa pada
80% trimester ke IV ( Oktober-
Jumlah seluruh pasien rawat 60% Desember), indikator dokter
inap dalam satu bulan 40% penanggung jawab pasien rawat
20% inap telah memenuhi standar
0% yang ditetapkan oleh Pemerintah
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER yaitu 100 %.
Rencana Tindak Lanjut :
Monitoring setiap bulan.

2 Jam Visite Dokter Jumlah visite dokter spesialis Berdasarkan grafik capaian
Spesialis antara jam 08.00 sampai jam indikator disamping, dapat
120%
14.00 yang disurvey disimpulkan bahwa pada
100%
trimester ke IV (Oktober-
80%
Jumlah pelaksanaan visite Desember), indikator Jam visite
60%
dokter spesialis yang disurvey 40%
dokter spesialis telah memenuhi
20% standar yang telah ditetapkan
0% oleh pemerintah yaitu 100 %.
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Rencana Tindak Lanjut :
Monitoring setiap bulan.

14
3 Kejadian Infeksi Pasca Jumlah pasien yang Berdasarkan grafik capaian
Operasi mengalami infeksi pasca indikator disamping, dapat
operasi dalam satu bulan 100% disimpulkan bahwa indikator
80% kejadian infeksi pasca operasi
60% telah memenuhi standar dari
40% pemerintah yaitu ≤ 1,5 %
Jumlah seluruh pasien dalam 20% Rencana Tindak Lanjut :
satu bulan 0% Monitoring setiap bulan.
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

4 Angka Kejadian Infeksi Jumlah pasien rawat inap yang Berdasarkan grafik capaian
Nosokomial terkena infeksi nosokomial indikator disamping, dapat
100%
dalam satu bulan disimpulkan bahwa indikator
80%
angka kejadian infeksi
60%
Jumlah pasien rawat inap nosokomial telah memenuhi
40%
dalam satu bulan standar dari pemerintah yaitu ≤
20% 1,5 %
0% Rencana Tindak Lanjut :
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Monitoring setiap bulan.

5 Tidak adanya kejadian Jumlah pasien dirawat dalam Berdasarkan grafik capaian
pasien jatuh yang bulan tersebut dikurangi indikator disamping, dapat
120%
berakibat kecacatan/ jumlah pasien yang jatuh dan disimpulkan bahwa indikator
100%
kematian berakibat kecacatan atau 80%
tidak adanya kejadian pasien
kematian 60% jatuh yang berakibat kecacatan/
40% kematian telah memenuhi
20% standar dari pemerintah yaitu
Jumlah pasien dirawat dalam
0% 100 %.
bulan tersebut
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Rencana Tindak Lanjut:
Monitoring setiap bulan

15
6 Kematian pasien >48 Jumlah kejadian kematian Berdasarkan grafik capaian
jam pasien rawat inap > 48 jam 100% indikator disamping, dapat
dalm satu bulan 80%
disimpulkan bahwa indikator
kematian pasien > 48 jam telah
60%
Jumlah seluruh pasien rawat memenuhi standar dari
40%
inap dalam satu bulan pemerintah yaitu ≤ 0,24 %.
20%
Rencana Tindak Lanjut:
0% Monitoring setiap bulan
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

7 Kejadian pulang paksa Jumlah pasien pulang paksa Berdasarkan grafik capaian
dalam satu bulan indikator disamping, dapat
100% disimpulkan bahwa indikator
Jumlah seluruh pasien yang 80% kejadian pulang paksa telah
dirawat dalam satu bulan 60% memenuhi standar dari
40% pemerintah yaitu ≤ 5 %.
20% Rencana tindak lanjut:
0% Monitoring setiap bulan
OKTOBERNOVEMBERDESEMBER

8 Pasien rawat inap Jumlah semua pasien rawat Berdasarkan grafik capaian
tuberkulosis yang inap tuberculosis yang indikator disamping, dapat
1
ditangani dengan strategi ditangani dengan strategi disimpulkan bahwa tidak adanya
0.8
DOTS DOTS pasien rawat inap tuberculosis
0.6
yang ditangani.
0.4
Jumlah seluruh pasien rawat Rencana tindak lanjut:
0.2 Monitoring setiap bulan
inap tuberculosis yang 0
ditangani di rumah sakit dalam OKTOBER NOVEMBERDESEMBER
waktu 3 bulan

16
9 Pemberi pelayanan rawat Jumlah tenaga dokter dan 150% Berdasarkan grafik capaian
inap perawat yang memberi indikator disamping, dapat
pelayanan di ruang rawat inap 100% disimpulkan bahwa indikator
yang sesuai dengan ketentuan pemberi pelayanan rawat inap
50% telah memenuhi standar dari
Jumlah seluruh tenaga dokter pemeintah yaitu 100 %.
0%
dan perawat yang bertugas di Rencana Tidak lanjut:
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Monitoring setiap 3 bulan
rawat inap
10 Ketersediaan pelayanan Jenis-jenis pelayanan rawat 120% Berdasarkan grafik capaian
rawat inap inap spesialistik yang ada indikator disamping, dapat
100%
(kualitatif) disimpulkan bahwa indikator
80%
ketersediaan pelayanan rawat
60% inap telah memenuhi standar
40% dari pemerintah yaitu
20% tersedianya pelayanan rawat
0% inap kebidanan.
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Rencana tindak lanjut:
Monitoring setiap 3 bulan

17
B. LAPORAN KEGIATAN CAPAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN INSTALASI KEBIDANAN

No Judul Indikator Mutu Formula Capaian Indikator Analisa dan Tindak Lanjut
1 Kejadian kematian ibu Jumlah pasien bersalin yang 100% Berdasarkan grafik capaian indikator
karena persalinan yang meninggal karena perdarahan 80% disamping, dapat disimpulkan bahwa
disebabkan perdarahan indikator kejadian kematian ibu karena
60%
Jumlah pasien bersalin karena persalinan yang disebabkan perdarahan
perdarahan 40% pada trimester ke IV (Oktober-
20% Desember) telah memenuhi standar dari
0% pemerintah yaitu ≤ 1 %.
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Rencana Tindak lanjut:
Monitoring setiap bulan
2 Kejadian kematian ibu Jumlah pasien bersalin yang 100% Berdasarkan grafik capaian indikator
karena persalinan yang meninggal karena pre-eklampsia 80% disamping, dapat disimpulkan bahwa
disebabkan pre- 60%
indikator kejadian kematian ibu karena
eklampsia Jumlah pasien bersalin dengan persalinan yang disebabkan pre-
prre-eklampsia 40% eklampsia di RS AR Bunda Prabumulih
20% pada trimester IV (Oktober-Desember)
0% telah memenuhi standar dari pemerintah
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER yaitu ≤ 30 %.

Rencana Tindak lanjut:


Monitoring setiap bulan
3 Kejadian kematian ibu Jumlah pasien bersalin yang 100% Berdasarkan grafik capaian indikator
karena persalinan yang meninggal karena sepsis disamping, dapat disimpulkan bahwa
disebabkan sepsis 80% indikator kejadian kematian ibu karena
Jumlah pasien bersalin dengan 60% persalinan yang disebabkan sepsis di RS
sepsis 40%
AR Bunda Prabumulih pada Trimester
IV(Oktober-Desember) telah memenuhi
20% standar dari pemerintah yaitu ≤ 0,2 %.
0%
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Rencana Tindak lanjut:
Monitoring setiap bulan

18
102%
4 Kemampuan menangani Jumlah seluruh bayi BBLR yang 100% 100% Berdasarkan grafik capaian indikator
BBLR 1500-2500 gr berhasil hidup 98% disamping, dapat disimpulkan bahwa
96%
indikator kemampuan menangani BBLR
Jumlah seluruh bayi BBLR 95% 1500-2500 gr pada Trimester IV
94%
(Oktober-Desember) belum memenuhi
92%
standar 100%. Karena pada Trimester
90% 90%
IV capaian indikator hanya 96%
88%
dikarenakan terdapat 2 kematian bayi.
86%
84%
Analisa:
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1.Pada bulan Oktober 1 kematian bayi
disebabkan aspirasi pneumoni ( asfiksia
berat) BB 1600 gr, dirawat di Neonatus,
rujukan bidan, kondisi bayi sudah buruk
karna keterlambatan dalam merujuk

2.Pada bulan November 1 kematian bayi


disebabkan asfiksia berat BB 1900 gr
non rujukan, dirawat di Neonatus, bayi
lahir SC indikasi PEB, fetal distres a/s
1/3

Rencana Tidak lanjut:


 Melakukan evaluasi terhadap
kepatuhan petugas dalam
menjalankan SPO
 Mengadakan seminar atau pelatihan
untuk bidan desa dan SDM yang
ada di Rumah Sakit AR Bunda
Prabumulih dalam melakukan
penanganan kegawatdaruratan
neonatal
 Melakukan edukasi pada ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya
agar terdeteksi tanda-tanda bahaya
pada kehamilan dan persalinan

19
 Mengadakan pelatihan untuk
penanganan bayi dengan asfiksia
 Mengikuti pelatihan Mahir
Neonatal
 Untuk ruangan neonatus di
pisahkan antara infeksi dan non
infeksi untuk mencegah tertularnya
penyakit. Melengkapi fasilitas
diruang neonatus sesuai standar
untuk mengarah ke NICU
 Melakukan transfer pasien dengan
Rumah Sakit yang sudah ada MOU
dengan Rumah Sakit Bunda

5. Pertolongan persalinan Jumlah seluruh persalinan dgn 35% Berdasarkan grafik capaian indikator
melalui Sectio Cesaria Sectio cesaria dalam 1 bulan disamping, dapat disimpulkan bahwa
30% 29% indikator pertolongan persalinan melalui
25% 25%
Jumlah seluruh persalinan dalam Sectio Cesaria belum memenuhi standar
1 bulan 20% 20% dari pemerintah yaitu ≤ 20 %, karena
15% pada trimester ke IV capaian
10% indikatornya 24 %.Karena Rumah Sakit
5% AR Bunda Prabumulih merupakan RS
0% rujukan, yang melakukan operasi Sectio
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Cesaria sesuai dengan indikasi.

Rencana Tindak lanjut:


 Monitoring Setiap Bulan.
 Melakukan edukasi terhadap ibu
hamil agar memeriksakan
kehamilannya agar terdeteksi tanda-
tanda bahaya pada kehamilan dan
persalinan dan menekankan
kembali pada ibu dengan resiko
tinggi untuk melahirkan di Rumah
Sakit atau ke tempat fasilitas yang
lebih lengkap.

20
 Membina hubungan yang baik
dengan tenaga medis yang ada.
 Melakukan seminar tentang
kegawatdaruratan kebidanan untuk
bidan desa sehingga tidak ada
keterlambatan dalam merujuk
pasien,
6 Keluarga berencana Jumlah peserta dengan KB 8% Berdasarkan grafik capaian indikator
mantap mantap disamping, dapat disimpulkan bahwa
7% 7%
indikator keluarga berencana mantap
Jumlah peserta KB 6% pada trimester ke IV belum memenuhi
5% standar dari pemerintah yaitu 100 %,
4% karena capaian indikatornya hanya 3 %.
3%
2%
Analisa:
 Walaupun terdapat beberapa
1%
pasien yg telah berusia >26 th dan
0% 0% 0% paritas >2, namun mereka merasa
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER belum yakin untuk melakukan KB
mantap walaupun telah dilakukan
KIE ttg KB mantap tersebut,
karena salah satu syarat pasti KB
mantap adalah sukarela dari
akseptornya.
 Banyak pasien lebih memilih
menggunakan jenis alat
kontrasepsi suntikan dan pil KB
karena mereka menganggap alat
kontrasepsi tersebut lebih praktis
dan lebih murah.
 Dari seluruh peserta KB, semua
memakai KB IUD ( alat
kontrasepsi dalam Rahim )

Rencana Tindak lanjut:


 Menganjurkan untuk
menggunakan alat kontrasepsi

21
jenis lain yg jg efektif yaitu alat
kontrasepsi IUD.
 Terus melakukan edukasi tentang
KB pada pasien pasca melahirkan

7 Konseling KB mantap Jumlah konseling KB mantap 120% Berdasarkan grafik capaian indikator
disamping, dapat disimpulkan bahwa
Jumlah peserta KB mantap 100% 100% capaian indikator konseling KB mantap
80% pada bulan Oktober telah memenuhi
60% standar dari pemerintah yaitu 100%,jadi
seluruh peserta KB mantap telah
40%
dilakukan konseling, pada bulan
20% November dan Desember tidak ada
0% 0% 0% peserta KB mantap.
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Rencana Tindak lanjut:
Monitoring setiap bulan
8 Kepuasan pelanggan Jumlah rata-rata penilaian 100% Berdasarkan grafik capaian indikator
kepuasan pasien yg disurvey 98% disamping, dapat disimpulkan bahwa
95% 96%
indikator kepuasan pelanggan pada
Jumlah pasien yg disurvey 90% Trimester ke IV telah memenuhi standar
dari pemerintah yaitu ≥ 80 %, yang
85% 84% capaian indikatornya adalah 90 %.
80%
75% Analisa:
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 1. Pada bulan Oktober dari 50 peserta
terdapat 48 peserta yang
menyatakan puas dan 2 peserta
yang menyatakan tidak puas
terhadap kecepatan petugas dalam
memberikan pelayanan,
keramahan, ketepatan memberikan
informasi dan ketrampilan oleh
petugas dalam menberikan
pelayanan.
2. Pada bulan november dari 50
peserta terdapat 49 peserta yang

22
menyatakan puas dan 1 peserta
yang menyatakan tidak puas
terhadap kecepatan penerimaan
pasien oleh petugas pendaftaran.
3. Pada bulan desember dari 50
peserta terdapat 42 peserta yang
menyatakan puas dan 8 peserta
yang menyatakan tidak puas
terhadap keamanan di lingkungan
rumah sakit, kemudahan perawat
untuk dihubungi dan bebas dari
nyamuk dan binatang lainnya.

Rencana Tindak lanjut:


 Mempertahankan dan terus
meningkatkan pelayanan yang baik
bagi pelanggan.
 Mengadakan pelatihan service
exelent bagi SDM di rumah sakit.
 Bekerja sesuai dengan SPO.
 Menganjurkan pada petugas
keamanan untuk lebih sering
mengontrol keamanan di
lingkungan Rumah sakit.
 Menganjurkan pada petugas
kebersihan untuk membersihkan
ruangan dengan maksimal.
 Setiap pagi ronde bersama bagian
kebersihan, untuk mengecek
kebersihan dengan menggunakan
ceklis
 Setiap seminggu 2 kali
membersihkan serangga seperti
semut, kecoa dengan menngunakan
reagen

23
9. Pemberi pelayanan Jumlah tenaga dokter Sp.OG, 120% Berdasarkan grafik capaian indikator
persalinan normal dokter umum terlatih (asuhan disamping, dapat disimpulkan bahwa
persalinan normal) dan bidan 100% 100% 100% 100% indikator pemberi pelayanan persalinan
yang memberikan pertolongan 80% normal telah memenuhi standar dari
persalinan normal pemerintah yaitu adanya tenaga dokter
60%
Sp.OG, dokter umum dan bidan yang
Jumlah seluruh tenaga yang 40% mampu memberikan pertolongan
memberi pertolongan persalinan 20% persalinan normal.
normal
0%
Rencana Tindak lanjut:
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Monitoring setiap bulan

10. Pemberi pelayanan Tersedianya tim dokter Sp.OG, 120% Berdasarkan grafik capaian indikator
persalinan dengan dokter umum, bidan dan perawat disamping, dapat disimpulkan bahwa
100% 100% 100% 100%
penyulit terlatih. indikator pemberi pelayanan persalinan
80% dengan penyulit telah memenuhi standar
60% dari pemerintah yaitu tersedianya dokter
40% Sp.OG, dokter umum dan bidan terlatih
20% yang dapat memberi pelayanan
persalinan dengan penyulit.
0%
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Rencana Tindak lanjut:
Monitoring setiap bulan
11. Pemberi pelayanan Jumlah tenaga dokter Sp.OG, 150% Berdasarkan grafik capaian indikator
persalinan dengan dokter spesialis anak, dokter disamping, dapat disimpulkan bahwa
tindakan operasi spesialis anastesi yang indikator pemberi pelayanan persalinan
100% 100% 100% 100%
memberikan pertolongan dengan tindakan operasi telah memenuhi
persalinan dengan tindakan standar dari pemerintah yaitu dokter
operasi 50% Sp.OG,Sp.A dan Sp.An yang dapat
memberikan pertolongan persalinan
Jumlah seluruh tenaga yang 0% dengan tindakan operasi.
melayani persalinan dengan OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
tindakan operasi Rencana Tindak lanjut:
Monitoring setiap bulan

24
V. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Semua kegiatan dan pelaporan capaian indikator mutu pelayanan Instalasi Kebidanan
didokumentasikan secara tertulis. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap awal bulan
dalam rapat rutin Instalasi Kebidanan dan dilaporkan setiap bulan kepada Direktur RS AR
Bunda Prabumulih bersama dengan laporan bulanan Instalasi Kebidanan.

Prabumulih, 4 Januari 2017


Kepala Instalasi Kebidanan,

(Rita Ervina, AM.Keb )

25

Anda mungkin juga menyukai