Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN PERSALINAN

“JOB RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR”

KELOMPOK IV

1. CHRISTA SAGUNTUNG

2. FITRIA SUHERNI

3. GINA DESIA DERA

4. MERI INDRIANI

5. SANDRA NOVITA

6. SYAHRIFA NUR AINI

7. RAPIOLA KUMALA DEWI

8. WINDA FEBIANTI

9. YOSI SILVANA PUTRI

DOSEN PEMBIMBING :

NOVRIA HESTI, S.SiT

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN AJARAN 2017/2018


JOB SHEET
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

PROGRAM STUDI : DIII Kebidanan


MATA KULIAH : Asuhan Persalinan

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


Mahasiswa dapat :

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat resusitasi pada BBL asfiksia.
2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah resusitasi pada BBL asfiksia secara
sistematis.

PETUNJUK

1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan


2. Baca dan pelajari lembar kerja / job sheet yang sudah disediakan
3. Ikuti petunjuk instruktur
4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA

1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan


2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

PERALATAN DAN BAHAN

NO Peralatan Dan Bahan Gambar

1. Meja Resusitasi beserta handuk

2. Sungkup

3. Tabung Oksigen
4. Handuk

5. Lampu Sorot

6. Bak instrument beisi Handscoon dan dee


lee dn Kasa

7. Celemek

7. Penyusunan Alat secara Ergonomis


PROSEDUR PELAKSANAAN

NO. LANGKAH KERJA GAMBAR

AIRWAY TAHAP I LANGKAH AWAL

1 Jaga bayi tetap hangat

 Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada


di atas perut ibu atau sekitar 45 cm dari
perineum

 Selimuti bayi dengan kain tersebut,


wajah, dada dan perut tetap terbuka,
potong tali pusat

2 Komunikasikan kepada Tindakan


yang akan dilakukan

 Jelaskan kepada ibu tentang kondisi bayi


nya
 Jelaskan kepada ibu bahwa bayi perlu untuk
dilakukan resusitasi
 Menjelaskan kepada ibu kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin terjadi setelah
dilakukan resusitasi

3 Memindahkan Bayi ke Meja Resusitasi

 Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain


ke-1 ke atas kain ke-2 yang telah digelar
di tempat resusitasi

 Jaga bayi tetap diselimuti wajah dan dada


terbuka di bawah pemancar panas.

3 Atur posisi bayi

 Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada


di atas ibu atau sekitar 45 cm dari
perineum

 Posisikan kepala bayi pada posisi


menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengganjal bahu.

3 Gunakan alat penghidap DeLee


dengan cara sebagai berikut:

 Isap lendir mulai dari mulut dahulu,


kemudian hidung
 Lakukan pengisapan saat alat pengisap
ditarik keluar, tidak pada waktu
dimasukkan
 Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam
yaitu jangan lebih dari 5 cm ke dalam
mulut karena dapat menyebabkan denyut
jantung bayi menjadi lambat atau bayi
tiba-tiba berhenti bernapas. Untuk hidung
jangan melewati cuping hidung.

4 Keringkan dan rangsang bayi

 Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai


dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan. Tekanan
ini dapat merangsang BBL mulai
menangis
 Rangsangan taktil berikut dapat juga
dilakukan untuk merangsang BBL mulai
bernapas:
 Menepuk/ menyentil telapak kaki; atau
 Menggosok punggung/ perut/ dada/
tungkai bayi dengan telapak tangan
 Ganti kain ke-1 yang telah basah dengan
kain ke-2 yang kering dibawahnya
 Selimuti bayi dengan kain kering
tersebut, jangan menutupi muka dan dada
agar bisa memantau pernapasan bayi.

5 Atur kembali posisi kepala bayi

 Atur kembali posisi bayi menjadi posisi


menghidu

Langkah penilaian bayi

Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap

 Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi


 Bila bayi megap-megap atau tidak bernapas: mulai lakukan ventilasi bayi.
BREATHING (VTP)
6 Pasang sungkup

Pilih sungkup yang tepat, tempatkan sungkup


pada muka bayi, sehingga menutupi dagu,
mulut dan hidung.

Pastikan sungkup menutup secara rapat


sehingga tidak ada udara keluar.
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi
dagu, mulut dan hidung.

Peras kantong hanya dengan dua jari atau


seluruh tangan tergantung besarnya balon
dengan tekanan yang tidak terlalu kuat.

jika dada tidak mengembang, atur kembali


posisi kepala dan sungkup muka, lalu coba
lagi dengan tekanan yang sedikit lebih besar.

Lakukan ventilasi dengan kecepatan 40 – 60


kali per menit.

 Setelah 1 menit, periksa pernafasan spontan


dan periksa denyut jantungnya. Jika bayi
mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati
pernafasan, bila pernafasan normal (30-60
kali/menit), tidak perlu resusitasi lanjut.

 Jika pernafasanlambat (<30 kali per menit),


atau terjadi retraksi, lanjutkan ventilasi
evaluasi. Ditambah dengan pemasangan
oksigen
Asuhan pasca resusitasi

Setelah tindakan resusitasi, diperlukan asuhan pasca resusitasi yang merupakan perawatan intensif
selama 2 jam pertama. Asuhan yang diberikan sesuai dengan hasil resusitasi (asuhan pasca
resusitasi)yaitu:

 Jika resusitasi berhasil


 Jika perlu rujukan
 Jika resusitasi tidak berhasil

Anda mungkin juga menyukai