KOMPLIKASI AKDR
Oleh : Sunesni
Infeksi
Jika pemasangan dengan cara yang benar
(alat-alat yang digunakan bebas hama)
infeksi jarang terjadi
Infeksi terjadi sering disebabkan karena sudah
terjadi infeksi sebelumnya
Perforasi
Angka kejadian perforasi yang dilaporkan sangat
berbeda-beda dari setiap klinik.
Perbedaan ini dapat juga karena perforasi uterus
sering terjadi tanpa gejalah atau keluhan (perdarahan
atau rasa nyeri).
Perforasi serviks mungkin terjadi pada saat IUD
ekspulsi spontan
Pada kasus ini IUD kemungkinan tertanam pada
dinding uterus dan sebagian keluar melalui forniks
lateral (ruang antara permukaan luar serviks dan
dinding vagina).
Untuk memastikan adanya perforasi uterus
termasuk menentukan lokasi IUD dapat
dilakukan dengan menggunakan foto
Rontgen, histeroskopi atau ultrasound.
Penggunaan ultrasound mungkin tidak
efektif, bila ada fibroid besar atau bila IUD
telah migrasi keluar rongga panggul.
Bilaperforasi telah diketahui sebaiknya IUD
segera dicabut.
Metode pencabutan terbaik adalah dengan
menggunakan laparaskopi, tetapi ini hanya
boleh dilakukan oleh dokter spesialis
kandungan yang sudah berpengalaman
mencabut IUD dengan laparaskopi.
Pada penelitian terakhir menunjukkan bahwa
meskipun IUD bertembaga mengalami
perlengketan atau terbungkus jaringan ikat
akan tetapi jarang menimbulkan masalah dan
lebih baik dibiarkan dalam rongga perut.
Pencabutan IUD tersebut biasanya
mengakibatkan abses panggul atau
komplikasi lainnya
Translokasi IUD
Adalah suatu peristiwa atau efek samping IUD yang
terjadi akibat perforasi parsial saat pemasangan yang
tidak diketahui
Penyebab terjadinya translokasi IUD adalah sebagai
berikut :
Kesalahan pemasangan dari provider
Kurangnya keahlian dari tenaga atau provider
dalam pemasangan alat IUD
Tidak pernah atau jarangnya seorang pasien
pengguna IUD melakukan kontrol terhadap
IUD
Akibat yang ditimbulkan dari translokasi IUD
adalah :
– Bila berada di uterus dapat menyebabkan
kerusakan organ uterus dan bila terjadi
kehamilan dapat menyebabkan abortus.
–Bila IUD berada diluar uterus dapat
menimbulkan kerusakan pada organ-organ
yang berada disekitarnya seperti abses
panggul atau komplikasi lainnya
Bilaterjadi translokasi IUD akseptor harus
dirujuk ke ahli ginekologi untuk evaluasi dan
penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu
penatalaksanaannya adalah dengan
menggunakan :
- Pencabutan IUD dengan Metode pencabutan
- Tekhnik bedah laparaskopi yang dilakukan oleh
dokter spesialis kandungan yang sudah
berpengalaman terhadap IUD dengan
laparaskopi
- Bedah konvensional (membuka perut)
Kehamilan
Keberadaan IUD di dalam uterus yang
hamil dapat membehayakan wanita dan
janinnya. Resiko yang ditimbulkannya
pada kehamilan dengan IUD adalah :
- Abortus Spontan
- Persalinan Preterm
- Kehamilan Ektopik
Pencabutan IUD pada kehamilan
in-utero:
a.Bila benang dapat dilihat dan usia kehamilan
masih kurang dari 13 minggu (trimester I)
IUD harus dicabut. Bila IUD dicabut pada
periode tersebut, tidak terjadi efek samping
yang membahayakan hanya sedikit
peningkatan resiko keguguran spontan. Bila
klien mengizinkan cabut IUD dengan hati-
hati
Bilabenang tidak tampak atau kehamilan
telah lebih dari trimester pertama,
pencabutan sukar dilakukan. Dalam kasus ini
konsultasikan dengan klien secara hati-hati
kemungkinan dilakukan aborsi, bila tindakan
aborsi diijinkan oleh pemerintah
Bila klien ingin kehamilannya diteruskan
dengan IUD ada di dalam (tidak dicabut),
katakan padanya kemungkinan resiko
terjaddinya keguguran spontan atau infeksi
akan meningkat dan kehamilannya harus
diperiksa secara teratur. Tekankan pada klien
untuk segera melaporkan bila timbul
gejalah-gejalah seperti demam, perdarahan,
atau sakit perut bagian bawah.
Wassalam…
TERIMA KASIH