DI SUSUN OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Resusitasi Bayi Baru Lahir” ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari internet. Selesainya
makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dalam penyusunan Makalah ini
penulis juga memberi kesempatan kepada pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan
saran yang bersifat membangun dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih
baik dalam karya selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2 tujuan 1
1.3 sasaran 2
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 kesimpulan 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan
asfiksia berat menjadi keadaan yang lebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan
denyut jantung menjadi teratur.
Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 35 (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru
lahir mengalami asfiksia, hamper 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari
seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia di bawah 1
bulan). Setiap 6 menit terdapat satu BBL yang meninggal. Penyebab kematian BBL di
Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus
neonatorum, infeksi lain dan kelainan congenital.
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian BBL adalah pelayanan antenatal yang berkualita, asuhan persalinan
normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional. Untuk
menurunkan kematian BBL karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi
baru lahir. Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui persiapan resusitasi bayi baru lahir
Untuk mengetahuai penilaian segera untuk dilakukan resusitasi
Untuk mengetahui langkah-langkah resusitasi
Untuk mengetahui apa saja reflex pada bayi
C. SASARAN
Masyarakat
Mahasiswa/i
Ibu-ibu hamil
Ibu-ibu bersalin
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering, misalnya meja, atau diatas lantai beralas tikar, kondisi yang rata diperlukan untuk
mengatur posisi kapala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya didekat sumber pemanas
(misalnya, lampu sorot) dan tidak banyak tiupan agin (jendela tau pintu yang terbuka).
Nyalakan lampu menjelang kelahiaran bayi.
2.1.4 Persiapan Alat Resusitasi
Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “Ya”, lakukan perawatan rutin perawatan rutin
ialah memberikan kehangatan, membuka/membersihkan jalan nafas, mengeringkan, dan
menilai warna.
Bila salah satu atau lebih pertanyaan dijawab “Tidak”, lakukan langkah awal resusitasi.
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu resusitasi, segera
lakukan tindakan yang diperlukan, penundaan pertolongan dapat membahayakan
keselamatan bayi. Jepit dan potong tali pusat dan pindahkan bayi ketempat resusitasi, yang
telah disediakan
3) Isap lender
Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru hisap lendir dihidung
Hisap lendir sambil menarik keluar penghisap, bukan pada saat memasukan
Jangan memasukan ujung penghisap terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm kedalam mulut
atau lebih dari 3 cm kedalam hidung), karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi
melambat atau henti nafas bayi.
Langkah-langkah :
1. Pemasangan sungkup
- Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
2. Ventilasi 2 kali
- Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan awal ini sangat penting
untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernafas dan sekaligus menguji
apakah jalan nafas terbuka atau bebas.
- Lihat apakah dada bayi mengembang
Bila bayi tidak bernafas , atau megap-megap, teruskan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20 x
untuk 30 detik berikutnya dan nilai hasilnya setiap 30 detik dalam 10 menit :
- Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit di ventilasi.
- Hentikan ventilasi bila tidak ada tanda kehidupan
- Bayi yang tidak bernafas normal setelah 20 menit diresusitasi akan mengalami kerusakan
otak sehingga bayi akan menderita kecacatan yang berat atau meninggal.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia berat
menjadi keadaan yang lebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan denyut
jantung menjdi teratur
http://noveniiswarti123.blogspot.com/2016/05/makalah-resusitasi-bayi-baru-
lahir_54.html