Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEBUTUHAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

“Daftar Tindakan Dan Langkah-Langkah Persiapan Pre Dan


Pasca Operasi”

DOSEN PEMBIMBING :OKTA VITRIANI,SKM,M.kes

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. SELVIA DWI SAFITRI (P031915401034)


2. TIA TAHNIA (P031915401035)
3. TIARA ANASTASYA SIMATUPANG (P031915401036)
4. WAHYUNI KHUSNUL SAVAROH (P031915401037)
5. WIDIYA (P031915401038)
6. YESSY KARMILA SAPUTRI (P031915401039)
7. YOLANDA JULIARSYAH PUTRI (P031915401040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TINGKAT IA
TAHUN AJARAN 2019/2020
1. PENGERTIAN PRE BEDAH/ OPERASI
adalah masa sebelum dilakukannya  tindakan pembedahan , dimulai sejak persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pesien dimeja bedah .
Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi adalah Radiografi toraks,
kapasitas vital, fungsi paru-paru, analisis gas darah pada Pematuan sistem respirasi, dan
elektrodiograf; pemeriksaan darah seperti,leukosit, eritosit, hematokrit, elektrolit dan lain-
lain; pemeriksaan air kencing,Albumin, blood Urea nitrogen (BUN), kreatinin untuk
menentukan gangguanSistem renal; dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk
mendeteksiGangguan metabolisme.

 LANGKAH-LANGKAH DALAM PERSIAPAN PRE OPERASI:


Pada fase pre operasi (AORN, 2013):
a) Melakukan kunjungan pasien yang akan operasi minimal sehari sebelum
pembedahan untuk memberikan penjelasan atau memperkenalkan tim bedah.
b) Mempersiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai yang meliputi
kebersihan ruang operasi, meja instrumen, meja operasi, lampu operasi, mesin
anastesi lengkap, dan suction pump.
c) Mempersiapkan instrumen sterilsesuai dengan tindakan operasi.
d) Mempersiapkan cairan antiseptik dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan.
f) Melakukan timbang terima pasien
g) Memeriksa perlengkapan isian checklist dengan perawat rawat inap.
h) Memeriksa dokumen medis
i) Melakukan pengkajian keperawatan
j) Memeriksa persiapan fisik
k) Menyusun asuhan keperawatan pre operasi
l) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan mengenai
gambaran rencana tindakan operasi, tim bedah yang akan menolong, fasilitas yang
ada di kamar bedah, serta tahap-tahap anastesi.
Beberapa hal yang perluh dikaji dalam tahap preoperasi :
Pengetahuan tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu,Dan kesiapan
psikologis. Hal-hal yang penting lainnya seperti pengobatan  yang mempengaruhi  kerja obat
anestesia, seperti antibiotika yang berpotensi dalam istirahat otot; antikoagulan yang dapat
meningkatkan perdaharan; anthipertensi yang mempengaruhi dan dapat menyebabkan
hipotensi; diuretika yang berpengaruh pada ketidakseimbangan pottasium; dan lain-lain.
Selain itu, perlu juga diketahui adanya riwayat alergi obat, status nutrisi, ada atau tidaknya
alat protesis seperti gigi palsu, dan lain-lain.
 TINDAKAN YANG DIPERLUKAN:
1.        Pemberian pendidikan kesehatan
Pendidikan  kesehatan yang diperluhkan mencakup penjelasan mengenai berbagai informasi
tersebut, informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan  yang dilakukan sebelum
bedah ,alat – alat  khusus yang diperlukan ,pengiriman ke kamar bedah,ruang pemulihan ,dan
kemungkinan pengobatan.
2.       Persiapan diet
Pasien yang akan dibedah memerlukan  pesiapan khusus dalam hal pengaturan diet,  sehari
sebelum bedah , pasien boleh menerima makanan biasa .namun , 8 jam sebelum bedah
tersebut dilakukan , pasien tidak diperbolehkan makan . Sedangkan cairan tdk dipergunakan 4
jam sebelum operasi, sebab makanan dan cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadi
aspirasi.
3.         Persiapan kulit
persiapan ini  dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari
mikroorganisme dengan menyiram kulit dengan sabun heksaklorofin (hexachorophene ) atau
sejenisnya yang sesuai dengan jenis pembedahan . Bila pada kulit terdapat pada rambut,
maka harus dicukur.
4.     Latihan  bernafas dan latihan batuk
latihan ini dilakukan  untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru – paru .
Sedangkan batuk dapat menjadi kontraindikasi pada bedah intrakranial ,mata ,telinga , hidung
dan tenggorokan karna dapat meningkatkan tekanan , merusak jaringan , dan melepaskan
jahitan. Penafasan yang dianjurkan adalah penafasan diagfarma.
Cara  melakukan penafasan secara diafragma adalah :
a.      Atur posisi tidur semifowler , lutut dilipat untuk mengembangkan toraks.
b.     Tempatkan tangan di atas perut .
c.      Tarik nafas perlahan –lahan melalui hidung , biarkan dada mengembang.
d.     Tahan  nafas 3 detik.
e.      Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan .
f.      Tarik nafas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali setelah napas
terakhir , batukkan untuk mengeluarkan lendir.
g.     Istirahat.
5.     Latihan kaki
latihan ini dpt dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebilis. Latihan kaki yang
dianjurkan antara lain latihan memompa, latihan quadrisep dan latihan mengencangkan
glutea.
6.     Latihan mobilitas
latihan mobilitas dilakukan  untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus ,
merangsang peristaltik , serta mengurangi nyeri . Melalui latihan mobilitas , pasien harus
mampu men disiggunakan alat di tempat  tidur . Seperti menggunakan penghalang agar bisa
memutar bakedan , melatih duduk  disisi  tempat tidur , atau dengan  menggeser pasien ke sisi
tempat tidur . Melatih duduk diawali dg tidur fowler , kemudian duduk tegak dg kaki 
menggantung disisi tempat tidur.
7.     Pencegahan  cedera 
Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera , tindakan yang perlu   dilakukan  sebelum
pelaksanaan bedah adalah:
1.     Cek identitas
2.      Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat  mengganggu, misalnya : cincin, gelang ,
dan lain – lain
3.     Bersih cat kuku  untuk memudahkan pernilaian sirkulasi
4.      Lepaskan protesis
5.      Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien  tidak dapat mendengar
6.      Anjuran pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
7.     Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisiko terjadi
2. PENGERTIAN PASCA BEDAH/ OPERASI
Tindakan pascabedah, beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya adalah status kesadaran,
kualitas jalan napas, sirkulasi dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan
elektrolit,  kardivaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat-alat yang
digunakan dalam pembedahan. Selama periode ini proses asuhan diarahkan pada
menstabilkan kondisi pasien menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi
optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman.

 LANGKAH-LANGKAH DALAM PERSIAPAN PASCA OPERASI :


Pada fase pasca operasi (AORN,2013)
a) Memfiksasi drain dan kateter (jika terpasang)
b) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang terpasang
electrode
c) Memeriksa dan menghitung kelengkapan semua instrument sebelum dikeluarkan dari
kamar operasi
d) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi dalam keadaan lengkap
e) Mengirim instrument ke bagian sterilisasi (CSSD)
f) Membersihkan badan pasien dan merapikan linen pasien yang telah selesai tindakan
operasi
g) Memindahkan pasien ke ruang pemulihan
h) Mencatat tanda-tanda vital
i) Mengukur tingkat kesadaran pasca operasi
j) Meneliti, menghitung, dan mencatat obat-obatan serta cairan yang telah diberikan
pada psien
k) Memeriksa kelengkapan dokumen medic
l) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama tindakan operasi
m) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pre, intra, dan pasca operasi di kamar bedah

 TINDAKAN YANG DIPERLUKAN :


1.      Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan
manajemen  luka. Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami
perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan.
Kemudian  memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin
C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding kapiler.
2.      Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik napas yang dalam
dengan mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula
dilakukan dengan menarik napas melalui hidung dan menggunakan diafragma, kemudian
napas dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan.
3.      Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang berisiko tromboflebitis
atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat
duduk guna untuk memperlancar vena.
4.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan memberikan cairan sesuai
kebutuhan pasien, monitor input dan output , serta mempertahankan nutrisi yang cukup.
5.      Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output, serta
mencegah terjadinya retensi urine.
6.      Mobilisasi dini,  dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang
penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan
lendir. Mempertahankan aktivitas dengan latihan yang memperkuat otot sebelum ambulatori.
7.      Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara  terapeutik.
8.      Rehabilitasi, diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
9.      Discharge Planning. Merencanakan  kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan
dengan kondis/penyakitnya post operasi.
Ada 2 macam discharge planning :
1) Untuk perawat/bidan : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada klien
(sebagai dokumentasi)
2) Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.

3. Perawatan Luka Pasca Operasi

 Mencegah terjadinya infeksi pada luka& terjadinya pendarahan


 Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
 Mempercepat penyembuhan luka
 Membersihkan luka dari benda asing

Anda mungkin juga menyukai