PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TINGKAT IA TAHUN AJARAN 2019/2020 1. PENGERTIAN PRE BEDAH/ OPERASI adalah masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan , dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pesien dimeja bedah . Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi adalah Radiografi toraks, kapasitas vital, fungsi paru-paru, analisis gas darah pada Pematuan sistem respirasi, dan elektrodiograf; pemeriksaan darah seperti,leukosit, eritosit, hematokrit, elektrolit dan lain- lain; pemeriksaan air kencing,Albumin, blood Urea nitrogen (BUN), kreatinin untuk menentukan gangguanSistem renal; dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksiGangguan metabolisme.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PERSIAPAN PRE OPERASI:
Pada fase pre operasi (AORN, 2013): a) Melakukan kunjungan pasien yang akan operasi minimal sehari sebelum pembedahan untuk memberikan penjelasan atau memperkenalkan tim bedah. b) Mempersiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai yang meliputi kebersihan ruang operasi, meja instrumen, meja operasi, lampu operasi, mesin anastesi lengkap, dan suction pump. c) Mempersiapkan instrumen sterilsesuai dengan tindakan operasi. d) Mempersiapkan cairan antiseptik dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan. f) Melakukan timbang terima pasien g) Memeriksa perlengkapan isian checklist dengan perawat rawat inap. h) Memeriksa dokumen medis i) Melakukan pengkajian keperawatan j) Memeriksa persiapan fisik k) Menyusun asuhan keperawatan pre operasi l) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan mengenai gambaran rencana tindakan operasi, tim bedah yang akan menolong, fasilitas yang ada di kamar bedah, serta tahap-tahap anastesi. Beberapa hal yang perluh dikaji dalam tahap preoperasi : Pengetahuan tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu,Dan kesiapan psikologis. Hal-hal yang penting lainnya seperti pengobatan yang mempengaruhi kerja obat anestesia, seperti antibiotika yang berpotensi dalam istirahat otot; antikoagulan yang dapat meningkatkan perdaharan; anthipertensi yang mempengaruhi dan dapat menyebabkan hipotensi; diuretika yang berpengaruh pada ketidakseimbangan pottasium; dan lain-lain. Selain itu, perlu juga diketahui adanya riwayat alergi obat, status nutrisi, ada atau tidaknya alat protesis seperti gigi palsu, dan lain-lain. TINDAKAN YANG DIPERLUKAN: 1. Pemberian pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan yang diperluhkan mencakup penjelasan mengenai berbagai informasi tersebut, informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah ,alat – alat khusus yang diperlukan ,pengiriman ke kamar bedah,ruang pemulihan ,dan kemungkinan pengobatan. 2. Persiapan diet Pasien yang akan dibedah memerlukan pesiapan khusus dalam hal pengaturan diet, sehari sebelum bedah , pasien boleh menerima makanan biasa .namun , 8 jam sebelum bedah tersebut dilakukan , pasien tidak diperbolehkan makan . Sedangkan cairan tdk dipergunakan 4 jam sebelum operasi, sebab makanan dan cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadi aspirasi. 3. Persiapan kulit persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme dengan menyiram kulit dengan sabun heksaklorofin (hexachorophene ) atau sejenisnya yang sesuai dengan jenis pembedahan . Bila pada kulit terdapat pada rambut, maka harus dicukur. 4. Latihan bernafas dan latihan batuk latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru – paru . Sedangkan batuk dapat menjadi kontraindikasi pada bedah intrakranial ,mata ,telinga , hidung dan tenggorokan karna dapat meningkatkan tekanan , merusak jaringan , dan melepaskan jahitan. Penafasan yang dianjurkan adalah penafasan diagfarma. Cara melakukan penafasan secara diafragma adalah : a. Atur posisi tidur semifowler , lutut dilipat untuk mengembangkan toraks. b. Tempatkan tangan di atas perut . c. Tarik nafas perlahan –lahan melalui hidung , biarkan dada mengembang. d. Tahan nafas 3 detik. e. Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan . f. Tarik nafas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali setelah napas terakhir , batukkan untuk mengeluarkan lendir. g. Istirahat. 5. Latihan kaki latihan ini dpt dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebilis. Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa, latihan quadrisep dan latihan mengencangkan glutea. 6. Latihan mobilitas latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus , merangsang peristaltik , serta mengurangi nyeri . Melalui latihan mobilitas , pasien harus mampu men disiggunakan alat di tempat tidur . Seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar bakedan , melatih duduk disisi tempat tidur , atau dengan menggeser pasien ke sisi tempat tidur . Melatih duduk diawali dg tidur fowler , kemudian duduk tegak dg kaki menggantung disisi tempat tidur. 7. Pencegahan cedera Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera , tindakan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan bedah adalah: 1. Cek identitas 2. Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya : cincin, gelang , dan lain – lain 3. Bersih cat kuku untuk memudahkan pernilaian sirkulasi 4. Lepaskan protesis 5. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar 6. Anjuran pasien untuk mengosongkan kandungan kemih 7. Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisiko terjadi 2. PENGERTIAN PASCA BEDAH/ OPERASI Tindakan pascabedah, beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardivaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat-alat yang digunakan dalam pembedahan. Selama periode ini proses asuhan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PERSIAPAN PASCA OPERASI :
Pada fase pasca operasi (AORN,2013) a) Memfiksasi drain dan kateter (jika terpasang) b) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang terpasang electrode c) Memeriksa dan menghitung kelengkapan semua instrument sebelum dikeluarkan dari kamar operasi d) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi dalam keadaan lengkap e) Mengirim instrument ke bagian sterilisasi (CSSD) f) Membersihkan badan pasien dan merapikan linen pasien yang telah selesai tindakan operasi g) Memindahkan pasien ke ruang pemulihan h) Mencatat tanda-tanda vital i) Mengukur tingkat kesadaran pasca operasi j) Meneliti, menghitung, dan mencatat obat-obatan serta cairan yang telah diberikan pada psien k) Memeriksa kelengkapan dokumen medic l) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama tindakan operasi m) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pre, intra, dan pasca operasi di kamar bedah
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN :
1. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan manajemen luka. Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. Kemudian memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding kapiler. 2. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan menarik napas melalui hidung dan menggunakan diafragma, kemudian napas dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan. 3. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang berisiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna untuk memperlancar vena. 4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien, monitor input dan output , serta mempertahankan nutrisi yang cukup. 5. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output, serta mencegah terjadinya retensi urine. 6. Mobilisasi dini, dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir. Mempertahankan aktivitas dengan latihan yang memperkuat otot sebelum ambulatori. 7. Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara terapeutik. 8. Rehabilitasi, diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. 9. Discharge Planning. Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi. Ada 2 macam discharge planning : 1) Untuk perawat/bidan : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada klien (sebagai dokumentasi) 2) Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.
3. Perawatan Luka Pasca Operasi
Mencegah terjadinya infeksi pada luka& terjadinya pendarahan
Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan Mempercepat penyembuhan luka Membersihkan luka dari benda asing