Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI

No. 01/SOP-KJS/2023
Dokumen
No. Revisi 0
SOP
Tanggal 06 februari 2023
Terbit
Halaman 1/2

Klinik Pratama
Jemaras Sehat
dr. Masrinih

1. Pengertian Penatalaksanaan asfiksia pada bayi baru lahir adalah usaha dalam
memberikan ventilasi atau bantuan napas yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak, jantung dan organ vital lainnya segera pada saat bayi
baru lahir dimana keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
asfiksia pada bayi baru lahir
3. Kebijakan Keputusan Direktur Klinik Pratama Jemaras Sehat Nomor 001/SK-
KJS/2023 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
5. Prosedur a. Petugas mempersiapkan pasien (mengidentifikasi pasien,
menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang dilakukan serta
meminta persetuuan tindakan/informed consent)
b. Petugas mempersiapkan alat :
1. Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering untuk mengeringkan serta
menutup tubuh dan kepala bayi, kain kecil 1 buah untuk
mengganjal bahu (tinggi 5 cm)
3. Alat penghisap lendir
- Bola karet bersih dan kering
- Penghisap de lee DTT/steril
4. Alat penghatar oksigen
- Tabung sungkup untuk bayicukup bulan dan premature
- Sungkup dengan bantalan karet atau udara
- Balon sungkup engan kaup pengatur tekanan
5. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm
c. Petugas melakukan penilaian bayi baru lahir
1. Lakukan penilaian (selintas)
- Apakah bayi cukup bulan ?
- Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium ?
- Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa
kesulitan ?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “tidak” lanjut ke langkah
resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir
2. Bila air ketuban bercampur meconium, lakukan penilaian
apakah bayi menangis/bernapas normal/mengap-megap/tidak
bernapas :
- Jika menangis atau bernapas normal, potong tali pusat
dengan cepat, tidak di ikat dan tidak dibubuhi apapun
dilanjutkan dengan langkah awal
- Jika megap-megap atau tidak bernapas, buka mulut lebar,
usap mulut dan isap lender, potong tali pusat dengan
cepat, tidak di ikat dan tidak dibubuhi apapun dilanjutkan
dengan langkah awal
d. Petugas melakukan langkah awal :
1. Selimuti bayi dengan handuk/kain yang diletakkan di atas
perut ibu, bagian muka dan dada bayi tetap terbuka
2. Letakkan bayi ditempat resusitasi
3. Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu, yaitu kepala
sedikit ekstensi dengan mengatur tebal handuk/kain ganjal
bahu yang telah disiapkan
4. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lender pada mulut
sedalam kurang dari 5 cm dan kemudian hidung bayi sedalam
kurang dari 3 cm
5. Keringkan bayi dengan sedikit tekanan dan gosok-gosok
dada/perut/punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk
merangsang pernapasan. Ganti kain yang basah dengan kain
yang bersih dan kering. Selimuti bayi dengan kain kering,
biarkan muka dan dada terbuka
6. Memposisikan kepala bayi dan menilai kembali usaha napas
- Bila menangis kuat atau bernapas spontan, lakukan
asuhan bayi baru lahir
- Bila tetap tidak bernapas atau megap-megap, maka
lakukan ventilasi
7. Langkah diatas dilakukan dalam waktu 30 detik
e. Petugas melakukan ventilasi
1. Mulai ventilasi
- Beritahu pada ibu dan kelarga bahwa bayi mengalami
masalah (seperti telah diprediksi sebelumnya) sehingga
perlu dilakukan tindakan resusitasi
- Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan meminta
mereka ikut membantu (pengawasan ibu dan pertolongan
bagi bayi baru lahir dengan asfiksia)
2. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan sungkup
ataupun dengan balon dan sungkup. Langkah-langkahnya
adalah sama. Perbedaannya hanya pada beberapa hal
berikut ini. Dengan tabung dan sungkup :
- Udara disekitar harus dihirup kedalam mulut dan hidung
penolong, kemudian dihembuskan lagi ke jalan napas bayi
melalui mulut-tabung-sungkup
- Untuk memasukan udara baru, penolong harus
melepaskan mulut dari pangkal tabung untuk menghirup
udara baru dan memasukan kembali ke jalan napas bayi
(bila penolong tidak melepas mulutnya dari pangkal
tabung, mengambil napas dari hidung dan langsung
meniupkan udara, maka yang masuk adalah udara
ekspirasi dari penolong)
- Pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 0 detik menjadi sulit
karena penghisapan udara
3. Sisihkan kain yang menutupi bagian dada agar penolong
dapat menilai perkembangan dada bayi saat dilakukan
peniupan udara
4. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dengan jalan
meniup pangkal tabung atau menekan balon sambil menahan
corong sungkup
5. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu
(perhatikan perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi)
f. Petugas melakukan ventilasi percobaan
1. Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan
udara (20 cm H20) ke jalan napas bayi
- Perhatikan gerakan dinding dada
 Naiknya dinding dada mencerminkan mengembangnya
paru dan udara masuk dengan baik
 Bila dinding dada tidak naik/mengembang periksa
kembali :
 Kemungkinan kebocoran perlekatan sungkup dan
hidung
 Posisi kepala dan jalan napas
 Sumbatan jalan napas oleh lender pada mulut dan
hidung
- Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi percobaan
g. Petugas melakukan ventilasi definitive
1. Setelah ventilasi percobaan berhasil, maka lakukan ventilasi
definitive dengan jalan meniupkan udara dengan frekuensi 20
kali dalam waktu 30 detik
- Nilai hasil ventilasi (pernapasan setiap 30 detik)
2. Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutan tindakan :
- Jika setelah 30 detik pertama bayi menangis kuat dan
bergerak aktif, maka selimuti bayi dan serahkan pada
ibunya untuk menjaga kehangatan tubuh dan inisiasi
menyusu dini
- Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernapas
spontan atau megap-megap, maka lanjutkan tindakan
ventilasi
- Jika bayi mulai bernapas tetapi disertai dengan tarikan
atau retraksi dinding dada bawah, maka segera rujuk ke
fasilitas rujukan sambil tatap berikan ventilasi
3. Jika bayi belum bernapas spontan atau megap-megap,
lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik selanjutnya dan
lakukan penilaian ulang ( lihat nomor 2)
- Bila tidak bernapas dan telah di ventilasi lebih dari 2 menit
maka siapkan rujukan
- Hentikan resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak bernapas
dan tidak ada denyut jantung
h. Petugas melakukan tindakan paska resusitasi
1. Bila resusitasi berhasil :
Lakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III sesuai
penuntun persalinan normal
2. Bila perlu rujukan :
- Lakukan konseling untuk merujuk bayi beserta ibu dan
keluarga
- Lanjutkan resusitasi
- Pantau tanda bahaya
- Cegah hipotermi
- Berikan vitamin K1
- Cegah infeksi
- Buat surat rujukan
- Lakukan pencatatan dan pelaporan kasus
3. Bila resusitasi tidak berhasil :
- Melakukan konseling kepada ibu dan keluarga
- Membeikan petunjuk perawatan payudara
- Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
4. Lakukan dekontaminasi seluruh peralatan yang telah
digunakan
- Penghisap lender direndam setelah dibilas dengan larutan
klorin 0,5 % dengan semprit
- Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5 %
- Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi
i. Petugas mencatat rekam medic tindakan resusitasi
1. Catat secara rinci :
- Kondisi saat lahir
- Tindakan untuk memulai pernapasan
- Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal dan
ventilasi
- Proses resusitasi dan hasilnya
- Bila resusitasi gagal apa penyebabnya
- Keterangan rujukan apabila dirujuk
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
8. Rekam -
Historis

Anda mungkin juga menyukai