Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN BAYI

ASFIKSIA
No. Dokumen :

No. Revis :
SOP Ka. Puskesmas Perawatan
Tanggal Terbit : Batiknau
Puskesmas Batiknau

Halaman : Dr. Kerinadi Pinem. MM


NIP: 197408042006041010
A. Pengertian Keadaan dimana Bayi Baru Lahir tidak bernafas secara S O Pntan dan
teratur. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum
persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini
berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan plasenta atau
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan
B. Tujuan Sebagi Acuan Bidan dalam memberikan pertolongan pada bayi dengan
asfiksia dengan tujuan :
1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebri
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen kepada otak, jantung dan alat – alat vital lainnya
Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas no. …………………… Tentang jenis-
jenis pelayanan di Puskesmas Batiknau
D. Refrensi Buku saku Pelayanan kesehatan anak
Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal
E. Prosedur Persiapan Alat :
1. Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering 2
3. Handuk atau kain kecil untuk mengganjal bahu
4. Alat penghisap lendir
5. Penghisap delee DTT / Steril
6. Oksigen
7. Tabung sungkup Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan
8. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm
Jam atau pencatat waktu

F. Langkah-langkah PENILAIAN BAYI BARU LAHIR

1. Lakukan penilaian selintas


a. Apakah Air ketuban jernih atau bercampur mekonium
b. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
c. Apakah bayi bergerak aktif

Bila salah satu jawaban adalah TIDAK lanjutkan pada langkah-


langkah Resusitasi

2. Bila air ketuban bercampur mekonium


a. Lakukan penilaian apakah bayi menangis/ bernafas normal /
megap – megap/ tak bernafas
- Jika mengis atau bernafas normal, potong tali pusatdengan
cepat, tidak di ikat dan tidak di bubuhi apapun.
- Jika megap – megap atau tidak bernafas, buka mulut lebar,
usap mulut dan isap lendir, potong tali pusatdengan cepat,
tidak di ikat dan tidak di bubuhi apapun, dilanjutkan dengan
langkah awal

LANGKAH AWAL

3. Selimuti bayi dengan handuk/ kain dengan muka dan dada tetap
terbuka
4. Letakkan bayi di tempat resusitasi
5. Pastikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan mengatur tebal handuk/
kain ganjal bahu yang telah di siapkan
6. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada mulut < 5 cm
dan kemudian hidung bayi sedalam <3 cm
7. Keringkan bayi ( dengan sedikit tekanan ) dan gosok-gosok dada/
perut/ punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang
pernafasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan
kering. Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada
terbuka
8. Mereposisikan kepala bayi dan nilai kembali usaha nafas.
a. Bila menangis kuat atau bernafas S O Pntan lakukan asuhan bayi
baru lahir
b. Bila tetap tidak bernafas atau megap- megap maka lakukan
ventilasi

Langkah 2 – 8 dilakukan dalam waktu 30 detik

VENTILASI

1. Mulai ventilasi
a. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah
( seperti telah di prediksi sebelumnya ) sehingga perlu dilakukan
tindakan resusitasi
b. Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta mereka
ikut membantu ( pengawasan ibu dan pertolongan bagi bayi baru
lahir dengan asfiksia )
1. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan sungkup ataupun
dengan balon dan sungkup. Langkah – langkahnya adalah sama,
perbedaannya hanya pada beberapa hal berikut ini. Dengan tabung
dan sungkup:
- Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut dan hidung
Penolong, kemudian di hembuskan lagi ke jalan nafas bayi
melalui mulut tabung sungkup
- Untuk memasukkan udara baru, penolong harus melepaskan
mulut dari pangkal tabung untuk menghirup udara baru dan
baru memasukkannya kembali ke jalan nafas bayi ( bila
penolong tidak melepas mulutnya dari pangkal tabung /
mengambil nafas dari hidung dan langsung meniupkan udara,
maka yang masuk adalah udara ekspirasi dari paru penolong )
- Pemenuhan frekwensi 20 kali dalam 30 detik menjadi sulit
karena penghisapan udara..
2. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong dapat
menilai pengembangan dada bayi waktu dilakukan penghisapan
udara.
3. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan sungkup dengan
jalan meniup pangkal tabung atau menekan balon sambil menahan
corong sungkup.
4. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu ( perhatikan
perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi )

VENTILASI PERCOBAAN

1. Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara ( 20


cm air ) ke jalan nafas bayi :
- Perhatikan gerakan dinding dada
- Naiknya dinding dada mencerminkan mengembangnya paru
dan udara masuk dengan baik
- Bila dinding dada tidak naik/ mengembang periksa kembali.
- Kemungkinan kebocoran perlekatan sungkup dan hidung
- Posisi kepala dan jalan nafas
- Sumbatan jalan nafas oleh lendir pada mulut dan hidung
 Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi perconbaan

VENTILASI DEFINITIF

2. Setelah ventilasi percobaan berhasil maka lakukan ventilasi definitif


dengan Jalan Meniupkan udara dengan frekwensi 20 kali dalam waktu
30 detik
- Nilai hasil ventilasi ( pernafasan setiap 30 detik )

3. Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutkan tindakan :

a. Jika 30 detik pertama bayi menangis kuat dan bergerak aktif maka
selimuti bayi dan serahkan pada ibunya untuk menjaga kehangatan
tubuh dan inisiasi Menyusu Dini
b. Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernafas S O Pntan atau
megap – megap maka lanjutkan tindakan ventilasi
c. Jika bayi mulai bernafas tetapi disertai dengan tarikan atau retraksi
dinding dada bawah maka segera rujuk ke fasilitas rujukan sambil
tetap memberikan ventilasi

4. Jika bayi belum bernafas S O Pntap atau megap – megap lanjutkan


ventilasi 20 ka;li dalam 30 detik dan selanjutnya lakukan penilaian
ulang > lihat 16 a-c

a. Bayi tidak bernafas dan telah di ventilasi lebih dari 2 menit > siap
Rujukan
b. Hentikan Resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak bernafas dan
tidak ada denyut jantung
TINDAKAN PASCA RESUSITASI

1. Bila Resusitasi berhasil, melanjyutkan Penatalaksanaan aktif


persalianan kala 3 sesuai penuntun persalianan normal
2. Bila perlu Rujukan
- Melakukan konseling untuk merujuk bayi beserta ibu dan
keluarga
- Mealnjutkan resusitasi
- Memantau tanda – tanda bahaya
- Mencegah hipotermi
- Memberikan Vitamin K1
- Mencegah Infeksi
- Membuat Surat Rujukan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
3. Jika Resusitasi tidak berhasil:
- Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
- Memberikan petunjuk perawatan payudara
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
4. Lakukan Dekontaminasi seluruh peralatan yang telah digunakan
- Penghisap lendir di rendam setelah di bilas dengan larutan
klorin 0,5 % dengan semprit
- Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5 %
- Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi

REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI

5. Catat secara rinci :


- Kondisi saat lahir
- Tindakan untuk memulai pernafasam
- Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal dan ventilasi
- Proses resusitasi dan hasilnya
- Bila Resusitasi gagal, apa penyebabnya
- Keterangan rujukan apabila dirujuk

G. Unit terkait 1. Bidan Ruang Bersalin


2. Dokter Puskesmas

H. Dokumen
Partograf
terkait

Anda mungkin juga menyukai