Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

MANUAL PLASENTA

Nomor Dokumen :
Tanggal Berlaku :
Revisi Ke :
Jumlah Halaman :
Ttd Ka. Puskesmas :

ELVIVIAN N. ZEBUA, S.Tr.Keb


PenataMuda Tk. I
NIP. 19891226 201101 2 002

UPTD PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI


TAHUN 2019
I. Defenisi
Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat
implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri
secara manual yaitu dengan melakukan invasi dan manipulasi tangan
penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri. Pada
umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya plasenta secara
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri yang berkontraksi. Bila
setelah 30 menit plasenta belum lepas sehingga belum dapat dilahirkan atau
jika dalam waktu menunggu terjadi perdarahan yang banyak, plasenta
sebaiknya dikeluarkan dengan segera.

Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta yang berkaitan


dengan :
 Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:
 Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta
 Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium
 Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai/memasuki miometrium
 Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
 Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta didalam kavum
uteri yang disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
 Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya
 Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan
 Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan
 Darah penderita terlalu banyak hilang
 Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan
tidak terjadi
 Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.

|
II. Ruang lingkup
Ruang lingkup manual plasenta yaitu :
 Sasaran tindakan
Sasaran tindakan manual plasenta adalah ibu postpartum yang plasenta
belum lahir spontan 30 menit setelah bayi lahir
 Waktu pelaksanaan
Manual plasenta dilakukan pada keadaan perdarahan pada kala
tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan
uterotonika dan masase
 Tempat pelaksanaan
Manual plasenta dilakukan di ruangan persalinan
 Tenaga pelaksana
Manual plasenta dilakukan oleh petugas yang ada di ruangan persalinan

III. Tatalaksana
 Mengidentifikasi Pasien (Pendaftaran Pasien)
 Kartu keluarga
 KTP ibu
 KTP suami
 BPJS (jika ada)
 Menjaga privasi ibu dengan memasang sampiran
 Mencuci tangan dengan benar (Panduan 7 langkah mencuci tangan)
 Mengukur tanda-tanda vital ibu (nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu)
 Siapkan kain alas bokong, sarrung kaki dan penutup perut bawah
 Posisi pasien disiapkan dengan posisi litotomi
 Memastikan alat dan bahan
 Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT,
Tramadol 1-2 mg/kg BB)
 Sedative (Diazepam 10 mg)
 Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml
 Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin)
 Cairan NaCl 0,9% dan RL

|
 Infus Set
 Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%)
 Oksigen dengan regulator

Untuk penolong, harus mempersiapkan :

 Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set
 Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang
 Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang
 Instrument
o Kocher: 2, Spuit 5 ml dan jarum suntik no 23G
o Mangkok tempat plasenta : 1
o Kateter karet dan urine bag : 1
o Benang kromik 2/0 : 1 rol
o Partus set
 Sebelum melakukan tindakan sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu
dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi.
 Mengeringkan tangan dengan handuk bersih lalu pasang sarung tangan
DTT/steril.
 Tindakan Penetrasi Ke Kavum Uteri
 Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui
karet infuse

 Lakukan kateterisasi kandung kemih.


o Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar.
o Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan.
 Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar
lantai.
 Secara obstetrik maukkan satu tangan (punggung tangan ke bawah)
kedalam vagina
 dengan menelusuri tali pusat bagian bawah.

|
 Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk
memegang kocher
 kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri.
 Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan ke dalam kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
 Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat
ke pangkal jari telunjuk).

 Melepas Plasenta dari Dinding Uterus


 Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling
bawah
 Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila dibagian
depan,Pindahkan tangan ke bagian depan tali pusat dengan punggung
tangan menghadap ke atas.
 Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat
implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari di antara plasenta

|
dan dinding uterus, dengan punggung tangan mengahadap ke dinding
dalam uterus.
 Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama (dinding tangan
pada dinding kavum uteri) tetapi tali pusat berada di bawah telapak
tangan kanan.
 Kemudian gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke
cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat
dilepaskan.
Catatan : Sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu
(pasien), lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi penyulit.

 Mengeluarkan Plasenta
 Sementara satu tangan masih berada di kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang
masih melekat pada dinding uterus.
 Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada
saat plasenta dikeluarkan.
 Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam menarik plasenta ke luar (hindari percikan
darah).
 Letakan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan.
 Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah plasenta lahir.

|
 Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar
 Mendekontaminasi pasca tindakan, yaitu alat-alat yang digunakan untuk
menolong di dekontaminasi, termasuk sarung tangan yang telah di
gunakan penolong ke dalam larutan antiseptic
 Mencuci kedua tangan setelah tindakan untuk mencegah infeksi
 Melakukan perawatan pascatindakan, yaitu memeriksa kembali tanda
vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi apabila masih
diperlukan.
 Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang
tersedia.
 Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau.
 Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah seesai
tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
 Rujuk pasien ke rumahsakit apabila perdarahan tetap berlangsung dan
selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak,
tetap lakukan massase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV. Lakukan
kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat
berlangsung sebelum tiba di rumahsakit atau selama transportasi.

IV. Dokumentasi
a. File rekam medik
b. Asuhan kebidanan
c. Buku rawatan

Anda mungkin juga menyukai