Anda di halaman 1dari 111

PENUNTUN BELAJAR

MEMANDIKAN BAYI

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR MEMANDIKAN BAYI


KEGIATAN PENILAIAN
I PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1 2 3
1. Persiapan alat
 Bak Mandi Bayi
 Sabun
 Baby Oil
 Cotton Bad
 Shampo Bayi
 Air Hangat 37°C ¼ Bak Mandi
 Waslap 1
 Minyak Telon
 Bedak Bayi
 Kasa Steril
 Pakaian Bayi Bersih
 Gedong (dilipat 1/3 ▲)
 Tempat pakaian kotor
 Kapas DTT dalam Kom (2)
 Handuk
 Sisir
 Thermometer Rectal
 Handscoon (u/ bayi yang mempunyai penyakit kulit)
 Bengkok
 Kapas Alkohol
2. Persiapan Lingkungan
 Bersih dan Kering
3. Persiapan Pasien
 Pastikan Bayi tidak tidur
4. Persiapan Diri
 Petugas kesehatan cuci tangan 10 langkah
II LANGKAH-LANGKAH
1. Dekatkan peralatan
2. Menata gedong, meletakkan pakaian bayi dan popok diatas
gedong
3. Membuka handuk
4. Membersihkan Mata Bayi dengan menggunakan kapas DTT
5. Membersihkan hidung dan telinga bayi menggunakan cotton
Bad & Baby Oil
6. Jika bayi BAB/ BAK dibersihkan dengan kapas DTT
7. Mengukur suhu badan bayi dengan menggunakan
Thermometer Rectal
8. Basahi badan bayi dengan air hangat menggunakan Waslap
9. Gunakan shampo untuk membersihkan kepala bayi dengan
Waslap
10. Sabun badan bayi dengan menggunakan Waslap
11. Lepaskan Waslap
12. Angkat badan bayi dengan tangan kiri memegang kepala bayi
dan tangan kanan memegang kaki bayi letakkan bayi dalam
bak mandi dalam posisi setengah duduk
13. Rubah pegangan bayi dengan tangan kiri memegang skapula
bayi dan lengan petugas kesehatan menyangga kepala bayi
dan tangan kanan membilas kepala dan tubuh bayi hingga
bersih.
14. Angkat badan bayi letakkan diatas handuk dan badan bayi
dikeringkan
15. Pindahkan bayi diatas gedong dan pakaian bayi yang bersih
16. Mengganti kasa steril pada tali pusat bayi, perhatikan adanya
tanda-tanda infeksi (kolor, dolor, rubor, tumor dan
disfungsilea)
17. Olesi bayi dengan menggunakan minyak telon kemudian
taburi badan bayi dan muka dengan bedak bayi kecuali alat
genetalia.
18. Sisir rambut bayi
19. Pakaikan popok, pakaiaan bayi dan gedong bayi
20. Berikan bayi pada ibunya dan minta ibu untuk segera
memberikan ASI
III SIKAP
 Hati-hati dan telaten
 Peka terhadap reaksi bayi
PENUNTUN BELAJAR

RESUSITASI BBL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN PROSEDUR RESUSITASI
NO KEGIATAN PENILAIAN
1 2 3
I Persiapan Sebelum Tindakan
Persiapan Resusitasi BBL
Menyiapkan resusitasi BBL sebelum setiap persalinan
1. Persiapan keluarga
Menjelaskan pada keluarga bila bayi resiko tinggi asfiksia
2. Persiapan tempat
Menyiapkan ruangan yang hangat, menyiapkan lampu
Membaringkan ibu bersalin tidak dekat angin, cendela, pintu
Memilih tempat resusitasi dekat pemancaran panas dan tidak
angin/dingin
Menyiapkan tempat resusitasi yang rata, keras, kering, bersih
3. Persipan alat resusitasi
Menyediakan kain/handuk/selimut 3 helai yang bersih, kering,
hangat
Meletakkan kain ke 1 di atas perut ibu
Menggelar kain ke 2 menutupi tempat resusitasi
Melipat/menggulung kain ke 3 untuk mengganjal bahu bayi
Menyadiakan jam/pencatat waktu
Menyediakan alat penghisap lendir DE Lee yang steril
Menyadiakan sepasang sarung tangan
Menyadiakan alat resusitasi pipa & sungkup yang steril dan siap
pakai
4. Persiapan diri
Mengenakan alat pelindung diri pada persalinan
Mencuci tangan
Mengenakan sarung tangan

II PENILAIAN BAYI BARU LAHIR


5. Penilaian
Melihat apakah bayi bernafas spontan dan menangis
Memastikan apakah air ketuban bercampur mekoniom (letak
kepala)
Keputusan apakah BBL perlu resusitasi
Mulai resusitasi bila bayi tidak bernafas spontan, bernafas lemah
(<30/mnt) atau megap – megap
III LANGKAH AWAL RESUSITASI
Melakukan lagkah awal resusitasi BBL dalam waktu < 30 detik
6. Jaga bayi tetap hangat
Membungkus bayi dengan kain ke 1
Memeindahkan bayi ketempat resusitasi yang disiapkan
Meletakkan bayi diatas kaain ke 2
7. Atur posisi bayi
Meletakkan bayi terlentang dengan ganjal kain ke 3 dibawah
bahunya
Mengatur kepala bayi sedikit ekstensio agar jalan nafas terbuka
8. Isap lender
Mengambil alat isap lendir DE Lee
Melakukan isapan lendir dari mulut lalu hidung
Melakukan isapan saat alat ditarik kelur, tidak waktu
memasukkan
Memasukkan alat tidak terlalu dalam, < 5 cm kemulut, < 3 cm ke
hidung
9. Keringkan dan rangsang bayi
Menggeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan kecuali telapak tangan tidak
dikeringkan
Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi kemudian
Menepuk atau menyetil telapak kaki bayi
10. Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
Mengganti kain ke 1 yang basah dengan kain ke 2
Membungkus bayi dengan kain ke 2 jangan menutup muka dan
dada
Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan ganjal kain dibawah
bahu agar sedikit ekstensio
11. Lakukan penilaian bayi
Menilai apa bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-
megap
Memberikan bayi kepada ibu bila bayi bernafas normal
Meletakkan bayi ke dada ibu dan menyelimuti bayi bersama
ibunya
Menganjurkan ibu segera menyusui bayinya
Mulai ventilasi bila tak bernafas, megap – megap, nafas lemah
IV VENTILASI
12. Jelaskan pada ibu atau keluarga
Menjelaskan dengan singkat bayi perlu pertolongan nafas
Meminta keluarga mendampingi, menjaga ibu dan melapor bila
ibu perdarahan
13. Pasang sungkup
Memasang sungkup pada bayi, menutup mulut dagu dan hidung
14. Lakukan ventilasi 2x
Meniup udara kemulut bayi 2x ( tiup udara dari mulut, 30 mm air)
Melihat apakah dada bayi mengembang setelah ditiup 2x
Memeriksa posisi kepala bila dada tidak mengembang

Memeriksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor


Memeriksa apa ada cairan atau lendir dimulut dan menghisap bila
ada
Melanjutkan langkahventilasi bila dada berkembang
15. Lalakukan ventilasi 20x dalam 30 detik
Melakukan ventilasi sebanyak 20x dalam 30 detik
Menghentikan ventilasi bila bayi mulai bernafas normal
Memantau bayi dengan seksama
Mengulangi ventilasi kembali bila bayi belum bernafas
16. Hentikan ventilasi dan nilai tiap 30 detik
Menghentikan ventilasi tiap 30 detik
Menilai apakah bayi bernafas normal,tidak bernafas atau megap –
megap
Menghentikan ventilasi bila bayi mulai bernafas normal
Memantau bayi dengan seksama
Meneruskan ventilasi 20 kali/ 30 detik bila tak bernafas, megap –
megap
Menghentikan ventilasi dan menilai kembali setiap 30 detik
17. Bila bayi tak bernafas spontan sesudah 2-3 menit resusitasi
Meminta keluarga siap untuk rujukan
Meneruskan ventilasi dengan interval 30 detik
Menyiapkan untuk rujukan (lihat pedoman rujukan)
18. Bila bayi tak bernafas spontan sesudah ventilasi 20 menit
Menghentikan resusitasi stelah ventilasi selama 20 menit
19. Lakukan pemantauan seksama bayi pasca resusitasi selama 2
jam
 Memperhatiakan tanda-tanda kesulitan bayi bernafas pada
bayi
Tariakan dinding dada
Megap-megap
Frekuensi nafas < 30 /menit atau >60 /menit
 Memantau bayi yang berwarna pucat walau bernafas normal
20. Jaga bayi tetap hangat dan kering
Menunda memandikan bayi sampai dengan 6-24 jam
21. Bila nafas bayi dan warna kulit normal, berikan bayi kepada
ibunya
Meletakkan bayi didada ibu (kulit ke kulit) dan menyelimuti
keduanya
Menganjurkan ibu segera menyusui bayinya
Menganjurkan ibu mengusap bayinya dengan kaish saying
22. Bila kondisi bayi memburuk, rujuk segera
Memperhatiakan tanda-tanda bahaya berikut dan merujuk
segera bila :
Pernafasan <30 atau >60 /menit
Tariak dinding dada
Merintih atau megap-megap
Seluruh tubuh bayi pucat atau biru
Bayi lemas
V 23. Pencatatan
Membuat catatan resusitasi
Tanggal dan jam lahir
Kondisi saat bayi baru lahir
Jam mulai resusitasi
Tindakan yang dilakukan sewaktu resusitasi
Kapan bayi bernafas spontan atau berhenti resusitasi
Hasil resusitasi
Perawatan yang diberikan pasca resusitasi
24. Cuci tangan
25. Konseling pasca resusitasi
PENUNTUN BELAJAR

PEMERIKSAAN FISIK BBL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK BBL


KEGIATAN PENILAIAN
I PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1 2 3
1. Persiapan Alat
 Tempat tidur pemeriksaan
 Selimut
 Stetoskop anak
 Pengukur PB
 Timbangan bayi
 Sarung tangan
 Thermometer, kapas, dan alcohol 70%
 Sabun, air dan handuk tanga bersih
 Bak instrument steril
 Bengkok
 Kom berisi kapas DTT
 Senter
 Tissue
 Pakaian dan selimut
 Pita pengukur lengan
 Metelin/ pita pengukur dada
 Ember berisi larutan desinfektan
 Tempat pakaian dan selimut kotor
 Sampah medis dan non medis
 Daftar tilik pemeriksaan
 Cotton Bad
 Baby Oil
2. Persiapan pasien
Beritahu prosedur yang akan dilakukan pada BBL kepada
keluarga dan atur posisi
3. Persiapan lingkungan
Tutup tirai, jendela dan pintu. Beri lingkungan yang hangat dan
bersih
4. Persiapan diri
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan
II LANGKAH-LANGKAH
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih dibawah air mengalir
sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan.
(lepaskan perhiasan dan ikuti prosedur cuci tangan yang benar,
keringkan tangan sampai dalam keadaan hangat)
3. Tanyakan riwayat bayi kepada ibu :
a. Identitas bayi
(Nama bayi, tanggal lahir bayi, nama kedua orang tua, jenis
kelamin) dan alamat
b. Faktor lingkungan
(Lingkungan prenatal : paparan dari sinar X-ray, radiasi,
asap dll.)
c. Faktor genetic
(Riwayat keluarga : gangguan mental, keguguran dan
jumlah keluarga yang hidup)
d. Faktor social
(Dimana ibu tinggal, pola dari ANC dan status social
ekonomi)
e. Faktor ibu dan prenatal
(Umur ibu, HPHT, perkiraan kelahiran, frekuensi ANC,
riwayat persalinan kala I,II)
f. Faktor neonatal
( APGAR SCORE, resusitasi pada bayi, keadaan pada
waktu bayi lahir, Catat semua keterangan yang diberikan)
dengan cermat
4. Baringkan bayi di atas tempat tidur pemeriksaan (bayi dalam
posisi telentang, baju bayi belu dibuka. Perhatikan keadaan
ruangan pemeriksaan terutama suhu ruangan agar mencegah
terjadinya hipotermi)
5. Mengukur berat badan bayi
6. Mengukur panjang badan bayi
7. Memeriksa TTV (tanda-tanda vital) meliputi nadi, pernafasan
dan suhu bayi
8. Periksa keadaan
a. Penampilan umum
Melihat keseluruhan raut muka, ekspresi wajah, keadaan
umum
b. Kepala,badan, ekstremitas
Melihat proporsi antara kepala : badan bayi adalah ¼ :1
c. Tonus otot, tingkat aktivitas
 Dilihat dari respon terhadap rangsangan, aktivitas
selama pemeiksaan, tenang, tegang, aktif
 Reflek Moro
d. Warna kulit dan bibir
 Warna kulit merah, kuning, pucat atau sianosis
 Bibir kelembabannya, pucat
e. Tangis bayi
Tangis kencang, lemah, merintih
9. Periksa kepala bayi
a. Inspeksi
Ubun-ubun belum menutup ada benjolan atau cekungan
ada molase atau tidak
b. Palpasi
Adakah caput/ cephalhematoma, seberapa besar derajat
molase
c. Ukur lingkar kepala
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
10. Periksa mata bayi
Perhatikan tanda infeksi (pus), struktur, ukuran, simetris, sclera
kuning/tidak, conjungtiva pucat/tidak
11. Hidung
Bentuk hidung simetris, tanda-tanda infeksi (pus), tidak ada
PCH
12. Mulut
a. Inspeksi
Sumbing pada bibir bayi (labio schizis, labio palato schizis)
b. Palpasi
 Menekan rahang bayi sehingga mulut terbuka,
kemudian masuk jari kecil bidan untuk meraba langit-
langit melihat apakah ada sub mukosa yang terbelah
 Reflek suckling (menghisap)
 Reflek rooting (mencari putting)
 Reflek swallowing (menelan)
13. Telinga bayi
a. Inspeksi
 Letak telinga dengan mata bayi sejajar, simetris bagian
tertinggi dari daun telinga segaris dengan kantong mata
 Serumen, kotoran-kotoran lain, kelainan tulang telinga
b. Palpasi
Bagian telinga dari dalam keluar, ada benjolan/ mastoiditis
14. Leher bayi
a. Inspeksi
 Adanya pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang
bayi (seperti infeksi mulut ditambah saluran
pernafasan)
 Vena membesar, gangguan pernafasan asma
b. Palpasi
 Ada pembengkakan kelenjar tiroid
 Tonic neck reflek
15. Dada bayi
a. Inspeksi
Bentuk dada, putting (jarak), gerakan dada, bunyi nafas,
bunyi jantung, frekuensi nafas (40-60 x/menit), adakah
tarikan intercosta
b. Palpasi
Ukur lingkar dada, adakah pembesaran mammae dan
pengeluaran cairan
16. Abdomen bayi
a. Inspeksi
Bentuk, penonjolan tali pusat (tanda-tanda infeksi),
perdarahan tali pusat, lembek saat tidak menangis
b. Palpasi
 Pembesaran hati/ organ-organ lain
 Ada tidaknya diafragma pada abdomen
17. Bahu, lengan dan tangan
a. Inspeksi
Gerakan N, kelainan jari (sindaktil, polidaktili,
brachidaktili)
b. Palpasi
 Ukur LILA (> 9,5 cm)
 Graps reflek (reflek gangguan)
 Suhu Normal (36.5 – 37,5°C)
18. Genetalia/ Kelamin Bayi
a. Inspeksi
 Pria, perhatikan 2 testis dan skrotum, ujung penis
berlubang
 Wanita, perhatikan struktur vagina, pengeluaran (ada
tanda-tanda pseudomenorea)
b. Palpasi
 Pria, penis berlubang, tarik preputium kea rah dalam
dan lihat posisi lubang penis
 Wanita, labia mayor dan minor dilakukan dengan cara
membuka labia terpisah, lubang uretra, klitoris
membesar
19. Tungkai kaki bayi
a. Inspeksi
Gerakan N, kesimetrisannya, kelainan jari (polidaktili,
sindaktili, brakidaktili)
b. Palpasi
Reflek babynski
20. Kulit bayi
a. Inspeksi
Adanya verniks, warna kulit, pembengkakan/ bercak-
bercak hitam tanda lahir
b. Palpasi
Adanya pembengkakan/ oedema, turgor
21. Punggung dan anus
a. Inspeksi
 Tonjolan pada punggung waspadai adanya spina bifida
 Anus dicolok dengan menggunakan jari kelingking/
dengan thermometer rectal
22. Bereskan peralatan, masukkan dalam larutan klorin 0,5%
kemudian lepas sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
0,5%
23. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
III Dokumentasikan semua tindakan dan hasil pemeriksaan
PENUNTUN BELAJAR

KETRAMPILAN PELAYANAN KB PIL

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kritera sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutan, tetapi tidak
dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat TS
tidak sesuai dengan keadaan

Kasus
No Komponen kerja

I Persiapan alat

1. Macam-macam alat kontrasepsi


2. leaflet kontrasepsi
3. Alat-alat tulis

II Persiapan akseptor

1. Kelompok
2. Individu

III Langkah-langkah

 Memberi salam pada klien


 Memperkenalkan diri pada klien (bila perlu)
 Menayakan nama klien dan menyebut nama klien
 Menanyakan atau mengkonfirmasi biodata (nama, alamat, dll)
 Menanyakan tujuan kunjungan
 Menyakinkan klien akan kerahasiaan :
(Mengatakan bahwa informasi yang diberikan selama kunjungan
hanya akan diberikan kepada provider klinik yang terkait bila
diperlukan)

 Memberikan privasi selama kunjungan dengan :


- menutup pintu
- membatasi jumlah orang yang lalu lalang di ruang selama
kunjungan (hanya staff yang bertugas)
 Menanyakan tentang tujuan reproduktif klien dan kebutuhan
akan kontrasepsi
 Mendorong klien untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan dan kekhawatiran klien
 Menggunakan berbagai tehnik mendengar dan bertanya (mis :
menggunakan pertanyaan terbuka)
 Menjaga kontak mata
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
 Menggunakan komunikasi non verbal yang ramah (tersenyum,
melihat klien langsung, dll)
 Menggunakan alat bantu visual termasuk contoh alat
kontrasepsi selama konsultasi
 Menyimpulkan permasalahan klien bila perlu
 Memberi kesempatan pada klien untuk mengulang informasi
yang diberikan, untuk memastikan pemahamannya.
 Menanyakan apakah klien tertarik pada salah satu metode
kontrasepsi tertentu
 Memberitahu metode lainnya yang tersedia dan memberikan
informasi lengkap sesuai dengan minatnya
 Mematikan metode kontasepsi yang diinginkan klien atau
membantu memilih kontrasepsi yang sesuai
 Menjelaskan pentingnya memastikan bahwa ia (klien) tidak
dalam keadaan hamil
 Memastikan bahwa klien dalam masa 7 hari pertama masa haid
 Bila klien berada dalam masa 7 hari pertama masa haid,
memastikan tidak hamil, bila :
 Tidak berrhubungan seks (Abstinensia) setelah haid terakhir
ATAU
 Masih menggunakan kontrasepsi efektif TAU
 Masih dalam masa 7 hari pasca aborsi TAU
 Menyusui secara penuh dan berada dalam masa post-partum
kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat menstruasi
 Mengetahui bahwa, apabila klien melahirkan dari 6 bulan dan
belum mendapat menstruasi, kemungkinan ia hamil kecil, jika :
 Sangat sering menyusui
 Tidak ada tanda-tanda atau gejala kehamilan
 Menjelaskan faktor-faktor resiko untuk tertular infeksi
PMS/HIV/AIDS dan gejalanya :
- Mempunyai pasangan lebih dari satu atau berganti-ganti
pasangan
- Ada keluhan / rasa sakit ketika buang air kecil
- Ada gejala keputihan yang keruh / berbau /gatal
- Ada luka pada alat kelamin yang sulit sembuh
 Menjelaskan bahwa saat ini alat kontrasepsi yang dapat
memberi perlindungan terhadap PMS/HIV/AIDS hanya
kondom
 Menjelaskan bahwa bila seseorang ada resiko
tertular/menularkan infeksi PMS/HIV/AIDS, sebaiknya
menggunakan kondom, selain metode KB yang sudah / akan
digunakan (perlindungan ganda)
 Provider menjawab pertanyaan klien mengenai
PMS/HIV/AIDS
IV

Waktu kerja

- Kecapatan
V
Sikap

1. teliti
2. sabar dan sopan
VII 3. hati-hati

Penyelesaian

1. bila setuju, perlu inform concern


2. Pemberian kartu aksptoe
PENUNTUN BELAJAR

KETRAMPILAN PELAYANAN KB PIL

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutan, tetapi tidak
dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat TS
tidak sesuai dengan keadaan

Kasus
No Komponen kerja

I Persiapan alat

1. Pil KB dengan berbagai jenis (Microgynon, Planotap, Excluton,


Nordet dll)
2. Kartu peserta/akseptor. K4,KB, Register KB
3. Alat untuk periksa tanda-tanda vital
4. Alat tulis

II Persiapan akseptor

1. Pasien duduk
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital

III
Langkah-langkah

 Menjelaskan bahwa ada beberapa pertanyaan yang akan


diajukan untuk melihat apakah alat kontarsepsi yang dipilih
sesuai bagi klien tersebut
 Melakukan anamnesis riwayat kesehatan dan riwayat
reproduksi klien
 Memeriksa apakah klien memiliki kondisi kesehatan yang
dapat menjadi masalah atau akan membutuhkan kunjungan
yang lebih sering untuk penggunaan metode pil KB, seperti :
Bila metode yang dipilih adalah PIL. KOMBINASI kondisi
kesehatan berikut dapat merupakan resiko:

 Pendarahan vagina yang tak jelas peneyebabnya


 Menyusui bayi berusia kurang dari 6 Bulan
 Bekuan darah pada tungkai, paru atau mata (penyakit
thrombophlebitis atau thrombo-embolic)
 Penyakit hati aktif
 Perokok dan berusia diatas 35 tahun
 Menderita atau diduga menderita kanker payudara
 Sakit kepala yang sangat berata (atau migrain yang kadang
terjadi dengan gejala neurologis)
 Anemia “Sikle cell”
 Diabetes (sudah terdiagona >20 tahun dan ada masalah
vaskuler)
 Tekanan darah tinggi (> 160/100 mmHg)
 Serangan jantung, stroke, atau sakit jantung
 Minum rifamping untuk tuber kolusis atau obat-obatan untuk
penyakit epilepsi (kejang-kejang)
CATATAN : Bila klien mengatakan, bahwa ia sehat, tanyakan
hanya tentang menyusui, kebiasaan merokok dan ada tidaknya
pendarahan vagina atau apabila metode yang dipilih adalah PIL
PROGESTIN. Kondisi kesehatan berikut dapat merupakan resiko:

 Pendarahan vagina tak diketahui penyebabnya


 Menyusui dengan bayi usia kurang dari 6 minggu
 Penyakit hati aktif (kulit/mata kuning)
 Kangker payudara yang diketahui/dugaan
 Sakit kepala berat (atau migrain dengan gejala neurologis),
stroke, penyakit aktif kardiovaskuler
CATATAN: Bila kliuen mengatakan, bahwa ia sehat, hanya tanyaka
tentang menyusui dan pendarahan vagina

Untuk setiap metode tersebut diatas: HANYA apabila ada satu atau
lebih kondisi tersebut, provider menjelaskan bahwa kontrsasepsi
tersebut diatas sesuai dan membentuk klien untuk memilih metode
lainnya

Dengan alat bantu visual, secara singkat menjelaskan karakteristik


penting dari metode tersebut dengan menekankan pada hal-hal
berikut:

Bila metode yang dipilih adalah pil kombinasi


 Jenis: Menjelaskan adaberbagai merek dengan dosis yang
sedikit berbeda
 Efektifitas: menjelasan bahwa pil sangat efektif bila dimunum
setiap hari (0,1-8 keham,ilan per 100 wanita selama tahun
pertama pemakaian)
 Cara pil mencegah kehamilan: meneka ovulasi dan menebalkan
cairan serviks selain perubahan lain di saluran genital
 Cara penggunaan pil: satu pil setiap hari, dianjurkan pada
waktu yang sama
 Efek samping umum:
- Dapat menyebabkan mual,pusing, nyeri pada payudara, sakit
kepala berat badan naik/turun
- Dapat menyebabkan pendarahan atau bercak diantara masa
haid, atau tidak haid
- Efek samping biasanya hilang setelah 2 atau 3 siklus
Atau

Bila metode yang dipilih adalah pil

Progestin

 Jenis : di Indonesia, merk yang paling umum adalah exluton


yang mengandung iynestoral. Merk lain dapat mengandung
levonorgestrel, norgestrel atau norethinrone
 Efektifitas : efektif selaan 24 jam dan sangat efektif bila
diminum setiap hari (0,5-10 kehamilan per 100 wanita selama
tahun pertama pemakaian)
 Cara kerja pil : menekan ovulasi dan menebalkan getah
serviks selain perubahan-perubahan lain disaluran genital
 Cara penggunaan pil : satu pil setiap hari, harus diminum
pada waktu yang sama
 Efek samping umum : dapat menyebabkan perubahan pola
haid pada beberapa pemakai, pendarahan/bercak tak teratur
diantara masa haid atau tidak haid/amenorrhea
 Menjelaskan bahwa klien harus segera melaporkan ke
klinik apabila mengalami tanda-tanda komplikasi berikut :
Bila pilihan adalah pil kombinasi

- Nyeri hebat pada bagian bawah abdomen atau panggul


- Nyeri dada yang hebat
- Nyeri pada kaki yang hebat
- Sakit kepala yang sangat berat
- Pendarahan yang banyak
Atau
Bila pilihan adalah pil progestin

- Nyeri yangsangat pada abdomen bagian. Bawah atau panggul


- Sakit kepala yang sangat berat
- Pendarahan yang banyak
Dengan menggunakan alat bantu visual, menjelaskan cara
penggunaan metode tersebut secara rinci:

Bila metode yang dipilih adalah pil kombinasi atau pil progestin
saja

- Minum satu pil pada waktu yang sama (khususnya pil


progestin) setiap hari
- Minum pil pertama antara hari pertama dan ketujuh (hari
pertama lebih baik) masa haid
- Bila mulai setelah hari ke 7, gunakan metode cadangan atau
jangan melakukan hubungan selama 1 minggu
- Mulai paket baru segera (pada hari berikutnya) setelah
menghabiskan paket sebelumnya
- Menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan bila terjadi diare atau
muntah (minimal 24 jam) gunakan metode cadangan (kondom)
paling tidak selama 7 hari
- Menjelaskan hal yang perlu dilakukan bila terlambat haid 2
periode atau lebih datang ke klinik
- Menjelaskan hal yang perlu dilakukan bila lupa minum pil
Untuk pil kombinasi :

 Bila hanya 1 pil, minum pil tersebut segera ketika ingat


(bahkan bila harus minum 2 pil dalam satu hari)
 Bila lupa 2 pil, minum 2 pil sehari hingga kekurangan
terkejar dan gunakan metode cadangan atau hindari
hubungan selama 7 hari
Untuk pil progestin saja

 Bila lupa minum pil sampai 3 dari waktu rutin, lanjutkan


minum pil tersebut dan gunakan metode cadangan atau
hindari hubungan selama 48 jam kemudia
 Menulis resep dan atau membersihkan metode tersebut (untuk
pil kombinasi atau pil progestin saja)
 Membahas kunjungan ulang dan dan tidak lanjut
 Mengulang penjelasan efek samping dan tanda-tanda
komplikasi

 Mendorong klien untuk kembali kapanpul apabila ada


pertanyaan atau masalah
 Menyakinkan klien bahwa metode yang dipilih dapat
dihentikan setiap saat bila diinginkan
 Mengucapkan salam perpisahan dengan sopan
 Mengisi rekam medik klien
IV

Waktu kerja

- Kecepatan
V
Sikap

1. Teliti
2. sabar dan sopan
3. Hati-hati

VI
Penyelesaian

1. Bila setuju perlu inform concer


2. pemberian kartu akseptor
PENUNTUN BELAJAR

KETRAMPILAN PELAYANAN KB SUNTIK

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kritera sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutan, tetapi tidak
dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat TS
tidak sesuai dengan keadaan

Kasus
No Komponen kerja
1 2 3 4 5
I Persiapan alat
1. Spuit disposible 3 cc/ 5cc atau spuit otomatis
2. Obat suntik : Depo Provera, cyclofem dll.
3. Obat desinfektan
4. Larutan klorin 0,5%
5. Alat tulis, kartu akseptor, K4 KB, Register KB
6. Tempat sampah (medis, basah & kering)

Persiapan akseptor
II 1. Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor, bila terlihat
kotor klien diminta membersihkan dengan sabun dan air.
2. Klien posisi tidur
3. Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital

Langkah-langkah
III  Menjelaskan bahwa ada beberapa pertanyaan yang akan
diajukan untuk melihat apakah alat kontrasepsi yang dipilih
sesuai untuknya
 Melakukan anamnesis riwayat kesehatan dan riwayat
reproduksi klien
 Memeriksa apakah klien memiliki kondisi kesehatan yang
dapat menjadi masalah atau akan membutuhkan kunjungan
yang lebih sering untuk metode yang telah dipilih, yaitu :
Bila metode yang dipilih adalah Suntikan kombinasi (Cyclofem/
CycloGeston), kondisi kesehatan berikut dapat merupakan resiko :
- Perdarahan vagina yang tak terdiagnosa
- Menyusui (bayi berusia kurang dari 6 bulan)
- Bekuan darah pada tungkai, paru-paru, mata (penyakit
thrombophlebitis atau thrombo-embolic)
- Penyakit hati aktif
- Perokok berusia diatas 35 tahun
- Ada atau diduga menderita penyakit kanker payudara
- Sakit kepala yang sangat berat (atau migraine yang kadang
terjadi dengan gejala neurologis)
- Anemia “Sikle cell”
- Diabetes (sudah >20 tahun, ada masalah vaskuler)
- Tekanan darah tinggi (=atau >160/100 mmHg)
- Serangan jantung, stroke atau penyakit jantung
- Minum rifampisin untuk tuberkolusis atau obat-obatan untuk
penyakit dengan kejang-kejang.
CATATAN : Bila klien mengatakan, bahwa ia sehat, tanyakan
hanya tentang menyusui, kebiasaan merokok dan perdarahan
vagina.
Apabila metode yang dipilih adalah suntikan progestin, kondisi
kesehatan berikut dapat merupakan resiko :
- Perdarahan vagina tak terdiagnosa
- Menyusui dengan bayi usia kurang dari 6 minggu
- Penyakit hati aktiv (kulit/ mata kuning)
- Kanker payudara yang diketahui/ dugaan
- Sakit kepala berat (atau migrain dengan gejala neurologis)
stroke, penyakit aktif kardiovaskuler.
CATATAN : Bila klien mengatakan ia sehat, hanya tanyakan
tentang menyusui dan perdarahan vagina
Untuk jenis suntik tersebut diatas :
HANYA apabila ada satu atau lebih kondisi tersebut, jelaskan
bahwa kontrasepsi tersebut tidak sesuai dan bantu klien untuk
memilih metode lainnya.
Dengan alat bantu visual, secara singkat menjelaskan karakteristik
penting dari metode tersebut dengan menekankan pada hal-hal
berikut :
Bila metode yang dipilih adalah Suntikan kombinasi
 Jenis : Cyclofem atau cyclogeston(DMPA dan Estradiol
cypionate)
Atau
 Efektifitas : sangat efektif bila digunakan setap bulan (<1
kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian)
 Cara obat suntik mencegah kehamilan : menghambat ovulasi
dan menebalkan getah serviks selain beberapa perubahan lain
pada saluran genetalia.
 Cara pemakaian : satu suntikan setiap bulan
 Efek samping umum :
 Dapat menyebabkan perubahan pola menstruasi (menstruasi
tak teratur/ bercak atau amenorrhea) pada sebagian wanita
 Dapat menyebabkan mual, pusing, nyeri pada payudara,
sakit kepala, berat badan naik/ turun.
 Efek samping ini biasanya hilang setelah 2 atau 3 suntikan
Bila metode yang dipilih adalah Suntikan Progestin
 Jenis : 2 bulan : Net-En (Noristerat) atau 3 bulan : DMPA
(Depo Provera, Depo Geston, Depo Progestin)
 Efektifitas : sangat efektif (<1 kehamilan per 100 wanita selama
tahun pertama pemakaian), dan segera efektif
 Cara kerja kontrasepsi suntik : menebalkan getah serviks
sehingga mencegah penetrasi sperma, merubah endometrium,
ada hambatan pada ovulasi.
 Cara pemakaian kontrasepsi suntik : satu suntikan setiap 2
bulan (Net-En) Noristeral dan 3 bulan untuk DMPA
 Efek samping umum :
- Dapat menyebabkan perubahan pola menstruasi, perdarahan/
bercak tak teratur di antara periode haid atau tidak haid/
amenorrhea (lebih sering terjadi dengan DMPA)
- Perubahan menstruasi biasanya mulai setelah 2-3 kali
suntikan dan 50% pemakai tidak mendapat perdarahan
hingga akhir tahun pertama.
- Dapat menyebabkan berat badan naik (khususnya DMPA)
- Dapat menyebabkan mual, pusing, payudara nyeri, sakit
kepala, perubahan suasana hati (mood)
- Dapat menunda kembalinya kesuburan (6-12 bulan)

 Menjelaskan bahwa klien harus segera melaporkan ke klinik


apabila mengalami tanda-tanda komplikasi berikut :
Bila pilihan adalah suntik kombinasi
- Nyeri hebat pada bagian bawah abdomen atau panggul
- Nyeri dada yang hebat
- Nyeri pada kaki yang hebat
- Sakit kepala yang sangat kuat
- Darah atau nanah/ pus ditempat suntik perdarahan banyak
Atau
Bila pilihan adalah suntik Progestin
- Nyeri yang sangat pada abdomen bagian bawah atau panggul
- Sakit kepala yang sangat hebat
- Perdarahan yang banyak
- Darah atau nanah/ pus di tempat suntik

 Dengan menggunakan alat bantu visual, menjelaskan cara


penggunaan metode tersebut, secara rinci :
Bila metode yang dipilih adalah Suntik kombinasi
- Menjelaskan cara pemberian suntikan dan pengaruhnya
- Memberikan suntikan pertama antara hari pertama dan ketujuh,
gunakan metode cadangan atau hindari hubungan selama 1
minggu.
- Bila mulai setelah hari ke tujuh, gunakan metode cadangan atau
hindari hubungan selama 1 minggu
- Kembali ke klinik untuk mendapat suntikan setiap 30 hari
- Dapat kembali 3 hari lebih awal/ lambat untuk suntikan
berikutnya
- Menjelaskan hal yang harus dilakukan bila suntikan berikutnya
setelah lewat 3 hari : pakai kondom, metode kontrasepsi lain
atau hindari hubungan intim sampai menyuntik lagi
Atau
Untuk metode suntik Progestin
- Menjelaskan cara penberian suntikan dan apa pengaruhnya
- Berikan suntikan pertama antara hari pertama dan ketujuh dari
periode haid/ menstruasi
- Bila memulai setelah hari ke-7, gunakan metode cadangan atau
hindari hubungan intim selama 1 minggu
- Datang kembali ke klinik untuk suntikan setiap 2 bulan (Net-
En) atau 3 bulan (DMPA)
- Dapat kembali 2 minggu (Net-EN) atau 4 minggu (DMPA)
lebih awal/ lambat untuk suntikan berikutnya
- Menjelaskan hal yang perlu dilakukan bila suntikan berikutnya
dilakukan terlambat lebih dari 2 minggu (Net-EN) atau 4
minggu (DMPA)

 Membahas kunjungan ulang dan tindak lanjut


 Mengulang penjelasan efek samping dan tanda-tanda
komplikasi
 Mendorong klien untuk kembali kapan pun apabila ada
pertanyaan atau masalah
 Meyakinkan klien bahwa metode yang dipilih dapat dihentikan
setiap saat bila diinginkan
 Mengucapkan salam perpisahan dengan sopan mengisi rekam
medik klien
 Menyiapkan bahan habis pakai dan obat suntik yang diperlukan
 Menjelaskan tindakan kepada klien
 Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntik
 Membersihkan tangan :
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk bersih pribadi, handuk
kertas atau didiamkan hingga kering, atau
- Menggosok tangan dengan larutan beralkohol sebanyak 3-5
mlhingga kering (bila tangan tidak tampak kotor)
 Mencuci tempat suntikan sabun dan air, bila perlu
 Mengocok vial suntikan dengan lembut dan merata
 Membuka tutup vial tanpa menyentuh tutup karet
 Membuka bungkus steril jarum dan alat suntik
 Menusukkan jarum ke tutup karet, membalikkan vial dan
menyedot cairan kedalam alat suntik
 Memegang alat suntik yang sudah terisi, dengan jarum kearah
atas dan mengeluarkan udara dengan pendorongnya

 Atau bila menggunakan alat suntik otomatis

- Tidak mengeluarkan udara ke dalam vial sebelum menarik


cairan
- Dengan menaruh vialpermukaan rata, tarik cairan kluar dengan
menjaga ujung jarum tetap dalam cairan agar udara tidak masuk
kedalam alat suntik
- Buang sebagian dosis bila alat suntik mengunci dan dosis tidak
dapat disesuaikan

 Menusukkan jarum ke bagian dalam otot (deltoid pada lengan


atau daerah kuadran atas luar pada bokong)
 Menarik kembali pendorong
 Bila tidak berdarah, menyuntikkan cairan perlahan dan
mencabut jarum
 Menekan lokasi suntikan dengan kapas tapi tidak
menggosoknya.

 Mendekontaminasi alat suntik dan jarum dengan membilas 3


kali dengan larutanklorin 0,5% (UNTUK JARUM DAN ALAT
SUNTIK HABIS PAKAI (DISPOSIBLE) BIASA)
 Membuang jarum dan alat suntik ke dalam tempat tidak tembus
jarum, tanpa melepas, menutup atau mematahkan jarum (atau
menutup jarum dengan tekhnik satu tangan/ tidak memegang
penutupnya)
 Membersihkan tangan :
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk bersih pribadi, handuk
kertas atau didiamkan hingga kering.
Atau
- Menggosok tangan dengan larutan beralkohol sebanyak 3-5 ml
hingga kering (bila tangan tidak tampak kotor)

Waktu kerja
- Kecepatan
Sikap
1. teliti
2. sabar dan sopan
3. hati-hati

Penyelesaian
1. bila setuju, perlu inform concern
2. Pemberian kartu akseptor
IV

VII
PENUNTUN BELAJAR

KETRAMPILAN PEMERIKSAAN DALAM (VT)

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutan, tetapi tidak
dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat TS
tidak sesuai dengan keadaan

No Komponen Kerja Penilaian Ket


1 2 3 4

I PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan
menimbulkan perasaan kuatir atau kurang
menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan
gangguan pada kandungan
4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan
tujuan pemeriksaan
5. Mintalah persetujuan lisan untuk melakukan
pemeriksaan
II PERSIAPAN
6. A. IBU
 Ranjang periksa
 Kapas dan larutan antiseptik
B. PEMERIKSA
 Sarung tangan
 Sabun dan air
 Apron
III MEMASANG SARUNG TANGAN
7. Setelah mencuci tangan, keringkan tangan dengan
handuk
8. Lepaskan lipatan sarung tangan dan letakkan diatas
meja ambil sarung tangan kanan dengan iu jari dan
telunjuk tangan kiri (pada tepi atas lipatan)
9. Masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan dan
sesuaikan jari-jari tangan dengan alur-alur jari yang
tersedia
10. Kencangkan sarung tangan dengan jalan menarik
ujung lipatan kemudian tarik lingkaran sarung tangan
ke atas
11. Ambil sarung tngan kiri dengan menyelipkan jari-jari
tangan kanan diantara lipatan sarung tangan (tahan
sarung tangan dengan ibu jari)
12. Masukkan jari-jari ke dalam alur jari yang tersedia
kencangkan dengan jalan mendorong lipatan sarung
tangan ke atas diantara lipatan sarung tangan dengan
ibu jari dan telunjuk tanga kanan, untuk
manghilangkan lipatan
IV PEMERIKSAAN
13. Setelah mengosongkan kandung kemih, persilahkan
ibu untuk berbaring di atas ranjang periksa
14. Persiapkan ibu pada posisi litotomi
15. Dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan kiri,
sisihkan labium lumen vagina melalui introitus yang
terbuka
16. Masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke
dalam lumen vagina melalui introitus yang terbuka
17. Pindahkan tangan kanan ke fundus uteri
18. Arahkan vagina ventral/ palmar jari-jari tangan dalam
simposisi os pubis, tentukan besar sudut yang
dibentuk os pubis kiri dan kanan
19. Dengan bagian ujung ventral jari-jari dalam, telusuri
linea inominata kiri sejauh mugkin, kemudian
dilakukan pula pada bagian kanan dengan cara yang
sama
20. Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan linea
inominata kiri kemudian geser ke bawah (sejajar
sumbu badan ibu) menelusuri dinding samping
panggul untuk menilai arah sudutnya (rata, meyudut
ke dalam atau keluar)
21. Menjelang akhir dinding samping panggul (sekitar 5
cm dari pintu atas panggul) akan teraba tonjolan
tulang, ke arah dalam jalan lahir dan berbentuk
segitiga yang disebut dengan spina inciadika. Nilai
derajat penonjolan spina ke jalan lahir
22. Lakukan hal yang sama pada dinding samping
panggul bagian kanan (gunakan bagian atau sisi
medial jari tengah) kemudian nilai distansia
interspinarum
23. Raba tuberositas inskiadikum denga meneruskan
rabaan dinding samping panggul hingga bagian
paling ujung, lakukan untuk dinding kiri dan kanan,
kemudian nilai distansia interspinarum (jarak antara
kedua tuberositas)
24. Geser tangan dalam ke arah belakang sehingga teraba
tulang yang tidak rata dan mempunyai lekukan ke
belakang bagian ini disebut dengan sacrum. Nilai
inklinasi
25. Teruskan perabaan bagian tenagan sacrum hingga
mencapai ruas dan bagian ujung tulang koksigis.
Nilai inklinasi tulang tersebut, kedepan (mengarah ke
jalan lahir) atau ke belakang
26. Pindahkan jari tangan kenan ke linea inominata
kanan kemudian telusuri sejauh mungkin ke belakang
hingga pasisi jari negarah ke tengah (sumbu badan
ibu). Bila di tengah teraba benjolan tulang ke bagian
dalam jalan lahir (promonorium) maka pindahkan
(jari) tangan kanan ke tangan kiri untuk menentukan
batas atau jarak dari titik tersebut ke ujung jari kanan
27. Keluarkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan
sementara jari telunjuk tanga kiri yang menentukan
batas tadi, tetapi pada posisinya
28. Ambil alat ukur / penggaris dengan tangan kiri,
dekatkan dengan jari tengah tangan kanan dan batas
yang telah dibuat tadi untuk menentukan konjugata
vera yang kemudian dikonversikan menjadi
konjugata diagnosis
29. Beritahu pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai
dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat yang
sudah disediakan
V PENCEGAHAN INFEKSI
30. Kumpulkan semua alat yang telah dipergunakan dan
masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin
0,5 %
31. Seka denganl larutan klorin 0,5 % pada bagian atau
benda yang dikenai secret atau cairan tubuh pasien
32. Masukkan dan bersihkan sarung tangan ke dalam
wadah yang berisi larutan klorin 0,5 % kemudian
lepaskan dan rendam dalam wadah tersebut selama
10 menit
33. Cuci tangan denga sabun dan bilas di bawah air
mengalir
34. Keringkan denganhanduk kering dan bersih
VI PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
35. Beritahu hasil pemeriksaan tadi kepada ibu
36. Jelaskan tentang hasil diagnosis yang dibuat
berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut
37. Bila diperlukan lakukan konseling spesifik tentang
sdiagnosis dan penatalaksanaan tersebut lanjutan
VII PENATALAKSANAAN
38. Catat hasil pemeriksaan dan diagnosis/ kesimpulan
pemeriksaan pada buku/ kartu pasien
39. Buat penatalaksanaan atau penjadualan kunjungan
ulang di dalam buku kontrol dan catat medik
40. Pastikan ibu mengerti ibu mengerti tentang diagnosis
yang dibuat
41. Pastikan ibu telah mengerti tentang pentalaksanaan
atau jadual asuhan antenatal yang telah dibuat
42. Berikan buku kontrol kepada ibu dan ucapkan salam
(apabila pemeriksaan dilakukan di kamar bersalin,
masukkan hasil pemeriksaan ke dalam status pasien)
VII Sikap
1. teliti
2. sabar dan sopan
3. hati-hati
PENUNTUN BELAJAR

KONSELING KHUSUS ASUHAN ANTENATAL

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutan, tetapi tidak
dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat TS
tidak sesuai dengan keadaan

No Komponen Kerja Penilaian Ket


1 2 3 4

I PENDAHULUAN
1. Ucapkan salam dan perkenalan diri anda
2. Nilai apakah ibu memang telah menyiapkan
waktunya untuk konseling ini (bila tidak, tanyakan
tentang saat yang paling baik unntuk konseling)
3. Ciptakan suasana pribadi yang menyenangkan
4. Tanyakan identitas ibu dengan spontan
5. Sesuaikan identitas ibu dengan apa yang tercantum
dalam kartu atau status
6. Tanyakan informasi apa yang diinginkan oleh ibu,
berkaitan dengan masalah reproduksi yang ia alami
7. Dengan hati-hati nilai kesesuaian kelihat ibu dan
yang tercantum dalam status kartu pasien
II PEMBERIAN INFORMASI
8. Jelaskan proses reproduksi secara umum
9. Tunjukkan hubungan temuan yang ada dengan
masalah yang dihadapi pasien
10. Jelaskan tentang pendekatan resiko yang ada dan
kaitannya dengan penatalaksanaan pasien
11. Jelaskan tentang pendekatan resiko yang ada dan
kaitannya dengan penatalaksanaan pasien
12. Jelaskan tentang pilihan penatalaksanaan yang
diambil

13. Beri kesempatan untuk ibu bertanya (apabila ibu


bersifat pasif, lakukan upaya untuk memancing rasa
ingin tahu tentang masalah yang dihadapi)
14. Diskusikan tentang berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi dalam asuhan antenatal atau
penatalaksanaan pasien
15. Bimbing ibu untuk membuat keputusan yang sesuai
dengan kondisi yang sedang dihadapi
16. Bimbing ibu untuk memilih tenaga dan tempat untuk
menatalaksanakan melakukan asuhan antenatal
17. Beri kesempatan untuk memahami semua informasi
yang telah disiapkan
18. Ulangi lagi kesimpulan hasil konseling dan pilihan
yang diambil ibu
III PENUTUP
19. Catat semua hasil konseling dan keputusan yang telah
diambil oleh ibu
20. Buat kolom khusus untuk mencantumkan tanggal dan
waktu konseling kemudian ditandatangani oleh
konselor
21. Setelah status kartu pasien telah diisi oleh konselor,
serahkan kembali kartu tersebut pada ibu
22. Ingat jadual kunjungan ulang
23. Antar ibu ke pintu keluar dan ucapkan salam
IV Sikap
1. teliti
2. sabar dan sopan
3. hati-hati
PENUNTUN BELAJAR

MELAKSANAKAN VULVA HYGIENE

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR MELAKSANAKAN VULVA HYGIENE


NO KOMPONEN KERJA PENILAIAN
NILAI 1 2 3
I PERSIAPAN ALAT

a. Kapas
DTT pada tempatnya
b. Alas
bokong : bila dianggap perlu, kadang-kadang tidak dianggap
perlu karena kasur penderita sudah terdiri dari karet dan kain
penjurus yang sering diganti
c. Pot
untuk membuang air kemih dan air DTT yang diguyurkan pada
vulva, sebaiknya pada pembersihan vulva yang sering
dilakukan setelah buang air kemih atau buang air besar saja,
yaitu merupakan air cebok
d. Pemba
kut/ softek
e. Handu
k
f. Sarung
tangan
g. Bengk
ok (nierbeken)
II LANGKAH-LANGKAH
a. Alat-
alat disiapkan, pintu dan jendela ditutup
b. Pend
erita diberitahu
c. Peno
long mencuci tangan, alas bokong dipasang, sikap penderita
dorsal recumbet
d. Pot
atau steek pan dipasang, bila dapat penderita disuruh buang air
kemih
e. Peno
long memakai sarung tangan, ibu jari telunjuk kiri membuka
labia mayora, kemudian tangan mengguyur vestibulum dengan
air cebok
f. Kem
udian tangan kanan membersihkan daerah vulva, mula-mula
labia mayora kanan kiri dan labia minora kanan kiri,
vestibulum perineum dan anus dengan kapas DTT
g. Cara
mengusap kapas DTT untuk membersihkan daerah tersebut
adalah dari atas ke bawah, satu kapas DTT digunakan hanya
satu kali usapan saja, satu daerah misalnya labia mayora bila
belum bersih dengan satu usapan kapas, dapat diulangi
beberapa kali hingga bersih
h. Setel
ah selesai, pot diangkat daerah bokong dan dikeringkan
i. Soft
ek dipasang pada vulva, penderita dibereskan
j. Alat
dibereskan dan penolong mencuci tangan
III WAKTU KERJA
 Kecepatan
IV SIKAP
 Teliti
 Hati-hati
V PENYELESAIAN
 Merapikan alat
 Merapikan pasien
 Pencatatan dan pelaporan
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN IBU HAMIL

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1. PERSIAPAN ALAT:
- Alat tulis
- Timbangan BB
- Pengukuran TB
- Tensimeter dan stetoskop
- Thermometer
- Stop watch/jam
- Selimut
- Pen light
- Meter line
- Fetoskop/funduskope
- Hammer
- Hand scoon
- Speculum cocor bebek
- Kapas sublimat
- Tabung reaksi
- Lampu spiritus
- Fehling A dan B
- Asam Acetat 6%
- Set HB

2. LANGKAH-LANGKAH:
Menyambut ibu:
1. Menyambut ibu dan seseorang yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri kepada ibu
3. Menanyakan nama dan usia ibu
Riwayat Kehamilan Sekarang
1. HPHT dan apakah Normal
2. Gerakan janin
3. Tanda-tanda bahaya atau penyakit
4. Keluhan umum
5. Obat yang dikonsumsi ( termasuk Jamu)
6. Kekhawatiran-kekhawatiran khusus
Riwayat Kehamilan Yang Lalu :
1. Jumlah kehamilan
2. Jumlah anak yang lahir hidup
3. Jumlah kelkahiran premature
4. Jumlah keguguran
5. Persalinan dengan tindakan (operasi,sesar,Forcep, Vacum)
6. Riwayat perdarahan pada persalinan/ pasca persalinan
7. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
8. Berat bayi kurang  2,5 kg / 4 kg
9. Masalah lain
Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dulu:
1. Masalah cardio vascular
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Malaria
5. Penyakit/kelamin/ HIV/AIDS
6. Imunisasi Toxoid Tetanus (TT)
7. Lainnya
Riwayat Sosial Ekonomi
1. Status perkawinan
2. Respon Ibu dan Keluarga terhadap kehamilan ibu
3. Riwayat KB
4. Dukungan keluarga
5. Pengambilan Keputusan dalam keluarga
6. Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan , vitamin A
7. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-minuman keras,
mengkonsumsi obat terlarang
8. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
9. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk
membantu persalinan
Pemeriksaan fisik :
1. Memperhatikan tingkat energy ibu , keadaan emosi dan
posturnya selama dilakukan pemeriksaan
2. Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan
3. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil
melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan
kelayakan
Mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mngeringkannya
dengan menggunakan kain bersih (atau diudara terbuka/kering).
Memakai sarung tangan baru atau yang bias dipakai lagi yang
sudah didesinfeksi tanpa terkontaminasi.
Melepaskan tindakan yang dilakukan sambil terus melakukan
pemeriksaan.
Genetalia Luar :
Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia minora, kemudian
klitoris, lubang uretra dan introitus vagina untuk melihat adanya :
Tukak dan Luka
Varises
Cairan ( warna, konsistensi, jumlah dan bau )
Mengurut Uretra dan pembuluh skine untuk menegeluarkan cairan
nanah dan darah
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolin untuk menegtahui
adanya :
a) Pembengkakan
b) Masa atau kusta
c) Cairan
Untuk mengetahui apaah ibu merasakan sakit atau nyeri karena
prosedur ini
Anus ( rectum) :
Haemoroid
Bekas luka/luka
Panggul: pemeriksaan Bimanual
Menjelaskan kepada ibu bahwa persalinan dilakukan
berkesinambungan dan apa yang akan di rasakan ibu
Meminta ibu untuk mengatakan kalau ibu merasa tidak nyaman
karena pemeriksaan yang dilakukan
Memasukkan dua jari kedalam vagina , merenggangkan kedua jari
tersebut dan menekan ke bawah
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui :
Pembukaan
Rasa nyeri karena gerakan ( nyeri tekan / nyeri goyang )
Menggunakan dua tangan ( satu tangan diatas abdomen, 2 jari di
dalam vagina) untuk palpasi uterus (hanya pada trimester saja )
a) Ukuran, bentuk dan posisi
b) Mobilitas
c) Rasa nyeri (amati wajah ibu)
d) Massa
e) Panggul dalam
Melepaskan tangan pelan-pelan, melepaskan sarung tangan dan
memasukkannya ke dalam larutan dekontaminasi
Memabantu ibu untuk bangun dari meja / tempat tidur/ tikar
pemerikasaan
Mengucapkan terima kasih atas kerjasama ibu dan meminta ibu
untuk mengenakan pakainnya
Mencuci tangan dengan sabun dan air serta mengeringkannya di
udara terbuka dan melapnya dengan kain bersih
Tes Laboratorium
1. Melakukan test laboratorium
a) Protein urine
b) Hemoglobin
c) Glukosa urine
Pembelajaran/Pendidikan kesehatan
1. Memberitahukan kepoada ibu hasil temuan dalam pemeriksaan
2. Menghitung usia kehamilan
3. Mengajari ibu mengenai ketidaknyamanan yang mungkin akan
dialami ibu
4. Sesuai dengan usia kehamilan ,ajari ibu mengenai :
a) Nutrisi
b) Olahraga ringan/ exercise
c) Istirahat
d) Keberhasilan
e) pemberianASI
f) KB pasca salin
g) Tanda-tanda bahaya
h) Aktivitas sexual
i) Kegiatan sehari-hari dalam pekerjaan
j) Obat-obatan dan merokok
k) Bodymekanik
l) Pakaian / sepatu
Promosi kesehatan
1. Memberikan imunisasi TT , jika dibutuhkan
2. Memberikan suplemen zat besi / folate dan menjelaskan
bagaimana mengkonsumsinya serta kemungkinana efek
samping
3. Memberikan tambahan vitamin A jika dibutuhkan
4. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi
5. Memulai membicarakan mengenai persiapan kelahiran :
a) Siapa yang membantu pada waktu kelahiran
b) Tempat melahirkan
c) Peralatan yang dibutuhkan
d) Persiapan keuangan
Mengawali membicarakan mengenai persiapan kelahiran dan
komplikasi kegawat-daruratan :
a) Sarana transportasi
b) Persiapan biaya
c) Pembuat keputusan dalam keluarga
d) Donor darah

Kesimpulan dari Kunjungan :


1. Menjadwalkan kunjungan berikutnya ( Kunjungan ulang )
2. Mencatat hasil-hasil kunjunagn pada catatan SOAP
3. SIKAP :
- Sopan dan ramah
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan /reaksi pasien

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
SENAM HAMIL

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Tikar
- Kursi
- Bantal
- Pakaian OR
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Berikan salam dengan sopan dan hormat
2. Perkenalkan diri anda
3. Tanyakan tentang apa yang klien telah ketahui tentang senam
hamil, apabila ada hal yang tidak benar seyogyanya dijelaskan
dengan baik, berjalan adalah senam yang paling baik.
4. Jelaskan tentang persyaratan senam hamil :
 Senam dimulai sejak usia kehamilan 5 bulan
 Sebelum senam harus konsultasi kepada bidan atau dokter
 Kosongkan kandung kemih sebelum melakukan senam
 Berpakain yang longgar dan menyerap keringat
 Hentikan senam bila: terasa nyeri, sesak nafas, pusing,
sempoyongan, perdarahan jantung berdebar-debar.
5. Jelaskna langkah-langkah senam hamil :
a) Latihan pernafasan
 Posisi tidur terlentang, kedua tangan relaksasi disamping
badan dengan kedua lutut ditekuk serta telapak kaki rata
pada lantai
 Satu bantal di bawah kepala
 Mulut tertutup, ambil nafas dalam melalui hidung
 Kembangkan dada dan perut kemudian keluarkan nafas
sambil menutup mata dengan mulut sedikit terbuka.
 Lakukan 10 kali sebelum bangun pagi dan sebelum tidur
malam
b) Mencegah nyeri kram dan melancarkan peredaran darah
pada kaki dan tungkai :
 Latihan kaki yaitu tidur terlentang, renggangkan kaki
dibawah, ketasa sejauh mungkin, kemudian gerakkan
memutar searah jarum jam. Masing-masing lakukan
sepuluh kali
 Latihan menekuk lutut yaitu: tekuk lutut sehingga kaki
mendekati pantat secara bersamaan kemudian teruskan
dan ulang sampai 10 kali
c) Mencegah pinggang pegal dan linu
Posisi merangkak, titik berat tubuh pada kedua lengan dan
kaki gerakkan badan kedepan lalu kembali ke posisi semula
sebanyak 5 kali
d) Melancarkan kelahiran :
 Melatih otot panggul: pegang sandaran kursi kaki kanan
luruskan kedepan,gerakkan melingkar. Demikian jiga
ganti dengan kaki kanan. Lakukan kegiatan yang sama,
masing-masing 6 kali.
 Melatih rongga panggul: Rentangkan selebar bahu,
tegakkan pinggang, jongkoklah perlahan-lahan kemudian
berdiri kembali perlahan-lahan. Lakukan 5-6 kali.
e) Latihan pembentukan sikap tubuh: posisi tidur terlentang
tanpa bantal, tarik bahu kea rah kepala, kemudian tekan
bahu tersebut, pinggang dan lutut bersama-sama. Lakukan 2
kali dengan 10 hitungan.
f) Latihan kontraksi dan relaksasi
 Tidur terlentang kedua lutut ditekuk: satu tangan di atas
perut dan rileks
 Tarik nafas dalam dengan teknik pernafasan
dada,kemudian ditiupkan kembali melalui sela-sela bibir
 Pada saat menarik nafas untuk ketiga kalinya,
kembangkan dinding perut setinggi mungkin dan tahan
beberapa detik kemudian tiupkan kembali perlahan-lahan
dengan rileks. Lakukan sebanyak 8 kali.
g) Latihan pernafasan untuk merejan. Tidur terlentang kedua
tangan memegang bagian bawah sendi lutut, ambil nafas
dalam semaksimal mungkin sambil mulut ditutup, badan
dibungkukkan seperti buang air besar sambil
menghembuskan nafas. Lakukan 3-4 kali
h) Latihan penenangan: Posisi berbaring terlentang dengan
kedua lutut ditekuk, kedua tangan disamping telinga.
Tutuplah mata dengan tenang.
6. Setelah melakukan senam, sebelum berdiri, duduklah dulu
sambil melakukan gerakan kecil agar tidak pusing.
3 SIKAP:
- Hati-hati
- Ikuti petunjuk
- Dilaksanakan sesuai kemampuan

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MEMBERIKAN SUNTIKAN TT PADA IBU HAMIL

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1. PERSIAPAN ALAT:
 Spuit dalam bak steril
 Kapas dengan air hangat dalam tempatnya
 Bengkok
 Cairan dekontaminasi
 Buku catatan
 Obat anti serap tetanus dalam thermos air
2. LANGKAH-LANGKAH:
1. Pasien diberi tahu
2. Cuci tangan
3. Buka tutup bak steril dan letakkan terbalik
4. Ambil spuit dalam bak/disposable, buka bungkusnya
5. Ambil vaksin dalam thermos es, baca etiketnya
6. Ambil kapas, lalu usapkan pada tutup flacon
7. Masukkan jarum dalam flacon, kemudian hisap vaksin dengan
dosis 0,5 Candi
8. Keluarkan udara secara tegak lurus
9. Jarum ditutup lagi,masukkan dalam bak instrument. Masukkan
kembali segera sisa vaksin dalam thermos es
10. Atur posisi pasien dengan tidur miring (dilengan kiri)
11. Jelaskan pada pasien bila akan disuntik
12. Tentukan daerah yang akan disuntik pada daerah bokong atau
dilengan kiri
13. Hapus hamakan kulit dengan kapas steril/ air masak
14. Tusukkan jarum secara IM, lakukan aspirasi,supaya tidak
masuk pembuluh darah, masukkan obat secara perlahan-lahan.
15. Cabut sambil tekan daerah yang telah disuntk dengan kapas/air
masak (hangat).
16. Tidak boleh melakukan maddage
17. Masukkan spuit dalam larutan dekontaminasi secara terpisah,
jarum dalam tempat tersendiri
 Amati reaksi ibu dan catat dalam buku
 Bersihkan dan bereskan alat-alat
 Cuci tangan
3 SIKAP:
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
CHEKLIS PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)

Beri tanda chek () dalam kolom jika langkah – langkah tersebut di lakukan dengan benar.

Bobot nilai :

4 : Langkah klinik dilakukan dengan baik, benar dan tepat.

3 : Langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

2 : Langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat

1 : Langkah klinik tidak dilakukan

KOMPONEN KERJA PENCAPAIAN


NO KET
1 2 3 4

1. PERSIAPAN ALAT
 Hb set sahli
 HCL 0,1 N
 Aqudest
 Jarum / Lancet
 Kapas Alkohol
 Bengkok
 Hand scoon
2. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Tutup pintu, jendela dan tirai jika diperlukan

3. PERSIAPAN PASIEN
 Memberitahukan dan menjelaskan kepada
pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
4. PERSIAPAN DIRI
Mencuci tangan 10 langkah
5. LANGKAH – LANGKAH
 Mendekatkan peralatan
 Mempersilahkan ibu untuk duduk
 Memakai hand scoon
 Menghisap HCL 0,1 N dan masukkan
kedalam tabung Hb sampai batas angka 2
 Menghapushamakan jari tengah tangan kiri
dengan kapas alkohol, biarkan tunggu sampai
kering
 Tusuk ujung jari dengan lanset
 Ambil lanset
 Pencet ujung jari tengah untuk mengeluarkan
darah
 Hisap secara teliti dan perlahan darah ke pipet
sahli sampai batas 20 mm. Perhatikan agar
waktu menghisap darah tidak terdapat udara
 Bagian luar pipet ditiupkan dengan hati – hati
ke dalam larutan HCL
 Diamkan campuran selama 2-3 menit sampai
terbentuk asam hematin
 Aduk larutan dan tambahkan tetesan aquadest
sampai warna menyamai warna standart
 Perhatikan baca dasar permukaan larutan
bagian tengah (lekukan)
 Beritahu ibu hasil pemeriksaan
 Rapikan semua peralatan

6. SIKAP
 Ramah
 Sopan
 Komunikasi
PENUNTUN BELAJAR

PROSEDUR PERSALINAN NORMAL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu : Langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatihan hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
sangat efisien
T/D : Langkah yang diamati (penilaian menganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan)

Nama Peserta : …………………………………Tanggal : ………………………

KEGIATAN KASUS

I. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala II

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II


 Ibu merasa ada dorongan kuat dan permanen
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan


esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir
Untuk resusitasi BBL  tempat resusitasi datar, rata,
cukup keras, bersih, kering dan hangat, lampu 60 watt
dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, 3 handuk/ kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, tabung dan balon dan
sungkup

 Menggelar kain di atas perut ibu dan tempatnya


resusitasi serta ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
KEGIATAN KASUS

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang


dipakai cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (digunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT) dan steril
(pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan
Janin Baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan


hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum dan anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%  langkah # 9)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
 Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit.
Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160x/ menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,
DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan
lainnya pada partograf
IV. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu
Proses Bimbingan Meneran
KEGIATAN KASUS

11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan


keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menentukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana
peran mereka untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran, pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran :
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat
untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran
(primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
KEGIATAN KASUS

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

Lahirnya Kepala

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm


membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan. bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
di dua tempat dan potongan di antara dua klem
tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang


secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian digerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan Dan Tungkai

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk


kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-
jari lainnya)
VI. Penanganan Bayi Baru Lahir

25. Lakukan penilaian bayi baru lahir sebagai berikut :


 Sebelum bayi lahir :
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
KEGIATAN KASUS

b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur


mekoneum (warna kehijauan)?
 Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan) :
 Sambil menempatkan bayi di atas perut, lakukan
penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi menangis atau bernafas/ tidak
megap-megap?
b. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif?
Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur
mekoneum, menangis atau bernafas normal/ tidak megap-
megap dan bergerak aktif, lakukan langkah 26

Jika bayi tidak cukup bulan dan atau ketuban bercampur


mekoneum dan atau bayi tidak bernafas atau megap-
megap dan atau bayi lemas, lakukan manajemen bayi
dengan asfiksia

26. Mengeringkan tubuh bayi


Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya, kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang
kering. Biarkan bayi di atas perut ibu

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi


bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada
satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya
KEGIATAN KASUS

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/ perut ibu. Usahakan kepada bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara ibu

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi
VII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm


dari vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah


bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu
Mengeluarkan Plasenta

37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga


plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
KEGIATAN KASUS

d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya


e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah tersedia
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT
atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan


masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase
VIII. Menilai Perdarahan

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjahitan

IX. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam
43. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan Inisiasi
Menyusui Dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
Bayi cukup menyusu dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
KEGIATAN KASUS

 Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam pertama,


beri vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri dan
salep/ tetes mata antibiotika
44. Lakukan pemeriksaan fisik BBL

45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi


Hepatitis B di paha kanan
Lakukan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusukan

Letakkan kembali bayi pada dada ibu jika bayi belum


berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu

Evaluasi

46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah


perdarahan pervaginam
 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap


15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam ke-2 pasca persalinan
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit.
Pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40 – 60x/
menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5C)
 Jika terdapat nafas cepat, retraksi dinding dada bawah
yang berat, sulit bernafas, merintih, lakukan rujukan
(lihat MTBM)
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Kembalikan bayi untuk kontak kulit bayi ke kulit
ibunya, selimuti ibu dan bayi dengan 1 selimut
Kebersihan Dan Keamanan
KEGIATAN KASUS

51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan


klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah dikontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi

58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),


periksa tanda vital dan asuhan kala IV
DAFTAR TILIK
SENAM NIFAS

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Matras
- Bantal
2 LANGKAH-LANGKAH:
48 JAM
1. Latihan perut
a. Posisi setengah duduk dengan lutut ditekuk
b. Menarik nafas dalam perlahan-lahan melalui hidung sambil
mengembungkan perut tahan sampai hitungan ketiga,
hembuskan melalui mulut saat hitungan keempat. Ulangi lima
kali.
c. Ulangi teknik seperti diatas tetapi perutnya yang dikempiskan
2. Mengayun panggul
a. Posisi setengah duduk dengan lutut ditekuk
b. Perut dikempiskan pantat diangkat punggung tetap menempel
lantai tahan sampai hitungan keempat, rileks ulangi 10 kali
3. Meluruskan kaki/betis, membengkokkan pinggang atau fleksi
dan melatih kaki
a. Meluruskan kaki :
 Posisi setengah duduk
 Menekuk lutut kanan kemudian meluruskan kaki dan
tumit. Kembali seperti semula. Ulangi 10 kali
 Lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri.
b. Membengkokkan pinggang/fleksi :
 Posisi setengah duduk
 Lutut kanan ditekuk kemudian ditarik sedikit kearah perut
sampai tumit menutupi pantat. Ulangi 10 kali
 Lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri
c. Melatih kaki
 Posisi setengah duduk
 Menekuk kedua telapak kaki kearah lantai. Ulangi 10 kali
4. Latihan kaki
a. Posisi setengah duduk dengan kedua kaki lurus
b. Mengencangkan otot-otot paha tahan sampai hitungan
keempat, rileks. Ulangi 5 kali
5. Latihan dasar panggul :
a. Posisi setengah duduk dengan lutut ditekuk menyamping
b. Mengencangkan otot anus, tahan selama hitungan keempat,
rileks. Ulangi 5 kali
c. Menarik otot–otot vagina seperti menahan kencing, tahan
sampai hitungan keempat, rileks. Ulangi 5 kali.
6. Mengangkat kepala dan bahu :
a. Posisi setengah duduk dengan menekuk lutut
b. Mengangkat kepala dan bahu sambil kedua tangan
berpegangan pada lutut. Ulangi 5 kali.
Catatan untuk pasien post SC:
1. Pasien post SC atau operasi lainnya dapat mengerjakan
latihan secara hati-hati No. 1-5, jika merasa sanggup latihan
keenam hanya dapat dikerjakan setelah hari kelima.
3 SIKAP
- Sabar dan ramah
- Tanggap terhadap reaksi pasien
Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
PENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

(digunakan oleh peserta)


Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar
normal.
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar,sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D: langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

PROSEDUR RESUSITSI BAYI BARU LAHIR


I KEGIATAN KASUS
1 Setelah bayi lahir (dalam beberap detik), lakukan penilaian segera sambil
memindahkan bayi dari tempat lahir ke atas perut ibu
- Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap,anggota gerak lunglai atau tidak
bergerak aktif,segera lakukan tindakan berikut ini.
 Jepit dan potong tali pusat, beritahukan masalah bayi pada
ibu dan keluarga
 Selimuti bayi dengan kain alas yang disiapkan dan
letakkan di atas perut ibu kemudian pindahkan bayi ke
tempat resusitasi yang telah disiapkan.
II LANGKAH AWAL
2 Menjaga bayi tetap hangat
 Pertahankan selimut yang melingkupi tubuh bayi untuk
menjaga kehangatan tubuhnya.
3 Mengatur posisi bayi
 Letakkan bayi dengan posisi terlentang, kemudian ganjal bahu
bayi menggunakan lipatan kain yang telah disiapkan
 Atur kepala bayi dengan posisi setengah ekstensi agar kalan
nafas terbuka
4 Menghisap lender
 Lakukan pengisapan lender dengan alat pengisap lendir De Lee
 Terlebih dahulu, lakukan pengisapan lendir pada mulut (<5cm)
 Setelah itu, lakukan pengisapan lender pada hidung (< 3cm)
 Pengisapan lender dilakukan sambil menarik keluar pipa
penghisap.
5 Keringkan dan rangsang bayi
 Keringkan bayi dengan memberikan sedikit tekanan , mulai
dari muka, kepala, keseluruh tubuh.
 Gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut
dan dada.
6 Mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
 Ganti kain yang menyelimuti tubuh bayi dengan kain bersih
dan kering yang telah disiapkan di bawah tubuh bayi
 Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, biarkan bagian
muka dan dada sedikit terbuka
 Atur kembali posisi kepala bayi menjadi satu ekstensi
7 Melakukan penilaian bayi
 Menilai pernafasan bayi: normal, tidak bernafas atau megap-
megap
a Bila bayi bernafas normal
Letakkan bayi pada dada ibu dan selimuti bayi bersama ibunya
Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
b Bila bayi tidak bernafas, megap-megap, atau menangis lemah
Segera lakukan tindakan ventilasi
III VENTILASI
8 Pasang sungkup
Pasang sungkup sehingga melingkupi hidung, mulut dan dagu
9 Lakukan ventilasi percobaan (2x)
 Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara
(30 cm air) ke jalan napas bayi
 Lihat apakah dada bayi mengembang setelah dilakukan
peniupan (2X)
Bila dada bayi tidak mengembang
 Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
 Periksa posisi kepala dan bila salah,perbaiki posisinya hingga
menjadi setengah ekstensi
 Periksa adanya sumbatan yang disebabkan oleh cairan atau
lender di mulut. Lakukan pengisapan ulang bila ada sumbatan.
Bila dada bayi mengembang
 Lanjutkan tindakan ventilasi
10 Lakukan ventilasi 20 x dalam 30 detik
Lakukan ventilasi sebanyak 20 x dalam 30 detik
Bila bayi mulai bernapas normal :
 Hentikan ventilasi secara bertahap
 Pantau kondisi bayi secara seksama
Bila bayi belum bernafas
Lakukan kembali tindakan ventilasi
11 Hentikan ventilasi dan lakukan Penilaian setiap 30 detik
 Hentikan ventilasi setiap 30 detik
 Nilai apakah bayi bernafas normal,tidak bernafas atau megap-
megap
Bila bayi mulai bernafas normal
 Hentikan ventilasi secara bertahap
 Pantau kondisi bayi secara seksama
Bila bayi tidak bernafas atau masih megap-megap
 Teruskan ventilasi 20 kali/30 detik
 Hentikan ventilasi dan lakukan penilaian ulang setiap 30 detik
12 Bila bayi tak bernafas spontan sesudah 2-3 menit resusitasi
 Teruskan ventilasi dengan interval 30 detik
 Siapkan rujukan bayi bersama ibunya (lihat pedoman rujukan )
IV PEMANTAUN DAN DUKUNGAN
14 Lakukan pemantauan seksama bayi pasca resusitasi selama 2 jam
Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi
 Periksa adanya tarikan dinding dada
 Amati apakah nafas bayi megap-megap
 Hitung frekuensi nafas bayi,apakah <30/menit atau >
60/menit
Memperhatikan apakah bayi sianosis
15 Jaga bayi tetap hangat dan kering
 Tunda memandikan bayi sampai dengan 6-24 jam
16 Bila nafas bayi dan warna kulit normal, berikan bayi kepada ibunya
 Letakkan bayi di dada ibu (kulit ke kulit) dan menyelimuti
keduanya
 Anjurkan ibu segera menyusui bayinya
 Anjurkan ibu mengusap bayinya dengan kasih saying
17 Bila kondisi bayi memburuk, rujuk segera
Perhatikan tanda-tanda bahaya pada bayi
 Hitung frekuensi nafas apakah < 30 atau > 60/menit
 Periksa adanya tarikan dinding dada
 Amati apakah bayi merintih atau megap-megap
 Amati apakah seluruh tubuh bayi pucat dan sianosis
 Amati apakah bayi lemas
 Segera rujuk apabila ada salah satu tanda-tanda bahaya
V PENCATATAN
 Buat catatan resusitasi selengkapnya
 Cantumkan tanggal dan waktu bayi lahir
 Kondisi saat bayi baru lahir
 Jam mulai resusitasi
 Tindakan yang dilakukan selama resusitasi
 Kapan bayi bernafas spontan atau berhenti resusitasi
 Hasil tindakan resusitasi
 Asuhan preresusitasi yang diberikan
PENUNTUN BELAJAR
PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
stau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2. Mampu: lanhkah di kerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi diluar normal.
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tak perlu diperagakan)

PROSEDUR PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM


LANGKAH/KEGIATAN KASUS
PERSIAPAN PENJAHITAN 1 2 3 4
1. Bersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5%.
Lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam klorin
0,5%.
2. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan:
 Dalam wadah set partus mesukkan sepasang
sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit,
chromic catgut atau catgut no.2/0 atau 3/0,
pinset.
 Buka alat suntik 10 ml sekali pakai, masukkan ke
dalam wadah set partus.
 Patahkan tabung lidokain ( lidokain 1% tanpa
epinefrin) perkirakan volume lidokain yang akan
digunakan sesuaikan dengan besar/dalamnya
robekan. (Bila tidak tersedia larutan jadi
lidokain 1% dapat digunakan lidokain 2% yang
diencerkan 1:1 dengan menggunakan akuades
steril).
3. Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur,
dengan posisi litotomi
4. Pasang kain bersih dibawah bokong ibu

5. Atur lampu sorot/senter kearah vulva/perinium ibu

6. Pakai satu sarung tangan.

7. Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain1% tanpa


epinefrin.
8. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan.

9. Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka


dari darah atau bekuan darah dan nilai kembali luas dan
dalamnya robekan pada daerah perineum.
ANASTESI LOKAL
10. Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasa
kurang nyaman.
11. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan
perineum, masukkan jarum suntik secara
subkutansepanjang tepi luka.
12. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang
terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali
masukkan. Ulangi lagi aspirasi (cairan lidokain yang
masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
denyut jantung tidak teratur).
13. Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik pada tepi luka daerah perineum.
14. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan
jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina,
lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil
menarik jarum suntik. (bila robekan besar dan dalam,
anastesi daerah bagian dalam robekan, alur suntikan
anastesi akan berbentuk seperti kipas: tepi perineum,
dalam perineum, tepi mukosa vagina).
15. Lakukan langkah no 11 s/d no 14 untuk kedua tepi
robekan.
16. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal anastesi.
PENJAHITAN ROBEKAN
17. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat
robekan.
18. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka
episiotomi, pasang tampon atau kasa ke dalam vagina
(sebaiknya menggunakan tampon berekor benang).
19. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum kemudian
kunci pegangan jarum.
20. Pasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata jarum.

21. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi.

22. Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka


robekan di dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan
simpul mati. Potong ujung benang yang bebas (ujung
benang tanpa jarum) hingga tersisa ± 1 cm.
23. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat di belakang lingkaran himen.
Bila menggunakan benang plain cat gut, buat simpul mati pada jahitan jelujur di belakang
lingkaran himen.
24. Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang
lingkaran himen hingga menembus luka robekan bagian
perineum.
25. Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum
sampai ke bagian bawah luka robekan.
26. Jahit jaringan subkutis kanan – kiri ke arah atas hingga
tepat di muka lingkaran himen.
27. Tusukkan jarum dari depan lingkaran himen ke mukosa
vagina di belakang lingkaran himen. Buat simpul mati di
belakang lingkaran himen dan potong benang hingga
tersisa ± 1 cm.
28. Bila menggunakan tampon kasa di dalam vagina,
keluarkan tampon/kasa, masukkan jari telunjuk kedalam
rektum dan rabalah dinding atas rektum. (bila teraba
jahitan, ganti sarung tangan dan lakukan penjahitan
ulang).
29. Nasehati ibu agar:
 Membasuh perineum dengan sabun dan air,
terutama setelah buang air besar (arah basuhan
dari bagian muka ke belakang).
 Kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1
minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rektum.
(segera rujuk jika terjadi fistula).
Lanjutkan langkah/kegiatan untuk kebersihan dan keamanan sesuai dengan PB Persalinan
Normal.
PENUNTUN BELAJAR
PERAWATAN LUKA PERINIUM

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR PERAWATAN LUKA PERINIUM


KEGIATAN KASUS
I PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1 2 3
1. PERSIAPAN ALAT
 Bak instrumen steril berisi : kapas & pinset anatomis
 Perlak dan pengalas
 Handuk
 Hands scoon 1 pasang
 Bengkok 2 buah 1 buah berisi larutan desinfektan
 Kom berisi kapas DTT
 Celana dalam dan pembalut wanita
 Pispot
 Botol cebok berisi air hangat
 Obat luka perineum (betadine)
2. Persiapan Lingkungan

3. Persiapan Pasien
Pasien dianjurkan kencing dulu dan cebok bersih

II LANGKAH KERJA
4. Menjelaskan tujuan
5. Menyiapkan alat di dekat pasien
6. Cuci tangan
7. Mengatur posisi dorsal recumbent
8. Memasang alas bokong
9. Memakai hand scoon
10. Membuka pembalut
11. Melakukan vulva hygiene
12. Memberikan kompres betadin pada luka perineum
13. Memsang pembalut baru
14. Mengangkat alas bokong
15. Merapikan pasien dalam posisi nyaman
16. Membereskan alat-alat
17. Cuci tangan
18 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT :
- Spuit disposable 1 cc dan 5 cc
- Vaksin BCG + pelarutnya,dalam thermos es
- Jarum insulin kecil
- Bengkok
- Kapas air hangat
- Buku KIA
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk kering
2. Peganglah ampul diantara ibu jari dan jari tengah pergunakan
telunjuk untuk menyangga leher ampul ,gergajilah leher ampul
3. Patahkan leher ampul dengan hati-hati, leher ini akan patah
apabila sudah terbuat goresan,ambil pelarut.
4. Ambil semprit 5 cc dan jarum steril,semprit dan jarum ini
hanya dipergunakan untuk oplos, bukan untuk suntikan
sedotlah pelarut.
5. Sebelum ampul dibuka,ketuk-ketuklah agar semua serbuk
vaksin turun, apabila ini tidak dilakukan kemungkinan vaksin
akan berkurang sewaktu mematangkan leher ampul.

6. Bersihkan bagian luar ampul dengan kapas lembab steril. Hal


ini adalah untuk menghilangkan serbuk gelas dan mencegah
serbuk gelas jangan sampai masuk ke dalam vaksin, patahkan
leher ampul.
7. Masukkan pelarut yang berada dalam seprit 5 cc ke dalam
vaksin ampul
8. Hisap vaksin pelan-pelan dan suntikkan kembali kedalam
ampul beberapa kali sampai tercampur.
9. Sediakan semprit dan jarum ukuran 1 cc untuk pemberian
vaksin BCG
MENGISI SEMPRIT
10. Masukkan jarum ke dalam ampul yang telah dibuka,hisap
vaksin sebanyak 0,006 cc
11. Keluarkan udara dengan posisi spuit tegak lurus, bila udara
telah terkumpul di bagian atas, doronglah pistonnya sampai
gelembung udara dan sedikit vaksin keluar dan vaksin tepat
pada skala 0,05 cc
12. Sapa ibu dan jelaskan cara memegang bayinya bila bayinya
baru lahir tidak memerlukan pegangan tangan terlalu kuat
13. Membuka pakain yang menutup lengan kanan bayi
14. Peganglah lengan kanan atas bayi dengan tangan kiri
15. Tentukan lokasi penyuntikan yaitu 1/3 bagian lengan kanan
atas (insertia,musculus deltoideus)
16. Bersihkan lengan dengan kapas lembab (jangan menggunakan
alcohol, sebab alcohol dapat merusak vaksin
17. Pegang semprit dengan tangan kanan, lubang jarum
menghadap keatas,letakkan jarum dan semprit hamper sejajar
dengan lengan kanan anak.
18. Tusukkan jarum kedalam kulit secara intracutan,usahakan
sedikit mungkin melukai kulit,masukkan vaksin 0,05 cc dan
cabut jarum setelah semua vaksin masuk.
19. Usap bekas suntikan dengan kapas lembab,buang kapas
lembab ke dalam bengkok.
20. Jelaskan pada ibu tentang reaksi yang akan timbul setelah
penyuntikan
21. Jelaskan pada ibu bila timbul infeksi. Pembengkakan lokasi
penyuntikan tidak boleh diberi obat apapun,cukup hanya
ditutup dengan pembalut kering, bila pembengkakan sangat
besar atau terjadi pembengkakan sekitar ketiak,bawalah anak
tersebut ke puskesmas/RS/dokter untuk mendapatkan
pengobatan.
22. Memberi kesempatan pada ibu/keluarga untuk bertanya
tentang hal-hal yang kurang jelas.
23. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,keringkan
dengan handuk kering.
24. Mencatat dalam KMS/kartu control bayi, ucapkan salam dan
terima kasih.
3 SIKAP
- Teliti dan hati-hati

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI DPT

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
No KOMPONEN KINERJA PENILAIAN
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Spuit disposable 2 cc
- Vaksin DPT dalam thermos Es
- Obat penurun panas
- Bengkok
- Kapas air hangat
- Buku KIA
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Berikan salam dengan ramah dan kenalkan bahwa anda petugas
yang diberi wewenang untuk menjelaskan tindakan klinik yang
akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,kemudian
keringkan dengan handuk kering.
3. Cek label flacon vaksin,kocok hingga endapan vaksin
tercampur dengan sempurna ,apabila vaksin tidak tercampur
sempurna anda akan memberikan dosis tidak tepat.
4. Hangatkan dengan cara menggenggam flacon untuk mencegah
abses steril.
5. Buka tutuo flacon,bersihkan tutup dengan kapas lembab ke
dalam bengkok.
6. Ambil semprit 1 cc/2 cc buka semprit yang telah disiapkan dan
isaplah vaksin sebanyak 0,5 cc
7. Cabut jarum dari flacon ganti, semprit ditegak luruskan keatas
untuk melihat gelembung udara ketuklah pelan-pelan supaya
gelembung naik ke atas lalu dorong piston sehingga gelembung
udara keluar.
8. Jelaskan pada ibu cara memegang bayinya
9. Tentukan tempat penyuntikan yaitu pada bagian paha sebelah
luar. Usaplah daerah paha bagian luar dengan kapas lembab.
10. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk anda pada posisi yang akan
disuntik,peganglah otot paha diantara jari telunjuk dan ibu jari.
11. Ambil sedikit kapas yang lembab dan bersihkan sekitar kulit
paha yang akan disuntik.
12. Tarik pistonnya sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak
mengenai pembuluh darah.
13. Dorong pangkal piston perlahan-lahan dengan ibu jari untuk
memasukkan vaksin, cabut jarum dan usap bekas suntikan
dengan kapas lembab,buang kapas ke dalam bengkok,disuntik
secara IM
14. Jelaskan pada ibu bila timbul reaksi :
 Suhu tubuh meningkat segera meminumkan obat penurun
panas sesuai dosis yang telah ditentukan. Anak tidak boleh
dibungkus dengan selimut tebal dan jangan memandikan
bayi (cukup diseka dengan air hangat). Rasa sakit di daerah
suntikan. Lakukan pengompresan pada tempat penyuntikan
dengan air hangat dan yakinkan pada ibu keadaan ini tidak
berbahaya dan tidak perlu pengobatan.
 Pembengkakan lokasi penyuntikan bawalah anak tersebut ke
puskesmas /aRS untuk mendapat pengobatan.
15. Jelaskan pada ibu cara memberi (meminumkan) obat penurun
panas.
16. Memberi kesempatan pada ibu,keluarga untuk bertanya tentang
hal-hal yang kurang jelas.
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,keringkan
dengan handuk kering.
18. Mencatat dalam KMS/ Kartu Kontrol Bayi,ucapkan salam dan
terima kasih.
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
No KOMPONEN KINERJA PENILAIAN
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Vaksin polio dalam thermos Es
- Pipet plastic khusus vaksin polio
- Buku KIA
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Berikan salam dengan ramah dan kenalkan bahwa anda petugas
yang diberi wewenang untuk menjelaskan tindakan klinik yang
akan dilakukan.
2. Jelaskan tentang efek samping dari pemberian imunisasi polio
3. Jelaskan teantang jadwal pemberian imunisasi berikutnya
4. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk pemberian
imunisasi
5. Persiapkan posisi bayi pada tempat yang tealh disediakan
6. Cuci tangan dari lengan dengan sabun dibawah air mengalir,
kemudian keringkan dengan handuk
7. Ambil flacon vaksin dan cek label flacon vaksin
8. Ambil pipet dari kantungnya dan pasanglah pipet pada flacon
9. Vaksin polio usahakan tangan jangan menyentuh ujung flacon
10. Membuka mulut bayi dengan cara menggunakan 2 jari (ibu
jari dan jari telunjuk)tekanlah kedua pipi bayi sehingga
mulutnya terbuka.
11. Beritahukan pada ibu tentang reaksi setelah pemberian
imunisasi polio sudah selesai (bayi digendong kembali oleh
ibunya)
12. Mengembalikan alat-alat vaksin ke tempat semula
13. Jelaskan pada ibu tentang reaksi setelah pemberian imunisasi
polio
14. Jelaskan pada ibu tentang penanganannya bila timbul reaksi
setelah pemberian imunisasi polio.
15. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,keringkan
dengan handuk kering.
16. Mencatat dalam KMS/kartu control bayi,ucapkan dsalam dan
terima kasih
17. Memberi kesempatan pada ibu/keluarga untuk bertanya
tentang hal-hal yang kurang jelas.
SIKAP
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Spuit disposable 2 cc dan 5 cc
- Vaksin campak dan pelarutnya dalam thermos es
- Bengkok
- Kapas air hangat
- Buku KIA
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Berikan salam dengan ramah dan kenalkan bahwa anda
petugas yang diberi wewenang untuk menjelaskan tindakan
klinik yang akan dilakukan.
2. Persiapan posisi bayi pada tempat yang tealh disediakan]
3. Cuci tangan dari lengan dengan sabun dibawah air mengalir,
kemudian keringkan dengan handuk
4. Cek label flacon vaksin,beberapa cc pelarut yang dibutuhkan
5. Ambil semprit 3 cc dan jarum steril,semprit dan jarum ini
hanya digunakan untuk oplos.
6. Buka ampul pelarut,flacon pelarut yang diperlukan sedot
palrut kedalam semprit]
7. Bersihkan tutupflacon dengan kapas lembab kemudian
masukkan pealarut kedalam vaksin,buang kapas lembab
kedalam bengkok
8. Kocoklah sampai vaksin betul-betul tercampur
9. Beritahu ibu untuk menduduki bayi diatas pangkuannya dan
jelaskan pada ibu cara memangkunya.
10. Ambil semprit 3 cc yang steril,bersihkan karet flacon yang
akan digunakan dengan kapas dengan kapas lembab,siap 0,5
cc vaksin ke dalam semprit.
11. Semprit ditegakkan lurus keatas untuk melihat gelembung
udara,ketuk pelan-pelan supaya gelembung udara keatas lalu
dorong fiston sehingga gelembung udara keluar
12. Tentukan tempat yang akan disuntik yaitu 1/3 lengan bagian
atas
13. Ambil sedikit kapas yang lembab dan bersihkan sekitar
lengan yang akan disuntikkan
14. Jepitlah lengan yang akan disuntik dengan jari-jari perawat.
15. Tusukkan jarum ke dalam kulit yang dijepit tadi dengan sudut
30 derajat terhadap lengan
16. Tekan pistonnya pelan-pelan dan suntik vaksin campak
sebanyak 0,5 cc pelan-pelan, cabut jarum dan usap bekas
suntikan dengan kapas lembab dan buang kapas ke dalam
bengkok
17. Jelaskan pada ibu tentang cara penanganannya bila timbul
reaksi setelah pemberian imunisasi
18. Jelaskan pada ibu tentang reaksi suhu tubuh meningkat segera
meminumkan obat penurun panas sesuai dengan dosis yang
ditentukan.
19. Jelaskan pada ibu cara memberi (meminumkan) obat penurun
panas
20. Memberi kesempatan pada ibu, keluarga untuk bertanya
tentang hal-hal yang kurang jelas
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
22. Mencatat dalam KMS /Kartu Kontrol bayi,ucapkan salam dan
terima kasih
23. Ucapkan salam dan bila pemberian imunisasi ini yang
pertama (1) maka perlu dipesankan kembali yang bulan
berikutnya.
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI HBu

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
4. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
5. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
6. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR IMUNISASI HBu


KEGIATAN PENILAIAN
1 PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1 2 3
1. Persiapan Alat
 Vaksin Hepatitis B/HBu dan thermos es
 Thermometer
 Kapas DTT
 Piala ginjal
 KMS
 Kartu bayi/ibu
 Kohort
 Informed consent
2. Persiapan pasien
 Menjelaskan kepada orang tua tentang keadaan bayi dan
imunisasi yang akan diberikan srta menjelaskan tujuan,
fungsi dan efek samping
 Menjelaskan kepada Orang tua pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
 Pasien dibaringkan diatas kasur/dipangku ibu
2 LANGKAH-LANGKAH
3. Mencuci tangan
4. Menyiapka spuit disposable kemudian mengambil vaksin dari
dalam thermos es
5. Baca VVM (vaccine Vial Monitor)
6. Membuka vaksin hepatitis B/HBu
7. Menyuntik pasien secara IM pada 1/3 atas paha luar
8. Mencatat tanggal tindakan pada kohort, status bayi dan KMS
9. Mencuci tangan
10.Konseling setelah imunisasi
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.
PENUNTUN BELAJAR
PERAWATAN BBL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dari urutannya ( jika harus
berurutan ). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D : langkah tidak diamati ( penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PROSEDUR PERAWATAN BBL


KEGIATAN PENILAIAN
1 PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1 2 3
1. Persiapan Alat
 Partus set
 Pakaian (baju, popok, sarung tangan, topi,gedong,
selimut)
 Handuk
 Kain bersih
 Umbilical klem (bila setelah persalinan belum
disiapkan)
 Kasa steril
 Vitamin K 1 mg
 Salep mata (Eritromisin) 0,5 mg
 Sarung tangan DTT/ bersih
 Resusitasi set
2. Persiapan diri
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan DTT/ bersih
3. Persiapan lingkungan
 Beri lingkungan yang bersih, hangat dan terang
2 LANGKAH-LANGKAH
4. Menilai bayi dengan cepat nafas spontan/ meletakkan bayi
di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
5. Segera mengeringkan bayi, ganti handuk basah dengan
handuk/ kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu
6. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari
klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (kea rah ibu)
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali
pusat diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
(umbilical klem)
8. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
denga kulit ibu. Luruskan bahu bayi sehingg menempel di
dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu
9. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
10.Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit ibu
paling sedikit 1 jam
11. Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam pertama, beri
vitamin K 1 mg intramuscular dip aha kiri dan salep/ tetes
mata antibiotic
12.Mencuci tangan
3. SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tetapi
tidak dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah tidak dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak sesuai : langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR

LANGKAH/ KEGIATAN KASUS

Konseling Awal

1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana

3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan


keuntungan keterbatasan dari masing-masing kontrasepsi (termasuk
perbedaan antara kontap dan metode reversible).
- Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
- Jelaskan bagaimana cara kerja alkon tersebut.
- Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain
yang mungkin akan dialami
- jelaskan efek samping yang umumnuya sering dialami oleh klien.
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya

Konseling Metode Khusus

5. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien.

6. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat dan sebagainya).

7. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien


ingin mengatur jarak kelahiran atau membatasi jumlah anaknya)
8. Tanyakan agama/ kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin
menentang penggunaan salah satu metode KB
9. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan
sikap yang simpatik
10. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat

11. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR CuT-380


A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
Konseling Pra-Pemasangan dan Seleksi Klien

12. Lakukan releksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan


tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR
Riwayat Kesehatan Reproduksi

 Tanggal haid terakhir, lama haid, dan pola perdarahan haid.

 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir.

 Riwayat kehamilan yang terakhir.

 Riwayat kehamilan ektopik

 Nyeri yang hebat setiap haid.

 Anemia yang hebat (Hb< 9 gr % atau Hematokrit < 30).

 Riwayat infeksi Sistem Genetalia (ISG), Penyakit menular


Seksual (PMS) atau infeksi panggul
 Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)

 Kanker serviks.

13. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul serta
jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan
Pemeriksaan Panggul

14. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan


mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air.
15. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan
kain bersih.
16. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan

17. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
18. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
19. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks.

20. Pakai sarung atngan DTT

21. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan


dalam wadah steril atau DTT
22. Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna.

23. Palpasi kelenjar skene dan bartholini amati adanya nyeri atau duh
(discharge) vagina.
24. Masukkan spekulum vagina

25. Lakukan pemeriksaan inspekulo


 Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
 Inspeksi serviks.
26. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada
tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan yang lain yang
belum digunakan
27. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas.
 Tentukan besar dan posisi uterus.
 Pastikan tidak ada kehamilan
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa.
28. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi)
 Kesulitan menentukan besar uterus retroversi.
 Adanya tumor pada kavum Douglasi
29. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin.
Tindakan Pra-Pemasangan AKDR

30. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan
persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.
31. Masukkan lengan AKDR CuT-380A didalam kemasan sterilnya :
 Buka sebagian palastik penutupnya dan lipat ke belakang.
 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh
benda dan steril.
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar.
Prosedur Pemasangan AKDR

32. Pakai sarung tangan DTT yang baru


33. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks.

34. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali

35. Jepit serviks dengan tenakumul secara hati-hati (takik pertama)

36. Masukkan sonde uteris dengan teknik “tidak menyentuh” (no touch
teqnique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde kedalam kavum
uteri secara dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina
ataupun bibir speculum
37. Tentukan posisi kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde.

38. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih
berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada
tabung insterter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
39. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya
terdorong.
40. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal
(sejajar dengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada
tenakulum, masukkan tabung inserter kedalam uterus sampai leher
biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan
41. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan

42. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal


yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong
dengan tetap menahan pendorong
43. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali
ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya
tahanan
44. Keluarkan sebagian dari tabung insterter dan gunting benang AKDR
kurang lebih 3-4 cm.
45. Keluarkan seluruh tabung inserter buang ke tempat sampah
terkontaminasi
46. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin
0,5%
47. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
48. keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin
0,5%
Tindakan Pasca Pemasangan
49. Renda seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
50. Buang bahan-bahan yang sudah dipakai lagi (kasa, sarung tangan
sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
51. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka
secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
52. Cuci tangan dengan air dan sabun.

53. Pastikan klien tidak mengalmi kram hebat dan amati sekitar 15
menit sebelum diperbolehkan pulang.
Konseling Pasca Persalinan

54. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan
kapan harus dilakukan
55. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
56. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kobtrol.

57. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT-380 A adalah 10


tahun
58. Yakinkan klien bahwa ia datang ke klinik saat bila mememerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR
dicabut.
59. Minta klien untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan

60. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien.


PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tetapi
tidak dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah tidak dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak sesuai : langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

Nama Peserta : ………………………………. Tanggal : …………………………..

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR

LANGKAH/ KEGIATAN KASUS

Konseling Pra Pencabutan

1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda.

2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya

3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab


semua pertanyaan
4. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya).
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang klien rasakan pada
saat proses pencabutan dan setelah pencabutan
Tindakan Pra Pencabutan

6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan


mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air.
7. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan

8. Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.

9. Pakai sarung tangan DTT yang baru.

10. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai


dalam wadah steril atau DTT
Prosedur Pencabutan

11. Lakukan pemeriksaan bimanual :


- Pastikan gerakan serviks bebas.
- Tentukan besar dan posisi uterus.
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksia.
12. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks

13. Usap vagina dan serviks dengan larutan

14. Jepit benang yang dekat dengan klem.

15. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk


mengeluarkan AKDR
16. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam
klorin 0,5%
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

Konseling Pasca Pencabutan

18. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
19. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung
tangan sekali pakai) ke tempat yang dudah disediakan.
20. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin tersebut.
21. Cuci tangan dengan air sabun

22. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

Konseling Pasca Pencabutan

23. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah
(misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut/ panggul)
24. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
25. Jawab semua pertanyaan klien

26. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia


dan resiko keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila
klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi
jumlah anaknya
27. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sampai dapat
memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
28. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PEMASANGAN IMPLANT

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak sesuai : langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MEMASANG IMPANT

LANGKAH/KEGIATAN KASUS

1. Persiapan
- Alat
- Pemeriksaan
- Pasien
2. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan implant.
3. Periksa kembali rekam medik dan lakukan penilaian lanjutan bila
ada indikasi.
4. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anastesi

5. Periksa kembali untuk menyakinkan bahwa klien telah mencuci


lengannya bersih mungkin dengan air dan sabun dan membilasnya
sehingga tidak tersisa sabun
6. Pimpin klien naik ke meja periksa

7. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien dan
atau posisi lengan klien dengan benar.
8. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8 cm diatas lipatan siku.
9. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk
memasang 6 buah kapsul implant.
10. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah di DTT sudah
tersedia.
11. Buka peralatan steril dari kemasannya.

12. Buka kemasan implant dan jatuhkan kedal n mangkok kecil yang
steril (atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia mangkok
kecil yang steril).
TINDAKAN PRA PEMASANGAN IMPLANT

13. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih

14. Pakai sarung tangan steril atau DTT (bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan
ke dalam air steril atau DTT)
15. Siapkan peralatan atau bahan yang disediakan

16. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah.

17. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan


kearah luar secara melingkar seluas 8 – 13 cm dan dibiarkan kering.
18. Pasang kain penutup (dock) steril atau DTT disekitar lengan klien.

PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT

19. Suntikkan anastesi lokal 0,3 – 0,5 cc tepat dibawah kulit pada
tempat insisi yang telah ditentukan sampai kulit sedikit
menggelembung.
20. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikkan
masing-masing 1 cc di antara pola pemasangan nomer 1 dan 2
21. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit

22. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skalpel (alternatif lain


tusukkan trokar langsung ke lapisan di bawah kulit/subdermal)
23. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan
sudut yang tidak terlalu dalam sambil mengungkit kulit.
24. Masukkan terus trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1
(pada dangkal, trokar) tepat berada pada luka insisi
KELUARKAN PENDORONG

25. Masukkan kapsul yang pertama kedalam trokar dengan tangan atau
dengan pinset; tadahkan tangan yang lain dibawah kapsul bila jatuh.
26. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari
trokar sampai terasa adanya tahanan.
27. Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar
keluar sampai mencapai pegangan pendorong.
28. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas
tanda 2 terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari
tempat insisi)
29. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1
30. Setelah setiap kapsul terpasang, arahkan kembali trokar 15 derajat
mengikuti tanda yang telah digambar pada kulit untuk memasang
kapsul dengan pola kipas.
31. Hindari kapsul yang telah dipasang mengalami kerusakan akibat
tertusuk trokar pada waktu pemasangan kapsul selanjutnya. Gunakan
jari telunjuk untuk memegang kapsul yang sudah terpasang sementara
memasukkan trokar keposisi selanjutnya.
32. Dengan menarik ujung trokar dari insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang.
33. Raba kapsul untuk memastikan keenam kapsul implant telah
terpasang dalam pola kipas.
34. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh
dari insisi.
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN

35. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan


perdarahan
36. Rekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid.

37. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi


memar.
38. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (misalnya bila ada
nanah atau darah atau kapsul keluar dari luka insisi, klien harus segera
kembali ke klinik).
39. Masukkan klorin kedalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut ke dalam larutan klorin selama 10 menit.
40. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10 menit
untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya.
41. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya.

42. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam


larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10 menit.
43. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan
kain bersih.
44. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
khusus
45. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang.
JUMLAH
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PENCABUTAN IMPLANT

(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak dilakukan secara efisien.
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak sesuai : langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENCABUT IMPANT

LANGKAH/KEGIATAN KASUS

1. Persiapan
- Alat
- Pemeriksa
- Pasien
2. Tanyakan pada klien alasannya ingin mencabut implant

3. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan implant

4. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anastesi.

5. Periksa kembali untuk menyakinkan bahwa klien telah mencuci


lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sabun.
6. Bantu klien untuk naik ke meja periksa, letakkan kain yang bersih
dan kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan
benar.
7. Raba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi guna mencabut
kapsul untuk memperhitungkan jarak yang sama dari ujung akhir
semua kapsul.
8. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah di DTT sudah
tersedia.
9. Buka Peralatan steril dari kemasannya.

TINDAKAN PRA PENCABUTAN

10. Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.

11. Pakai sarung tangan DTT atau steril; bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan
kedalam air steril atau DTT.
12. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.

13. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke


arah luar secara melingkar seluas 8 – 13 cm dan biarkan kering.
14. Pasang kain penutup (dock) steril atau DTT disekeliling lengan
klien.
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK BAKU

15. Suntikkan sedikit anestesi (2 – 3 cc) pada tempat insisi dan di


bawah ujung akhir dari kapsul sampai sepertiga panjang kapsul
16. Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit

17. Buat insisi kecil (4 mm) dengan skalpel sekitar 5 mm dibawah


ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku.
18. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan dorong
pelan-pelan kearah insisi hingga ujung dari kapsul tampak.
19. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan bawa
kearah insisi.
20. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan
menggunakan kasa steril atau skalpel.
PENCABUTAN KAPSUL YANG SULIT

21. a. Untuk kapsul yang jauh dari tempat insisi, dorong kapsul dengan
jari kearah tempat insisi, masukkan klem lengkung yang terbuka
mengarah keatas dan jepit kapsul dengan ujung-ujung klem.
b. Jatuhkan klem tersebut 180 derajat kearah bahu klien.

c. Setelah menjatuhkan klem kearah bahu, barsihkan jaringan ikat


yang mengelilingi kapsul dengan menggunakan kasa steril atau
skalpel.

d. Bila setelah menjatuhkan klem kearah bahu, kapsul tidak kelihatan


maka putar klem 180 derajat yang berlawanan dari sumbunya
untuk membuat ujung kapsul mencuat.
e. Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul, tekan dengan
jari tangan jaringan ikat yang mengelilingi kapsul sehingga ujung
kapsul mencuat.

22. Jepit kapsul yang telah mencuat itu dengan klem lain sambil
melepas klem lengkung.
23. Cabut kapsul dengan hati-hati dan taruh mangkok yang berisi
larutan klorin 0,5 %.
24. Pilih kapsul berikutnya yang akan dicabut dan bila perlu suntikan
lagi anastesi.
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK POP OUT

25. Suntikkan sedikit anestesi (2-3 cc) pada tempat insisi dan dibawah
ujung akhir dari kapsul sampai sepertiga panjang kapsul.
26. Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit

27. Pilih kapsul yang mudah dicabut.

28. Dorong ujung atas dari kapsul (dekat bahu) dengan menggunakan
jari
29. Pada saat ujung bawah kapsul (dekat siku) menonjol keluar, buat
insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul tersebut dengan
menggunakan skapel.
30. Tekan ujung kapsul dengan ibu jari dan jari-jari lainnya sehingga
mencuat dari tempat insisi.
31. Masukkan skalpel dari tempat insisi sehingga menyentuh ujung
kapsul dan potong jaringan ikat yang menutupi ujung kapsul.
32. Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul, tekan kapsul
dengan jari tangan sehingga ujung kapsul mencuat.
33. Dorong ujung atas dari kapsul tersebut sehingga mencuat pada
tempat insisi.
34. Taruh kapsul ke dalam mangkok yang berisi larutan klorin 0,5 %.

PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK U

35. Suntikkan sedikit anastesi (2-3 cc) pada tempat insisi dibawah
setiap ujung kapsul dekat siku.
36. Uji efek anastesi sebelum membuat insisi pada kulit.

37. Buat insisi kecil (4 mm) pada kulit diantara kapsul ke 3 dan 4
dengan arah memanjang lebih kurang 5 mm diatas ujung kapsul.
38. Pegang kapsul dengan jari tangan dan masukan ujung klem
implant (alat vasektomi yang dimodifikasi) sampai mencapai kapsul.
39. Jepit kapsul dan tarik keluar sampai mendekati permukaan kulit,
klem implant dijatuhkan 90 derajat kearah bahu (kalau perlu 180
derajat) hingga kapsul terlihat.
40. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan
menggunakan kasa atau skapel.
41. Jait ujung kapsul yang sudah dibersihkan dengan klem lengkung,
tarik keluar dan taruh pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5 %.
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN

42. Setelah seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah kapsul


untuk memastikan bahwa ke-6 kapsul telah dicabut.
43. Perlihatkan ke-6 kapsul tersebut pada klien.

44. Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band-aid

45. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi


memar
46. Beri petunjuk yang baik cara merawat luka. Anjurkan pada klien
untuk segera kembali ke klinik bila ada nanah atau darah keluar dari
luka insisi
47. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama 10 menit.
48. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin dalam 10 menit
untuk dekontaminasi.
49. Buang peralatan yang sudah tidak dapat dipakai lagi ketempatnya.

50. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam


larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10 menit.
51. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan kain bersih.

52. Lakukan observai selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien


pulang.
JUMLAH
DAFTAR TILIK
MENGISI KMS

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- KMS
- Alat-alat tulis
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mengisi kolom-kolom yang tersedia pada KMS
 Pos penimbangan
 Tanggal pendaftaran
 Nama anak
 Jenis kelamin
 Anak nomor berapa
 Berat lahir berapa
 Nama dan pekerjaan ayah
 Nama dan pekerjaan ibu
 Alamat
2. Mencantumkan bulan lahir anak pada kolom O
3. Mengisi semua kolom bulan secara berurutan
4. Meletakkan titik berat pada titik temu garis tegak (bulan
penimbangan) dengan garis datar (berat badan)
5. Mencatat tanggal pemberian vaksinasi
6. Mencatat nasehat makanan dan tanggal kembali berkunjung
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MENGGANTI POPOK PADA BAYI

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Popok bersih
- Kapas bersih yang basah
- Minyak
- Tempat kapas kotor
- Ember tempat pakaian kotor
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mencuci tangan
2. Melepaskan popok :
 Membuka popok (letakkan agak jauh dari pasien dalam
keadaan tertutup)
 Popok dibuka, dilipat diangkat dan dimasukkan ke dalam
ember (bila bayi buang air besar, bokong dibersihkan dengan
kapas minyak, k/p menggunakan air)
3. Mengenakan popok bayi :
 Meletakkan popok bersih di bawah bokong sesuai jenis
kelamin
 Melipat popok dengan rapi
 Meletakkan 2 jari tangan kiri perawat diantara dada bayi dan
popok
 Memasang kancing sesuai kebutuhan
4. Alat-alat dikembalikan pada tempatnya
5. Mencuci tangan
6. Mencatat tentang BAB/BAK
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MENYUSUKAN BAYI PADA IBU

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Popok bersih
- Buku catatan
- Mangkok berisi kapas rebus tertutup
- Mangkok tempat kapas kotor tertutup
2 PERSIAPAN PERAWAT
- Mencuci tangan
- Memakai masker kalau perlu
3 LANGKAH-LANGKAH
1. Mengidentifikasi bayi yang akan disusukan pada ibu
2. Mengganti popok apabila bayi baik atau defekasi
3. Mengangkat bayi dengan perasat garpu dari buaian
4. Membawa bayi ke ibu
5. Mengambil kapas rebus untuk membersihkan putting susu ibu
6. Menganjurkan ibu dalam posisi yang menyenangkan
7. Mengamati apakah putting susu lecet atau tidak
8. Membersihkan putting susu dengan kapas rebus
9. Menyusukan bayi pada ibu
10. Mengamati apakah putting susu berada di atas lidah bayi waktu
dihisap bayi
11. Menyusui 15-20 menit
12. Membuat bayi bersendawa
13. Mengatur posisi bayi dalam buaian
14. Mencatat dalam status bayi
15. Membereskan dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya
16. Mencuci tangan
4 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MENGENCERKAN SUSU BUATAN

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
No KOMPONEN KINERJA PENILAIAN
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Susu bubuk, timbangan dan sangkoknya
- Waskom, pengaduk, saringan
- Botol susu, nomer box
- Alat tulis
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mencuci tangan
2. Masuk ke dapur susu : melepas sepatu, memakai celemek,
melihat daftar tentang macam susu yang akan dilarutkan
3. Menghitung jumah air dan jumlah bubuk susu yang diperlukan
4. Mencampurkan bubuk susu dan air lalu mengaduknya,
menyaring, larutkan susu tersebut di atas
5. Menuangkan ke dalam botol susu sesuai yang diperlukan
6. Memasang nomer pada botol susu
7. Semua alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN DOT

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
No KOMPONEN KINERJA PENILAIAN
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Susu buatan
- Botol susu
- Dot
- Gelas pengukur
- Kain alas untuk tetesan susu
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum
2. Menghitung jumlah minum sesuai umur bayi
3. Mengisi botol susu sesuai dengan jumlah yang diperlukan
4. Memasang dot pada botol minum
5. Memeriksa panasnya susu dengan punggung tangan perawat
6. Mendinginkan atau memanaskan susu jika terlalu panas/dingin
7. Memeriksa apakah bayi BAB/BAK
8. Mengangkat bayi dari tempat tidur
9. Meletakkan kain dibawah dagu bayi
10. Member minum bayi dengan memperhatikan :
 Posisi bayi
 Posisi botol
 Reaksi bayi
11. Membuat bayi bersendawa setelah selesai minum
12. Membaringkan bayi dalam tempat tidur dengan posisi miring
13. Membereskan dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya
14. Mencuci tangan
15. Menulis pada status tentang
 Jumlah susu
 Jenis susu
 Defikasi
 Keistimewaan
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN SENDOK

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA
PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA
1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Susu buatan
- Gelas
- Sendok
- Gelas pengukur
- Kain alas untuk tetesan susu
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum
2. Menghitung jumlah minum sesuai umur bayi
3. Mengisi botol susu sesuai dengan jumlah yang diperlukan
4. Memasang dot pada botol minum
5. Memeriksa panasnya susu dengan punggung tangan perawat
6. Mendinginkan atau memanaskan susu jika terlalu panas/dingin
7. Memeriksa apakah bayi BAB/BAK
8. Mengangkat bayi dari tempat tidur
9. Meletakkan kain dibawah dagu bayi
10. Memberi minum bayi dengan memperhatikan :
 Posisi bayi
 Jumlah susu dalam sendok
 Bayi tidak tersedak
11. Membuat bayi bersendawa setelah selesai minum
12. Membaringkan bayi dalam tempat tidur dengan posisi miring
13. Membereskan dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya
14. Mencuci tangan
15. Menulis pada status tentang
 Jumlah susu
 Jenis susu
 Defikasi
 Keistimewaan
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan
DAFTAR TILIK
MEMELIHARA BOTOL DAN ALAT-ALAT MINUM

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………


NIM : …………………………………………………………………………
Tingkat /Semester : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Penilaian : …………………………………………………………………………

SKALA PENILAIAN
No KOMPONEN KINERJA 1 2 3 4
1 PERSIAPAN ALAT
- Panci perebus botol dan dot
- Air sabun
- Sikat botol
- Botol, alat minum yang kotor
2 LANGKAH-LANGKAH
1. Membersihkan botol :
 Menghilangkan sisa susu dalam botol dibawah air yang
mengalir
 Menyikat botol dan alat minum dengan air sabun sampai
bersih
 Membilas botol dan air sabun dengan bersih
2. Memasukkan botol bersih dan alat minum ke dalam panic
berisi air dingin
3. Merebus botol dan alat minum sampai mendidih selama 10
menit
4. Membersihkan dot dibawah air mengalir sambil memijit
5. Merebus dot dalam air mendidih selama 5 menit. Menyimpan
botol bersih dan alat minum yang telah direbus dalam panic
penyiapan
6. Mencuci tangan
3 SIKAP :
- Teliti dan hati-hati
- Melihat keadaan/reaksi pasien
- Sopan dan ramah.

Keterangan:
4 : Dikerjakan dengan benar
3 : Dikerjakan sebagian benar dan ragu-ragu
2 : Dikerjakan dengan ragu-ragu dan salah
1 : Tidak dikerjakan

Anda mungkin juga menyukai