Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat

kesehatan masyarakat akan tetapi Kesehatan wanita sering dilupakan dan

hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti

program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.Padahal wanita sangat

berperan penting dalam hal ini karena perannya yang sangat besar dalam

keluarga.

Wanita memiliki banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang

perlu mendapat perhatian khusus.Saat ini masalah kesehatan reproduksi

wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia

menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan

kependudukan (Beijing dan Kairo).

Makalah ini mencoba menjelaskan mengenai permasalahan kesehatan

reproduksi dan perempuan di komunitas dengan menggunakan metode

havard, gender analisis matrix, dan KPP.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu ;

1. Jelaskan mengenai permasalahan kesehatan reproduksi dan

perempuan di komunitas.

2. Jelaskan tentang metode Havard, GAM, KPP.

Evaluasi Pendidikan Page 1


C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebidanan

Komunitas dan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi calon

dosen/guru dalam rangka menyelesaikan masalah menggunakan Metode

Harvard

Evaluasi Pendidikan Page 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Permasalahan Kespro dan Perempuan di Komunitas

Defenisi kesehatan reproduksi menurut WHO yaitu suatu keadaan

sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit

atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem

reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan

semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup

pengertian sosial (masyarakat).Intinya goal kesehatan secara menyeluruh

bahwa kualitas hidupnya sangat baik.

Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di negara-negara

berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara tidak

langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.

Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia

antara lain:

1. Gender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan

jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Gender sebagai

suatu kontruksi social mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena

peran gender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat

kesehatan wanita juga berbeda-beda.Peran gender yang menganggap

status wanita yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator

lain seperti kemiskinan, pendidikan, kawin muda dan beban kerja

Evaluasi Pendidikan Page 3


yang berat mengakibatkan wanita juga kekurangan waktu, informasi,

untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.

2. Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:

a. Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi.

b. Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan

yang tidak layak.

c. Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.

3. Pendidikan yang rendah, kemiskinan mempengaruhi kesempatan

untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak

sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai.

Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih

diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama

dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang

berpengaruh tetapi juga gender berpengaruh pula terhadap pendidikan.

Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan.Orang yang

berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar

terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya.Minimal

dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat

mencari merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil

keputusan dalam keluarga dan masyarakat.

4. Kawin muda

Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita

masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini

banyak kebudayaan Yang menganggap kalau belum menikah di usia

tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan,

Evaluasi Pendidikan Page 4


orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung

jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya.Ini

berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat

persalinan. Disamping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar

dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka

putus sekolah, pada akhirnya akanbergantung kepada suami baik

dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.

5. Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk

Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia

diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang

gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun

berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki

mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu

memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan

membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah

yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali

lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga

membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini

akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin

baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap

beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena

pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria.Salah

satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu

berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan

Evaluasi Pendidikan Page 5


sebagainya.Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya

dalam penularan bakteri penyakit.

6. Beban Kerja yang berat

Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian

yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam

lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih

lanjut terjadinya kelelahan kronis stress, dan sebagainya.Kesehatan

wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu kerja, tetapi juga jenis

pekerjaan yang berat, kotor dan monoton bahkan membahayakan.Di

India banyak kasus keguguran atau kelahiran sebelum waktunya pada

musim panen karena wanita terus-terusan bekerja keras. Dibidang

pertanian baik pria maupun wanita dapat terserang efek dari zat kimia

(peptisida), tetapi akan lebih berbahaya jika wanita dalam keadaan

hamil, karena akan berpengaruh terhadap janin dalam kandungannya.

Resiko-resiko yang harus dialami bila wanita bekerja di industri-

industri misalnya panas yang berlebihlebihan, berisik, dan cahaya

yang menyilaukan, bahan kimia, atau radiasi.

B. Metode Harvard

Dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development bekerja

sama dengan Kantor Women in Development (WID)-USAID. Model Harvard

didasarkan pada pendekatan efisiensi WID yang merupakan kerangka analisis

gender dan perencanaan gender paling awal. Model analisis Harvard lebih

sesuai digunakan untuk perencanaan proyek,menyimpulkan data basis atau

data dasar.

1. Tujuan Kerangka Harvard :

Evaluasi Pendidikan Page 6


a. Untuk menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi

yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki secara rasional.

b. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih

efisien dan memperbaiki produktivitas kerja secara

menyeluruh.

c. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk

mencapai tujuan efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang

optimal.

d. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan.

2. Fokus Analisis Havard

Terdiri dari empat fokus analisis yakni: akses, partisipasi, kontrol,

manfaat.

a. Akses: Apakah intervensi pembangunan memberi ruang atau

membuka pintu bagi laki-laki dan perempuan untuk terlibat

dan mendapatkan manfaat dari intervensi tersebut.

b. Partisipasi: Apakah laki-laki dan perempuan terlibat secara

nyata dalam proses intervensi tersebut. Bilamana tidak, apa

kendala yang dihadapi?

c. Kontrol: Apakah laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki

kekuatan/kekuasaan terhadap pengambilan keputusan terkait

dengan intervensi tersebut.

d. Manfaat: Apakah intervensi itu benar-benar menguntungkan

laki-laki dan perempuan? Keuntungan mana yang akan

Evaluasi Pendidikan Page 7


bertambah, atau mana yang akan menguntungkan untuk laki-

laki dan mana yang akan menguntungkan untuk perempuan?

3. Alat Analisis Harvard

Komponen/langkah dalam teknis analisis gender model Harvard

meliputi analisis profil kegiatan 3 peran atau triple roles (terdiri atas

peran publik dengan kegiatan produktifnya, peran domestik dengan

kegiatan reproduktifnya dan peran kemasyarakatan dengan kegiatan

sosial budayanya), profil akses dan kontrol dan faktor yang

mempengaruhi kegiatan akses dan kontrol. Sedangkan parameter yang

digunakan adalah usia, alokasi waktu, jenis dan lokasi kegatan serta

pendapatan (Puspitawati, 2012).

a. Profil Kegiatan Berguna untuk mengidentifikasi pekerjaan

produktif dan reproduktif dengan pertanyaan kunci: siapa

melakukan apa

Parameter lainnya juga perlu dilihat namun tergantung pada

konteks, seperti:

 Gender dan penggolongan usia: perempuan dewasa,

laki-laki dewasa, anak perempuan, anak laki-laki, atau

manula yang melakukan pekerjaan tersebut;

 Alokasi waktu: berapa alokasi waktu yang dipakai

untuk pekerjaan tertentu dan apakah dilakukan secara

musiman ataukah harian.

 Fokus pekerjaan: dimana pekerjaan itu dilakukan,

tujuannya untuk mengetahui peta mobilitas penduduk.

Evaluasi Pendidikan Page 8


Contoh Kasus

Seorang ibu datang ke BPS bidan X, berusia 17 tahun, postpartum hari keempat.
Status obstetrinya ialah P1A0. Ibu diantar keluarganya ke klinik dengan keluhan
demam tinggi. Hasil pemeriksaan fisik :

TD : 100/80 mmHg, P : 100 x/menit, N : 28 x/menit, S : 38.6°C, riwayat demam


pada hari ke tiga postpartum, TFU 1 jari dibawah pusat, Lokea Rubra berbau.

Riwayat Kehamilan :

ANC (-), status belum menikah, pernah mencoba untuk aborsi dengan minum
obat-obat tradisional, stress psikologis antepartum (+).

Riwayat  Persalinan :

Ditolong oleh dukun

Metode Harvard

Akses Partisipasi Kontrol Manfaat

Ny X pada kasus diatas Ny.X kurang Ny. X tidak Dalam kasus ini
mendapat diskiriminasi berpartisipasi daam berpartisipasi posisi laki – laki
oleh keluarganya karena pengambilan dalam dalam kelauarga
factor kurangnya keputusan dalam pengambilan Ny.X sangat
pengetahuan dan keadaan keluarganya keputusan dalam berperan penting dan
ekonomi keluarganya merugikan kaum
wanita

Contoh kasus 2 :

Di sebuah desa, terdapat keluarga petani.Keluarga tersebut terdiri dari 4

orang.Seorang ayah, seorang ibu, dan 2 orang anak. Ayah bekerja sebagai

petani. Ibu tinggal di rumah untuk mengurus anak, namun sesekali membantu

pekerjaan sang ayah. Mereka tinggal di desa yang subur, nyaman, dan memiliki

lingkungan sosial yang baik.Para petani di desa tersebut memiliki perkumpulan

organisasi, begitu juga dengan para ibu.

Analisis Harvard 1: Profil Kegiatan

Evaluasi Pendidikan Page 9


Kegiatan Perempuan Laki-Laki

Aktivitas Produksi

Pertanian

Pembersihan Lahan 

 
Persiapan Benih

Penanaman

Penyiangan pembersihan
 
Penumpukan
 
Panen

Pengeringan/penyimpangan

Perawatan

tanaman/pemusnahan hama

atau penyakit

Kegiatan Produksi

Menjaga anak 

Memasak dan penyiapan 

makanan
 
Membersihkan rumah
 
Mengambil air

Mengambil kayu api

Merawat si sakit/manula

Mengawasi anak belajar

Memperbaiki rumah

Belanja di pasar

Evaluasi Pendidikan Page 10


Kegiatan Sosial

PKK 

Dasawisma 


Perkumpulan organisasi tani

b. Akses dan Kontrol – Sumber dan Manfaat

Bermanfaat untuk menolong pengguna untuk membuat daftar

sumber-sumber daya keluarga atau warga atas kegiatan yang

dilakukan pada Alat 1. Alat ini menunjukkan apakah

perempuan atau laki-laki mempunyai akses atas sumber-

sumber daya, siapa yang mengontrol pengunaannya, siapa

yang mengontrol pemanfaatan atas sumber-sumber daya milik

keluarga atau warga. Akses adalah peluang untuk

memanfaatkan sumber-sumberdaya tetapi tidak mempunyai

hak untuk mengontrolnya, sedangkan Kontrol adalah

kekuasaan untuk mengambil keputusan akan penggunaan

sumberdaya serta keuntungannya.

Analisis Harvard 2: Profil akses control atas sumber daya dan benefit

Akses Kontrol

Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki

Sumber Daya

Tanah 

Alat  

produksi
 
Tenaga kerja

Evaluasi Pendidikan Page 11


Uang  

Pendidikan 

Simpanan

Benefit

Pendapatan 

dari luar

Akses

kepemilikan
 
Kebutuhan

dasar:

makanan,

pakaian,

tempat

tinggal  

Pendidikan

c. Faktor-faktor Yang Memengaruhi

Berguna untuk mendapatkan informasi faktor-faktor yang

memengaruhi perbedaan-perbedaan gender dalam hal

ketenagaan kerja, akses dan kontrol sebagaimana yang

terdaftar dalam Alat 1 dan Alat 2. Identifikasi faktor-faktor

yang berpengaruh baik pada masa lampau maupun masa

sekarang menolong untuk memberikan indikasi/tanda bagi tren

di masa depan.Identifikasi ini penting karena akan menunjukan

kesempatan dan hambatan baik bagi perempuan maupun laki-

laki karena perbedaan gender mereka.

Evaluasi Pendidikan Page 12


Faktor-faktor Yang Memengaruhi ini mencakup semua yang

membentuk relasi gender dan menentukan perbedaaan

kesempatan dan hambabatan bagi laki-laki dan perempuan,

yaitu:

 Norma-norma sosial dan strata sosial (mis. Pola/pola

keluarga/komunitas, praktik budaya, keyakinan/agama,

dst);

 Kondisi demografi;

 Struktur kelembagaan,termasuk struktur birokrasi

pemerintah, kesepakatan sosial, dan penerusan

pengetahuan, ketrampilan dan tekhnologi;

 Keadaan ekonomi secara umum, misalnya tingkat

kemiskinan, tingkat inflasi, distribusi pendapatan, trend

perdagangan internasional, dan infrastruktur.

 Kegiatan-kegiatan politik baik internal maupun ekternal,

 Parameter hukum.

 Pelatihan dan pendidikan, sikap masyarakat terhadap

pekerja pembangunan.

Analisis Harvard 3: Faktor-faktor yang mempengaruhi

Faktor yang mempengaruhi Hambatan Kesempatan

Norma masyarakat dan hirarki 

sosial

Faktor demografi 


Struktur lembaga/faktor

ekonomi

Evaluasi Pendidikan Page 13


Sikap masyarakat terhadap  

intervensi luar (LSM, dsb)

d. Alat Analisis Harvard 4 : Ceklist untuk Analisis Siklus Proyek

Alat ini berisi sejumlah pertanyaan untuk menilai proposal

proyek atau daerah intervensi proyek dari perspektif gender,

dengan menggunakan data terpilah gender dan untuk

memperoleh gambaran perbedaan efek perubahan sosial bagi

perempuan dan laki-laki.

C. Kekuatan Kerangka Analisis Gender Harvard

1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pembagian kerja

berdasarkan gender khususnya menunjukkan pekerjaan perempuan

terlihat, membuat pembedaan akses dan control

2. Alat analisis yang praktis dan mudah untuk disesuaikan dengan

kondisi terutama untuk proyek pada level mikro

3. Pintu masuk yang netral gender untuk mendiskusikan isu gender

dengan kaum awam tidak terlalu menimbulkan defensifitas dari

kelompok laki-laki.

D. Kelemahan Kerangka Analisis Gender Harvard

1. Relasi gender diasumsikan bersifat statis/tidak menunjukkan dinamika

relasi (kolaborasi, persaingan, negosiasi, dst); tidak memperhitungkan

relasi yang tidak setara antara perempuan dan laki-lakisehingga

proyek lebih menekankan kegiatan yang terpisah antara laki-laki dan

perempuan.

2. Tidak memperhitungkan perubahan waktu atau musim

Evaluasi Pendidikan Page 14


3. Tidak sensitif terhadap perbedaan budaya atau konteks yang

menentukan alokasi sumberdaya bagi penerima manfaat

4. Lebih berfokus pada efisiensi daripada kesetaraan

Tidak memperhitungkan sumberdaya yang terlihat secara kasatmata

seperti sumberdaya manusia (human capital) seperti: keterampilan,

pengethuan, kapasitas untuk bekerja dan kesehatan dan modal sosial

(social capital) seperti jaringan sosial, hubungan kekerabatan, dll.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu Indikator-indikator

permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain gender,

kemiskinan, pendidikan rendah, kawin muda, kekurangan gizi dan kesehatan

yang buruk, beban kerja yang berat. Analisis Havard terdiri dari empat fokus

analisis yakni: akses, partisipasi, kontrol, manfaat. Matriks Analisis Gender

adalah alat analisis yang menggunakan metodologi partisipatif untuk

Evaluasi Pendidikan Page 15


memfasilitasi definisi dan analisis isu-isu gender oleh masyarakat yang

terpengaruh oleh mereka. KPP Merupakan Metode untuk mengubah sikap,

menjelaskan peran pemberdayaan pada proses pembangunan.

B. Saran

Semoga dengan makalah ini pembaca khususnya pendidik atau calon

pendidik bisa memahami secara dalam dan luas tentang Metode Harvard agar

ketika pelaksanaan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar tanpa

ada hambatan karena kurangnya pengetahuan.

Evaluasi Pendidikan Page 16

Anda mungkin juga menyukai