Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Pembelajaran dengan Metode Ceramah.

Salah Satu Metode Pembelajaran Adalah


metode ceramah ( lecture method) yang merupakan tehnik pengajaran yang dilakukan oleh guru
secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya
tangkap siswa.

Secara Umum Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar.

Menurut Gage dan Berliner metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan
ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika
bahan belajar tersebut sulit untuk didapatkan.

Pengertian Pembelajaran dengan Metode Ceramah

Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang Sudah sejak lama digunakan dalam
sejarah pendidikan. Cara ini terkadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan
ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa.
Namun kita masih mengakui bahwa metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan agar siswa
mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.

Keuntungan Pembelajaran dengan Metode Ceramah

Keadaan kelas berjalan dengan tenang, karena semua siswa melakukan aktivitas yang sama,
sehingga pendidk dapat mengawasi siswa sekaligus secara komprehensif.

Belajar Siswa Menjadi Terfokus, Dengan waktu relatif singkat siswa dapat menerima pelajaran
secara bersama.

Bahan Ajar yang Banyak Dapat Diuraikan Menjadi singkat dan jelas.

Siswa Dapat melatih menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat
menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.

Kekurangan Pembelajaran dengan Metode Ceramah

Interaksi Selalu Berpusat kepada Pendidik Atau Pembawa Materi

Pendidik tidak dapat mengetahui secara pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.

Adanya Perbedaan tentang pemahaman materi oleh siswa dengan apa yang dimaksudkan oleh
pendidik.
Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh pendidik, jika ceramah berisi ceramah-ceramah
yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah verbalisme.

Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu tidaklah
mudah, maka dalam pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan
teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung
dengan intensif.

Artikel Pada Blog ini kami kutip dari berbagai sumber. Semoga Artikel Tentang Pengertian
Pembelajaran dengan Metode Ceramah Dapat Bermanfaat Dan Apabila artikel ini berguna untuk
anda silahkan copy paste dengan menyertakan Sumbernya. Kami Mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika ada Kesalahan Dan Kekurangan Pada penulisan Artikel ini. Terima kasih atas
perhatiannya.

Pengertian Metode Role Playing


Suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan
lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
 

Langkah-langkah model pembelajaran Role Playing


Langkah-langkah model pembelajaran role playing ini adalah:
 guru menyiapkan scenario pembelajaran,
 menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
 pembentukan kelompok siswa,
 penyampaian kompetensi,
 menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
 kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
 presentasi hasil kelompok,
 bimbingan penyimpulan dan refleksi.
 

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Role


Playing
Kelebihan Metode Role Playing
Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar
menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:
 Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
 Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan
waktu yang berbeda.
 Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
 Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
 Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias
 Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
 Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-
butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
 Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
 

Kelemahan Metode Role Playing


Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang sempurna,semua ilmu ada
kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role Playing dalam dalam cakupan cara
dalam prooses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan
terdapat kelemahan:
1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan
ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan
suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak
tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
 

Tujuan Metode Role Playing


Bermain peran dalam proses pembelajaran yang ditujukan agar siswa dapat mendramatisasikan
tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial atau manusia.
Menurut Santosa (2010 : 18) tujuan bermain peran adalah agar siswa dapat:
 memahami perasaan orang lain,
 menempatkan diri dari situasi orang lain,
 mengerti dan menghargai perbedaan pendapat.
Dengan demikian peran mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu
menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Siswa tersebut juga bisa
belajar watak dari orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan
dengan orang lain, dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya sendiri.

Pengertian Metode Pembelajaran Studi Kasus


Menurut Bogdan dan Bikien studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar
atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Surachrnad membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Sementara Yin memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-
cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti
berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan
sernua variabel yang penting.
 

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Studi Kasus


1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih
dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data
dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda
secara serentak;
3. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi
merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan
pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke
dalam tipologi.
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru
terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti
untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak
bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
1. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan
pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting.
 

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Studi


Kasus
Kelebihan Model Pembelajaran
Pendekatan studi kasus biasanya lebih fleksibel karena disainnya memang ditujukan untuk
mengeksplorasi suatu permasalahan. Berbeda dengan pendekatan yang didisain dengan
keinginan untuk menguji suatu teori atau hipotesa, dengan sifat eksploratif studi kasus,
memungkinkan si peneliti untuk lebih fleksibel menyesuaikan arah penelitiannya sesuai dengan
perkembangan kegiatan penelitiannya.

Pembelajaran yang Penekanan pada Pemahaman Konteks.


Usaha mencari tahu melalui studi kasus pendalaman pemahaman mengenai persoalan atau
kelompok orang tertentu. Ini mengarahkan pada terkumpulkanya informasi yang rinci atau detail
tentang persoalan atau kelompok orang yang menjadi focus kajian. Luaran dari studi seperti ini
adalah apa yang disebut thick description yakni deskripsi mendalam tentang suatu persoalan
atau kelompok orang dan segala konteks terkait permasalahan atau kelompok orang tersebut.
 
Kelemahan
1. Pembelajaran studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific
karena pengukurannya bersifat subjectif atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini
juga mempertanyakan validitas dari hasil penelitian studi kasus.
2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus,
maka mengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
3. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun jumlah orang yang
menjadi target kajian studi kasus sangat kecil, kemampuan generalisasi dari temuan pada
studi kasus adalah rend

Anda mungkin juga menyukai